BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi berbagai elemen masyarakat. Pariwisata dalam UU NOMOR 10 TAHUN 2009 pasal 1 ayat 4 didefinisikan “kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha”. Pariwisata juga dapat didefinisikan sebagai
kegiatan
menyediakan
jasa
pariwisata
dan
usaha-usaha
lain
yang berhubungan dengan pariwisata, seperti penyediaan obyek wisata dan daya tarik obyeknya, jasa pariwisata dan prasarana yang tersedia1. Pada pasal 4 disebutkan tujuan pariwisata adalah: Kepariwisataan bertujuan untuk: 1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi; 2. meningkatkan kesejahteraan rakyat; 3. menghapus kemiskinan; 4. mengatasi pengangguran; 5. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; 1
Pengertian dan definisi pariwisata http://carapedia.com/pengertian_definisi_pariwisata_info2112.html (Diakses 2 Juni 2012). 1
6. memajukan kebudayaan; 7. mengangkat citra bangsa; 8. memupuk rasa cinta tanah air; 9. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan 10. mempererat persahabatan antarbangsa. Bila dilihat dari aspek produk, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang sangat potensial dan sangat menarik, memenuhi unsur-unsur keindahan alam, keaslian, kelangkaan, keutuhan, keragaman kekayaan alam, sejarah dan budaya yang dapat dijadikan atraksi wisata. Yogyakarta adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Yogyakarta memiliki potensi-potensi wisata antara lain: posisi yang strategis yaitu berada di tengah pulau Jawa dimana menjadi jalur dari Jawa Barat menuju Jawa Timur dan sebaliknya. Kondisi topografi serta besaran area yang mendukung pengembangan kawasan wisata skala regional dengan tingkat promosi internasional, potensi view dan landscape di sekitar kawasan yang mendukung pengembangan fasilitas sebagai salah satu komponen utama penunjang pariwisata, kawasan yang strategis dengan tingkat pertumbuhan cepat. Sebagai kawasan historis budaya dengan potensi pariwisata, merupakan aset bangsa dengan arsitektur peninggalan kerajaan Hindu, merupakan cerminan nilai kekayaan bangsa pada masa lampau.
2
Nilai estetika ruang dapat berfungsi sebagai sarana rekreasi dan kota regional. Nilai sosial budaya, dari masyarakat dapat dipelajari nilai-nilai budaya yang terkandung dalam perwujudan candi-candi yang ada. Sedangkan dari nilai ekonomi, sebagai salah satu tujuan wisata nasional memiliki potensi ekonomi yang tinggi sampai pada skala intenasional. Dengan potensi-potensi diatas yang didukung dengan pengelolaan yang baik oleh para stakeholder serta didukung media promosi yang dapat mempromosikan Yogyakarta secara efektif sebagai kota pariwisata, tentu saja dapat mendukung pencapaian Yogyakarta sebagai tujuan wisata yang utama selain Jakarta dan Bali. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdiri dari beberapa kabupaten memiliki ciri khas masing-masing dalam bidang pariwisata. Namun, simbol pariwisata di provinsi DIY masih di Malioboro yang terletak di Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan provinsi juga sebagai sasaran kunjungan wisatawan jumlah wisatawan sendiri yang berkunjung ke Yogyakarta sebagai berikut:
3
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Yogyakarta Tahun
Wisatawan
Wisatawan
Jumlah wisatawan
Pertumbuhan
mancanegara
nusantara
2007
100,853
1,159,805
1,260,658
2008
263,056
1,490,656
1,753,712
39,1
2009
177,694
1,850,675
2,028,369
15,67
2010
207, 903
2,253,064
2,460, 967
21,32
2011
169.565
1,607,694
1,777,259
-27,7
2012
197.751
2.360.173
2,557,934
44
(%)
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
Berdasarkan data diatas, dapat kita lihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2007 di kota Yogyakarta berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta sejumlah 1.260.658 orang. Jumlah kunjungan tersebut terbagi atas 1.159.805 (92%) wisatawan domestik dan 100.853 (8%) wisatawan mancanegara. Pada tahun 2011 terjadi penurunan jumlah wisatawan, hal ini dikarenakan
adanya
bencana
Gunung
Merapi
yang
melanda
Yogyakarta
menyebabkan turunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Akan tetapi angka-angka tersebut meningkat pada akhir tahun 2011 dimana total wistawan 4
yang berkunjung ke Kota Yogyakarta adalah 2.557.934 wisatawan. Pertumbuhan jumlah wisatawan paling besar terjadi pada tahun 2011 - 2012 dimana terjadi kenaikan sebesar 44 % . Dengan melihat angka jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta cukup tinggi dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terlepas dari adanya bencana di sekitar Yogyakarta, maka pariwisata merupakan sebuah peluang yang sangat menjanjikan. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki berbagai jenis destinasi wisata. Museum, adalah salah satu jenis destinasi wisata yang dapat menjadi pilihan untuk dikunjungi ketika berada di Yogyakarta. Museum yang terdapat di Yogyakarta dapat dalam bentuk sebuah artefak peninggalan masa lalu, maupun museum yang memang dibangun untuk tujuan pariwisata. Kemenarikan dari sebuah museum terletak pada atraksi yang mempertunjukan sebuah skenario budaya pada masa lalu bagi mereka yang peduli terhadap benda cagar budaya (benda antik) atau para wisatawan yang membutuhkan pengalaman budaya lain yang belum pernah dijumpai. Selain itu, sajian artefak atau benda cagar budaya yang memiliki nilai konstekstual dan keilmuan tertentu juga menjadi sebuah daya tarik khusus. Nilai-nilai itu dapat memberikan pengalaman baru terutama kepada wisatawan yang ingin menyaksikan keaslian seperti yang pernah dilihat dalam skenario pemberitaan dunia.
5
Di dalam museum, artefak benda cagar budaya disimpan dan dipamerkan sebagai bahan yang dapat dipelajari atau diteliti. Benda dalam museum memberi gambaran tentang kehidupan budaya yang berlangsung pada masa kini. Museum pada dasarnya adalah institusi yang bertugas mengumpulkan, merawat, memamerkan, dan mengungkapkan koleksi yang berupa objek natural dan budaya (Baxi dan Dwivedi, 1973). Salah satu destinasi wisata museum dan monumen di Yogyakarta adalah Monumen Yogya Kembali. Monumen Yogya Kembali atau Monjali adalah sebuah destinasi wisata yang terletak di Kabupaten Sleman. Monumen Yogya Kembali didirikan pada tanggal 29 Juni 1985 dengan peletakan batu pertama monumen setinggi 31,8 meter oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. MonumenYogya Kembali sebagai bangunan yang menceritakan sejarah perjuangan masyarakat Yogyakarta dalam mempertahankan kemerdekaan pasca proklamasi. Monumen Yogya Kembali merupakan sebuah monumen yang berbentuk kerucut yang dibangun pada tanggal 6 Juli 1989. Pembukaannya diresmikan oleh Presiden Suharto dengan penandatanganan Prasasti. Makna dari bangunan Monumen Yogya Kembali yang terletak di Dusun Jongkang, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kapubaten Sleman ini berbentuk gunung, yang menjadi perlambang kesuburan juga mempunyai makna melestarikan budaya nenek moyang pra sejarah. Peletakan bangunan pun mengikuti budaya Yogya, terletak pada sumbu imajiner yang menghubungkan Merapi, Tugu, Kraton, Panggung Krapyak dan Parang 6
Tritis2.MonumenYogya Kembali yang nilai-nilainya terkait erat dengan sejarah dan kebudayaan kota Yogyakarta memungkinkan bangunan ini dimanfaatkan sebagai museum sejarah dan budaya. Monumen Yogya Kembali menjadi salah satu tujuan wisata, bagi wisatawan yang berkunjung ke provinsi Yogyakarta. Monumen Yogya Kembali merupakan sebuah bangunan untuk mengenang perjuangan masyarakat Yogyakarta dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945-1949. Perjuangan masyarakat Yogyakarta pada tahun ini dipimpin oleh jendral Soedirman dan mantan presiden Soeharto. Atraksi wisata yang ditawarkan dari Monumen Yogya Kembali pun sebagian besar menceritakan perjuangan jendral Soedirman dan mantan presiden Soeharto dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam kunjungan wisatawan terjadi naik turunnya jumlah pengunjung destinasi wisata Monumen Yogya Kembali dari tahun ke tahun, berikut ini data kunjungan wisatawan ke Monumen Yogya Kembali:
2
Monument Yogya Kembali http://www.yogyes.com/id/Yogyakarta-tourismobject/museum-and-Monument/monjali/ (diakses 2 Juni 2012 pukul 22:18) 7
Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Monumen Yogya Kembali Jumlah Kunjungan Wisatawan Monumen Yogya Kembali No
Tahun
Jumlah
1.
2001
334,380
2.
2002
274,294
3.
2003
262,088
4.
2004
263,955
5.
2005
271,105
6.
2006
167,567
7.
2007
218,190
8.
2008
251,466
9.
2009
279,493
10.
2010
278,484
11.
2011
261,337
12
2012
336,382
Sumber : Data Pengelola Monumen Yogya Kembali Dari data diatas menunjukan bahwa tren fluktuasi kunjungan wisatawan dalam 11 tahun terakhir cukup fluktuatif. Dari tahun 2001 dengan jumlah kunjungan sebesar 334.380 orang menurun sampai tahun 2003 sebesar 262.088 orang, kemudian tahun 2004 sampai tahun 2005 terjadi kenaikan menjadi 271.105 orang. Akan tetapi tahun 2006 terjadi sebuah penurunan yang sigbifikan menjadi 167 orang, baru kemudian tahun 2007 sampai 2008 terjadi kenaikan menjadi 251.466 orang. Pada tahun 2010 ke 2011 terjadi penurunan pengunjung dari 278.484 turun menjadi 261.337, terjadi kenaikan pengunjung pada tahun 2012 menjadi 336.382. Naik turunnya wisatawan Monumen Yogya Kembali ini merupakan salah satu gambaran 8
kinerja destinasi wisata Monumen Yogya Kembali. Kinerja dari destinasi wisata Monumen Yogya Kembali dipengaruhi oleh berbagai faktor di dalamnya. Faktorfaktor dalam destinasi wisata Monumen Yogya Kembali memiliki pengaruh terhadap kinerja destinasi wisata. 1.2
Rumusan Masalah Setelah dipaparkan dalam latar belakang masalah diatas maka masalah
yang diangkat adalah : “Faktor-faktor apa yang mempengaruhikinerja destinasi wisata Monumen Yogya Kembali?” 1.3
Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari adanya penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
destinasi
wisata
Monumen Yogya Kembali 2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang berpengaruh besar terhadap destinasi wisata Monumen Yogya Kembali 3. Memberikan saran terhadap pihak-pihak terkait dalam pengembangan destinasi wisata Monumen Yogya Kembali
9
1.4
Manfaat a) Bagi Ilmu Pengetahuan Bagi ilmu pengetahuan adalah dapat menjelaskan bagaimana pengembangan pariwisata dengan berbagai pihak melalui kerjasama. Serta dapat menjawab pertanyaan
bagaimana pengelolaan destinasi wisata untuk menarik
wisatawan baik lokal maupun mancanegara b) Bagi Civitas Akademika Bidang Manajemen dan Kebijakan Publik Memberikan tambahan referensi bagi civitas akademika bidang Manajemen dan
Kebijakan
Publik
tentang
kegiatan
penelitian
kepariwisataan
Yogyakarta. c.) Bagi pemerintah Provinsi Yogyakarta Memberikan
informasi
mengenai
pengembangan
objek
pariwisata,
khususnya pengembangan wisata cagar budaya seperti museum. d.) Bagi Pembaca Menambah informasi bermanfaat bagi pembaca yang ingin melakukan penelitiantentang pariwisata cagar budaya seperti museum di Yogyakarta yang erat kaitannya dengan dunia pariwisata.
10
e.) Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah modal maupun gambaran bagi penulis
untuk
menambah
pengetahuan
dalam
bidang
pengelolaan
kepariwisataan maupun mengenai pengelolaan pariwisata cagar budaya seperti museum dan pengembangan pariwisata yang bekerjasama dengan pihak swasta.
11