BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah Allah SWT yang harus dijaga dan dibina, hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Jika dibiasakan pada kejahatan dan dibiarkan seperti dibiarkannya binatang, ia akan celaka dan binasa. Sedangkan memeliharanya adalah dengan upaya pendidikan dan mengajarinya akhlak yang baik. Keluarga sebagai institusi atau lembaga pendidikan ( non formal ) merupakan tempat pendidikan anak paling awal dan yang memberikan warna dominan bagi anak. Maka kedua orang tuanyalah yang memiliki peran besar untuk mendidik anak agar tetap dalam jalan yang sehat dan benar atau dibiarkan tersesat ke jalan yang salah. Seperti dalam hadits riwayat Bukhari yang berbunyi:
ْ َِلً ْالف ) فَأ َ بَ َىاهُ يُهَ ِّىدَا نِ ِو أَوْ يُنَصِّ َرانِ ِو أَوْ يُ َمجِّ َسا نِ ِو (رواه البخاري، ط َر ِة َ ُكلُّ َمىْ لُىْ ٍد يُىْ لَ ُذ ع Artinya: “Setiap anak dilahirkan diatas fitrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (Hadits riwayat Bukhari).1 Dari hadits ini dapat dipahami, bahwa awal pendidikan anak terletak pada orang tua, yakni ayah dan ibu. Proses awal ini dapat menjadi ukuran anak akan menjadi baik atau buruk karena orang tuanya. Dengan demikian, dapat kita ketahui begitu pentingnya peran orang tua dalam membentuk kepribadian anak di masa yang akan datang.
1
Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut : Dar Ahya Al-Turarts Al-Arabiy,tt), hlm. 125.
1
2
Hal tersebut juga disebutkan dalam Alqur’an Al-Karim Surat Luqman ayat : 16 yang berbunyi :
Artinya: (Luqman berkata) "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui. ( Luqman : 16 ).2 Pada hakekatnya keluarga merupakan pusat pendidikan yang paling utama dari pada pendidikan formal, karena dalam keluarga mula-mula anak memperoleh bimbingan dan pendidikan dari orang tua serta dalam lingkungan keluarga itulah seorang anak dan remaja menghabiskan waktunya dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan seorang anak seringkali dianggap perkara biasa, anggapan ini merupakan anggapan yang salah karena sopan santun merupakan dasar untuk menjadi umat beradab, sangat perlu diajarkan sejak usia dini. Pembentukan karakter seseorang pada dasarnya sudah dimulai sejak dalam kandungan, dan akan terus berkembang. Dalam hal ini anak usia sekolah dasar, lebih cenderung mudah menangkap dan memvisualisasikan apa yang dilihat dan didengarnya. Serta atmosfer yang sarat dengan rasa saling mencintai dalam kehidupan anak merupakan faktor penting dalam
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, Edisi Khat Madinah, (Bandung : Syamil Cipta Media, 2005) hlm. 412.
3
membentuk kematangan kepribadiannya, dan ia merasa damai, percaya diri, dan bahagia.3 Dipesankan Rasul bahwa bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, yaitu dorongan untuk mengabdi kepada penciptanya. Namun benar tidaknya cara dan bentuk pengabdian yang dilakukan sepenuhnya tergantung dari kedua orang tua masing-masing. Pernyataan ini menunjukkan bahwa dorongan keberagamaan merupakan faktor bawaan manusia. Apakah nantinya setelah dewasa seseorang akan menjadi penganut agama yang taat, sepenuhnya tergantung dari pembinaan nilai-nilai agama oleh kedua orang tua. dalam kaitan dengan kepentingan ini pula terlihat peran strategis dan peran sentral keluarga dalam meletakkan dasar keberagamaan bagi anak-anak.4 Melalui fungsi religius keluarga diharapkan dapat berperan sebagai lembaga sosialisasi nilai-nilai moral agama, seperti tentang persamaan, keadilan, kemanusiaan, kepeduliaan terhadap sesama, yang akan mendasari setiap perilaku anak. Melalui fungsi tersebut dikenalkan ajaran tauhid, etika halal dan haram serta berbagai ketentuan hukum. Anak-anak juga dikenalkan dan dibiasakan melaksanakan ritual keagamaan (ibadah), khususnya sholat lima waktu.5 Pengamalan ibadah pada anak dalam keluarga merupakan pemberian sejumlah pengetahuan ibadah keagamaan dengan berbagai teori keagamaan dan lebih ditekankan pada praktek kehidupan sehari-hari. Lingkungan 3
M. Ustman Najati, Belajar EQ dan SQ dari Sunah Nabi, (Jakarta : Hikmah, 2002), hlm.
90. 4
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 69. Fuaduddin, Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender, 1999), hlm. 7. 5
4
keluarga yang dilandasi dengan ajaran dan norma agama, sehingga hasilnya pengamalan ibadah akan melekat dalam pribadi anak. Dalam bentuk sederhana, keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Dua komponen pertama, ayah dan ibu dapat dikatakan sebagai kompoinen yang sangat menentukan kehidupan anak.6 Dalam hal yang baik ini adanya kewajiban orang tua untuk menambah pentingnya memberi support kepribadian yang baik bagi anak yang masih muda dan mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocok dilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berperilaku sopan santun dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya orang tua bisa dengan mengajarkan agar anak dapat berbakti kepada orang tua, menjalankan ibadah sholat lima waktu, puasa ramadhan, dan mengerjakan amal ibadah lainnya yang diperintah Allah. Peran orang tua sebagai peletak dasar-dasar pendidikan moral agama dan
akhlak
dilingkungan
keluarga
memang
demikian
menentukan.
Pemahaman ibadah sangat bergantung dari sikap dan pelakuan orang tua dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak. Tentunya bukanlah hal yang mudah bagi para orang tua untuk mengembangkan pengamalan ibadah anak terutama pada anak usia sekolah dasar. Dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan strategi-strategi yang tepat dari orang tua agar pengamalan ibadah pada diri anak dapat berkembang dengan baik.
6
Fuaduddin, Op.Cit., hlm. 6.
5
Peranan orang tua sangat berpengaruh sekali dalam mendidik anakanaknya terutama sekali dalam pendidikan agama islam. Anak bagian dari masyarakat yang dipundaknya terpikul beban pembangunan dimasa mendatang, dan juga sebagai generasi penerus dari yang tua-tua, maka dari itu orang tua harus lebih memperhatikan dan selalu membimbing dan mendidik dengan baik, sehingga tercapailah baginya kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Untuk mengantisipasi hal ini, maka Allah mengingatkan kepada orang tua agar mempertahankan keturunannya sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nisa ayat 9, yang isinya mengingatkan kepada orang tua agar tidak meninggalkan anak mereka dalam keadaan lemah. Lemah disini maksudnya adalah lemah dalam segala aspek kehidupan seperti lemah mental, psikis, pendidikan, ekonomi terutama lemah iman. Anak yang lemah iman akan menjadi generasi yang tidak memiliki kepribadian. Jadi semua orang tua harus memperhatikan semua aspek perkembangan anaknya baik itu dari segi perhatian, kasih sayang, pendidikan mental, maupun masalah aqidah atau keimanannya. Maka bertaqwalah kepada Allah, para orang tua, berlaku lemah lembutlah kepada anak, karena dengan berperilaku lemah lembut sangat membantu dalam menanamkan pengamalan ibadah pada anak sebab anak itu besarnya nanti ditentukan bagaimana cara-cara orang tua mendidik dan membesarkannya. Di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu Desa yang mempunyai pengamalan ibadah yang tinggi.
6
Anak selalu semangat dalam hal beribadah dan mengaji. Tapi dalam peranannya orang tua terhadap perkembangan pengamalan ibadah anak ada yang baik meskipun orang tuanya sibuk dengan pekerjaanya, ada pula yang kurang memperhatikan pengamalan ibadah anak ketika disibukkan oleh pekerjaannya yang harus segera di selesaikan. Jadi anak kadang merasa kurang diperhatikan oleh orang tuanya. Akibatnya meskipun anak sudah semangat dalam beribadah tapi peranan orang tua kurang, anak menjadi tidak baik dalam berakhlakul karimah. Orang tua hendaknya lebih memperhatikan dan selalu membimbing dan mendidik anak dengan baik, sehingga tercapailah baginya kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud untuk mengkaji lebih mendalam dan melakukan penelitian dengan judul “Peranan Orang Tua dalam Mengembangkan Pengamalan Ibadah Anak dalam Keluarga di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan”. Adapun alasan-alasan yang melatar belakangi pengambilan judul adalah sebagai berikut : 1. Pengamalan ibadah adalah proses pengajaran, pelatihan dan bimbingan dalam pengamalan ibadah khusus sebagai contoh dapat dikemukakan ibadah sholat yang meliputi pengajaran bacaan dan kifayat sholat dan pembinaan disiplin dalam melakukan sholat. 2. Peranan orang tua adalah peranan yang sangat berpengaruh terhadap karakter anak, besar kecilnya dukungan yang diberikan orang tua akan sangat mempengaruhi karakter psikologis sang anak dalam bertindak nantinya.
7
3. Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan adalah salah satu desa yang mempunyai pengamalan ibadah yang tinggi dan termasuk lokasi tempat tinggal penulis, sehingga mempermudah dalam penelitian.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan dasar pemikiran tersebut diatas, penulis
mengambil
judul
MENGEMBANGKAN KELUARGA
DI
“PERANAN
PENGAMALAN
DESA
ORANG IBADAH
KEMASAN
TUA
DALAM
ANAK
DALAM
KECAMATAN
BOJONG
KABUPATEN PEKALONGAN” dengan rumusan masalah : 1. Bagaimana peranan orang tua dalam keluarga di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan? 2. Bagaimana peranan orang tua dalam mengembangkan pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan? 4. Langkah-langkah apa saja dalam mengembangkan pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan? Untuk memberikan pemahaman secara utuh terhadap susbtansi penelitian, terlebih dahulu penulis memberikan penjelasan dan batasan masing-masing yang terdapat di dalam judul. Adapun istilah-istilah yang dipandang perlu mendapatkan penegasan adalah :
8
1. Peranan Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, peranan berarti bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan, fungsi utama.7 2. Orang tua Menurut WJs. Poerwadarminta, orang tua adalah orang tua yang sudah tua, Ibu bapak, orang yang dianggap tua (cerdik pandai kampung) yang penulis maksud adalah “Ibu dan Bapak”.8 3. Mengembangkan Mengembangkan berasal dari kata dasar kembang, mendapat imbuhan awalan me- dan akhiran kan, yang berarti jadi bertambah sempurna pikiran dan pengetahuan.9 4. Pengamalan Ibadah Pengamalan ibadah adalah proses pengajaran, pelatihan dan bimbingan dalam pengamalan ibadah khusus sebagai contoh dapat dikemukakan ibadah sholat yang meliputi pengajaran bacaan dan kifayat sholat dan pembinaan disiplin dalam melakukan sholat.10 5. Anak WJs. Poerwadarminta berpendapat bawa anak adalah turunan yang kedua, yang penulis maksud turunan yang dihasilkan oleh pasangan laki-
7
Departemen Pendidikan dan Kebudayakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), hlm. 667. 8 WJs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1982), hlm. 688. 9 Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : Karya Agung, 2005), hlm. 352. 10 Imam Suraji, Etika dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits, (Jakarta: PT. Al Husna Baru, 2006), hlm. 38.
9
laki dan perempuan yang diikat dalam lembaga perkawinan yang disebut suami-istri.11 6. Keluarga Keluarga adalah (kaum) sanak saudara, orang seisi rumah.Yang penulis maksud adalah rumah tangga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.12
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui peranan orang tua dalam keluarga di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. 2. Untuk mengetahui peranan orang tua dalam mengembangkan pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam mengembangkan pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan.
D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis a. Dapat menambah dan memperkaya khazanah keilmuan dalam dunia pendidikan. 11 12
WJs. Poerwadarminta, Op. Cit., hlm. 38. Ibid., hlm. 471.
10
2. Kegunaan Praktik a.
Menambah wawasan penulis dalam menekuni bidang pendidikan terutama pada pendidikan agama islam.
b.
Berguna untuk memperdalam tentang peranan orang tua dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak dalam keluarga di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan.
E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teori Pada bagian ini penulis melakukan sintesis terhadap teori yang relevan, agar diperoleh legitimasi konseptual terhadap variabel yang akan diteliti. Unsur-unsur teori hendaknya tampak secara jelas seperti definisi, asumsi, hubungan antara variabel dan daya penjelas terhadap masalah yang akan diteliti.13 Pendidikan keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenalkan kepada anak atau dapat dikatakan bahwa seorang anak itu mengenal sosial pertama-tama di dalam lingkungan keluarga.14 Pengamalan berasal dari kata “amal” yang berarti perbuatan baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama Islam). Sedangkan
13
STAIN Pekalongan, Panduan Penyelenggaraan Pendidikan, (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2003), hlm. 46. 14 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta,1991), hlm. 90.
11
pengamakan, pelaksanaan, penerapan, perbuatan menunaikan (kewajiban, tugas).15 Menurut Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy dalam bukunya berjudul “Kuliah Ibadah” menjelaskan bahwa ibadah menurut bahasa artinya taat, menurut, mengikut, tunduk yang setinggi-tingginya, dan doa. Sedangkan beribadah menurut pengertian tasawuf terbagi menjadi tiga yaitu: a.
Beribadah kepada Allah karena mengharap benar akan memperoleh pahala-Nya atau karena takut akan siksa-Nya.
b.
Beribadah kepada Allah karena memandang bahwa ibadah itu perbuatan yang mulia jiwanya.
c.
Beribadah kepada Allah karena memandang bahwa Allah berhak disembah dengan tidak memperdulikan apa yang akan diterima atau diperoleh dari pada-Nya.16 Menurut Syaikh Hasan Ayyub dalam buku yang berjudul “Fiqih
Ibadah” menjelaskan bahwa shalat adalah merupakan salah satu kewajiban yang disyariatkan oleh Allah kepada hamba-Nya yang beriman. Shalat yang wajib adalah shalat lima waktu yang harus ditunaikan oleh setiap muslim selama sehari semalam. Shalat merupakan rukun terpenting diantara rukun-rukun Islam yang lainnya.17
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 34. 16 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah ditinjau dari Segi Hukum dan Hikmah, (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 2000), hlm. 1-4. 17 Syaikh Hasan ayyub, Fikih Ibadah, (Jakarta : Pustaka Al-kautsar, 2004), hlm. 127.
12
Shalat juga merupakan ibadah yang dapat membawa manusia sangat dekat kepada Allah SWT. Di dalam shalat ada dialog antara manusia dengan Allah. Dialog itu berlaku antara dua pihak yang saling berhadapan. Shalat yang dilakukan sebenar-benarnya mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi orang tua (Bapak dan Ibu) mempunyai peranan lebih untuk mengembangkan pengamalan ibadah anaknya. Karena keluarga adalah tempat pertama anak mengenal tentang pendidikan untuk mengantarkan anak kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam skripsi karya Nur Alfiah Salmah NIM 202109117 tahun 2013 dengan judul Pola asuh single Parent dalam Membiasakan Pengamalan Ibadah pada Anak di kelurahan Krapyak Kidul Kecamatan Pekalongan Utara di jelaskan bahwa penerapan pola asuh single parent di Kelurahan Krapyak Kidul Pekalongan Utara itu di domonasi demokratis dengan menekankan pada aspek memberikan nasehat, memberikan contoh, membiasakan dengan ajakan, mendisiplinkan, memahami kebutuhan anak. Lalu otoriter dengan pemaksaan terhadap anaknya, memarahi dan memberi hukuman. Permisif single parent tersebut malah memberikan kebebasan penuh terhadap anaknya, dan tidak ada yang menerapkan pola asuh yang melantarkan (neglegtful), maka mampu membiasakan pengamalan ibadah pada anak, dikarenakan pola asuh yang diterapkan para single parent yang ada di Kelurahan Krapyak mampu menjadikan stimulus agar anak dapat memberikan respon berupa pembiasaan pengamalan ibadah, pada kehidupan sehari-hari mereka dapat membiasakan sholat lima
13
waktu dan puasa ramadhan, meskipun ada yang masih dalam tahap belajar.18 Sedangkan dalam skripsi Nuruddin yang berjudul “Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam ibadah shalat (dalam kajian pendapat M. Fauzi Rachman)” menjelaskan bahwasanya shalat itu mendidik manusia untuk ikhlas beramal, mengikis sifat sombong dalam jiwa, merenungkan dosa dan taubat, senantiasaberdzikir kepada Allah, melahirkan sikap karya yang positif, mendorong seseorang menjadi orang yang terpuji, bersikap dan berbuat baik kepada siapapun, berkepribadian rahmat dan kasih sayang, hormat kepada sesame manusia, tawadlu’, pemurah dan pemaaf, meneladani Nabi dalam kehidupannya, memberi rasa aman dan damaikepada sesame makhluk.19 Adapun perbedaan dengan penelitian ini dengan kedua penelitian di atas dengan penelitian yang akan penulis lakukan terletak pada fokus masalah yang akan diteliti dan lokasi penelitiannya. Kedua penelitian di atas memfokuskan masalah pada pengamalan ibadah shalat lima waktu dengan baik. Sedangakan penulis memfokuskan masalah pada peranan orang tua dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak dalam keluarga di Desa Kemasan Kecamatan Bojong.
18
Nur Alfiah salmah, “Pola asuh single Parent dalam Membiasakan Pengamalan Ibadah pada Anak di kelurahan Krapyak Kidul Kecamatan Pekalongan Utara”, Skripsi, (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2013), hlm. 9. 19 Nuruddin, “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Ibadah Shalat Kajian Pendapat M. Fauzi Rachman”, Skripsi, (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2008), hlm . 10.
14
2. Kerangka Berfikir Kerangka suatu teori merupakan penjelasan sementara dari gejala yang menjadi objek yang diteliti dan kriteria teori itu dapat meyakinkan sesama peneliti atau ilmuan lain dengan pola pikir logis. Hal ini berhubungan dengan teori hasil telaah pustaka. 20 Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian diatas, maka dapat dibangun suatu kerangka berfikir sebagai berikut : Pendidikan agama yang diberikan dalam keluarga idealnya mampu memberikan pengaruh terhadap pengamalan ibadah anak, sehingga terdapat korelasi dalam mengamalkan ibadah sehari-hari anak. Karena dengan pemberian pendidikan agama dalam keluarga di harapkan anak memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keyakinan akan agama yang dianutnya sehingga menimbulkan kesadaran beragama dengan selalu melaksanakan ibadah sebagaimana yang telah diperintahkan.
Peranan Orang Tua dalam Keluarga
20
Intensitas Pengamalan Ibadah Anak
Kholid Marbuko dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hlm. 60-61..
15
F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang menekankan analisinya pada data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan catatan, serta buku-buku yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian.21 b. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di kancah atau tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.22 Lokasi penelitian ini adalah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. 2. Sumber Data a. Sumber Data Primer Yaitu data yang diambil dari sumber pertama langsung dari objek yang diselidiki.23 Sumber data primer dalam penelitian adalah orang tua dan anak Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan.
21
Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 61. 22 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 5. 23 Cholil Narbuko, Metodologi Riset, (Semarang : IAIN Press, 1980), hlm. 78.
16
b. Sumber Data Sekunder Yaitu sumber data yang diambil atau didapat dari sumber yang kedua, tidak langsung diselidiki.
24
Sumber data sekunder dari
penelitian ini adalah buku-buku ilmiah, karya-karya ilmiah, ataupun bahan perpustakaan lain yang berkaitan dengan pembahasan skripsi sebagai bahan rujukan. 3. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Metode wawancara juga disebut interview, yaitu sebuah dialog atau tanya jawab yang dilakukan oleh interviewer untuk memperoleh informasi dari wawancara tersebut.25 Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan orang tua dan anak Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. b. Observasi Metode observasi adalah pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.26 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, letak geogarafis, orang tua, anak dan data yang berkaitan dengan peranan orang tua dalam mengembangkan pengamalan ibadah 24
Ibid., hlm. 71. Muhammad Ali, Strategis Penelitian pendidikan, (Bandung : Aksara, 1992), hlm. 31. 26 Tristiadi Ardi, Observasi dan Wawancara, (Malang :Bayu Media, 2004), hlm. 17. 25
17
anak dalam keluarga di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. 4. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke bentuk yang mudah dibaca. Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti perlu di pecah-pecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi, dan diproses sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah. 27 Analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif deskriptif dalam mengumpulkan dan penafsirannya.
G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah memahami masalah yang akan dibahas, maka penulis menyusun sistematika skripsi sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Peranan Orang Tua dalam Mengembangkan Pengamalan Ibadah Anak dalam Keluarga terdiri dari dua subbab, subbab pertama peranan orang tua meliputi pengertian orang tua, peranan orang tua dalam keluarga, dan peran keluarga dalam proses pendidikan. Dan subbab kedua pengamalan ibadah meliputi pengertian pengamalan ibadah, macam - macam pengamalan
27
Mohammad Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 405.
18
ibadah, keutamaan pengamalan ibadah, tujuan pengamalan ibadah, faktor faktor yang mempengaruhi pengamalan ibadah dan langkah - langkah dalam mengembangkan pengamalan ibadah. Bab III Peranan Orang Tua dalam Mengembangkan Pengamalan Ibadah Anak dalam Keluarga di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, terdiri dari dua subbab, subbab pertama yaitu gambaran umum Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, meliputi letak geografis Desa Kemasan, keadaan penduduk (jumlah penduduk, mata pencaharian penduduk, kondisi ekonomi penduduk), sarana dan prasarana Desa, struktur organisasi pemerintah Desa Kemasan. Dan subbab kedua meliputi peranan orang tua dalam keluarga di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, peranan orang tua dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, faktor - faktor yang mempengaruhi pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, dan langkah - langkah dalam mengembangkan pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Bab IV Analisis Peranan Orang Tua dalam Mengembangkan Pengamalan Ibadah Anak dalam Keluarga di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, meliputi analisis peranan orang tua dalam keluarga di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, analisis peranan orang tua dalam mengembangkan pengamalan ibadah anak di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, analisis faktor -
19
faktor yang mempengaruhi pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, dan analisis langkah - langkah dalam mengembangkan pengamalan ibadah di Desa Kemasan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. BAB V Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.