Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam melakukan kegiatan perekonomian, perusahaan membutuhkan modal atau dana dengan jumlah yang besar dengan tujuan perusahaan dapat melakukan kegiatan operasi utamanya. Menurut (Gitman, 2012), terdapat dua tipe modal yaitu debt capital dan equity capital. Sehubungan dengan hal tersebut, hutang (obligasi, surat hutang) yang tergabung dalam debt capital, saham biasa dan opsi yang tergabung dalam equity capital diperdagangkan dalam pasar modal (Security Exchange Act of 1934). Di mana pengertian pasar modal menurut Sunaryah (2010) adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar seperti saham, obligasi dengan memakai jasa perantara pedagang efek. Husnan (2009) juga menyatakan bahwa Pasar Modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, dikarenakan pasar modal menjalani fungsi ekonomi sekaligus fungsi keuangan. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling diminati. Saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, investasi jenis saham banyak dipilih oleh investor karena mampu memberikan
Universitas Kristen Maranatha
1
Bab I Pendahuluan
tingkat keuntungan yang menarik. Harga saham menurut (Jogiyanto, 2011) adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. Pada beberapa tahun lalu (2008-2010) pasar modal di Indonesia mengalami perubahan yang cukup signifikan, kejadian ini ditunjukkan oleh tren Indeks Harga Saham Gabungan yang mengalami penurunan bermula dari pertengahan tahun 2008 dan kemudian terus mengalami peningkatan hingga pada akhir tahun 2010. IHSG merupakan indikator pergerakan harga saham dari seluruh perusahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencakup pergerakan harga saham biasa dan preferen.
IHSG 4000 3000 2000 IHSG
1000 Nov-10
Sep-10
Jul-10
May-10
Mar-10
Jan-10
Nov-09
Sep-09
Jul-09
May-09
Mar-09
Jan-09
Nov-08
Sep-08
Jul-08
May-08
Mar-08
Jan-08
0
Sumber: www.finance.yahoo.co.id (diolah) Gambar 1.1 Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 2008-2010
Universitas Kristen Maranatha
2
Bab I Pendahuluan
Berdasarkan fenomena di atas, Boedie, Weston dan Brigham (1993) dalam penelitian Utami dan Rahayu (2003) menyatakan harga saham dipengaruhi oleh (1)profitabilitas; (2)suku bunga; (3)inflasi; dan (4)nilai tukar. Dalam penelitian Nurmalasari (2004) terdapat pengaruh positif antara profitabilitas terhadap harga saham secara simultan. Pasaribu (2008) menemukan faktor fundamental (growth, profitability, leverage, liquidity, and efficiency) secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap harga saham pada beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam BEI. Hamid (2008) menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara suku bunga deposito terhadap harga saham. Avonti dan Prawoto (2004) dalam penelitiannya dengan menggunakan analisis regresi di mana nilai Sign.T lebih kecil daripada 0,05% menunjukkan bahwa suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham. Bahmani-Oskooee dan Sohrabian (1992) menyatakan bahwa hubungan antara nilai tukar dan harga saham sangatlah minim dan beberapa studi telah berpendapat bahwa nilai tukar tidak menimbulkan pengaruh atas harga saham. Namun Aggarwal (1981) menemukan bahwa perdagangan tertimbang nilai tukar dollar mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap harga saham yang mengindikasikan terjadinya revaluasi atas dollar U.S. meningkatkan harga saham. Efni (2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI. Namun, Razy (2006) menemukan bahwa tingkat
Universitas Kristen Maranatha
3
Bab I Pendahuluan
inflasi dan produk nasional bruto sebagai variable independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sebagai variable dependen di bursa pasar dalam industri tekstil. Selain keempat faktor yang diutarakan Boedie, Weston, dan Brigham dalam penelitian Utami dan Rahayu (2003), Kumar dan Sehgal (2004) juga menyatakan bahwa karakteristik naik turunnya harga saham perusahaan dipengaruhi oleh adanya faktor pasar, Bankz (1981) dan Cook dan Roseff (1981) dalam penelitian Kumar dan Sehgal (2004) berpendapat bahwa ukuran perusahaan (company size) merupakan atribut pasar perusahaan, sehingga ukuran perusahaan bisa ditetapkan sebagai salah satu faktor yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga saham. Penelitian yang telah dilakukan Pambudi (2010) sejalan dengan pendapat yang telah diutarakan oleh Bankz (1981) dan Cook dan Roseff (1981) di mana penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Risiko Perusahaan, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” hasilnya menyebutkan bahwa ukuran perusahaan dengan proksi total asset berpengaruh signfikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan. Berdasarkan hasil berbagai studi dan penelitian terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham di atas, disimpulkan bahwa profitabilitas dan tingkat suku bunga konsisten dalam mempengaruhi harga saham, sedangkan untuk tingkat inflasi dan nilai tukar masih terdapat hasil penelitian yang tidak konsisten. Berdasarkan Gambar 1.2 peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkat inflasi dan nilai tukar U.S. Dollar yang sama dengan periode pada Gambar 1.1. Di mana IHSG (Gambar 1.1), tingkat inflasi (Gambar 1.2) dan nilai tukar U.S. Dollar (Gambar 1.3).
Universitas Kristen Maranatha
4
Bab I Pendahuluan
Dari ketiga gambar ini peneliti menemukan terdapat kemungkinan adanya hubungan yang saling terkait antara tingkat inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap U.S. Dollar terhadap harga saham. Hal ini dilihat pada periode 2008 – 2009 saat tingkat inflasi meningkat hingga sekitar 12% dan nilai tukar U.S. Dollar mengalami peningkatan hingga Rp 13.000/ 1 US$, pada saat itu juga IHSG mengalami penurunan hingga pada harga RP 1.200. Fenomena ini juga menimbulkan rasa keingintahuan bagi peneliti, dengan menurunnya IHSG mengindikasikan hampir seluruh perusahaan dengan ukuran dan jenis apapun mengalami penurunan harga saham, dengan demikian apakah ukuran perusahaan dengan proksi Total asset yang lebih besar memiliki kemampuan mempertahankan penurunan harga saham dan mendorong peningkatan harga saham melalui pemanfaatan asset yang dimiliki dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki Total asset lebih kecil. Penelitian ini akan mengambil sampel pada bidang manufaktur pada periode 2008-2011. Variabel yang digunakan adalah Ukuran Perusahaan dengan proksi Total asset, Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah terhadap U.S. Dollar dan Harga Saham. Tujuan pemilihan tahun penelitian untuk mendapatkan hasil atas periode di mana terjadi gejolak yang signifikan serta keadaan setelahnya untuk mendapatkan data yang akurat. Sedangkan alasan memilih perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan usaha yang berkembang pesat dan memiliki ruang lingkup yang luas. Total Asset digunakan sebagai proksi atas Ukuran Perusahaan sebagaimana yang dinyatakan Wuryatiningsih (2002) dalam Sudarmadji dan Sularto (2007) bahwa total asset merupakan ukuran yang relatif lebih stabil dibandingkan dengan ukuran lain dalam mengukur ukuran perusahaan. IDR (Indonesian Rupiah)
Universitas Kristen Maranatha
5
Bab I Pendahuluan
dipilih sebagai mata uang utama karena objek penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang berada di Indonesia. U.S Dollar dipilih untuk digunakan sebagai nilai tukar pembanding sebagaimana penelitian-penelitian terdahulu menggunakan U.S Dollar dalam menjawab masalah-masalah ilmiah terkait nilai tukar.. Atas dasar berikut akan dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dengan judul “ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN , TINGKAT INFLASI, NILAI KURS RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2008-2011)”.
Gambar 1.2 Tingkat Inflasi di Indonesia Periode 2008-2010
Universitas Kristen Maranatha
6
Bab I Pendahuluan
Gambar 1.3 Nilai Tukar Rupiah terhadap U.S. Dollar periode 2008-2010 1.2
Perumusan masalah
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, peneliti bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai kemampuan Ukuran Perusahaan, Tingkat Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap U.S. Dollar dalam mempengaruhi harga saham baik secara parsial maupun simultan. 1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menemukan bukti empiris mengenai kemampuan Ukuran Perusahaan, Tingkat Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap U.S. Dollar dalam memengaruhi harga saham.
Universitas Kristen Maranatha
7
Bab I Pendahuluan
1.4
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi : (1) Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak investor untuk memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan dalam menganalisis situasi eksternal perusahaan serta pengambilan keputusan terhadap jenis perusahaan yang akan dijadikan sebagai target investasi (2) Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang berharga bagi perusahaan untuk menghadapi tingkat inflasi dan nilai tukar kurs dolar serta ukuran dari perusahaan dalam menilai kinerja saham di bursa efek. (3) Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya sebagai studi komparatif pada satu atau semua bidang yang sama di masa depan. (4) Bagi akademisi Penelitian ini dharapkan menjadi tambahan bukti empiris atas kemampuan tingkat inflasi, nilai tukar kurs dolar dan ukuran perusahaan terhadap harga saham.
Universitas Kristen Maranatha
8