BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan
merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang dirancang secara sistematis dalam rangka mencapai tujan pendidikan nasional. Tujuan sekolah atau tujuan pendidikan sangat erat hubungan bebasnya dengan upaya penerapan kurikulum yang dikembangkan di sekolah. Oleh karena itu perubahan dan pembaharuan kurikulum harus mengikuti perkembangan dan perubahan masyarakat pada masa sekarang. Pemerintah saat ini mencanangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam menerapkan sistem pendidikannya pada tahun 2006, sedang sebelumnya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada tahun 2004, pergantian ini dimaksudkan menyempurnakan sistem pendidikan yang ada dan untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia. KTSP disusun sebagai pelengkap pelaksanaan standar isi yang ditetapkan melalui UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan PP No.19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional. Selain itu penerapan KTSP juga mengacu pada panduan yang disusun Badan Standar
1
Nasional Pendidikan (BSNP). Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang mengacu kepada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Sekolah adalah obyek untuk menerapkan KTSP tersebut, melalui KTSP ini sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembanganya, penyusunan KTSP melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah. Sekolah dituntut dapat memberikan suatu pelayanan kepada siswa, pelayanan yang dimaksud adalah memberikan suatu pendidikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan, baik mengenai sarana prasarana dan cara mengajarnya. Terkait mengenai sarana prasana bahwa tugas dari tersebut untuk memberikan kebijakan, akan disesuaikan dengan materi yang ada atau tidak, sedangkan mengenai pengajarannya adalah tugas seorang guru mata pelajaran dia harus bisa menyampaikannya sesuai dengan kurukulum yang ada.
2
Kecamatan Maos merupakan salah satu pusat segala aktivitas yang berada di daerah Kabupaten Cilacap. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, Kecamatan Maos merupakan wilayah yang memiliki keunggulan dan karakteristik dari segi geografis, keadaan sosial budaya dan sosial ekonomi di wilayah Kabupaten Cilacap, wajar jika Kecamatan Maos mau dijadikan salah satu pencanangan “Kota Pelajar” oleh Bupati Cilacap tahun 2010 kemarin. Berdasarkan keadaan kecamatan maos yang ada sekarang ini , pantas kiranya jika dicanangkan oleh bupati sebagai kota pelajar. Hal tersebut tentunya berkaitan dengan sarana pembelajaran di kecamatana maos. Dari 10 desa yang ada terdapat 13 taman pendidikan pra sekolah, sd/mi 30 sekolah, smp/mts 13 sekolah, sma/smk/ma 3 sekolah. Pencanangan maos sebagai kota pelajar tentunya tidak hanya dilihat dari sarana pembelajaran yang ada saja, namun adanya prestasi yang di peroleh pelajarnya. Prestasi pelajar berkaitan dengan sistem pembelajan dan kurikulum yang diterapkan. Sistem pembelajaran dan kurikulum yang diterapkan merupakan penerapan dari program pemerintah yang telah terlaksana kurang lebih 6 tahun yaitu kurikulum berbasis kompetensi yang lebih dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) guna peningkatan kualitas pendidikan. Segala usaha dan upaya peningkatan program kualitas pendidikan tanpa adanya pelaksana yang konsisten serta pengawasan atau monitoring yang baik dari semua pihak maka hasilnya akan kurang memuaskan. Oleh
3
karena itu guru sebagai ujung tombak agen pelaksana pendidikan berkewajiban untuk meningkatkan profesionalismenya. Salah satunya adalah menyusun silabus program pembelajarannya dengan mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu KTSP. Proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di samping mengajarkan keterampilan gerak juga mengajarkan nilai-nilai sportivitas, kejujuran, disiplin dan kerjasama serta tanggung jawab sehingga siswa dapat terbentuk secara fisik dan mental. Pendekatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan
dilaksanakan
dengan
menggunakan
pendekatan
multisrategi, multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai serta memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Maka perlu diperhatikan faktor lain yang berkaitan dengan kesiapannya, kesiapan ini sangat ditentukan oleh para pelaku antara lain: ketulusan pemerintah pusat, aparat daerah, masyarakat dan sekolah itu sendiri dan kesiapan ini juga menyangkut kemampuan dalam mengajukan argumentasi dan rasionalisasi dalam berbagai sudut pandang untuk mendukung perlunya diterapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Oleh karena itu pemerintah berusaha dan berupaya melakukan perubahan kurikulum. Perubahan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang baik perlu membangkitkan kemandirian sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya pendidikan jasmani, dituntut kreativitas dari sekolah dan guru sehingga terjadi efisiensi pendidikan. Bagi guru, kurikulum merupakan pedoman dalam merencanakan, melaksanakan,
4
melaksanakan dalam mengevaluasi pembelajaran, perwujudan masyarakat yang berkualitas, dan mempunyai daya saing tersebut menjadi tanggung jawab dunia pendidikan terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang kreatif, tangguh dan mandiri profesional pada bidangnya masingmasing. Berkaitan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagaimana dijelaskan di atas maka penerapan pembelajaran penjasorkes yang sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan merupakan hal yang penting agar hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan. Pemahaman terhadap kurikulum serta bagaimana menerapakan kurikulum tersebut secara benar merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh seoarang guru, sehingga arah dan tujuan pembelajaran lebih tepat. Proses pelaksanaan KTSP di sekolah dasar se-Kecamatan Maos adalah
membantu
siswa
untuk
menjalani
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan, baik yang berkenaan dengan ketrampilan fisik maupun dalam aspek sikap dan pengetahuan. Sehingga para guru penjasorkes dituntut aktif, kreatif dan inovatif di dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan penilaian sebagai program pembelajarannya yang mengacu pada KTSP. Untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan di wilayah Kecamatan Maos yang telah dicanangkan sebagai kota pelajar oleh Bupati , maka peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh tingkat keterlaksanaan KTSP Penjasorkes oleh guru penjasorkes di sekolah dasar se-Kecamatan Maos.
5
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Belum diketahuinya keefektifan KTSP dalam kegiatan belajar penjasorkes SD Negeri Se-Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap. 2.
Belum diketahuinya capaian penerapan KTSP Penjasorkes di tiap tingkat satuan pendidikan di sekolah.
3. Belum diketahuinya tingkat keterlaksanaan KTSP penjasorkes oleh para guru penjasorkes di SD Negeri Se-Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap. C. Pembatasan Masalah Mengingat permasalahan yang berhubungan dengan keterlaksanaan KTSP di tingkat sekolah dasar sangat banyak, dan agar penelitian tidak terlalu luas, maka pada penelitian ini perlu dilakukan pembatasan masalah sehingga akan lebih terfokus dan menjadi lebih jelas. Dalam penelitian ini dibatasi pada permasalahan “Belum diketahuinya tingkat keterlaksanaan KTSP Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SD Negeri se- Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap”. D. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah ditetapkan, maka masalah yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Seberapa besar tingkat keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Negeri seKecamatan Maos Kabupaten Cilacap?”
6
E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atau menganalisa tingkat keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Negeri se- Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberi sumbangan kepada peneliti maupun pihak diluar peneliti, sehingga dapat memperdalam kajian tentang tingkat keterlaksanaan KTSP Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. 2. Manfaat Praktis Bagi Dinas pendidikan di Kecamatan Maos dapat digunakan sebagai bahan masukan atas kinerja guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan atas keterlaksanaan KTSP yang dijalankannya.
7