BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan didirikan dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dilakukan melalui usaha-usaha memenuhi kebutuhan masyarakat sebaik-baiknya. Khusus untuk perusahaan go public peningkatan nilai perusahaan akan didukung oleh jumlah keuntungan perusahaan dan peningkatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Salah satu hal yang harus diperhatikan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan adalah memperhatikan bagaimana keputusan pendanaan dibuat agar dapat mengelola manajemen keuangan perusahaan dengan baik.Keputusan pendanaan adalah keputusan keuangan yang berkaitan dengan aktivitas pembelanjaan atau pembiayaan investasi (Wiagustini, 2010:6). Perusahaan dapat mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat dan seberapa banyak dana yang akan diperlukan untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Sumber pendanaan yang dapat digunakan oleh perusahaan menurut Haruman (2008) ada dua yaitu sumber pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri (internal financing) dan sumber pendanaan yang berasal dari luar perusahaan (external financing).Berdasarkan pecking ordertheoryyang menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal untuk sumber pembiayaan, mereka hanya akan menggunakan pembiayan eksternal jika dana internal tidak cukup (Erdinc et al. 2011). Namun, apabila sumber pendanaan yang berasal
dari
internal
perusahaan
tidak
1
mencukupi
maka
perusahaan
akanmengambil alternatif pendanaan dari utang, karena utang dapat menurunkan jumlah pajak yang harus dibayarkan perusahaan. Utang adalah pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian dimasa lalu (Baridwan, 2004:215).Penggunaan utang sebagai sumber pendanaan juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang ditimbulkan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan juga dapat merugikan perusahaan. Menurut Isnaeni (2008) kelebihan penggunaan utang bagi perusahaan adalah pertama, beban bunga yang harus dibayarkan perusahaan kepada kreditur akan menambah beban operasi. Kedua, apabila keadaan perusahaan baik maka pemegang saham tidak harus berbagi keuntungan dengan kreditur, karena kreditur sudah mendapatkan imbalan rutin dengan jumlah yang tetap yaitu penghasilan bunga.Kekurangan dari penggunaan utang menurut Jensen (1986) yang pertama utang mengakibatkan perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayar bunga secara periodik. Kedua yaitu terkait dengan rasio utang yaitu rasio utang perusahaan yang tinggi dan perusahaan tidak bisa menggunakan dana tersebut dengan baik maka hal ini bisa mendorong perusahaan ke arah kebangkrutan, dan jika hal ini terjadi maka orang yang dirugikan adalah pemegang saham sebagai pemilik. Penggunaan utang oleh perusahaan juga dipengaruhi oleh kepercayaan dari pihak kreditur sebagai pemberi pinjaman dana.
2
Kepercayaan dari pihak kreditur dipengaruhi oleh beberapa faktor, pertama yaitu ukuran perusahaan yang ditunjukkan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan (Yusralaini, dkk., 2009). Perusahaan yang besar relatif lebih mudah untuk akses ke pasar modal, kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana dari utang melalui pasar modal dan juga perusahaan mampu bertahan lama dalam persaingan bisnis dengan perusahaan lainnya (Sulistiono, 2010), sedangkan faktor yang kedua adalah umur perusahaan. Menurut Margaretha dan Rizky (2010) umur perusahaan akan dapat mempengaruhi penggunaan utang dalam suatu perusahaan karena umur perusahaan dapat mempengaruhi kepercayaan kreditur terhadap perusahaan. Penggunaan utang oleh perusahaan juga harus dikendalikan, agar tidak melebihi dari modal sendiri perusahaan, sehingga diperlukan adanya pengendalian dari pihak internal perusahaan seperti manajemen dan adanya pengawasan yang intensif dari pemegang saham mayoritas yaitu pihak institusional.Hubungan antara pihak institusional dan manajer berdasarkan teori keagenan Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa ada hubungan kerjasama antara pemilik perusahaandan manajemen perusahaan,dimana pemilik perusahaan mendelegasikan wewenang kepada manajemen perusahaan dan mengambil keputusan. Menurut Hardiningsih dan Rachmawati (2012) dampak positif dari kepemilikan saham oleh manajer yaitu tentunya para manajerakan menyelaraskan kepentingan dengan kepentingan sebagai pemegang saham, sementara manajer yang tidak memiliki saham perusahaan ada kemungkinan hanya mementingkan kepentingan sendiri. Kedua adanya kepemilikan institusional atas saham
3
perusahaan memegang peran yang penting, yaitu semakin besar persentase saham yang dimiliki oleh pihak institusionalakan menyebabkan pengawasan yang dilakukan menjadi lebih efektif karena dapatmengendalikan perilaku oportunistik (Iswadi, 2013). Pengawasan yang dimaksud adalah pengawasan terhadap pihak manajer perusahaan.Menurut Sugiarto (2011) kepemilikan institusional dalam perusahaan membuat manajer merasa diawasi sehingga tidak menggunakan utang untuk investasi yang tidak menguntungkan atau untukdikonsumsi secara pribadi. Penggunaan utang oleh perusahaan juga harus dikendalikan, agar tidak melebihi batas wajar penggunaan utang bagi perusahaan. Pada penelitian ini rasio utang perusahaan diukur menggunakan debt to equity ratio yaitu perbandingan total utang dengan total modal sendiri (Joher et. al., 2006).Semakin besar persentase debt to equity ratio maka semakin besar pula resiko yang harus dihadapi perusahaan, karena pemakaian utang sebagai sumber pendanaan jauh lebih besar daripada modal sendiri (Erdiana, 2011).Pada penelitian ini hanya meneliti perusahaan non keuangan dikarenakan perbedaan debt to equity ratio pada perusahaan keuangan dan non keuangan. Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan seperti bank, asuransi, perusahaan investasi cenderung memiliki debt to equity ratio
yang tinggi, karena sebagian besar dana yang
dikelolanya adalah dana pihak ketiga (Hidayat, 2011). Sedangkan pada perusahaan non keuangan cenderung memiliki debt to equity ratio dibawah satu, artinya total utang harus lebih kecil dari total modal sendiri perusahaan. Namun pada tabel 1.1 terlihat bahwa rata-rata debt to equity ratio melebihi angka satu yaitu jumlah utang
4
yang wajar bagi perusahaan non keuangan. Berikut ini rata-rata debt to equity ratio pada perusahaan non keuangan selama tiga tahun. Tabel 1.1.Rata-Rata Kebijakan Utang (DER) Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013. No
Variabel 2011 1.63
1 DER Sumber: www.idx.co.id, 2015
Tahun 2012 1.16
2013 1.39
Berdasarkan tabel 1.1, terlihat bahwa rata-rata debt to equity ratio setiap tahunnya lebih besar dari batas wajar rasio utang perusahaan non keuangan, dimana seharusnya debt to equity ratio yangwajar harus dibawah satu. Persentase debt to equity ratio pada perusahaanyang tinggi berarti semakin besar pula resiko yang harus dihadapi perusahaan, karena pemakaian utang sebagai sumber pendanaan jauh lebih besar daripada modal sendiri (Erdiana, 2011). Maka daripada itu penelitian ini menarik untuk diteliti karena rata-rata debt to equity ratio perusahaan selama tiga tahun melebihi batas wajar rasio utang pada perusahaan non keuangan. Pada penelitian ini menduga bahwa variabel yang dapat mempengaruhi penggunaan utang pada perusahaan adalah variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan. Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yaitu yang pertama dilakukan oleh Surya dan Deasy (2012) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan utang perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan.Penelitian kedua dilakukan oleh Dwijayanti
5
(2011) yang memperoleh bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap leveragedan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap leverage. Penelitian ketiga yang dilakukan Yeniatie dan Nicken (2010) yaitu faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan utang pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh yaitu kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang.Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang.Penelitian keempat dilakukan oleh Haruman (2008) yaitu pengaruh struktur kepemilikan terhadap keputusan pendanaan.Hasil yang diperoleh yaitu kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap keputusan pendanaan.Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap keputusan pendanaan. Penelitian kelima dilakukan oleh Ramlall (2009) yang memperoleh hasil yaitu ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap leverage. Umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap leverage. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap leverage. Penelitian keenam dilakukan oleh Bhaduri (2002) yang memperoleh hasil umur perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan utang.Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Penelitian ketujuh dilakukan oleh Windraesti (2012) yang memperoleh hasil umur perusahaan tidak berpengaruh pada leverage perusahaan. Penelitian kedelapan dilakukan oleh Margaretha dan Aditya (2010) yang memperoleh hasil yaitu ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada model utang jangka panjang, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
6
total utang dan utang jangka pendek. Umur perusahaan berpengaruh terhadap utang jangka pendek, tetapi tidak berpengaruh terhadap total utang dan utang jangka panjang. Berdasarkan penelitian diatas, maka peneliti ingin meneliti kembali variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kebijakan utang pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI dengan variabel dependen kebijakan utang. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang terjadi dan hasil penelitian terdahulu yang belum konsisten, maka dalam penelitian ini mengangkat judul yaitu “Pengaruh
Kepemilikan
Institusional,
Kepemilikan
Manajerial,
Ukuran
Perusahaan dan Umur Perusahaan Pada Kebijakan Utang Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013. Pada penelitian ini memasukkan variabel umur perusahaan, karena variabel tersebut belum banyak diteliti. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakahkepemilikan
institusional
berpengaruh
pada
kebijakan
utang
perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013? 2) Apakah kepemilikan manajerial berpengaruhpada kebijakan utangperusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013? 3) Apakah ukuran perusahaan berpengaruhpada kebijakan utangperusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013?
7
4) Apakah umur perusahaan berpengaruhpada kebijakan utangperusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013? 1.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional pada kebijakan utangperusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. 2) Untuk
mengetahui
pengaruh
kepemilikan
manajerial
pada kebijakan
utangperusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. 3) Untuk
mengetahui
pengaruh
ukuran
perusahaan
pada
kebijakan
utangperusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. 4) Untuk mengetahui pengaruh umur perusahaan pada kebijakan utangperusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. 1.2 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1) Kegunaan teoritis Melalui penelitian ini, peneliti ingin membuktikan secara empiris mengenai kebijakan
utang
perusahaan
dan
faktor
yang
dapat
mempengaruhinya.Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam kajian empiris dan dijadikan perbandingan, pengembangan dan penyempurnaan dari penelitian sebelumnya.
8
2) Kegunaan praktis Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
penggunaan
utang
yang
wajar
bagi
perusahaan
dan
mempertimbangkan dalam mengaplikasikan variabel-variabel dalam penelitian ini untuk mengambil keputusan dalam penggunaan utang.Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi investor untuk mengantisipasi penggunaan utang yang tidak wajar dalam perusahaan. 1.3 Sistematika Penulisan Sistematika penelitian menjelaskan mengenai urutan bab pada penelitian ini, sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. BAB I
PENDAHULUAN Bab pendahuluan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan terakhir adalah sistematika penulisan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab tinjauan pustaka menguraikan mengenai landasan teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini, selanjutnya landasan teori ini dijadikan landasan dalam perumusan hipotesis dan menganalisis hasil penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel
9
dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, teknik analisis data. BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan, berisi pemaparan tentang hasil penelitian dan analisis data yang diolah.
BAB V
PENUTUP Bab ini menguraikan kesimpulan penelitian serta saran untuk pihak yang terkait dan sebagai landasan untuk penelitian yang dilakukan selanjutnya.
10