BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Topik / Judul Tayangan
Topik yang diangakat oleh penulis adalah “ TEKHNIK PENULISAN NASKAH REVITALISASI WAYANG KULIT BETAWI ”. Tayangan Dokumenter ini mengisahkan betapa langka nya wayang kulit betawi yang sudah sangat jarang kita dengar atau pun jumpai, Sampai saat ini masyarakat kurang mengenal sejarah tertua Indonesia dimana isinya mengenai nasihat-nasihat yang disampaikan oleh petuah-petuah, membuat keterkaitan tradisi wayang kulit betawi berkurang dengan sendirinya. sehingga sangat menarik untuk di angkat sebagai subjek penelitian dan di dokumentasi kan sebagai subjek, dalam pagelaran wayang dimana kita tahu wayang dimainkan dengan berbagai cerita dan setiap wayang mempunyai karakter
yang
berbeda-beda,
dalam tayangan
ini akan
menambah
pengetahuan bagi orang-orang yang menonton tayangan “wayang kulit betawi ” ini terhadap audiens yang sering dianggap sudah hampir punah akan tetapi bisa menghasilkan suatu karya yang indah, unik, dan memiliki daya jual yang tinggi. Alasan penulis mengembil topik ini adalah sebuah tayangan dokumenter mengenai suatu karya yang dibuat oleh pemikiran-pemikiran yang tulus atau seniman yang hasilnya pun bisa dijadikan sebuah contoh atau karya seni. Serta untuk mempertahankan budaya tradisi wayang kulit betawi
1
2
maksud dan tujuan nya adalah untuk melestarikan kembali budaya yang hampir punah. Pada saat ini semakin banyak kesenian di Indonesia sangat popular baik didalam negeri maupun di luar negeri. Kesenian di Indonesia sangat beragam mulai dari kesenian tradisional sampai kesenian modern. Kesenian tradisional kebanyakan berasal dari kesenian daerah, dan setiap daerah mempunyai kesenian tradisional dengan ciri khas tersendiri. Salah satu diantaranya adalah kesenian yang berasal dari Jakarta yaitu wayang kulit betawi. Kesenian ini merupakan warisan budaya yang sudah turun temurun di jakarta. Asal mula wayang kulit betawi tidak diketahui secara jelas karena tidak ada keterangan lengkap, baik tertulis maupun lisan. Konon, ketika pasukan Sultan Agug Hanyokrokusumo dari Mataram meyerang Balanda ke Betawi, salah sebuah rumah di Jakarta menjadi pos peristirahatan Tentara Mataram. Di pos itulah seorang tentara mataram setiap malam selalu bercerita tentang tokoh-tokoh dan peristiwa pewayangan. Kisah-kisah yang di ceritakan ternyata banyak disukai penduduk. Berawal dari sinilah kemudian muncul seni wayang kulit betawi. Salah satu bentuk teater betawi, yang penting. Ini cerita sejarah wayang kulit betawi versi Surya Bonang, seorang dalang yang terkenal di antara sedikit dalang wayang kulit betawi versi Surya Bonang yang masih tersisa. Banyak versi-versi sejarah tentang pemunculan wayang kulit betawi. Kebanyakan dari versi yang ada mengaitkannya dengan kehadiran pasukan mataram di betawi.
3
Sehingga terlepas dari benar atau tidaknya versi-versi sejarah lahirnya seni pewayangan betawi, yang jelas kehadiran wayang kulit betawi adalah hasil dari interaksi budaya dengan para pendatang yang berasal dari jawa atau luar pulau jawa. Oleh karena itu, tak heran wayang kulit betawi dengan wayang kulit jawa karena banyak terdapat kesamaan. Pada wayang kulit betawi, pengaruh budaya jawa dapat kita lihat pada Boneka wayang yang pipih dan terbuat dari kulit kerbau. Tokoh-tokohnya juga mendekat wayang purwa, ujar budayawan prof dr umar khayam. Selain itu, peneliti yang mengambil dalam pewayangan betawi sama dengan wayang jawa, diambil dari kisah Mahabrata dan Rammayana. Serta dialog yang di lakukan oleh dalang itu menggunakan bahasa melayu betawi bercampur jawa dan sunda, menurut kayam dalam sarasehan budaya Jakarta yang diadakan di taman mini Indonesia indah 25-27 juli 2012 lalu. Perbedaan wayang kulit betawi dan wayang kulit jawa ungkapan ini tepat rasanya untuk menggambarkan perbandingan antara keduanya. Diantara kedua wayang ini memiliki perbedaan . jika kita jelih mengamati bentuk wayang, penampilan wayang betawi lebih kasar jika dibandingkan dengan wayang kulit Jawa Barat, Tengah, Timur. Yang disesuaikan dengan sifat orang betawi kalau ngomong asal nyerocos tidak ada yang ditutup-tutupin. Selain bentuk wayang perbedaan juga bisa kita liat dari alat musik yang digunakan dalam pementasan, musik yang mirip seperti gamelan, tapi bukan gamelan, itu disebut gambang kromong.
4
Alat musik lainnya juga terdiri dari kendang, gambang, kromong, rebab, suling, kecrek, dan gong. Kadang-kadang, juga di iringi dengan terompet cina. Menurut catatan inventaris dan dokumentasi budaya betawi yang ditulis oleh Srijono, alat musik ini sering kita jumpai sebagai pengiring wayang kulit yang mulai dikenal pada tahun 1925. Keunikan dari wayang kulit betawi itu sendiri, ada tiga bahasa yang digunakan. Kalau yang di ceritakan adalah tentang
orang-orang yang
terhormat maka yang di gunakan adalah bahsa sunda tua jawa. Akan tetapi jika yang diceritakan tentang orang biasa seperti gareng dan petruk, bahasa yang digunakan adalah bahsa betawi klotokan. Boneka wayang kulit Betawi justru didapat dari Jawa Tengah. Solo dan Yogya sebab menurut penuturan sang dalang, Bahan-bahannya sulit didapat, disamping pembuat wayang kulit Betawi secara khusus memang tak ada.41 di Jawa umumnya kesenian wayang kulit berasal, dibina dan dikembangkan oleh pihak keraton, maka wayang kulit Betawi sesuai dengan struktur social dalam masyarakatnya yang tak mengenal bentuk kerajaan secara mantap, maka keseninan ini lebih menonjolkan ciri kerakyatan yang sederhana, polos dan suasana akrab yang timbal balik antara penonton dan dalang. jika kita menyaksikan pertunjukan wayang kulit Betawi, maka yang akan lebih sering kita dengar adalah percakapan dalam bahasa Betawi
41
Diakses pada tanggal 21 april 2014 dari http://lembagakebudayaanbetawi.com
5
‘Klotokan’ menurut istilah sang dalang . Atau istilah lain mengatakan Betawi ‘ora’ yaitu Betawi pinggiran. Wayang Tambun Ada beberapa pengamat yang menjuluki Wayang Betawi dengan sebutan Wayang Tambun. Istilah itu mereka gunakan berdasarkan sejarah penyebaran kesenian Betawi, yang kini kian langka. Wayang kulit Betawi, merupakan salah satu kesenian tradisional Betawi yang berkembang di daerah pinggiran kota Jakarta, yang saat sekarang dikenal dengan daerah Botabek. Karena wilayah penyebarannya di pinggiran Jakarta, khususnya daerah Tambun, Bekasi, maka Wayang Betawi disebut juga Wayang Tambun. Menurut
Dr
Th.
PIQEUD.
Wayang
adalah
boneka
yang
dipertunjukkan yaitu wayangnya itu sendiri. Adapun pertunjukannya ditampilkan dalam berbagai bentuk, dan biasanya mengandung berbagai wejangan dan nasehat-nasehat berkait dengan sikap hidup yang harus dijalani manusia di alam mayapada ini. Sedangkan untuk ilustrasi musik pergelaran wayang ialah dengan musik gamelan slend Penulis Naskah adalah seseorang yang pekerjaannya membuat naskah untuk mata acara siaran dalam karya artistik. Seorang penulis naskah harus memiliki kemampuan menulis naskah drama dan non drama. Naskah drama adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi melalui proses imajinasi
6
kreatif, dari kisah-kisah drama dan atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang.42 Penulis naskah yaitu memiliki peran penting khususnya pada tahap pra produksi. Seorang penulis naskah memberikan garis-garis besar cerita dan dalam banyak hal menentukan struktur keseluruhan suatu produksi. Penulis naskah terlebih dahulu menulis ringkasan awal suatu proyek produksi yang disebut dengan treatment yang menjadi dasar penulisan naskah. Suatu naskah memberikan penjelasan mengenai lokasi, gerakan (action) dan dialog secara detail (adegan demi adegan). Dalam hal ini naskah berfungsi sebagai cetak biru yang akan memandu produksi yang sebenarnya. Menurut Mabruri, Penulis Naskah adalah “broadcaster yang bertugas menulis naskah untuk kebutuhan karya visual. Jadi kesimpulannya, penulis naskah adalah seseorang yang harus memiliki peran penting dalam pra produksi dan menentukan keseluruhan suatu produksi yang dituangkan menjadi tulisan atau naskah untuk kebutuhan karya visual. Sebagai langkah awal menawarkan langkah ide, kita perlu menyusun sebuah naskah atau draf untuk diajukan kepada pihak-pihak yang berminat. Menulis naskah bukan seperti menulis catatan kecil, tetapi kita harus menuliskan semua informasi dari data riset. Umumnya draft naskah ditulis dalam susunan-susunan pembagian sekuens, agar saat merampungkan pada tahap produksi dapat dijabarkan secara terinci dalam susunan shot dan adegan 42
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, PT Grasindo, Jakarta, 2004, Hal 4,
7
yang lebih jelas. Dari hasil riset, kurang lebih penulis naskah harus mengetahui bagaimana struktur penuturan yang akan ditulis. Penulis juga harus mengetahui adegan apa yang dapat divisualisasikan dan yang tidak, serta kemungkinan-kemungkinannya. Naskah narasi atau naration script lebih merupakan susunan penulisan narasi yang nantinya akan dibacakan secara voice over – oleh narator ketika proses mixing melalui proses dubbing pada Tata Suara.
1.2.
Latar Belakang Saat ini, di setiap daerah masyarakat sudah terjadi perkembangan
fungsi baru, sehingga masyarakat kurang mengenal sejarah tertua Indonesia isinya mengenai nasihat-nasihat yang di sampaikan oleh petuah-petuah membuat keterkaitan tradisi wayang kulit betawi berkurang dengan sendirinya. Alasan penulis mengambil topik ini adalah untuk kegiatan revitalisasi wayang kulit betawi yang menerapkan kembali budaya indonesia yaitu wayang kulit betawi masih terbatas pada estetika sejarah yang dilakukan pada dalang bonang, sebagai subjek tunggal tanpa melihat zaman sebagai satukesatua seperti membangkitkan kembali wayang kulit betawi. tayangan dokumenter ini mengisahkan bagaimana seorang keluarga yang hanya tinggal satu keluarga saja yang mempertahan kan seni budaya wayang kulit betawi. Sampai saat ini wayang kulit betawi belum mendapat generasi baru untuk membangkitkan kembali seni budaya wayang kulit betawi.
8
Upaya revitalisasi wayang kulit betawi untuk mempertahankan pergeseran zaman di kawasan yang masih sangat terbatas pada estetika yang ada. Budaya wayang kulit betawi belum mensinergikan bahasa dengan potensi yang terjadi. Pada zaman modern untuk meningkatkan kebudayaan tradisional wayang kulit betawi aktivitas ekonomi dengan menunjuk kepada aspek sosial,budaya dan lingkungan. 43 Pergeseran zaman ini meliputi identitas, orientasi yang dilakukan adalah konservasi yang fokus pada pelestarian dan pengembangan bersejarah. revitalisasi berkaitan dengan bahasa, sosiolog, psikolog, perbedaan zaman atau pergeseran budaya. Berdasarkan masalah di atas maka muncul pertanyaan penelitian. Saat ini,terlihat bahwa permainan modern sudah hamir menggeser pamor dari budaya tradisioanal akibat globalisasi yang tak bisa terhindarkan. Perkembangan budaya Indonesia saat ini perlahan-lahan mulai terkikis seiring dengan perkembangan zaman yang lebih maju dan modern. Dengan demikian masyarakat secara perlahan meninggalkan budaya lokal atau tradisional dan lebih memilih budaya yang dianggap modern. Masuk nya budaya baru yang berbeda setelah mereka bergaul secara tidak langsung
merubah
sifat
khas
dari
unsur-unsur
kebudayaan
baru.
perkembangan kebudayaan Indonesia sampai saat ini banyak didominasi
43
Santoso, Soewito. 1980. Ramayana Kakawin. New Delhi: International Academy Of Indian
.
9
dengan budaya asing yang di nilai lebih praktis dibandingkan dengan kebudayaan lokal atau Tradisional.
1.3
Jenis Tayangan Jenis tayangan “wayang kulit betawi” ini adalah Film Dokumenter
(Documentary Film). Film dokumenter adalah sebuah genre film dimana sebutan ini pertama kali disematkan pada film karya Lumiere bersaudara yang bercerita tentang perjalanan mereka. Film yang dianggap sebagai tonggak film dokumenter ini dibuat tahun 1890-an. Menurut Jhon Grierson mengemukakan pendapatnya
tentang
film
dokumenter
adalah
cara
kreatif
untuk
mempresentasikan realitas44.
1.4
Kegunaan Tayangan Penulis memilih topik ini karena ingin membuka cara pandang
khalayak tentang pelestarian budaya tertua di indonesia, yang selama ini khalayak hanya mengetahui tentang sekilas budaya Indonesia. Dengan adanya tayangan Film Dokumenter ini, khalayak bisa belajar atau mengerti seni budaya Indonesia yaitu wayang kulit betawi dan dapat dilestarikan oleh
44
Junaedi, Fajar (2011). Membuat Film Dokumenter. Yogyakarta. Lingkar Media. hlm 3
10
generasi selanjutnya.Sehingga masyarakat dapat menikmati seni berwayang kulit betawi. Harapan penulis agar kebudayaan Indonesia tidak luntur dan dapat di lestarikan oleh generasi-generasi selanjutnya, dan akan selalu menjadi primadona di Jakarta khususnya. 1.5
Target Audien Target Audience yang dituju dari film dokumenter “wayang kulit
betawi”ini adalah Semua Usia sebagai berikut:
a.
Usia
: Anak-Anak (7th – 12th) Remaja (13th – 17th) Dewasa (18th – 35th) Orang tua (36th – keatas)
Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan b.
Status Sosial Ekonomi : B (Menengah keatas) C (Menengah kebawah) Target audience dari “wayang kulit betawi”adalah usia-usia produktif,
yaitu mulai dari usia 7tahun sampai dengan 64 tahun untuk kategori pria dan wanita.
1.6
Target Biaya Produksi
11
Target biaya produksi “wayang kulit betawi” adalah Rp. 9.000.000,- dengan rincian biaya sebagai berikut; Dana Pra Produksi: • Observasi
: Rp. 500.000
• Transportasi
: Rp. 250.000
• Lain-lain
: Rp. 250.000
Dana Produksi: • Narasumber
: Rp. 2.000.000
• Konsumsi
: Rp.
500.000
• Lokasi
: Rp.
500.000
• Peralatan
: Rp. 4.000.000
• Lain-lain
: Rp.
500.000
Dana Pasca produksi: • PRINT COVER
: Rp. 10.000
• PRINT LABEL
: Rp. 10.000
• DVD (@Rp. 15.000,-) x 2 buah
: Rp. 30.000
TOTAL
: Rp. 8.550.000,-
TERBILANG : DELAPAN JUTA LIMARATUS LIMA PULUH RIBU RUPIAH
12
1.7
Lokasi Produksi 1.7.1 Rumah Dalang Ki Naman (Tambun, Bekasi) Menggambarkan
suasana
dalang
dengan
kesehariannya
biasa.biasa saja dan sesekali memainkan wayang kulit betawi . rumah dalang yang berada di jagakarsa juga merupakan salah satu lokasi dimana mejadi pelestarian wayang kulit betawi pada masa itu.
1.7.2 Sanggar Wayang Kulit Betawi (Tambun, Bekasi) Menggambarkan beberapa koleksi boneka wayang yang di gunakan pada saaat pementasaan. Sesekali sang dalang juga berlatih mendalang sendiri di karenakan jumlah team yang semakin menyusut da nada beberapa alat yang sudah tidak di gunakan lagi setelah makin ber kembangnya jaman.
1.7.3 Pementasan Wayang Kulit Betawi. Menggambarkan saat sidalang sedang mementaskan wayang. Dengan membawakan cerita.cerita zaman dahulu.
13
1.7.4
Rumah Produksi Wayang Kulit Ki Dalang Naman
Sanjaya
(Tambun Bekasi) Menggambarkanproses
pembuatan
wayang
kulit betawi dari awal sampai akhir. Dan meliputi penyebaran produksi wayang kulit betawi 1.8
Media Promosi Media promosi merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan Film
Dokumenter “wayang kulit betawi” agar dapat dengan mudah dikenal oleh orang banyak. Media promosi yang paling tua adalah media dari mulut ke mulut. Media ini memang sangat efektif, tetapi kurang efisien karena kecepatan penyampaiannya tidak bisa diukur dan dipikirkan. Media promosi yang klasik berupa : brosur, poster, bookflat, pin, spanduk, baligho, billboard, neon box, standing banner, kartu nama, jam dinding, poster/ sticker untuk dimobil/ truck, piring/ gelas, iklan di tv, iklan media cetak dan sebagainya.