BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi manusia yang dapat mewujudkan perannya sehingga mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi dalam mencapai tujuan organisasi. SDM merupakan salah satu unsur terpenting dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Untuk itu diperlukan pengembangan dan peningkatan keahlian kualifikasi dan kompetensi SDM yang berupa pendidikan, pelatihan dan pembinaan. Pengembangan
SDM
merupakan
suatu
usaha
untuk
meningkatkan
kemampuan pegawai baik secara teknis, konsep, teori maupun perilaku pegawai agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dengan baik. Namun pada kenyataannya SDM yang cakap, mampu dan terampil, belum menjamin kinerja yang baik,
jika moral kerja, kedisiplinan dan
partisipasi yang dimiliki SDM rendah. Seperti yang telah kita ketahui kinerja SDM di Indonesia saat ini masih tergolong rendah, hal tersebut salah satunya terbukti saat usai liburan banyak Pegawai Negeri Sipil (PNS) bolos kerja. Seperti yang diberitakan dalam berita online di www.liputan6.com. Pegawai negeri sipil Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (14/9), banyak yang bolos alias mangkir di hari pertama kerja setelah cuti bersama lebaran. Pantauan tim SCTV, meja dan bangku kerja di ruang Kesra dan Kepegawaian Balaikota Depok ditinggal pemiliknya. Ruangan pelayanan warga juga tidak dijaga seorang pun. Sejumlah pegawai yang masuk kerja juga belum efektif bekerja, hanya sibuk bersilaturahmi dengan rekannya. Di Kantor Dinas lain masih di
1
2 lingkungan Balaikota, puluhan pegawai terkesan berleha-leha dan bercengkrama di luar kantor. Rendahnya kualitas kinerja SDM salah satunya dikarenakan mentalitas dan budaya kerja yang masih rendah. Sedangkan di era globalisasi SDM di Indonesia sangat dituntut untuk dapat mengatasi perubahan dan bersaing dengan SDM dari luar negeri. Sebagai lembaga pendidikan sekolah merupakan lembaga yang berperan penting dalam menghasilkan SDM yang memiliki kualifikasi dan kompetensi tinggi. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dibuat pemerintah dan pihak swasta sebagai tempat terbaik untuk belajar sehingga dapat menciptakan manusia seutuhnya dengan mengembangkan kemampuan intelektual, potensi, spiritual, kepribadian dan sosial dalam membentuk watak manusia. Selama ini berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang terus dilakukan oleh pemerintah menurut Fasli Jalal (2001:110). Setidaknya ada empat aspek penting yang tengah menjadi program pemerintah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, yaitu aspek kurikulum, tenaga kependidikan, sarana pendidikan, dan kepemimpinan satuan pendidikan. Tenaga kependidikan salah satunya yaitu tenaga administrasi sekolah (TAS), fungsi tenaga administrasi sekolah menurut Terry dalam Joomlal (2008:4). Menyebutkan bahwa tenaga administrasi sebagai pekerjaan pelayanan (service work) yang mempunyai fungsi memfasilitasi (function facilitating), untuk membantu pekerjaan-pekerjaan pokok (substantif) berjalan secara efektif dan efisien.
3 Untuk memberikan pelayanan prima pemerintah menetapkan Standar Tenaga Administrasi Sekolah/ Madrasah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/ Madrasah yang berisi kualifikasi dan kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS). Kompetensi tenaga administrasi sekolah meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi teknis. Dengan adanya standar TAS maka Permendiknas tersebut dapat dijadikan pedoman sebagai penilaian kinerja/ profesionalisme TAS. Tenaga
administrasi
sekolah
yang
profesional
dapat
memacu
meningkatkan mutu manajemen sekolah sehingga akan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Apalagi dalam perspektif manajemen berbasis sekolah yang menuntut tersedianya tenaga administrasi sekolah yang benar-benar mampu berkontribusi positif dalam meningkatkan mutu sekolah. Sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/ Madrasah tersebut disahkan kinerja tenaga administrasi sekolah belum menunjukan kinerja yang optimal. Seperti yang dikemukakan oleh Junaidi (2007:2) bahwa terdapat beberapa indikator yang menunjukan kinerja TAS masih rendah yaitu: Pertama masih banyak pegawai tata usaha sekolah yang tidak mempunyai (belum?) kemampuan, kecakapan atau keahlian yang memadai untuk mengerjakan tugas-tugas mereka (yang wajib apalagi sunat) dengan performa yang baik dan memuaskan,...
4 Kedua, masih rendahnya disiplin, loyalitas dan tanggung jawab pegawai tata usaha sekolah dalam menjalankan tugas-tugas mereka sebagai pegawai tata usaha sekolah,... Ketiga, masih belum tercerminnya pelayanan prima yang diberikan kepada siswa, orang tua, dan masyarakat,... Keempat, masih belum nampaknya kecerdasan emosional, spiritual, dan bahkan juga kecerdasan intelektual pegawai tata usaha sekolah dalam memecahkan berbagai permasalahan serta dalam berinteraksi di lingkungan sekolah,... Banyak sekolah yang mengalami masalah dikarenakan tenaga administrasi sekolah tidak menjalakan peran dan fungsinya dengan baik. Rendahnya kualitas tenaga administrasi sekolah salah satunya dikarenakan mentalitas dan budaya kerja yang masih rendah. Sedangkaan saat ini peranan tenaga administrasi sekolah sangat dituntut untuk dapat bertahan hidup di tingkat persaingan ketat antar sekolah terutama untuk SMK swasta, SMK swasta harus memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang ulet dan berkompetensi tinggi sehingga dapat mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMK swasta, menghasilkan temuan mengenai kinerja TAS yang belum menunjukan hasil kerja yang optimal sehingga mempengaruhi produktivitas kerja. Fenomena yang terjadi yaitu tugas dan fungsi TAS belum dijalankan secara efektif dan efisien, TAS cenderung menunda-nunda pekerjaan yang dapat dikerjakan segera, dan belum memberikan pelayanan prima pada peserta didik, orangtua dan masyarakat.
5 Berdasarkan fakta yang ditemukan, menunjukan bahwa kinerja TAS masih rendah, untuk itu masalah tersebut tidak bisa dibiarkan terjadi terlalu lama, karena akan berdampak pada mutu dan keberlangsungan pendidikan di sekolah, terutama untuk sekolah menengah kejuruan (SMK) swasta yang harus memiliki keunggulan tertentu dalam setiap program keahlian agar dapat mengatasi perubahan dan persaingan yang terjadi sehingga keterampilan dan keahlian yang dimiliki lulusan sekolah dapat sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja atau dunia industri.
Maka dari itu, kompetensi dan kinerja tenaga administrasi sekolah sangat penting dalam mencapai kesuksesan sekolah, khususnya kinerja individu TAS, karena dengan adanya kinerja individu yang tinggi sehingga dapat
mempengaruhi
kinerja
kelompok
yang
pada
akhirnya
akan
mempengaruhi kinerja organisasi sekolah secara keseluruhan. Pada dasarnya kinerja yang baik merupakan hasil dari perilaku yang sesuai dengan peraturan organisasi. Perilaku yang menjadi tuntutan organisasi saat ini tidak hanya perilaku in role (sesuai dengan deskripsi pekerjaan), tetapi juga prilaku extra role (lebih dari deskripsi pekerjaan) yang disebut dengan Organizational Citizenship Behavior
(OCB). Menurut Stephen P. Robbins (2006:31)
organizational citizenship behavior (perilaku kewargaan organisasi) adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. OCB menurut Podsakoff et al. dalam Fenika Wulani (2005:15) ditunjukan antara lain dengan membantu rekan kerja, memberikan saran bagi tindakan
6 inovatif, dan mengembangkan keterampilan mereka untuk mencapai nilai kinerja yang tinggi. Untuk itu organizational citizen behavior sangat penting dalam meningkatkan kinerja Sedangkan menurut Witt dalam Tony Wijaya et al. (2007:55) OCB menunjuk pada tindakan-tindakan yang dilakukan oleh karyawan melampaui peran yang telah diisyaratkan oleh organisasi dan tindakan-tindakan tersebut memajukan kesejahteraan dari rekan kerja, kelompok kerja, atau bahkan organisasi. Perilaku OCB cenderung pada perilaku sosial yang tidak hanya mementingkan diri sendiri tetapi juga mementingkan orang lain. Sebagai mahluk sosial manusia mempunyai kemampuan untuk memiliki empati kepada orang lain dan lingkungannya dan juga menyelaraskan nilai-nilai yang dianutnya dengan nilai-nilai lingkungan agar dapat mewujudkan interaksi sosial yang baik. Borman dan Motowidlo dalam Ferry Novliadi (2007:6) mengatakan bahwa organizational citizenship behavior dapat meningkatkan kinerja organisasi (organizational performance) karena perilaku ini merupakan “pelumas dari mesin sosial”. Hal serupa juga disampaikan oleh Tony Wijaya et al (2007:64) dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan organizational citizenship behavior yang meliputi kepatuhan, loyalitas dan partisipasi akan meningkatkan kinerja individu. Kurang optimalnya kinerja tenaga administrasi sekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang cukup penting adalah perilaku kewargaan organisasi (OCB). Berdasarkan permasalahan yang
7 terjadi penulis mengangkat judul “Pengaruh Organizational Citizenship Behavior terhadap kinerja Tenaga Administrasi Sekolah di SMK Swasta SeKecamatan Lembang”. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas penulis akan membatasi permasalahan-permasalahan dalam penelitian. Pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana pengaruh organizational citizenship behavior terhadap kinerja tenaga administrasi sekolah di SMK Swasta se-Kecamatan Lembang. Dari pokok permasalahan tersebut peneliti dapat merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu: 1. Bagaimana organizational citizenship behavior di SMK Swasta Se Kecamatan Lembang? 2. Bagaimana kinerja tenaga administrasi sekolah di SMK Swasta Se Kecamatan Lembang? 3. Seberapa besar pengaruh organizational citizenship behavior terhadap tenaga administrasi sekolah di SMK Swasta Se Kecamatan Lembang?
8 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian adalah untuk mengetahui, memahami dan memperoleh gambaran dengan jelas serta untuk mendapatkan fakta mengenai pengaruh organizational citizenship behavior terhadap tenaga administrasi sekolah di SMK Swasta Se Kecamatan Lembang, serta sebagai bahan dalam penyusunan tugas akhir (skripsi) yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang sarjana pada jurusan Adminstrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan penelitian yang berjudul Pengaruh
Organizational
Citizenship Behavior terhadap Tenaga Administrasi Sekolah di SMK Swasta Se Kecamatan Lembang yaitu: 1. Untuk dapat mengetahui gambaran organizational citizenship behavior tenaga administrasi sekolah di SMK Swasta Se Kecamatan Lembang. 2. Untuk dapat mengetahui gambaran kinerja tenaga administrasi sekolah di SMK Swasta Se Kecamatan Lembang 3. Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh organizational citizenship behavior terhadap tenaga administrasi sekolah di SMK Swasta se Kecamatan Lembang.
9 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat merupakan nilai yang dihasilkan dari suatu proses kegiatan yang bernilai positif dan bersifat membangun. Manfaat penelitian yang berjudul pengaruh organizational citizenship behavior terhadap tenaga administrasi sekolah yaitu : 1. Memberikan sumbangan informasi yang positif bagi sekolah untuk dapat meningkatkan kinerja tenaga administrasi sekolah melaui organizational citixzenship behavior. 2. Untuk memberikan pertimbangan bagi keperluan pengembangan disiplin ilmu administrasi pendidikan, khususnya dalam pengelolaan sumber daya manusia. 3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam memahami disiplin ilmu administrasi pendidikan 4. Untuk membantu sekolah yang bersangkutan dalam mengetahui pengaruh organizational citizenship behavior terhadap kinerja tenaga adminstrasi sekolah. 1.5. Anggapan Dasar Anggapan dasar merupakan titik tolak pemikiran dengan suatu penelitian yang kebenarannya tidak diragukan lagi oleh peneliti. Anggapan dasar dalam penelitian ini yaitu:
10 1. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan kekayaan (asset) utama organisasi, sehingga SDM dalam organisasi penting untuk dipelihara dengan baik. 2. Organisasi-organisasi yang sukses membutuhkan karyawan yang bertindak melebihi tugas pokok pekerjaan mereka dan memberikan kinerja yang melebihi deskripsi pekerjaannya. 1.6. Hipotesis Hipotesis menurut Sugiono (2009;96) adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesi dalam penelitian ini yaitu: Terdapat pengaruh kuat dari organizational citizenship behavior terhadap kinerja tenaga administrasi sekolah di SMK Swasta Se Kecamatan Lembang. Secara sistematis hubungan variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
11
Variabel X Organizatonal Citizenship Behavior 1. Atruism 2. Consciencetiousness 3. Sportmanship 4. Courtesy 5. Civic Virtue
Variabel Y Kinerja Tenaga Adminstrasi Sekolah 1. Quality 2. Quantity 3. Timeliness 4. Cost Efectiveness 5. Need Supervision 6. Interpersonal Impact
Gambar 2.1 Pengaruh Variabel X Terhadap Variabel Y Keterangan: Variabel X
: Organizational Citizenship Behavior
Variabel Y
: Kinerja Tenga Administrasi Sekolah : Pengaruh Organizational Citizenship Behavior terhadap Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah
1.7. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah penafsiran terhdap judul dan ruang lingkup masalah yang diteliti, maka penulis akan menjelaskan definisi istilah yang terkandung dalam judul penelitian ini, sehingga terdapat persamaan cara pandang antara penulis dan pembaca. Istilah-istilah tersebut yaitu: 1) Organizational citizenship behavior dalam penelitian ini yaitu perilaku dan sikap tenaga administrasi sekolah yang bekerja lebih dari tugasnya, dan melakukan pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian khusus, namun berfungsi mendukung efektivitas dalam pengelolaan administrasi sekolah di SMK Swasta se Kecamatan Lembang.
12 2) Kinerja pada penelitian ini yaitu hasil kerja tenaga administrasi sekolah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga administrasi sekolah yang dijalankan secara efektif dan efisien di SMK Swasta se Kecamatan Lembang. 1.8. Metode Penelitian Untuk dapat melakukan suatu penelitian, maka seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai sehingga akan memperoleh langkah-langkah penelitian untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian. 1.8.1. Metode dan Pendekatan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Menurut M. Nasir (1999: 64), metode deskriftif yaitu pencarian data dengan intrepretasi tepat. Penelitian deskriftif mempelajari masalahmasalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat akan situai-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam
penelitian
ini
peneliti
menggunakan
pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiono (2009:15) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagi metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
13 analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 1.8.2. Teknik dan Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data, sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan informasi yang bermanfaat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah di uji validitas dan reliabilitas sehingga dapat diperoleh data yang valid dan reliabel. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuisioner (angket). Menurut Sugiono (2009:199) menyatakan bahwa kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Uma Sekaran dalam buku Sugiono (2009:200) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisian angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik. 1.8.3. Prosedur Pengolahan Data Dalam penelitian ini prosedur/ langkah pengelolaan data dengan tahapan-tahapan dibawah ini: a. Menyortir data yang telah dikumpulkan b. Mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden
14 c. Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden d. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti e. Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah f. Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Data disajikan melalui tabel, grafik, perhitungan modus, media, mean, desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi serta perhitungan persentase, penyajian dan pengolahan data penelitian menggunakan SPSS 17. 1.8.4. Populasi dan Sampel Populasi merupakan sekumpulan objek/ subjek yang dapat berupa orang, benda, peristiwa, maupun gejala yang berada di sekeliling kita. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiono (2008:52) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Tenaga Administrasi Sekolah. Moh. Ali (1995:54) mengemukakan mengenai sampel, yaitu : “sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili terhadap seluruh populasi”. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah sampel sama dengan populasi. Dalam artian seluruh populasi dijadikan sampel yaitu seluruh tenaga administrasi sekolah di SMK se Kecamatan Lembang, sekolah yang diteliti sebanyak tujuh sekolah.