BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam suatu organisasi disamping sumber daya yang lain, misalnya modal, material, mesin dan teknologi (Hasibuan, 2005; 68). Dewasa ini semakin disadari oleh banyak pihak bahwa dalam menjalankan roda suatu organisasi, manusia merupakan unsur terpenting (Alimuddin, 2002). Hal ini karena manusialah yang mengelola semua sumber daya yang ada dalam organisasi sehingga menjadi bermanfaat. Tanpa adanya sumber daya manusia,
maka sumber daya lainnya
menjadi tidak berarti. Mengingat bahwa sumber daya manusia merupakan unsur terpenting, maka pemeliharaan hubungan yang kontinyu dan serasi dengan para karyawan dalam organisasi menjadi sangat penting. Menurut Widodo, (2011), pada dasarnya sebuah organisasi tidak hanya mengharapkan sumber daya manusia yang cakap dan terampil, tetapi yang lebih penting lagi bagaimana karyawannya bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Hal ini disebabkan karena keberhasilan suatu organisasi akan ditentukan oleh faktor manusia atau karyawan dalam mencapai tujuannya di mana sebuah
organisasi.
sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam Alimuddin,
(2002),
menyatakan
bahwa
untuk
mengorganisasikannya dibutuhkan adanya seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang dapat memotivasi karyawan
agar mencapai kinerja
maksimal. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang
1
2
sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Seorang karyawan yang memiliki kinerja (hasil kerja atau karya yang dihasilkan) yang tinggi dan baik dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kinerja sendiri
merupakan hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001). Guritno
dan
Waridin
(2005:84)
menyebutkan
kinerja
merupakan
perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan jalannya organisasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerja karyawan dalam sebuah organisasi diantaranya adalah
kepemimpinan yang diberlakukan dalam organisasi tersebut dan motivasi kerja karyawan. Kepemimpinan sebagai konsep manajemen menurut Keith (1985) merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan dengan antusias. Menurut Hasibuan (2007:170) kepemimpinan adalah cara seseorang memimpin mempengaruhi prilaku bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Miftah (2012), menyatakan bahwa
pemimpin yang baik
haruslah
mampu
memotivasi pegawainya dalam bekerja. Hal ini dapat berupa motivasi yang
3
diberikan pimpinan terhadap penyelesaian kerja pegawai, penghargaan yang diberikan pimpinan maupun organisasi terhadap hasil kerja pegawai. Disamping
faktor
kepemimpinan,
mempengaruhi kinerja pegawai. Motivasi
faktor
motivasi
juga
dapat
yang dimiliki seseorang adalah
merupakan potensi, dimana seseorang belum tentu bersedia untuk mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga masih diperlukan adanya pendorong agar seorang pegawai mau bekerja sesuai dengan keinginan organisasi (Cahyono, 2012). Motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya karena dengan tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan (Siagian, 2002:102). Motivasi merupakan pemberian dorongan-dorongan individu untuk bertindak yang menyebabkan orang tersebut berperilaku dengan cara tertentu yang mengarah pada tujuan (Aries dan Ghozali, 2006:126). Pemberian motivasi merupakan salah satu tujuan agar karyawan yang diberi motivasi dapat bekerja sesuai dengan acuan kerja dan tanggung jawab yang diberikan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik (Nitisemito,1989:121). Motivasi merupakan dasar bagi kebanyakkan orang menjadi pegawai pada suatu organisasi tertentu adalah untuk mencari nafkah. Berarti apabila di satu pihak seseorang menggunakan pengetahuan, ketrampilan, tenaga dan sebagian waktunya untuk berkarya pada suatu organisasi, di lain pihak ia mengharapkan menerima imbalan tertentu. Memotivasi seseorang tidak semudah yang kita duga.
4
Kenyataannya walaupun ketentuan pengajian telah ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan keputusan pemerintah, belum menjadi jaminan bahwa para pegawai otomatis akan bekerja dengan sungguh-sungguh. Demikian halnya yang terjadi pada wilah negara Timor Leste. Dimana diketahui Timor Leste adalah sebuah Negara yang baru saja merdeka yang saat ini sedang galak melakukan peningkatan pendidikan bagi warga negaranya.
Setiap
kepala sekolah dituntut harus mampu melakukan pelayanan secara maksimal kepada seluruh guru yang ada di sekolah masing-masing. Dalam Decreto Lei No.06/2013 de 15 de Maio, Lei organica do Ministério da Educação 6540, artigo 6, Disposições Distritais de Educação e Artigo 7 tentang Âmbito e Competência telah diatur dengan tugas dan wewenang kepala sekolah yang berkaitan dengan komunikasi yang jelas. Kepala sekolah di distrik Baucau dituntut bekerja maksimal dan agar dapat memotivasi karyawannya atau guru-guru yang dipimpinnya bekerja maksimal untuk mencapai kinerja yang optimal. Dari 10 orang yang diwawancarai tentang kepemimpinan ada 3 orang yang menjelaskan pemimpin tidak bisa diajak berkonsultasi, 4 orang menyatakan pemimpin tidak mau mendelegasikan wewenang dan 3 orang lainnya menyatakan pemimpin tidak pernah memberikan informasi secara jelas kepada bawahan, sehingga dapat dinyatakan kinerja guru belum maksimal. Berdasarkan wawancara dengan 10 orang lainnya tentang motivasi , ada 4 orang yang menyatakan bonus yang diberikan oleh sekolah belum layak, 3 orang menyatakan tidak ada penghargaan atas hasil guru
dan 3 orang lainnya menyatakan tidak adanya
jaminan akan resiko terhadap kemungkinan adanya kecelakaan kerja.
5
Dari hasil wawancara awal
diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang
diterapkan kepala sekolah dan motivasi-motivasi kerja yang diberikannya kepada bawahan belum mampu meningkatkan kinerja yang baik dalam organisasi. Atas dasar inilah penulis tertarik untk mengadakan penelitian dengan masalah
gaya kepemimpinan
yang berhubungan
dan motivasi kerja serta pengaruhnya
terhadap kinerja guru pada Sekolah Menengah Umum Negeri 02 (SMUN 02)Baucau, Timor Leste. Beberapa hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa kepemimpinan dan motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Abbas dan Yaqoob, (2009) dan Riyadi (2011), Cahyono (2012), Hasbullah et al., (2010), dan Putra, (2011), menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya, Riyadi (2011), Baskoro (2009), Zameer et al., 2014), dan Cahyono, (2012) menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi terhadap kinerja karyawan (2011). Berdasarkan atas fenomena yang ada di SMUN 2 Baucau dan didukung oleh beberapa penelitian terdahulu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja para guru di SMUN 2 Baucau”.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
1) Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada guru-guru SMUN 02 Baucau, Timor Leste? 2) Apakah Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja para guru SMUN 02 Baucau, Timor Leste?.
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pada guru-guru SMUN 02 Baucau, Timor Leste. 2) Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pada guru-guru SMUN 02 Baucau, Timor Leste.
1.4. Manfaat Penelitian 1) Manfaat
teoritis. Penelitian diharapkan dapat menjadi sebuah bukti
empiris untuk penelitian di masa yang akan datang, maupun pembanding bagi peneliti lainnya yang melakukan penelitian yang sama. Penelitian ini nantinya juga diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam bidang ilmu manajemen sumber daya manusia terkait dengan kepemimpinan, motivasi kerja, dan kinerja. 2) Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi pihak pengelola SMUN 2 Baucau untuk merancang kebijakan, terutama kebijakan sumber daya manusia.