BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan lembaga keuangan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini ditunjukan dengan berdirinya bermacam-macam lembaga keuangan baru baik lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan bukan bank dan lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syari’ah. Menurut undang-undang nomor 17 tahun 2012 tentang Koperasi Syari’ah, strategi berikut yang akan dilaksanakan instansi pemberdaya gerakan koperasi adalah melakukan sosialiasi atas Undang-undang Perkoperasian terbaru tersebut. Pertama, nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tertuang di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, menjadi dasar penyelarasan bagi rumusan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi, sesuai dengan hasil kongres International Cooperative Alliance (ICA). Kedua, untuk mempertegas legalitas koperasi sebagai badan hukum, maka pendirian koperasi harus melalui akta otentik. Pemberian status dan pengesahan perubahan anggaran dasar merupakan wewenang dan tanggungjawab Menteri. Ketiga, dalam hal permodalan dan selisih hasil usaha, telah disepakati rumusan modal awal Koperasi, serta penyisihan dan pembagian cadangan modal. Modal Koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai modal awal. Selisih hasil usaha, yang meliputi surplus hasil usaha dan defisit hasil usaha, pengaturannya dipertegas dengan kewajiban penyisihan ke cadangan
1
2
modal, serta pembagian kepada yang berhak.
Keempat, ketentuan
mengenai Koperasi Simpan Pinjam (KSP) mencakup pengelolaan maupun penjaminannya. KSP ke depan hanya dapat menghimpun simpanan dan menyalurkan pinjaman kepada anggota. Kelima, pengawasan dan pemeriksaan terhadap koperasi akan lebih diintensifkan. Dalam kaitan ini pemerintah juga diamanatkan untuk membentuk Lembaga Pengawas Koperasi Simpan Pinjam (LP-KSP) yang bertanggung jawab kepada Menteri melalui peraturan pemerintah.1 Lembaga Keuangan syariah yang ruang lingkupnya mikro seperti baitul mal wat tamwil dan koperasi syariah merupakan lembaga keuangan yang tumbuh dari peran masyarakat secara luas, tidak ada batasan ekonomi, sosial bahkan agama, semua komponen masyarakat dapat berperan aktif dalam membangun sebuah sistem keuangan yang lebih adil dan yang lebih penting mampu menjangkau lapisan pengusaha terkecil sekalipun.2 Salah satu lembaga keuangan syariah yang berdiri di tengah pertumbuhan lembaga keuangan syariah di Indonesia adalah Lembaga Keuangan Syariah Koperasi Serba Usaha Kota Santri (KSU) yang didirikan pada tanggal tanggal 1 Oktober 1997, yang pada awalnya bernama Baitul Maal wat Tanwil (BMT) “Kota Santri” yang merupakan Lembaga Keuangan berdasarkan Syari’ah sejumlah 5 unit, untuk menjadi motor
penggerak
perekonomian
masyarakat,
khususnya
kalangan
menengah kebawah dan atau pengusaha yang kesulitan permodalan dalam 1
UU Koperasi 17_12_Syari’ah Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil, (Yogyakarta: UII Press, 2004), Hlm. 73. 2
3
mengembangkan usaha yang sekaligus membantu mereka dari jeratan rentenir yang memanfaatkan kondisi krisis modal yang menimpa dunia usaha. Pada awal tahun 1998 menjadi 7 unit pelayanan, disisi lain Pinbuk membentuk Usaha perdagangan Retail kebutuhan pokok sehari-hari. Seiring berjalannya waktu, dibawah naungan legalitas PINBUK yang merupakan KSM ( Kelompok Swadaya Masyarakat ) dirasa tidak memadahi dan tidak tepat, maka didirikanlah Koperasi Serba Usaha ( KSU) tanggal 20 April 2002 dengan Kantor Pusat di Jl. Yos Sudarso 159 Kepatihan Wiradesa Pekalongan. Semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat Kantor di Jl. Yos Sudarso No. 159 Kepatihan Wiradesa tidak mampu menampung lagi kegiatan, maka diputuskan untuk mengadakan dan memiliki Kantor sendiri sebagai kantor pusat dan kantor cabang, hal ini bisa terwujud pada tahun 2006 dengan membeli tanah dan bangunan di Jl. Raya Wiroditan 126 Bojong Kabupaten Pekalongan sebagai kantor pusat dan di Jl. Raya Karangsari 15 Karanganyar Kabupaten Pekalongan sebagai kantor cabang yang memiliki berbagai macam produk simpanan maupun pembiayaan. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan dibagi menjadi dua yaitu pembiayaan produktif dan konsumtif. Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan yang
4
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sedangkan pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.3 Di lembaga koperasi serba usaha (KSU) Kota Santri sebelum melakukan perjanjian kredit atau pembiayaan baik konsumtif maupun produktif pihak nasabah harus menyerahkan jaminan berupa benda bergerak dan tidak bergerak. Benda bergerak diantaranya: BPKB, STNK dan kwitansi atau nota pembelian, sedangkan benda tidak bergerak diantaranya: tanah, bangunan atas tanah, los pasar. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah tidak mengenal system bunga, hanya dikenakan biaya atas benda yang menjadi jaminan dalam transaksi tersebut, sehingga dalam pelaksanaanya lembaga KSU Kota Santri memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat. Artinya keyakinan atau kemampuan dan kesanggupan nasabah untuk melunasi kewajibannya melunasi dengan batas waktu yang telah ditentukan. Nilai dari suatu benda yang akan dapat dipegang untuk suatu benda jaminan yaitu taksiran nilai jual pada suatu periode yang akan datang setelah kredit jatuh tempo, benda yang dijaminkan berbentuk jaminan fidusia. Dalam pelaksanaan pembiayaan nisbah bagi hasil dan jangka 3
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dalam Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani dan Tazka Cendikiawan, 2001), hlm.160.
5
waktu pembiayaan diberikan kepada nasabah tergantung dari negosiasi dan kesepakatan antara nasabah dengan pengelola KSU KOTA SANTRI dan dari setiap realisasi pembiayaan dikenakan biaya sebesar 1,5% dari jumlah pembiayaan yang diterima untuk administrasi dan provisi. Setelah diberikan persetujuan dan aqad dilakukan, selang tiga hari sampai satu minggu pihak KSU KOTA SANTRI memberikan dananya. Dalam proses pencairan dana yang dilakukan KSU KOTA SANTRI mengundang nasabah ke kantor pelayanan untuk menandatangani beberapa surat perjanjian dan kesepakatan atau surat pengakuan hutang pada KSU KOTA SANTRI. Jika pada kredit jatuh tempo seorang nasabah ternyata belum dapat melunasi hutang-hutangnya, maka pihak yang bersangkutan (KSU Kota Santri) akan melakukan opsi-opsi sehingga nasabah lebih mudah untuk melunasi hutang-hutangnya.4 Menurut ketentuan UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (UU JF), pada pasal 4 menetapkan, "Jaminan fidusia merupakan perjanjian ikutan dari suatu perjanian pokok yang menimbulkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi suatu prestasi". Perjanjian ikutan (accessoir) berarti lahir dan hapusnya suatu perjanjian jaminan fidusia bergantung pada perjanjian pokoknya (perjanjian utang piutang atau perjanjian pembiayaan). Jaminan fidusia yaitu pengalihan hak kepemilikan suatu
4
File KSU KOTA SANTRI
6
benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda.5 Seorang nasabah dalam memperoleh kredit harus melalui beberapa tahapan, yaitu mulai dari mengajukan kredit sampai dengan tahap penerimaan kredit dengan atau tanpa jaminan. Proses pemberian kredit di Koperasi Serba Usaha tidak jauh berbeda dengan bank. Perbedaanya terletak pada ukuran penilaian dan jasa taksiran dari benda yang menjadi jaminan. Benda jaminan tersebut mempunyai nilai ekonomis atau kelayakan yang dijadikan dalam pembiayaan tersebut. Kestabilan nilai benda jaminan sangat penting dalam pembiayaan sebagai kelayakan atas benda yang akan diikat sebagai benda jaminan.6 Bentuk jaminan yang diterapkan pada KSU adalah sama dengan bentuk jaminan yang diterapkan pada lembaga keuangan lainnya yaitu terdiri atas jaminan perorangan dan jaminan kebendaan. Namun, terdapat perbedaan dalam hal penerapan jaminan kebendaan antara KSU dengan lembaga keuangan lain. Pada kedua jenis pembiayaan ini jaminan kebendaan bukan merupakan jaminan pokok atau utama, karena pembiayaan yang diberikan adalah berupa talangan dana untuk membeli barang kebutuhan
debitur,
dimana
selama
barang belum
lunas
pembayarannya, barang tersebut masih berstatus sebagai jaminan. Jadi, jaminan utamanya adalah barang yang menjadi objek pembiayaan 5
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2015/03/28/154879/uu-jaminan-fidusiadan-perlindungan-konsumen/#.Vg39Yuyqqko (diakses pada 02 oktober pukul 11.00 WIB) 6 Teguh Pudjo Mulyono, Manajemen Perkreditan bagi Bank Komersial, (Yogyakarta : BPFE, 1997), hlm. 293
7
tersebut. Penerapan jaminan perorangan pada KSU sama dengan yang dilakukan oleh lembaga keuangan lain, bahwa jaminan perorangan dapat diterapkan untuk semua jenis pembiayaan yang dikeluarkan oleh KSU. Syarat yang harus dipenuhi dalam benda jaminan adalah benda harus berada di dalam kekuasaan pemberi pinjaman atau pihak KSU atau pihak lain yang disetujui pihak KSU dan jika benda tanggungan itu berada di tangan Si Peminjam maka jaminan itu tidak sah. Benda jaminan disetiap lembaga keuangan khususnya di KSU KOTA SANTRI dalam mengeluarkan pembiayaan menjadi sesuatu yang sangat penting. Dalam pembiayaan sebenarnya benda jaminan bukan menjadi bagian penting dalam pembiayaan, tetapi pemberian pembiayaan itu sendiri menjadi faktor penting dalam sebuah pembiayaan, karena tujuan utama lembaga keuangan yaitu memberikan pembiayaan untuk menolong nasabah kekurangan dana dengan nasabah kelebihan dana serta untuk memutarkan modalnya bagi pihak KSU KOTA SANTRI. Penilaian benda jaminan dalam pembiayaan mempunyai porsi tersendiri dalam pembiayaan serta prosesnya dan disetiap lembaga keuangan berbeda. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil
judul
penelitian“ANALISIS
KELAYAKAN
BENDA
JAMINAN DALAM PEMBIAYAAN DI KSU KOTA SANTRI CABANG KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN” karena didasari alasan penasaran penulis tentang kelayakan benda jaminan dan atas kepercayaan pihak KSU Kota Santri terhadap nasabah dan
8
meminimalisir tingkat risiko pembiayaan di KSU kota santri cabang karanganyar kabupaten pekalongan. B. Rumusan Masalah Dengan melihat uraian diatas maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah yang berkaitan yaitu: 1. Bagaimana analisis kelayakan benda jaminan dalam aplikasi pembiayaan di KSU KOTA SANTRI cabang karanganyar kabupaten pekalongan? 2. Bagaimana implikasi kelayakan benda jaminan terhadap pembiayaan di KSU KOTA SANTRI cabang karanganyar kabupaten pekalongan? C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a) Untuk mengetahui analisis kelayakan benda jaminan dalam aplikasi pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Kabupaten Pekalongan. b) Untuk mengetahui implikasi atau dampak kelayakan benda jaminan terhadap
pembiayaan
di
KSU
KOTA
SANTRI
Cabang
karanganyar Kabupaten Pekalongan. 2. Kegunaan Penelitian 1.
Secara Praktis a) Untuk menambah pengetahuan baik di bidang Perbankan Syari’ah pada umumya dan mengenai kelayakan benda jaminan pada khususnya.
9
b) Untuk dapat digunakan masyarakat sebagai media informasi dan acuan untuk mengetahui benda apa yang dapat dijadikan jaminan saat mengajukan pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Kabupaten Pekalongan. 2.
Secara Teoritis Untuk menambah pengetahuan kegiatan yang dilakukan KSU tentang kelayakan benda jaminan dalam pembiayaan dan untuk menekuni serta mempersiapkan diri dalam dunia perbankan pada umumnya, lembaga keuangan syariah pada khususnya serta mengembangkan pemikiran maupun pengetahuan yang sesuai dengan jurusan yang diambilnya.
D. Penegasan Istilah Untuk memperjelas dan agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka di bawah ini penulis akan mempertegas beberapa istilah yang tercantum dalam jujul penelitian. 1.
Analisis adalah penyelidikan terhadap peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.7
2.
Kelayakan benda jaminan adalah suatu hal layak (patut, pantas), kepantasan dua perihal yang dapat (pantas, patut) dikerjakan.8 Dan
7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1993), hlm. 32 8 Ibid., hlm. 504
10
Jaminan adalah agunan, borg, penanggung dari hutang seseorang yang telah dipercayainya.9 “Kelayakan Benda Jaminan” maksudnya adalah penilaian terhadap kriteria-kriteria yang dimiliki suatu benda sehingga patut dan pantas untuk dijadikan jaminan. 3.
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan kesepakatan, pinjam- meminjam antara pihak KSU dengan pihak nasabah yang mewajibkan peminjam untuk melunasi pinjamannya tersebut setelah jangka waktu tertentu. Prosesnya mulai dari analisis kelayakan pembiayaan sampai kepada realisasi atau persetujuan pembiayaannya.10
E. Telaah Pustaka Dalam penulisan Tugas akhir ini, untuk menghindari persamaan atau pengulangan penelitian yang telah ada sebelumnya, tentunya yang berkaitan dengan judul analisis kelayakan benda jaminan dalam aplikasi pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang karanganyar.
9
Zainal Bahri, Kamus Umum, Khususnya Bidang Hukum dan Politik, (Bandung : Angkasa, 1996), hlm. 123. 10 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta : UPPAMYKPN), 2002, hlm. 260
11
1.1 Tabel Perbandingan riset terdahulu dengan penelitian ini :
No 1
Nama dan Judul Penelitian Reni Puji Hastuti (23605031) Studi analisis kelayakan benda jaminan dalam aplikasi pembiayaan di pegadaian syariah cabang kota pekalongan
Jenis dan pendekatan Penelitian
Teknik pengumpulan data dan Tekhnik analisis data Perpaduan antara Teknik observasi, interview penelitian lapangan (field dan dokumentasi. research) dengan Perpaduan antara Metode penelitian pustaka deduktif dan metode (library research). Data induktif yang diperoleh melalui studi lapangan dipadukan dengan data-data yang diperoleh dari bahanbahan pustaka dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang di gunakan berupa data primer dan skunder.
Hasil Penelitian Mekanisme analisis kelayakan benda jaminan di Pegadaian Syariah Cabang Kota Pekalongan dilakukan dengan cara menaksir benda yang akan dijadikan sebagai jaminan, yakni apakah benda yang akan dijadikan sebagai jaminan, yakni apakah benda tersebut layak atau tidak sebagai benda jaminan gadai, proses dari penilaian benda jaminan dilakukan oleh juru taksir dengan mengetahui mutu dan nilai benda serta mengetahui harga pasar pada umumnya (standar harga yang berlaku). Disamping itu Pegadaian juga memiliki timbangan dan alat ukur
Perbedaan dan Persamaan Perbedaan dari penelitian ini adalah membahas ditempat yang berbeda, persamaan dari penelitian ini adalah membahas tentang analisis kelayakan benda jaminan.
12
tertentu yang digunakan untuk mengukur karat emas dan gram emas. Besarnya pinjaman adalah 90% dari nilai taksiran.
2
Riza Mukhayati (23606018) Penerapan Agunan Dalam Pembiayaan Murabahah Di BMT ANNAJAH Wiradesa Pekalongan
Penelitian lapangan (field research). Data yang diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mengamati, mencatat dan mengumpulkan dan dipadukan dengan bahan-bahan pustaka dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang di gunakan berupa data primer dan skunder.
Teknik observasi, interview, dan dokumentasi Metode analisis data deskriptif
Kendala yang dihadapi BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan dalam penerapan agunan pada pembiayaan murabahah adalah benda yang dijadikan agunan masih atas nama orang lain. Untuk mengatasi kendala tersebut, solusi yang ditempuh BMT An-Najah adalah pemilik benda agunan yang harus memberikan surat kuasa kepada calon nasabah untuk menggunakan hak miliknya, pemilik sebenarnya harus ikut dalam penandatanganan akad murabahah sebagai pemilik benda agunan tersebut harus menanggung risiko apabila terjadi permasalahan dalam pembiayaan tersebut.
Perberdaan dari penelitian ini terletak pada sebuah produk murabahah dan ditempat yang berbeda, persamaan dari penelitian ini adalah membahas tentang agunan atau jaminan.
13
3
M. Rizqon (23604013) Kajian tentang penilaian jaminan sebagai prinsip prudential banking terhadap pembiayaan pada BMT Bahtera Group Pekalongan
Penelitian lapangan (field research). Data yang diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mengamati, mencatat dan mengumpulkan dan dipadukan dengan bahan-bahan pustaka dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang di gunakan berupa data primer dan skunder.
Teknik interview, observasi dan dokumentasi Metode deduktif, induktif dan komparatif
Pemakaian jaminan (collateral) pembiayaan di BMT Bahtera Group Pekalongan merupakan salah satu konsep analisis pembiayaan dalam rangka kehati-hatian BMT dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah. Penilaian jaminan (collateral) yaitu dilakukan BMT Bahtera Group Pekalongan menerapkan batas maksimal yakni 50%-60% dari nilai jaminan yang diberikan sebagai antisipasi tingkat risiko yang akan timbul dan mengcover nilai pembiayaan tersebut.
Perbedaan dari penelitian ini terletak pada sebuah prinsip prudential banking dan terletak ditempat yang berbeda, persamaan dari penelitian ini adalah membahas tentang jaminan terhadap pembiayaan.
4
Mustainah (23604021) Penilaian jaminan sertifikat tanah dan bangunan untuk
Penelitian lapangan (field research) yaitu berusaha memperoleh data primer berdasarkan hasil penelitian. Data yang diperoleh melalui studi lapangan dengan cara
Teknik observasi, wawancara dan dokumentasi Metode kualitatif dengan cara: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
Dalam perhitungan appraisal data-data pembanding sangat penting diperoleh untuk dapat menghitung nilai pasar properti, selain itu, bank juga harus memberikan penyesuaian dan pembobotan
Perbedaan dari penelitian ini terletak penilaian jaminan sertifikat tanah, bangunan pada sebuah produk
14
5
pembiayaan murabahah di BNI Syariah Pekalongan
mengamati, mencatat dan mengumpulkan dan dipadukan dengan bahan-bahan pustaka dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang di gunakan berupa data primer dan skunder.
Sukma Suciati (2012110005) Analisis kelayakan nasabah pembiayaan mikro pada warung mikro Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan
Penelitian lapangan yang berkaitan dengan prosedur pembiayaan. Data yang diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mengamati, mencatat dan mengumpulkan dan dipadukan dengan bahan-bahan pustaka dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang di gunakan berupa data primer dan skunder.
Teknik wawancara dan dokumentasi Metode analisis data deskriptif
atau pembebanan yang tepat untuk memperoleh hasil dapat menguntungkan kedua belah pihak. Sedangkan dalam appraisal ini dapat berubahubah nilainya sehingga akan terdapat perbedaan untuk pengajuan jaminan saat ini dan untuk waktu yang akan datang, karena nilai dapat berubah setiap saat.
murabahah dan terletak ditempat yang berbeda, persamaan dari penelitian ini adalah membahas tentang jaminan terhadap pembiayaan.
Prosedur pembiayaan warung mikro di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan dengan cara calon nasabah mengajukan surat permohonan pembiayaan berkas-berkas yang dibutuhkan, analisis kelayakan nasabah account officer, wawancara dan peninjauan lapangan, persetujuan komite pembiayaan, penentuan dan penandatanganan akad pembiayaan, realisasi pencairan pembiayaan, penyelidikan berkas-berkas
Perbedaan penelitian ini adalah menganalisa kelayakan nasabah, pembiayaan produktif dan ditempat yang berbeda, persamaan dari penelitian ini adalah menganalisa kelayakan terhadap
15
oleh back office, pengambilalihan jaminan oleh pihak Bank Syariah Mandiri, proses pengangsuran pembiayaan dan pemantauan
pembiayaan
6
Rohayati (23604076) Studi kelayakan calon nasabah pembiayaan murabahah di BMT KOTA SANTRI Wiradesa
Penelitian lapangan yaitu suatu bentuk pengumpulan data dan informasi yang ditemukan dilapangan, dan dibantu dengan literature lain seperti buku-buku. Sumber data yang di gunakan berupa data primer dan skunder.
Teknik observasi, teknik dokumentasi dan teknik interview Perpaduan antara metode deduktif dan metode induktif
Prosedur yang dijalankan BMT KOTA SANTRI dalam merekrut nasabah pembiayaan, dengan menggunakan tahap-tahap yang disederhanakan melalui kebijakan procedural.
Perbedaan dari penelitian ini adalah meneliti kelayakan nasabah pembiayaan mudharabah, persamaan dari penelitian ini adalah terletak pada pembiayaan dan ditempat yang sama
7
Eka Fitriyana (122503012) Analisa mekanisme penilaian barang jaminan dalam mendapatkan pembiayaan
Penelitian lapangan (field research) yaitu penulis mengambil tema barang jaminan dengan produk Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang sebagai studi
Teknik observasi , interview dan dokumentasi Metode deskriptif kualitatif. Pertama-tama penulis mendeskripsikan barang jaminan dengan akad pembiayaan murabahah
Penentuan barang jaminan dalam mendapatkan pembiayaan murabahah di BMT Walisongo semarang yaitu meliputi character, capacity, capital, colateral, condition dan barang yang dijaminkan adalah meliputi
Perbedaan dari penelitian ini adalah analisa mekanisme pembiayaan murabahah dan ditempat yang berbeda,
16
murabahah di kasus penelitian KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang
yang digunakan BMT Walisongo Semarang
barang bergerak dan barang tidak bergerak
persamaan dari penelitian ini adalah meneliti tentang analisa penilaian jaminan
8
Syukron Ali Mukharom (2012110009) Implementasi jaminan pada pembiayaan mudharabah di BMT Citra Keuangan Syariah Comal
Penelitian lapangan (field research) data-data yang digunakan dalam penelitian diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mencatat, mengumpulkan berbagai data dan informasi yang ditemukan dilapangan. Sumber data yang di gunakan berupa data primer dan skunder.
Teknik wawancara dan dokumentasi Metode analisis data deskriptif
BMT Citra Keuangan Syariah Comal selalu menyaratkan jaminan pada pembiayaan mudharabah. Dalam cara penentuan jaminan, pada dasarnya jaminan bukan menjadi tujuan utama BMT, yang menjadi tujuan utama BMT adalah memberikan pembiayaan usaha. Jadi pembiayaan usaha itu nomor satu, sementara jaminan adalah salah satu cara untuk menjamin apakah penjamin itu akan melaksanakan kewajibannya di BMT
Perbedaan dari penelitian ini adalah jaminan pada pembiayaan mudharabah dan ditempat yang berbeda, persamaan dari penelitian ini adalah meneliti tentang jaminan pada pembiayaan
9
Siti Nur Lailatul Mahmudah (203046101762) Fungsi jaminan dalam
Perpaduan antara penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research),
Teknik observasi dan wawancara Metode analisis data diskriptif
Penentuan barang jaminan dalam mendapatkan pembiayaan murabahah di BMT Walisongo semarang yaitu meliputi character,
Perbedaan dari penelitian ini adalah terletak dari jaminan dalam
17
pembiayaan mudharabah (studi pada LKS Berkah Madani Kelapa Dua)
10
Erwin Sugianto (100040170) Pembiayaan dan jaminan (Aspek jaminan pada perjanjian pembiayaan konsumen di PT WOM Finance Tbk, Surakarta
Penelitian yang bersifat yuridis sosiologis, agar diperoleh keterangan yang lengkap, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan, maka dalam suatu penelitian diperlukan metode pendekatan guna pembahasan masalah yang terfokus dan penelitian yang terarah pada pokok permasalahannya, sumber data yang digunakan adalah primer
Teknik wawancara dan kepustakaan Metode analisis data interactive meliputi pengumpulan data, pengolahan/reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data
capacity, capital, colateral, condition dan barang yang dijaminkan adalah meliputi barang bergerak dan barang tidak bergerak, jaminan dalam akad mudharabah berfungsi sebagai salah satu langkah untuk melindungi dana masyarakat agar tidak hilang begitu saja akibat keteledoran dari mudharib
pembiayaan mudharabah dan ditempat yang berbeda, persamaan dari penelitian ini adalah meneliti tentang jaminan dalam pembiayaan
Mekanisme jaminan, fungsi jaminan dan dampak jaminan dalam perjanjian pembiayaan memiliki peran yang penting dalam pembiayaan di PT WOM Finance, sebagai antisipasi konsumen wanprestasi terhadap pembiayaan yang diambilnya
Perbedaan dari penelitian ini adalah terletak pada aspek jaminan dalam pembiayaan konsumen dan ditempat yang berbeda, persamaan dari penelitian ini adalah meneliti tentang jaminan dalam pembiayaan
18
dan sekunder
19
F. Kerangka Teoretik 1. Pembiayaan Pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank atau dalam hal ini pihak KSU dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan imbalan atau bagi hasil.11 Sebagai upaya memperoleh pendapatan
yang semaksimal
mungkin, aktivitas pembiayaan KSU juga menganut azas syari’ah, yakni dapat berupa bagi hasil, keuntungan maupun jasa manajemen supaya dapat memaksimalkan pengelolaan dana, maka manajemen harus memperhatikan tiga aspek penting dalam pembiayaan yaitu aman, lancar dan menguntungkan.12 Jenis pembiayaan di Bank Syariah sebagaimana dalam bukunya Adiwarman A. Karim yang berjudul Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan adalah sebagai berikut: pembiayaan modal kerja syariah, pembiayaan
investasi
syariah,
pembiayaan
konsumtif
syariah,
pembiayaan sindikasi, pembiayaan berdasarkan take over, pembiayaan letter of credit.13
11
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), (Yogayakarta: UII Press, 2004), hlm. 163. 12 Ibid, hlm. 164. 13 Karim, Adiwarman A, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, edisi ketiga, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 231.
20
2. Analisis Jaminan a. Jaminan adalah suatu objek berupa benda, baik benda bergerak seperti BPKB dan STNK motor maupun tidak bergerak seperti sertifikat tanah, bangunan atas tanah yang khusus diperuntukan untuk menjamin utang debitur kepada kreditur apabila di kemudian hari utang tersebut tidak dapat dibayar oleh debitur.14keberadaan jaminan
kredit
(collateral)
merupakan
persyaratan
guna
memperkecil risiko bank dalam menyalurkan kredit. Pada prinsipnya suatu kredit tidak selalu harus dengan jaminan kredit, sebab jenis usaha dan peluang bisnis yang dimiliki debitur pada dasarnya sudah merupakan jaminan atas prospek usaha itu sendiri. Hanya saja, jika suatu kredit dilepas tanpa agunan maka kredit itu akan memiliki resiko yang sangat besar karena jika investasi yang dibiayai
mengalami
kegagalan
atau
tidak
sesuai
dengan
perhitungan semula.15 b. Fungsi jaminan dapat dijadikan sebagai sumber terakhir pengganti pelunasan pembiayaan, apabila mitra sudahnyata-nyata tidak mempunyai kemampuan lagi untuk membayar walau sebelumnya pihak koperasi telah berupaya memberikan masa tangguh dan upaya lain agar tidak terjadi pengambilan jaminan sebagai sumber pembayaran pelunasan pembiayaan. Jaminan (agunan) dijadikan sebagai 14
pelunasan
pembiayaan
apabila
mitra
nyata-nyata
Gatot Supramono, Perjanjian Utang Piutang (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 59. 15 Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm. 57.
21
melakukan tindakan ingkar janji dengan indikasi keculasan dan kesengajaan. c. Jenis Jaminan Kredit 1) Jaminan Perorangan (Personal Guarabty) Jaminan perorangan yaitu jaminan seorang pihak ketiga yang bertindak untuk menjamin dipenuhinya kewajibankewajiban debitur. Jaminan ini dapat dilakukan tanpa sepengetahuan debitur. 2) Jaminan Kebendaan (Persoonlijke en zakelijke) Jaminan kebendaan yaitu jaminan yang dilakukan oleh kreditur dengan debiturnya, ataupun antara kreditur dengan seorang pihak ketiga yang menjamin dipenuhinya kewajibankewajiban debitur.16 Jenis benda pada dasarnya ada dua macam , yaitu benda bergerak dan tidak bergerak. Untuk dapat mengatakan sebuah benda itu sebagai benda bergerak atau benda tidak bergerak pada umumnya yang digunakan sebagai ukuran dengan cara melihat dari sifatnya, apakah benda yang bersangkutan dapat dipindahkan dari tempatnya atau tidak. Semua benda yang disediakan debitur untuk dijadikan jaminan tata caranya dengan mengadakan perjanjian jaminan. Keberadaan perjanjian jaminan letaknya berada di belakang
16
ibid, hlm. 58
22
perjanjian pokok yaitu perjanjian utang piutang. Perjanjian pokok harus ada terlebih dahulu baru ada perjanjian jaminan, karena perjanjian jaminan bersifat accesoir menggantung kepada utang piutang. Sifat accessoir tampak ketika perjanjian pokok selesai, maka berakibat perjanjian jaminan juga ikut selesai. Perjanjian jaminan tidak mungkin terus berdiri apabila perjanjian utang piutangnya sudah habis, karena perjanjian jaminan sudah tidak ada fungsinya, sudah tidak ada lagi hutang yang dijamin oleh debitur.17 d. Penyidikan dan Penilaian 1) Untuk memproses dan menetapkan penilaian terhadap jaminan yang diagunkan dan menyelidiki data-data dan spesifikasinya, harus dilakukan oleh seksi penyidikan dan penilai (jika telah ada) dan jika belum ada dilakukan oleh Account Officer yang bersangkutan. 2) Hasil penyidikan dan penilaian memberikan informasi tentang harga dan nilai dari aktiva yang akan diagunkan dan legalitas kepemilikannya yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam merekomendasikan pembiayaan.
17
Gatot Supramono, Op.Cit. hlm.61-62
23
e. Peringkat jaminan berdasar jenis dan tata cara pengikatannya sebagai agunan untuk suatu jumlah pembiayaan akan dibuat ketentuan tersendiri. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam tugas akhir ini menggunakan perpaduan antara penelitian lapangan (field research).18Artinya data-data yang digunakan dalam penelitian diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mengamati, mencatat dan mengumpulkan berbagai data dan informasi yang ditemukan dilapangan, yaitu dengan menganalisis kelayakan benda jaminan dalam pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar. 2. Sumber Data a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber primer, yakni
sumber
asli
yang
memuat
informasi
atau
data
tersebut.19Sumber data primer yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data berbentuk file KSU meliputi: sejarah, profil, kelembagaan, struktur organisasi, uraian tugas, produkproduk dan sumber serta penggunaan dana yang diperoleh dengan datang langsung ke KSU Bojong selaku Pusat KSU KOTA SANTRI dan wawancara tentang analisis kelayakan benda jaminan 18
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Fakultas UGM, 1998) hlm. 91. Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,1999) 19
24
dalam pembiayaan dengan bapak Wiyono, S.Pd selaku kepala cabang KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar. b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli yang memuat informasi atau data tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian, dan data-data lain yang berkaitan dengan Analisis kelayakan benda jaminan seperti: data jumlah pembiayaan dari tahun 2010-1014. 3. Metode Pengumpulan Data Masyhuri,
mengatakan
bahwa
teknik
pengumpulan
data
merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berpengaruh
dengan
fokus
penelitian
yang
diteliti.20Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi Teknik pengamatan ini berdasarkan atas pengamatan sendiri. Pengamatan tersebut memungkinkan peneliti untuk mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang 20
Masyhuri, dan Zainuddin, Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dan Aplikatif, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011)
25
langsung diperoleh dari data.21 Dalam teknik observasi ini peneliti mengamati hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, yaitu mengamati tentang analisis kelayakan benda jaminan dalam pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dan implikasinya terhadap pembiayan dengan cara datang langsung ketempat penelitian selama 2 hari, mengamati kegiatan petugas pembiayaan dalam menangani nasabah pembiayaan serta menilai kelayakan jaminan dan melakukan wawancara langsung kepada beberapa nasabah pembiayaan di KSU. b. Wawancara Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data untuk mencari informasi terhadap objek usaha dengan cara tanya jawab langsung dengan ibu Safiroh Azizah,A.Md selaku bagian pembiayaan KSU KOTA SANTRI Karanganyar, dan bapak Wiyono, S.Pd selaku kepala cabang KSU KOTA SANTRI cabang Karanganyar. c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu suatu metode yang digunakan untuk mencari data berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dokumentasi juga bisa berupa foto-foto
akad pembiayaan asli yang diambil secara langsung
ditempat yang bersangkutan.
21
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2006, hlm. 174
26
4. Metode Analisis Data Untuk
memperoleh
hasil
penelitian
yang
dapat
dipertanggungjawabkan dalam pengambilan kesimpulan, penulis menggunakan analisis data sebagai berikut: a. Metode Induktif yaitu suatu cara berfikir berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa yang kongkrit, kemudian dengan peristiwaperistiwa yang kongkrit tersebut ditarik generalisasi-generalisasi yang bersifat umum.22 Seperti pada prosedur transaksi pemberian kredit di KSU diteliti untuk mendapatkan suatu kesimpulan bahwa prosedur transaksi pemberian kredit di KSU sama dengan prosedur transaksi pemberian kredit pada umumnya, dan untuk mengetahui kekhususan yang dimiliki oleh lembaga KSU dengan lembaga keuangan lainnya dalam transaksi pemberian kredit . b. Metode Deduktif yaitu suatu metode yang berangkat dari pengetahuan yang bersifat umum dan bertitik pada pengetahuan umum ini akan digunakan menilai suatu yang khusus,23 yakni dengan meneliti kriteria kelayakan benda jaminan yang dijadikan dalam transaksi pemberian kredit di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar yang kemudian ditarik suatu kesimpulan sebagai acuan kriteria yang layak sebagai benda jaminan.
22
Sutrisno Hadi, Op.Cit. hlm. 42
27
H. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam pembahasan maka penulisan proposal penelitian ini dibagi menjadi 5 Bab dan pada setiap bab terditi dari sub bab, sub bab yang satu sama lain saling berkaitan, sehingga pembahasan bab merupakan rangkaian pembahasan berikutnya. Adapun sistematika penulisanya adalah sebagi berikut : BAB 1 PENDAHULUAN, merupakan pembuka yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian, serta sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI, membahas tentang kelayakan benda jaminan meliputi pengertian jaminan, tujuan jaminan dan konsep jaminan, fungsi dan kegunaan jaminan, jaminan dilembaga keuangan, dan pembiayaan
yang
meliputi
pengertian
pembiayaan,
jenis-jenis
pembiayaan, manfaat pembiayaan dan prinsip pembiayaan. BAB 3 KAJIAN PENELITIAN, penulis menguraikan gambaran secara umum objek penelitian dan data-data deskriptif. Gambaran umum disajikan dalam bentuk informasi umum diantaranya profil KSU KOTA SANTRI : sejarah berdirinya KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar, visi dan misi, fungsi dan tanggung jawab kepengurusan KSU, struktur organisasi dan personalia, uraian tugas dan wewenang, produk-produk, dan sumber serta penggunaan dana. Penilaian terhadap nasabah
28
pembiayaan meliputi prinsip 5C. Penilaian terhadap kelayakan jaminan dalam pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang karanganyar. BAB 4 ANALISIS DATA, disajikan hasil analisis penulis tentang mekanisme analisis kelayakan benda jaminan dalam pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dan implikasi kelayakan benda jaminan
dalam
pembiayaan
di
KSU
KOTA
SANTRI
Cabang
Karanganyar. BAB 5 PENUTUP, merupakan bab terakhir dalam penulisan tugas akhir ini dan merupakan bab yang penting karena bab ini merupakan kesimpulan dan saran.