BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk melihat peluang bisnis
, mengumpulkan sumber daya yang ada untuk meraih kesuksesan. Menurut Drucker dalam Suryana ,kewirausahaan adalah suatu kemampuan utnuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda(Suryana,2000:4). Wirausaha biasa disebut Entrepreneur, seorang yang yang membangun sumber daya kerja, orang yang membawa perubahan, inovasi yang mampu meningkatkan suatu nilai yang lebih besar dari sebelumnya. Dalam menciptakan usaha dituntut adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yag berbeda dari yang ada sebelumnya.Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak (Kasmir,2006:18). Seorang wirausaha selalu berfikir untuk mencari peluang, memanfaatkan peluang, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberi keuntungan. Seorang wirausaha juga tidak lepas dari kerugian yang harus siap dihadapi kapan saja dan dimana saja. Kerugian merupakan suatu hal yang biasa dalam berwirausaha,karena faktor kerugian akan selalu ada. Bahkan, bagi mereka semakin besar peluang dan keuntungan yang didapatkan dari usaha tersebut maka akan semakin besar pula resiko yang didapatkan. Pada dasarnya, semua orang berpeluang menjadi wirausaha, dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarga bahkan masyarakat, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berani mengambil langkah untuk memulai wirausaha karena adanya ketakutan akan resiko tadi. Tidak sedikit
11 Universitas Sumatera Utara
orang yang berpikir bahwa menjadi wirausaha itu sama seperti tidak punya masa depan. Padahal profesi wirausaha menjanjikan peluang peningkatan pendapatan yang tinggi dan memungkinkan kita bebas dari financial di hari tua sehingga kita bisa bebas pensiun lebih tenang dan fokus pada misi hidup kita yang lainnya. Bahkan jika dilihat dari fakta nyatanya tidak sedikit wirausaha yang berhasil bahkan memiliki nama besar yang dimulai dari bisnis usaha kecil-kecilan terlebih dahulu. Contohnya pemilik Mustika Ratu yang bernama Ibu Moeryati Soedibyo, yang memulai usahanya dari jamu dan perawatan kecantikan secara tradisional dengan kecil-kecilan, Chairul tanjung yang memulai usahanya dari usaha potocopy di kampus sampai menjadi percetakan besar dan melahirkan banyak usaha lainnya sampai sekarang, Aburizal Bakri (Bakri & Brother’s ) dan masih banyak lagi. Jika diperhatikan kegiatan seorang wirausaha tampaknya sederhana. Namun jika dilihat lebih teliti lagi, ternyata mereka lebih teliti dalam mengatur waktu, memilih bahan atau barang yang akan dijual. Mereka pandai dalam membaca keinginan, kebutuhan dan selera konsumennya. Mereka juga pandai dalam menentukan harga yang harus dibayar oleh pelanggan sehingga menghasilkan keuntungan. Seorang wirausahawan juga dituntut pandai dalam melayani konsumennya sehingga mereka merasa nyaman dan melakukan transaksi secara terus menerus yang disebut dengan pelanggan. Dalam menjalankan tugasnya mereka tidak menunggu perintah, tetapi memerintah anak buahnya (karyawan) untuk melakukan kegiatannya. Semua yang mereka lakukan diperoleh dari pengalaman yang pernah mereka lakukan atau pengalaman dari orang lain (Kasmir,2006:16). Seorang wirausaha tidak akan berhasil jika tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yag berhasil dan begitu juga sebaliknya. Untuk menjadi wirausaha yang berhasil harus siap memiliki kompetensi dalam menghadapi resiko
12 Universitas Sumatera Utara
dan tantangan yang setiap hari berubah ubah sesuai dengan kondisi pasar. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada hasil, karena seorang wirausaha adalah orang yang selalu berorientasi pada hasil. Seseorang yang termotivasi akan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena keuntungan-keuntungan dalam dunia wirausaha (Zimmerer dan Scarbough 2008:11). Selain mendapatkan keuntungan, seorang wirausaha juga dihadapkan dalam berbagai macam kendala. Adapun keuntungan yang akan didapatkan mencakup peluang untuk menentukan nasib anda sendiri, karena memiliki usaha sendiri memberikan kebebasan dan peluang untuk mencapai apa yang penting bagi anda. Peluang dalam melakukan perubahan merupakan sebuah cara untuk memperoleh keuntungan bagi wirausaha, karena hal yang dituntut dari wirausaha adalah untuk dapat menciptakan sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada sebelumnya. Dengan adanya inovasi, keuletan dan potensi yang dimiliki wirausaha akan mampu memberikan keuntungan yang menakjubkan. Oleh karena itu diperlukan usaha keras dari wirausaha tersebut
untuk
mencapai keuntungan yang dapat membuat bisnis berhasil. Berbagai resiko yang berupa kendala yang akan dihadapi oleh wirausaha adalah seperti, ketidakpastian pendapatan karena membuka dan menjalankan suatu usaha tidak memberikan jaminan bahwa wirausaha akan memperoleh pendapatan yang tetap. Selain itu juga mengenai kerugian, inilah resiko yang paling banyak terjadi dalam wirausaha. Yaitu mengalami kerugian, sehingga uang yang digunakan sebagai modal menjadi hilang. Bila menjalankan usaha tanpa modal, tenaga yang digunakan selama ini menjadi sia-sia. Selain itu, waktu yang digunakan selama ini menjadi terbuang percuma. Tapi dengan mengalami kerugian seperti ini, seorang wirausaha akan memperoleh pengalaman. Dan pengalaman ini dapat menjadikan sebuah pembelajaran untuk memperoleh kesuksesan pada usaha lain.
13 Universitas Sumatera Utara
Resiko kehilangan seluruh investasi dapat dialami sang pengusaha jika mereka tidak memiliki pengalaman, keahlian dan pengetahuan dalam mengelola usahanya. Disamping itu tekanan yang dihadapi oleh wirausaha juga dapat menyebabkan tingkat stress yang tinggi karena banyak wirausaha menyadari bahwa mereka harus mengambil keputusan mengenai beberapa hal dan menanggung beban perusahaannya sendiri karena tidak bisa mendelegasikan wewenang kepada orang lain. Tingkat stress yang tinggi besar kemungkinan akan menimbulkan rasa putus asa dalam diri seorang entrepreneur. Adapun faktor yang mendorong entrepeneur dalam wirausaha antara lain : modal, pengalaman, pendidikan, minat dan bakat (Pandji,2002:243,dan Kasmir,2006:38). Dengan faktor-faktor tersebut seorang wirausaha mampu menciptakan kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat terlebih bagi dirinya sendiri. Modal merupakan faktor yang penting dalam memulai suatu usaha. Tanpa modal suatu usaha tidak dapat berjalan, karena modal tersebut digunakan dalam mengoperasikan bisnis tersebut. Jika seorang ingin memulai usaha tetapi memiliki kendala dalam hal modal, maka ia dapat memperoleh modal dengan cara melakukan pengkreditan. Dalam kegiatan wirausaha, modal tidak selalu identik dengan modal yang berwujud seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang ridak berwujud seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral dan modal mental. Secara garis besar, modal kewirausahaan dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu modal intelektual , modal sosial dan moral dan mental, serta modal material. Dalam penelitian aspek modal hanya diambil 2 aspek yaitu modal material dan modal intelektual. Pengalaman juga dapat memberikan pengaruh positif dalam wirausaha, karena pengalaman dapat menjadi petunjuk atau pedoman agar tidak melakukan kesalahan dalam
14 Universitas Sumatera Utara
menjalankan usaha. Pendidikan juga sama pentingnya dalam mempengaruhi kesuksesan berbisnis, dengan adanya pendidikan seorang wirausaha tidak gampang dipengaruhi dalam pengambilan keputusan serta mudah dapat membuat laporan keuangan dan perencanaan bisnis, yang justru sangat jarang dilakukan oleh para pengusaha kecil. Minat atau bakat yang timbul merupakan sesuatu yang sudah tertanam dalam diri seseorang sehingga akan mempermudah dalam beradaptasi dalam mengembangkan usahanya, karena usahanya dijalankan sesuai dengan keahlian dan bakat yang telah dimilikinya. Namun, ada juga beberapa orang yang memiliki bakat tertentu setelah dipelajari. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan referensi yang terkait dengan penelitian penulis, yaitu penelitian terdahulu yang membahas tentang wirausaha.adapun penelitianpenelitian tersebut adalah sebagai berikut : Berdasarkan penelitian yang dilakukan Martondang (2006) dengan judul penelitian “analisis faktor-faktor yang mendorong wirausaha memulai usaha kecil (study kasus pada gerai penjualan pulsa handphone di sepanjang jalan letda sujono Medan), diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang paling dominan dijumpai para wirausaha utnuk memulai usaha kecil adalah faktor yang disengaja, dimana seseorang yang memang sengaja mempersiapkan dirinya untuk berwiarusaha. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian yang dilakukan Intan(2010) dengan judul penelitian analisis faktor-faktor yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha (study kasus pada pengusaha bengkel di jalan setiabudi Medan).Penelitian ini menggunakan metode quisioner dan memperoleh kesimpulan bahwa modal, peluang, pengalaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap para usaha bengkel di jalan setiabudi Medan.
15 Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh Erin Kirena (2011) dengan judul faktor penghambat woman entrepeneur dalam berwirausaha (study kasus wanita pengusaha salon di jalan sei mencrim Medan). Peneliti menggunakan teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Peneliti menggunakan 10 orang responden sebagai sampel. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa faktor – faktor yang menghambat women entrepreneur dalam berwirausaha adalah faktor kewanitaan, faktor sosial budaya dan adat istiadat, faktor administrasi dan faktor pendidikan. Faktor penghambat paling dominan adalah faktor sosial budaya dan adat istiadat. Penelitian yang diangkat oleh Karmila (2013) dengan judul Faktor-Faktor Yang Menentukan Pengambilan Keputusan Peternak dalam Memulai Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur di Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan bantuan kuisioner. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan alat analisis faktor. Hasil ekstraksi dari 8 (delapan) variabel menunjukkan hanya 7 (tujuh) variabel yang memenuhi syarat untuk ekstraksi lebih lanjut. Sehingga menghasilkan 2 (dua) faktor bentukan. Variabel yang tergolong dalam faktor satu adalah variabel ketersediaan sarana dan prasarana (X6), minat (X7), keinginan memperoleh pendapatan (X3), pengetahuan peternak (X2) dan modal (X1). Kelima variabel tersebut memiliki pengaruh yang nyata dalam menentukan pengambilan keputusan peternak untuk memulai usaha peternakan ayam ras petelur di Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng, sedangkan variabel yang tergolong ke dalam faktor 2 (dua) adalah adanya dukungan pemerintah (X5), dan keberanian mengambil resiko (X8). Penelitian yang dilakukan oleh Tewibowo (2012) yang membahas tentang mempromosikan Entrepreneur Food Expo untuk mendorong semangat anak muda untuk terjun langsung menjadi seorang entrepeneur dan meningkatkan angka presentase entreprenuer di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi lapangan, studi
16 Universitas Sumatera Utara
literatur dan narasumber. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa minat dan target daripada entrepeneur muda dapat dilakukan dengan cara perancangan promosi event. Di kota-kota besar Indonesia termasuk Medan salah satunya merupakan kota yang berpeluang besar dalam membuka usaha khususnya makanan, telah terlihat semakin banyak usaha-usaha makanan yang digemari oleh masyarakat Medan sendiri, dimana masyarakat Medan terkenal dengan hobbynya yaitu wisata kuliner. Hal ini menyebabkan terbukanya peluang untuk membuka usaha makanan. Fenomena ini menyebabkan banyaknya usahausaha kuliner yang dapat kita temui di berbagai kawasan di kota Medan. Salah satu kawasan yang terdapat banyak usaha jajanan kuliner adalah Pajus. Mereka menjual banyak jenis jajanan yang memiliki khasnya masing-masing. Dengan berbagai jenis makanan yang ada dan memiliki cita rasanya masing-masing serta harganya yang terjangkau, akan mampu menarik keinginan konsumen untuk menarik konsumen dan berkeinginan untuk melakukan pembelian terus-menerus. Pajus merupakan salah satu lahan yang sangat potensial untuk membuka suatu usaha. Diatas lahan 4000 meter persegi, Pajus mampu menyediakan semua kebutuhan mahasiswa. Hal inilah yang membuat pajus menjadi sangat ramai dengan kuantitas pengunjung rata-rata sepuluh ribu perharinya, melihat keadaan ini wirausaha memanfaatkan peluang untuk membuka usaha kecil menengah makanan. Wirausaha harus mampu melihat peluang yang tepat dengan rangkaian yang kuat dan muncul benang merah antara AKU-BISNIS-PASAR (Hendro,2011:48). Tanpa benang merah tersebut usaha tidak akan dapat bertumbuh dan berkembang,dan benang merah tersebutlah yang telah dimanfaatkan oleh wirausaha di pajus membuka usaha kecil menengah. Melihat fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor Modal, Pendidikan, Pengalaman, Minat dan Bakat Terhadap
17 Universitas Sumatera Utara
Entrepreneur Memulai Usaha Kecil Menengah (Study Korelasional Kuantitatif Pada Pajus Karona di Jl.Jamin Ginting Padang Bulan)
1.1.1 Sejarah Pajus Pada tahun 1998 saat krisis ekonomi melanda negeri ini, banyak terjadi PHK tak terkecuali di Kota Medan. Ditengah kesulitan mencari kerja mulailah orang-orang ini membuka usaha berdagang di sekitar kampus USU. Mereka menganggap, kampus merupakan lahan potensial karena banyak calon pembeli. Makin lama makin banyak pula pedagang yang bermunculan dan menyebabkan lingkungan di luar kampus USU semrawut, dimana ada lahan kosong disitu orang berjualan hasilnya USU terlihat seperti pasar malam belum lagi ditambah dengan keadaan kampus yang mulai tidak kondusif, karena adanya tempat para pedagang tadi yang mana banyak mahasiswa yang berjudi dan melakukan hal yang tidak positif lainnya. Melihat kondisi ini, rektor kampus menginstruksikan pihak cikal agar mengkoodinasikan “pajak” tersebut untuk dipindahkan kedalam kampus USU dan membuatnya menjadi lebih tertata dengan syarat tidak ada lagi tempat perjudian. Sejak itulah, Pajus mulai beroperasi didalam kampus. Para pedagang di Pajus juga dikenakan retribusi, untuk uang keamanan dan kebersihan mereka harus membayar sesuai dengan yang ditentukan. Pedagang juga dikenakan biaya sewa kios dengan tarifnya yang bervariasi, bahkan ada yang sampai lima juta pertahun. Dana ini disetor ke pihak pengelola yang ditangani oleh Kepala Keamanan. Dari iuran ini, kesejahteraan satpam pun meningkat seiring dengan banyaknya usaha yang berdiri dan meningkatnya pendapatan para pedagang yang ada berusaha di pajus. Namun pada 18/September/2010 Pajus dilalap sijago merah. Diduga, penyebab kebakaran adalah meledaknya genset di sebuah toko sepatu dan kerugian diperkirakan melebihi 1 miliar rupiah. Dan setelah vakum dalam beberapa waktu pajus baru pun dibangun
18 Universitas Sumatera Utara
dengan kesepakatan yang telah dirundingkan pihak-pihak yang berkepentingan. Pajus Baru ketika operasional menjadi pusat perbelanjaan yang menyediakan segala macam pernakpernik ponsel, peralatan sekolah/kuliah, buku, majalah, VCD/DVD, dan kuliner. Pajus Baru dibangun juga atas bantuan dana langsung para pedagang yang jadi korban kebakaran Pajus lama. Pajus Baru memiliki 200 kios di atas lahan 4.000 meter persegi, terletak di depan Kompleks Pamen, Padang Bulan dan berada di jalan paling ramai di kawasan ini, pembeli lebih banyak dari Pajus Lama, tak hanya mahasiswa tapi juga masyarakat umum, dan pengunjung yang datang perharinya pun semakin meningkat menembus angka lebih dari sepuluh ribu perharinya hal tersebut dapat dipastikan dilihat dari manajemen operasionalnya, seperti parkir kendaraan yang terdiri dari 5 stand, belum termasuk yang tidak menggunakan kendaraan. Hal ini didukung juga oleh pihak Pajus yang bekerja sama dengan Bank Mandiri memberikan fasilitas mesin ATM Bank Mandiri di lokasi Pajus Baru. Yang tentunya mempermudah pengunjung dan pedagang dalam melakukan transaksi jual beli pada saat membutuhkan uang tunai. Dan Pajus yang dikelola oleh Bapak Aseng ini telah diresmikan oleh walikota pada bulan Juni 2013.
1.1.2 Gambaran Lokasi Pajus Pasca terbakarnya puluhan kios di Pajak Universitas Sumatera Utara (USU) beberapa waktu lalu, lokasi tempat jual beli segala kebutuhan mahasiswa itu pun dipindahkan didua lokasi, Jalan Jamin Ginting, dekat Simpang Sumber dan di Jalan Dr Mansyur, samping Raz Plaza Medan. Di lokasi baru lainnya, Pajus Karona sudah ada sekitar 200 kios baru yang ditempati oleh para pedagang dari pajak USU lama, namun banyak juga ada pedagang yang baru. Di arena Pajus Karona ini sebagian besar pedagangnya menyediakan perlengkapan kebutuhan
19 Universitas Sumatera Utara
mahasiswa dan pelajar dalam kegiatan belajar sampai kebutuhan sehari-hari. Seperti peralatan komputer, pakaian, parfum, aksesoris HP dan lain sebagainya. Yang menambah ketertarikan masyarakat untuk berkunjung ke Pajus adalah harga yang ditawarkan sangat terjangkau dan cukup lengkap, hal ini menyebabkan bukan hanya mahasiswa saja tetapi anak SMA
dan
masyarakat
umum
lainnya
juga
tertarik
akan
tempat
ini.
Selain itu, diharapkan Usaha Kecil Menengah (UKM) seperti pedagang pajus mendapat dukungan dari pemerintah, bank, perusahaan swasta dan lain sebagainya. Pajus Bursa Kampus ini terlihat lebih tertata dibanding kondisi Pajus terdahulu. Selain itu Pajus ini memiliki lahan parkir yang memadai, sehingga nantinya pengunjung lebih leluasa berbelanja di Pajus Bursa Kampus. Untuk sisi ketidaknyamanannya sendiri dapat terlihat dari sisi luar bahwa Pajus ini sangat ramai dikunjungi oleh pengunjung sehingga sebenarnya rentan terhadap pencuri, meskipun sejauh ini belum pernah ada kejadian pencurian terjadi. Selain itu pajak itu sangat panas karena kerumunan orang yang sangat ramai, namun karena kelengkapannya membuat Pajus tetap dikunjungi oleh masyarakat.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian ini,maka permasalahan yang akan dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut : Apakah faktor modal, pengalaman, pendidikan, minat dan bakat berpengaruh positif dalam berwirausaha.
1.3
Batasan Masalah Melihat faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong entrepreneur untuk membuka
wirausaha makanan di Pajus Karona.
20 Universitas Sumatera Utara
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor
yang mendorong entrepreneur dalam membuka wirausaha pada bidang makanan di usaha kecil menengah Pajus.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah : a.Bagi Pelaku Usaha Sebagai bahan masukan bagi para pengusaha tentang pentingnya mendirikan usaha dan sebagai informasi untuk mengetahui keunggulan dalam berwirausaha. b.Bagi Penulis Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan untuk meningkatkan wawasan dan mengembangkan
kemampuan
berpikir
untuk
memperdalam
pengetahuan
tentang
kewirausahaan dan faktor-faktor pendorongnya. c.Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman bagi peneliti berikutnya tentang faktor-faktor seseorang dalam berwirausaha dan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian. d.Bagi Program Studi Ilmu Administarasi Bisnis Fisip Usu Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dan acuan serta bahan pembanding dalam penyusunan skripsi ataupun dalam melakukan penelitian lanjutan terhadap masalah yang sama.
21 Universitas Sumatera Utara