1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai
pengetahuan,
fakta-fakta,
konsep-konsep,
prinsip-prinsip,
proses
penemuan ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Keberhasilan proses kegiatan belajar pembelajaran dapat dilihat dari tingkat pemahaman konsep dan penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Namun kenyataan yang terjadi di Kelas 3 SDN Pakunden 1 Kec. Pesantren Kota Kediri menunjukkan bahwa kemampuan penguasaan materi pembelajaran IPA siswa rata-rata masih rendah. Rendahnya pembelajaran IPA disebabkan karena guru kurang memberi kesempatan siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran membuat prestasi belajar siswa menjadi kurang. Dalam pembelajaran siswa biasanya hanya menyalin ulang catatan dan menghafal materi yang telah diberikan oleh guru. Akibatnya kompetensi siswa untuk mampu menjelajah dan memahami alam sekitar menjadi tidak berkembang. Berdasarkan hasil ulangan tengah semester IPA kelas 3 SDN Pakunden 1 yang dilakukan pada bulan Maret 2011 dapat dilihat dari 30 siswa yang mendapat nilai sesuai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 6,8 hanya 40% atau 12 siswa sedangkan 60 % atau sekitar 18 siswa 1
2
memperoleh nilai di bawah KKM. Hal tersebut dikarenakan siswa tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Guru belum dapat menyajikan pembelajaran yang aktif dan kreatif pembelajaran IPA yang berlangsung cenderung secara monoton siswa hanya mencatat materi dan mengerjakan tugas, tidak terdapat pemberian pengalaman langsung pada siswa untuk mengembangkan kompetensi IPA yang ingin dicapai, sehingga siswa menjadi jenuh dan tidak menyukai pembelajaran IPA di kelas. Permasalahan tersebut diperparah dengan keadaan siswa di kelas yang heterogen. Siswa yang mampu mencapai KKM adalah siswa yang pandai sehingga cepat selesai dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah mereka selesai mengerjakan tugas dari guru mereka menggangu teman-teman mereka yang belum selesai mengerjakan tugas sehingga konsentrasi teman-teman mereka saat mengerjakan tugas terpecah akibatnya tugas tidak selesai dan akhirnya mendapatkan nilai yang jelek. Hal tersebut merupakan kendala terbesar dalam pembelajaran IPA dikelas 3 SDN Pakunden 1. Menurut Piaget (dalam Dikti, 2008:220) salah satu karakteristik siswa pada usia 6-12 tahun adalah belajar dengan cara bekerja sama dan suka mengajarkan apa yang ia bisa pada temannya, hal tersebut berarti bahwa dalam pembelajaran di kelas guru harus menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa secara aktif serta dalam kegiatan kelompok. Pembelajaran kegiatan kelompok sering disebut juga sebagai pembelajaran kooperatif. Dengan pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit. Bahkan Stevens dan Slavin (dalam Anitah, 2009:421) menyatakan bahwa siswa yang belajar 2
3
dengan mengikuti pembelajaran kooperatif selama periode dua tahun ajaran menunjukkan hasil yang baik dibandingkan dengan hasil belajar yang diorganisasikan secara tradisional. Selain itu melalui belajar kelompok siswa tidak hanya mendapat kesempatan untuk mengembangkan aktivitas sosial, sikap, dan nilai. Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi peluangnya lebih besar akan dapat diperoleh melalui kegiatan pembelajaran kooperatif. Lebih jauh siswa akan lebih memahami materi pelajaran yang bersifat problematis dengan alternatif penyelesaiannya. Melalui kegiatan pembelajaran kooperatif, secara langsung siswa akan berpikir logis, kritis, aktif, dan kooperatif dalam memberikan alternatif penyelesaian masalah melalui kesepakatan kelompok. Dengan memperhatikan kondisi kelas yang heterogen maka guru memerlukan pembelajaran kooperatif yang mempunyai metode yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa, serta memungkinkan siswa ditempatkan dalam kelompok yang anggotanya campuran. Hal ini sangat sesuai dengan gagasan utama dari STAD adalah siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat mementingkan adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 3
4
merupakan pembelajaran kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang
sangat penting. Guru bukan penyampai materi saja tetapi lebih dari itu
guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan karena itu guru harus dapat membuat suatu pembelajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan perlu mempelajari bahan pelajaran tersebut. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) akan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas 3 SDN Pakunden 1 maka peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Siswa Kelas 3 SDN Pakunden 1 Kec. Pesantren Kota Kediri Tahun Pelajaran 2010-2011”
4
5
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan. 1) Bagaimanakah penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division) dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
siswa dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas 3 SDN Pakunden I Kec. Pesantren Kota Kediri? 2) Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan
Pembelajaran
Kooperatif
tipe
STAD
(Student
Team
Achievement Division) pada siswa kelas 3 SDN Pakunden I Kec. Pesantren Kota Kediri? 3) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada siswa kelas 3 SDN Pakunden I Kec. Pesantren Kota Kediri? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi pelaksanaan penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi siswa dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas 3 SD Negeri Pakunden I Kec. Pesantren Kota Kediri 2) Mengetahui peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas 3 SD Negeri Pakunden 1 Kec. Pesantren Kota Kediri melalui 5
6
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) 3) Mengetahui peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas 3 SD Negeri Pakunden 1 Kec. Pesantren Kota Kediri melalui Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1) Bagi Peneliti, menemukan pola dan metode pembelajaran yang sesuai pada pembelajaran IPA. 2) Bagi guru, memberikan motivasi dalam pembelajaran IPA di kelas 3. 3) Bagi lembaga, meningkatakan kualitas penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada pembelajaran IPA di sekolah. 4) Bagi siswa mendapat manfaat tidak langsung dikarenakan guru mengalami perubahan dalam hal pola mengajar. 1.5 Batasan Penelitian 1) Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara seorang guru dan seorang observer yaitu guru kelas 2 2) Siswa yang diambil sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas 3 SekolahDasar Negeri Pakunden 1 Kecamatan Pesantren Kota Kediri sebanyak 30 anak 3) Pembelajaran yang akan dilakukan pada subyek penelitian adalah pembelajaran IPA menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) .
6
7
1.6 Definisi Operasional 1) Aktivitas belajar Paul (dalam Hamalik. 2003:25) menyampaikan bahwa aktivitas siswa dalam kelompok adalah kemampuan siswa dalam proses kelompok atau kegiatan diskusi yang meliputi berani tidaknya siswa dalam menyampaikan pendapat, dapat bekerja sama atau tidaknya siswa dengan temannya, dan aktif siswa dalam melakukan pengamatan, bisa tidaknya siswa dalam membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini aktivitas siswa yang diharapkan oleh peneliti meliputi; siswa memperhatikan presentasi kelas yang disampaikan guru, siswa dapat bekerja sama dengan temannya saat kerja kelompok, keberanian siswa menyampaikan pendapat saat kerja kelompok, serta siswa dapat mengerjakan kuis secara individual. 2) Prestasi Belajar Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar sebagai hasil belajar. Sedangkan hasil belajar yang diharapkan dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah hasil atau skor tes yang diperoleh peserta didik setelah akhir tindakan, dan dikatakan berhasil jika telah memenuhi ketuntasan individual/Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. Untuk tingkat sekolah dasar batasan KKM adalah lebih dari atau sama dengan 6,8. 3) Pembalajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Setiap siswa diajak untuk mengenal dirinya sendiri, lingkungan, alam semesta, dan teknologi yang akan membawanya kepada sebuah pemahaman tentang 7
8
ilmu pengetahuan alam. Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI Semester 2 meliputi aspek energi dan perubahannya serta bumi dan alam semesta. 4) Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu siswa, adannya tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi insentif antar siswa dan evaluasi proses kelompok. 5) Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Menurut Robert E Slavin (2005:12) gagasan utama dari STAD adalah memotifasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Mereka harus mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan. Para siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran.mereka boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap ketidak sesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahaminya. Mereka boleh mendiskusikannya dari penyelesaian masalah, atau mereka juga boleh saling memberikan kuis mengenai obyek yang sedang mereka pelajari. Mereka bekerja dengan teman satu timnya, menilai kekuatan dan kelemahan merka berhasil dalam kuis. Dalam penelitian ini kuis yang dikerjakan oleh siswa adalah kuis yang berbentuk teka-teki silang.
8