1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank syariah dan lembaga keuangan syariah merupakan lembaga intermediasi antara pihak yang surplus dana dengan pihak yang minus dana yang sesuai dengan syariat Islam. Bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme system pembayaran bagi sektor perekonomian. 1 Dana yang telah terhimpun dari pihak ketiga, kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk pembiayaan. Adapun sistem pengelolaan dana yang digunakan dalam sistem perbankan di Indonesia ditangani oleh dua model perbankan yaitu perbankan konvensional yang
menggunakan
instrumen
bunga
dan
perbankan
syariah
yang
menggunakan akad muamalah, seperti jual beli dan sewa. Menurut pengertian syari’at islam Jual beli adalah pertukaran dengan didasari unsur rela, atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan. 2 salah satu bentuk pembiayaan adalah Murabahah. Murabahah pada akad jual beli antara bank selaku penyedia barang (penjual) dengan nasabah yang hendak membeli barang di mana bank memperoleh keuntungan (margin) yang telah disepakati bersama. 3 BNI Syariah sebagai salah satu perbankan syariah di Indonesia yang menyediakan produk penghimpunan dan penyaluran dana yang salah satu produknya adalah produk pembiayaan BNI IB OTO yang merupakan suatu 1
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm.
2
Imam Al-Ghazali, Benang Tipis Antara Halal dan Haram, (Surabaya: Pustaka Pelajar,
7. 2002), hlm. 3
Zaenal Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005), hlm. 21.
1
2
bentuk produk pembiayaan khusus pada bidang otomotif seperti motor, traktor, terutama mobil baik baru maupun bekas, dengan menggunakan prinsip jual beli (Murabahah). BNI IB OTO ini mulai diluncurkan dan disahkan oleh BNI Syariah sejak tanggal 22 Februari 2003. Latar belakang diluncurkannya produk tersebut yaitu untuk meningkatkan porto polio pembiayaan di BNI Syariah dan untuk meningkatkan peranan BNI Syariah di masyarakat khususnya pada bidang otomotif, serta memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin mempunyai kendaraan pribadi terutama mobil baik baru maupun bekas. Jumlah nasabah BNI IB OTO sejak tahun 2003 mencapai 150 nasabah, hanya masyarakat dari kalangan menengah ke atas saja. Sebagian masyarakat umum kurang mengenal produk tersebut. BNI IB OTO menggunakan akad jual beli (Murabahah). Fitur atau kelebihan dari produk BNI IB OTO adalah setoran awal yang ringan minimal 20% dari harga kendaraan dan besar total kewajiban yang dikenakan jauh lebih ringan dan mudah dari pada leasing. 4 Dengan hal sedemikian diharapkan dapat menarik minat masyarakat agar mau menggunakan produk BNI IB OTO ini khususnya masyarakat golongan menengah ke atas. Dari uraian di atas, terlihat bahwa peran BNI IB OTO bagi masyarakat sangatlah penting, karena angsuran yang dibebankan kepada nasabah lebih ringan dan mudah dari pada leasing kendaraan bermotor. Untuk itu, penulis 4
Priagung Budihantoro, Interview: Karyawan Bagian Pembiayaan BNI Syariah Pekalongan, 20 Maret 2011
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
3
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Mekanisme Pembiayaan BNI IB OTO di BNI Syariah Cabang Pekalongan”. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana mekanisme pembiayaan BNI IB OTO di BNI Syariah Cabang Pekalongan? 2. Bagaimana pengelolaan produk BNI IB OTO di BNI Syariah Cabang Pekalongan? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan BNI IB OTO di BNI Syariah Cabang Pekalongan. b. Untuk mengetahui pengelolaan produk BNI IB OTO di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah :
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
4
a. Untuk mengetahui dan menjelaskan mekanisme pembiayaan BNI IB OTO di BNI Syariah Cabang Pekalongan. b. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengelolaan produk BNI IB OTO di BNI Syariah Cabang Pekalongan. D. Penegasan Istilah Untuk memudahkan dalam pembahasan dan untuk menghindari adanya penyimpangan pokok bahasan maka perlu adanya penegasan istilah sebagai berikut : a. Mekanisme Mekanisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu cara yang digunakan untuk mengelola suatu usaha atau kegiatan tertentu.5 Dalam hal ini penulis ingin menjelaskan mekanisme pada pembiayaan BNI IB OTO. b. Pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan uang berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan nasabah sesuai syariah Islam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan margin atau pembagian keuntungan. 6
5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 460. 6 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMK YKPN, 2002), hlm.260.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
5
c. BNI IB OTO BNI IB OTO adalah suatu bentuk pembiayaan khusus pada bidang otomotif seperti motor, traktor, terutama baik mobil baru maupun bekas dengan menggunakan prinsip jual beli (Murabahah). d. Bank Syariah Bank syariah adalah satu lembaga keuangan yang sistem operasionalnya sesuai dengan syariat Islam. 7 E. Telaah Pustaka Untuk menghindari penelitian terhadap objek yang sama atau pengulangan terhadap suatu penelitian yang sama serta menghindari anggapan terhadap karya tertentu maka perlu dilakukan review terhadap kajian yang pernah ada. Maka dalam analisis referensi nasabah terhadap produk pembiayaan Murabahah ini penulis meninjau dari beberapa referensi yang dijadikan acuan dalam pembahasan masalah, di antaranya dalam tabel berikut :
7
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 31.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
6
Nama
No
1.
2.
Ari Setiawan
Dian Panca Yuliarti
Judul
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Mekanisme Pembiayaan Penelitian Lapangan (field Dari hasil penelitian Tugas Akhir tersebut diperoleh Murabahah di BNI Syariah research) dengan hasil bahwa pembiayaan bermasalah dan resiko itu pasti Cabang Pekalongan pendekatan kulitatif. ada, tidak terkecuali dengan pembiayaan Murabahah karena dituntut mempunyai strategi sendiri sesuai syariat Islam. Tetapi jika nasabah dengan sengaja menunda atau melalaikan kebijakan dari bank, maka dengan terpaksa pihak bank harus menjalankan konsekuensi sesuai prosedur dan perjanjian dari awal akad.8
Penerapan Prinsip-prinsip Syariah pada Pembiayaan Murabahah di BTM Kedungwuni
8
Penelitian Lapangan (field bahwa dalam mekanisme pembiayaan Murabahah di research) dengan BTM Kedungwuni mempunyai tahapan-tahapan pendekatan kulitatif. tersendiri serta dalam penerapan prinsip syariah menggunakan pembiayaan Murabahah berdasarkan pesanan dan untuk pembelian barang BTM juga menggunakan sistem wakalah.9
Ari Setiyawan, Mekanisme Pembiayaan Murabahah di BNI Syariah Pekalongan, (Pekalongan: STAIN, 2008), TA tidak diterbitkan, hlm. 59. Dian Panca Yuliarti, Penerapan Prinsip-prinsip Syariah pada Pembiayaan Murabahah di BTM Kedungwuni, (Pekalongan: STAIN, 2009), TA tidak diterbitkan, hlm. 70. 9
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
7
3.
Sofyan Nurdin
Implementasi Pembiayaan Murabahah pada Lembaga Keuangan Syariah di BTM Kedungwuni
10
Penelitian Lapangan (field bahwa mekanisme pembiayaan BTM Kedungwuni research) dengan diawali dengan pengajuan pembiayaan, kemudian BTM pendekatan kulitatif. akan menganalisa kelayakan nasabah atau usaha, setelah mendapatkan persetujuan dari pihak BTM maka nasabah dapat mencairkan dana kemudian membayar pelunasan yang dapat diangsur sejumlah pinjaman ditambah bagi hasil.10
Sofyan Nurdin, Implementasi Pembiayaan Murabahah pada Lembaga Keuangan Syariah BTM Kedungwuni, (Pekalongan: STAIN, 2009), TA tidak diterbitkan, hlm. 64.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
8
4
5
Zaenah
Nur Nailyl
11
Pembiayaan Murabahah di Koperasi Syariah
Penelitian Lapangan (field research) dengan pendekatan kulitatif.
bahwa dalam sistem pembiayaan Murabahah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan pada dasarnya sesuai dengan pembiayaan pada bank syariah maupun lembaga keuangan syariah lainnya. Nanun yang membedakan adalah bila anggota melakukan wanprestasi dan sudah dilakukan upaya penyelamatan namun tidak membuahkan hasil maka akan di tindaklanjuti dengan jalur hukum melalui lelang KP-2LN, sedangkan dalam pencatatan akuntansi pembiayaan Murabahah di Kospin Jasa nasabah syariah sesuai dengan PSAK 59.11
Sistem Penerapan Pembiayaan Murabahah pada BSM Cabang Pekalongan
Penelitian Lapangan (field research) dengan pendekatan kulitatif.
bahwa, sistem dan prosedur pembiayaan Murabahah di BSM dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sistem yang digunakan pada BSM dalam jual beli barang menggunakan akad Murabahah. 2. Murabahah dalam bank Islam harus mengikuti sesuai prosedur yang berlaku pada BSM. 3. Apabila di BSM Cabang Pekalongan terdapat nasabah
Zaenah, Sistem Pembiayaan Murabahah di Koperasi Syariah, (Pekalongan: STAIN, 2007), TA tidak diterbitkan, hlm. 100
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
9
yang macet, maka pihak BSM akan melakukan survei yang objektif dan memberikan toleran berupa perpanjangan jangja waktu, namun jika nasabah tidak bisa melunasi hutangnya maka dengan terpaksa BSM akan mencabut atau mengambil barang yang dijaminkan di awal terjadinya kesepakatan. 4. Perhitungan margin pembiayaan yang digunakan BSM adalah perhitungan margin keuntungan annuitas (suatu cara pengambilan pembiayaan dengan pembayaran angsuran harga pokok dan margin keuntungan secara tetap).12 6
Kurniawati
Study Kelayakan Calon Nasabah Pembiayaan Murabahah di BMT Kota Santri di Wiradesa
12
Penelitian Lapangan (field research) dengan pendekatan kulitatif.
Disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses pengajuan pembiayaan Murabahah sebagai calon nasabah di BMT Kota Santri Wiradesa : a. Mengisi formulir pengajuan pembiayaan b. Menunggu hasil survei dari petugas BMT Kota Santri c. Wawancara antara pegawai BMT dengan nasabah untuk penetapan bagi hasil d. Mengisi formulir pengajuan pembiayaan 2. Cara untuk menilai terhadap calon nasabah yaitu dilakukan dengan metode prinsip 5C yaitu: a. Character (karakter) b. Chapacity (kemampuan) c. Chapital (modal)
Nurmaili, Sistem dan Prosedur Penerapan Pembiayaan Murabahah pada BSM Cabang Pekalongan, (Pekalongan: STAIN, 2008), TA tidak diterbitkan, hlm. 67.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
10
d. Condition of economic (kondisi ekonomi) Colateral (jaminan). 13
7
Sri Utami
Sistem Akuntansi Penelitian Lapangan (field Pembiayaan Murabahah research) dengan pada BMI Cabang pendekatan kulitatif. Pekalongan
13
Menyimpulkan sebagai berikut: 1.
Aplikasi pembiayaan Murabahah merupakah salah satu skim yang diterapkan di BMI yakni sebesar kurang lebih 80 yakni untuk keperluan investasi seperti mesin, barang-barang lainnya dan juga untuk keperluan konsumsi seperti pembelian rumah dan mobil. Akad ini tidak akan pernah berubah sampai berakhirnya akad. Akuntansi Murabahah BMI menggunakan kas basis (cash basis) dalam menentukan proporsi distribusi bagi hasil dan perhitungan pendapatan. Pencataan angsuran dilakukan dengan sistem komputerisasi yakni dengan mendebet rekening nasabah, sehingga memudahkan dalam mengecek daftar angsuran dan dapat
Kurniawati, Studi Kelayakan Calon Nasabah Pembiayaan Murabahah di BMT Kota Santri Wiradesa, (Pekalongan: STAIN, 2007), TA tidak diterbitkan, hlm. 55.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
11
memberitahukan mencukupi.14
8
Ekhman Fakhrurozi
14 15
Kontribusi Pembiayaan Penelitian Lapangan (field Murabahah Terhadap research) dengan BMT/KJKS Mitra Umat pendekatan kulitatif. Pekalongan
apabila
saldo
belum
Menyimpulkan bahwa dalam mekanisme pembiayaan Murabahah di BMT/KJKS Mitra Umat meliputi: prosedur pembiayaan Murabahah, jaminan, perhitungan margin, penggunaan laba hasil pembiayaan Murabahah seperti: untuk biaya operasional, bagi hasil tabungan nasabah, pembayaran gaji karyawan.15
Sri Utami, Sistem Akuntansi Pembiayaan Murabahah pada BMI Cabang Pekalongan, (Pekalongan: STAIN, 2008), TA tidak diterbitkan, hlm. 94. Ehman Fakhrurozi, Kontribusi Pembiayaan Murabahah Terhadap BMT/KJKS Mitra Umat Pekalongan, (Pekalongan: STAIN, 2008), hlm. 58.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
12
9
10
Chairul Muhajirin
Wahyuni
Implementasi Pengawasan Penelitian Lapangan (field Pembiayaan Murabahah di research) dengan BSM Cabang Pekalongan pendekatan kulitatif.
Pemberdayaan UKM Melalui Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan
16
Penelitian Lapangan (field research) dengan pendekatan kulitatif.
bahwa dalam pengawasan pembiayaan dilakukan dengan cara: a. Melihat tingkat colectibility (tingkat kelancaran kewajiban nasabah yang diukur berdasarkan jumlah hari tunggakan) b. Pengunjungan secara berkala untuk memastikan usaha tersebut, apakah masih berjalan atau tidak Melihat ketepatan waktu angsuran nasabah dan apabila terjadi penunggakan maka bank melakukan pencegahan sejak dini agar tidak terhadi pembiayaan bermasalah atau mencegah terjadinya wanprestasi.16 bahwa mekanisme pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Bahtera meliputi: nasabah mengajukan permohoan pembiayaan kepada customer service, kemudian akan diinput data dari nasabah dan akan diserahkan ke marketing pembiayaan, selanjutnya bagian marketing akan melakukan survei on the spot. Dari hasil permohonan tersebut akan dianalisis dan diserahkan kepada manajer untuk dilimpahkan kepada tim komite pembiayaan untuk hasil keputusan terakhir.17
Khaerul Muhajirin, Implementasi Pengawasan Pembiayaan Murabahah di BSM Cabang Pekalongan, (Pekalongan: STAIN, 2009), TA tidak diterbitkan, hlm. 61. 17 Wahyuni, Pemberdayaan UKM Melalui Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Bahtera Group Pekalongan, (Pekalongan: STAIN, 2009), TA tidak diterbitkan, hlm. 77.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
15
F. Kerangka Teori Bank Syariah yang terdiri dari BUS, UUS serta BPRS pada dasarnya melakukan kegiatan usaha yang sama dengan bank konvensional, yaitu melakukan penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat di samping penyediaan jasa keuangan lainnya. Implikasinya di samping harus sesuai prinsip hukum Islam juga memiliki variasi akad yang menimbulkan lebih banyak produk dibanding bank konvensional. 18 Adapun kegiatan usaha bank umum syariah dan unit usaha syariah adalah: 1. Funding (penghimpun dana) oleh BUS dan UUS dalam penghimpunan dana melakukan mobilisasi dan investasi tabungan dengan cara yang adil. Sumber dana bank syariah berasal dari modal yang disetor (modal inti) dan hasil dari penghimpunan dana melalui rekening giro, tabungan, investasi umum dan khusus. Di samping itu bank syariah juga dapat menerbitkan obligasi syariah sebagai alternatif pembiayaan jangka panjang. 2. Financing (penyaluran dana), dalam menyalurkan dana pada nasabah secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam enam kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: a. Pembiayaan berdasarkan pola jual beli dengan akad Murabahah, salam, atau istishna.
18
Andri Soemitra, Bank Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 72
16
b. Pembiayaan
bagi
hasil
berdasarkan
akad
mudharabah
dan
musyarakah. c. Pembiayaan berdasarkan qardh. d. Pembiayaan penyewa barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam betuk ijarah muntahiyah bittamlik. e. Pengembalian utang berdasarkan akad hawalah. f. Pembiayaan multijasa. Akad Murabahah merupakan pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan, harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan Murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bitsaman ajil). Perhitungan jual beli pada produk BNI IB OTO dengan menggunakan akad Murabahah dengan rumus, sebagai berikut:
Harga Pokok x Margin x Jangka waktu
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
17
Harga pokok atas barang, yakni dikalikan dengan margin dan lamanya jangka waktu, sama dengan total kewajiban yang harus dibayar. 19 Gambar I.1 Bagan Kerangka Teori BNI Syariah
Dana
Pembiayaan
Murabahah
IB OTO
Mekanisme
Pengelolaan
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian tugas akhir ini adalah penelitian lapangan (field research)20 yaitu suatu bentuk pengumpulan data dan informasi yang ditemukan di lapangan dengan cara mencatat dan melakukan wawancara. Dibantu dengan literatur lain seperti buku-buku yang ada kaitannya dengan pokok masalah yang penulis bahas pada tugas akhir ini. Penulis ingin mengetahui tentang mekanisme pembiayaan BNI IB OTO di BNI Syariah Cabang Pekalongan.
19
Andi Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm.72. 20 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Ekonomi PE UII, 2008), hlm. 57.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
18
2. Sumber Data a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan yang diambil secara langsung dari lapangan. 21 Sumber ini diperoleh penulis melalui observasi dan wawancara (interview) tentang produk pembiayaan BNI IB OTO dengan Bapak Priagung Budi Hartono, S.TP, selaku karyawan bagian pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 22 b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh untuk memberikan penjelasan yang berhubungan dengan pokok permasalahan seperti buku-buku dan referensi lain yang berkaitan dengan permasalahan pembiayaan. Data sekunder yang bisa digunakan untuk mendukung penelitian ini diperoleh dari karya ilmiah, literatur, leaflat. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data atau keterangan yang jelas tentang masalah yang teliti maka diperlukan beberapa cara pengumpulan data, yaitu: a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan 21
Iskandar, Metodologi Penelitian dan Sosial, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008),
hlm. 76. 22
Priagung Budihantoro, Interview: Karyawan Bagian Pembiayaan BNI Syariah Pekalongan, 20 Maret 2011
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
19
untuk mengamati dan mencatat terkait mekanisme dan pengelolaan produk pembiayaan BNI iB Oto di BNI Syariah Cabang Pekalongan dalam pelaksanaan tugas akhir. b. Wawancara Adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data melalui tanya jawab dengan beberapa pihak dengan sistematik dan didasarkan pada suatu penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Bapak Andi Ahmad Widiantoro selaku karyawan BNI Syariah Cabang Pekalongan bagian pembiayaan terkait pada mekanisme dan prosedur pembiayaan BNI IB OTO. c. Dokumentasi Metode yang digunakan untuk menyelidiki benda-benda tertulis, arsip-arsip dan dokumentasi berupa data-data yang ada di BNI Syariah Cabang Pekalongan terkait pokok pembahasan penelitian. Dalam hal ini data-data yang diambil berupa arsip-arsip pembiayaan murabahah BNI IB OTO di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 4. Metode Analisis Data Adalah analisis data bertujuan untuk mengolah penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Proses telaah dan pencarian makna dari data yang diperoleh untuk menemukan jawaban dari masalah penelitian ini menggunakan metode wawancara (interview) dan data-data yang terkait dari penelitian di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis data induktif. Metode analisi data induktif yaitu penelitian yang berangkat dari
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
20
fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa konkrit, kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.23 Metode induktif ini penulis gunakan untuk menyimpulkan data-data yang bersifat khusus, yaitu meliputi tentang prosedur persyaratan dan pengelolaan BNI iB Oto di BNI Syariah Cabang Pekalongan dari data tersebut dapat disimpulkan suatu kesimpulan yang bersifat umum, yaitu tentang Mekanisme Pembiayaan BNI iB Oto di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Dilihat dari pendekatanya peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif eksploratif. Deskriptif kualitatif eksploratif yaitu merupakan suatu pendekatan dalam analisis data yang lebih cenderung bertujuan
untuk
menggambarkan
atau
mendeskripsikan
terhadap
fenomena-fenomena atau fakta-fakta yang terjadi di lapangan secara detail. Pendekatan
ini
penulis
gunakan
untuk
menggambarkan
tentang
mekanisme pembiayaan BNI iB Oto di BNI Syariah Cabang Pekalongan yang
melalui beberapa tahapan seperti, prosedur, persyaratan, proses
analisa pembiayaan, persetujuan pembiayaan sampai disposisi (pencairan) pembiayaan.
H.
Sistematika Pembahasan Berdasarkan pembahasan dan perumusan masalah di atas, maka pembahasan Tugas Akhir ini akan disajikan dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
23
Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian, Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM, 1980,
hal. 42.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
21
Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan. Berfungsi untuk menguraikan hal-hal yang akan dibahas dan metode yang digunakan untuk pemecahan masalah. Bab II landasan teori menguraikan tentang pengertian, prinsip dan tujuan pembiayaan, produk-produk Bank Syariah berbasis jual beli murabahah, pengertian murabahah, rukun murabahah, syarat murabahah, landasan syariah, piutang murabahah, mekanisme pembiayaan murabahah, manfaat, dan resiko murabahah. Bab III
Gambaran
Umum
Tentang
Bni
Syariah
Cabang
Pekalongan berisi tentang sejarah berdirinya BNI Syariah, visi dan misi BNI Syariah, profil BNI Syariah Cabang Pekalongan, produk-produk BNI Syariah Cabang Pekalongan, struktur organisasi, definisi BNI iB Oto, prosedur BNI iB Oto, penentian margin dan biaya administrasi BNI iB Oto di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Bab IV
Analisis Terhadap Mekanisme Pembiayaan Bni Ib Oto Di
Bni Syariah Cabang Pekalongan yang berisi tentang
Mekanisme
pembiayaan BNI iB Oto di BNI Syariah Cabang Pekalongan dan pengelolaan produk BNI iB Oto di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Bab V
Penutup , meliputi kesimpulan dari hasil pembahasan serta
saran-saran yang diberikan.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/