1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika komunikasi yang berkembang dewasa ini menuntut pemerintah lebih pro aktif dan kreatif dalam penyusunan strategi komunikasi
pemerintahan.
Fokus
utamanya
adalah
bagaimana
mengembangkan alur informasi yang terintegrasi dan terkoordinasi sehingga memberikan manfaat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi institusi pemerintah. Secara umum, Alur informasi di negara demokrasi ditemukan melalui agenda setting, yang meliputi agenda media, agenda publik,
dan
agenda
kebijakan.
Masing-masing
agenda
saling
mempengaruhi, khususnya antara agenda kebijakan dan agenda media. Pemerintah berupaya mengedepankan agenda kebijakan melalui media yang tersedia sehingga informasi kebijakan sampai ke publik. Agenda kebijakan pemerintah bersumber dari agenda publik. Sementara agenda media, melalui pemberitaannya berupaya menyerap agenda publik sebagai agendanya untuk mempengaruhi dan atau mengubah kebijakan pemerintah. Untuk itu pemerintah perlu menyusun strategi komunikasi dengan mengedepankan aspek proporsionalitas, menumbuhkan mobilitas sosial dan menciptakan dampak sentripetal. Dampak yang dimaksud adalah membentuk suatu kesatuan, yang harmonis, dinamis dan produktif di masyarakat. Tujuanya adalah menyatukan individu-individu yang terpencar dalam khalayak besar
2
menuju visi masyarakat informasi dengan nilai, ide, dan informasi yang mewujudkan
kemakmuran
dalam
keadilan
dan
keadilan
dalam
kemakmuran sebagai identitas bangsa. Disisi lain, pemerintah atau badan publik juga mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi (right to know) sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dalam kaitan ini badan publik negara mempunyai kewajiban untuk menyediakan, menerbitkan dan memberikan pelayanan informasi publik. Sejalan dengan reformasi politik yang dicetuskan pada Tahun 1998 yang lalu berdampak luas pada seluruh unsur-unsur yang ada dalam negara Indonesia, salah satu institusi yang menikmati reformasi politik adalah Pers atau media massa. Media massa dalam hal ini meliputi media elektronik dan non-elektronik seperti surat kabar, majalah dan media penerbitan lainnnya. Kebebasan pers sebagaimana yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini terlihat nyata pada pemberitaan media massa dimana pada beberapa media dapat memberitakan apa saja sesuai dengan kemauan redaksi atau jurnalisnya. Kebebasan pers terjadi saat ini, pada satu sisi memberikan keuntungan namun sisi yang lain dapat saja menimbulkan kerugian bagi khalayak. Keuntungan yang terlihat dari kebebasan pers ini adalah khalayak dapat menerima berbagai informasi tanpa adanya sensor atau rekayasa,
3
sehingga keterbukaan dalam menilai setiap kejadian-kejadian yang ada menjadi lebih terbuka. Salah satu contoh yang dapat dilihat dalam hal ini adalah media massa dapat menginvestigasi berbagai kasus-kasus publik misalnya
penyimpangan
penyelenggaraan
pemerintahan
ataupun
pembangunan yang dilakukan oleh oknum-oknum pejabat pemerintah. Oleh karena itu kebebasan pers ini berdampak positif terutama bagi pengawasan terhadap institusi pemerintahan. Selain dari pada itu media massa juga cukup membantu pemerintah dalam mensosialisasikan berbagai program-program pemerintahan dan pembangunan maupun hasil-hasil pembangunan yang telah tercapai oleh pemerintah. Namun pada sisi lain tidak jarang pemberitaan media massa menimbulkan dampak negatif bagi khalayak. Sebagai contoh dapat dilihat pada banyaknya media massa yang pemberitaannya dapat menimbulkan keresahan bagi khalayak. Misalnya terlihat pada pemberitaan mengenai kelangkaan salah satu kebutuhan pokok masyarakat, dengan munculnya pemberitaan seperti itu biasanya memicu masyarakat untuk memborong barang kebutuhan pokok tersebut yang justru semakin menambah kelangkaan barang itu. Kebebasan pers pada dasarnya suatu keharusan dalam sebuah negara yang demokratis, persoalan yang sering muncul adalah sejauh mana para jurnalis mengemas sebuah pemberitaan yang tidak provokatif dan tendensius atau memojokkan satu pihak. Tidak dapat dipungkiri bahwa semenjak bergulirnya reformasi politik dan demokratisasi dalam
4
penyelenggaraan negara, maka berbagai pihak yang merasa berkompeten dalam
menyikapi
demokratisasi
tersebut
mengapreasiasikan
dan
mengimplementasikannya menurut caranya masing-masing, seperti halnya oleh media massa. Dimana selama ini media massa mendapat tekanan dari rezim berkuasa sehingga kebebasan berekspresi dan mengungkapkan segala fakta yang berkaitan dengan politik maupun penyelenggaraan pemerintah menjadi terbatas. Terwujudnya kebebasan pers yang telah berjalan selama lebih dari satu dasa warsa sekarang ini, memberikan dampak positif maupun negatif kepada khalayak dan pemerintah atau penyelenggara negara. Seperti diketahui dengan adanya keterbukaan masyarakat dapat memperoleh informasi begitu pula dengan pemerintah, dan hal itu dapat berlangsung secara timbal balik. Sekalipun demikian dengan adanya kebebasan pers ini tidak selamanya memberikan keuntungan baik kepada khalayak maupun kepada pemerintah. Dampak negatif yang tampak pada pemberitaan media massa khususnya terjadi pada masyarakat yang berlatar pendidikan rendah dan tidak jarang juga berpengaruh pada masyarakat berpendidikan tinggi yang kadangkala mencerna berita media massa secara apa adanya, yaitu kurang nya pemahaman khalayak terhadap isi atau pesan yang disampaikan oleh media massa. Selain itu masih dijumpai beberapa pemberitaan oleh media massa yang tendensius dan kadang provokatif. Apalagi jika berkaitan dengan pelaksanaan program-program pemerintahan dan pembangunan tidak sedikit yang mendapat sorotan dan pemberitaan adalah hal yang
5
negatif seperti yang diberitakan lebih banyak kekurangan atau kegagalan dibandingkan dengan keberhasilan-keberhasilan yang dicapai oleh pemerintah. Perkembangan teknologi informasi dewasa ini, memberikan andil yang sangat besar dalam perkembangan kemajuan media massa, baik itu media elektronik maupun media non elektronik. Setiap hari khalayak menerima informasi dari berbagai saluran, baik itu milik swasta maupun milik pemerintah. Salah satu contoh pemberitaan heboh yang sering beredar baru-baru ini adalah Pelayanan kesehatan gratis. Pelayanan kesehatan gratis di Bone merupakan program unggulan dan direalisasikan secara umum cukup bagus. Hal tersebut terlihat dari anggaran untuk pelayanan gratis yang fantastis. Anggaran pelayanan kesehatan gratis di Bone tahun 2011 mencapai Rp 64 miliar, meliputi dana Jamkesmas sebesar Rp 31.8 miliar untuk 186.301 jiwa, anggaran tersebut naik dari Rp 8,2 miliar untuk 137.214 jiwa pada tahun 2010. Hal tersebut menunjukkan
bahwa
program
(Jamkesmas)
merupakan
Jaminan
program
Kesehatan
prioritas
Masyarakat
pemerintah
untuk
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi rakyat kecil. Kabupaten Bone menjadi salah satu daerah yang relatif sukses dalam melaksanakan program tersebut. Sumber : ( Radar Bone, Suara Daya Indah 104,4FM, Bintang Indah Palakka 99,3FM). Besarnya anggaran pelayanan kesehatan tersebut membuat hal tersebut rawan dari berbagai macam praktek korupsi. Dari pemberitaan
6
kasus-kasus tersebut, khalayak juga memberikan satu opini atau tanggapan mengenai pemberitaan tersebut di media massa. Opini atau tanggapan dalam hal ini merupakan suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Tanggapan timbul sebagai hasil dari pembicaraan tentang masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Timbulnya opini atau tanggapan yang berbeda-beda dari khalayak terhadap isi berita atau pesan media massa atas kinerja pemerintah khususnya pada program pembangunan dapat saja berdampak pada rendahnya partisipasi khalayak dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sehingga keadaan ini dapat berakibat pada lambannya akselerasi pembangunan.
Olehnya itu diperlukan suatu Agenda Setting
Kebijakan dalam proses dan mekanisme penetapan jenis informasi tentang hasil kinerja pemerintahan ( pusat dan daerah ), yang penting dan perlu untuk disampaikan kepada masyarakat. Dalam tataran ideal, agenda publik seyogyanya menjadi agenda media dengan asumsi bahwa apa yang penting menurut media juga penting menurut publ,ik. Atas dasar asumsi inilah, agenda kebijakan yang diprioritaskan oleh pemerintah untuk memenuhi agenda publik yang diagendakan oleh media secara terus menerus. Dalam
praktiknya,
agenda
media
memang
banyak
menginformasikan berbagai persoalan di masyarakat. Ragam informasi tersebut itu diberitakan dengan frekuensi, intensitas, dan penonjolan yang
7
berbeda. Biasanya ragam informasi yang diberitakan media massa cenderung elitis dan lebih berorientasi pada kepentingan tertentu baik kecenderungan mengkritisi kebijakan pemerintah maupun adanya unsur kepentingan lain. Akibatnya, isi pemberitaan media massa kurang mencerminkan kepentingan masyarakat yang dilayani secara keseluruhan. Dalam kondisi seperti itu, pemerintah wajib memberikan informasi publik yang tidak diperoleh masyarakat atau tidak tersedia melalui media massa. Kewajiban penyediaan ini adalah sejalan dengan tuntutan demokrasi, di mana kebijakan yang diambil pemerintah seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Untuk dapat memenuhi kewajiban diatas, pemerintah perlu mempersiapkan dan menyusun agenda setting sebagai proses penyediaan informasi publik yang mendidik, mencerdaskan dan memberdayakan sehingga masyarakat memperoleh alternatif informasi di luar informasi yang diperoleh melalui media massa atau yang bersumber dari luar pemerintah. Dengan demikian, penyusunan agenda setting kebijakan merupakan kegiatan Pelayanan Informasi dan Komunikasi Publik (PIKP) yang terencana, terintegrasi, dan bersinergi untuk menyampaikan informasi publik dari lembaga-lembaga pemerintah kepada masyarakat atau lembaga-lembaga kemasyarakatan sehingga kebutuhan informasi masyarakat terpenuhi secara proporsional dan pada gilirannya akan berdampak positif bagi peningkatan taraf kehidupannya.
Untuk
melaksanakan agenda setting, PIKP penting menerapkan strategi
8
manajemen komunikasi publik dengan memanfaatkan network simpul diseminasi informasi dalam menetapkan konten atau isu-isu strategis. Hal itu harus dilakukan oleh para pengelola PIKP agar hak tahu publik dapat terpenuhi, dengan memberikan ragam informasi yang mendidik (educating), mencerahkan (enlightening), memberdayakan (empowering), dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. Berdasarkan berbagai fenomena tersebut, penulis berkeinginan melakukan penelitian sehingga penulis memilih judul “Tanggapan Khalayak Terhadap Pemberitaan Media Massa Tentang Kinerja Pemerintah di Kabupaten Bone”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu : -
Bagaimana tanggapan khalayak terhadap pemberitaan media massa tentang kinerja pelayanan masyarakat di kabupaten Bone ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian : - Untuk mengetahui tanggapan khalayak terhadap pemberitaan media massa tentang kinerja pelayanan masyarakat di kabupaten Bone.
9
2. Kegunaan Penelitian : a. Pihak Pemerintah Kabupaten Bone dapat mendapatkan gambaran secara
komprehensif
mengenai
tanggapan
khalayak terhadap pemberitaan media dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan khususnya kinerja pelayanan masyarakat di Kabupaten Bone. b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat mengembangkan kajian bidang informasi dan komunikasi. D. Kerangka Konseptual Penelitian Informasi pada dasarnya adalah data yang telah diolah dan digunakan oleh audience untuk pengambilan keputusan. Informasi dalam kaitannya dengan komunikasi tidak lain merupakan dua bagian yang tidak terpisah antara satu dengan lainnya. Komunikasi berarti adanya hubungan antara komunikan dengan komunikator, dimana dalam berkomunikasi ini terdapat pesan-pesan atau informasi yang disampaikan oleh penyampai pesan kepada penerima pesan. Dari berbagai macam cara komunikasi yang dilakukan di dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah bentuk komunikasi massa. Komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara yakni pertama, komunikasi untuk media dan kedua komunikasi untuk massa. Namun ini tidak berarti komunikasi massa adalah komunikasi untuk setiap orang. Media massa tetap
10
cenderung memilih khalayak dan demikian sebaliknya khalayak pun memilih-milih media (Rivers, 2003 : 18). Pengertian komunikasi massa merujuk pada pendapat Tan dan Wright (dalam Liliweri, 1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dengan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Karakteristik atau ciri-ciri dari komunikasi massa adalah : a. Komunikator terlembagakan b. Pesan bersifat umum c. Komunikannya anonim dan terlembagakan d. Media massa menimbulkan isi ketimbang hubungan e. Komunikasi massa bersifat satu arah f. Stimulus alat indera terbatas g. Umapan balik tertunda Dalam era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini untuk penyampaian informasi dari satu tempat ke tempat lain dapat dilakukan dalam tempo yang cepat dan murah karena tersedianya berbagai media atau alat komunikasi. Diantara berbagai media yang ada seperti media cetak dan elektronik antara lain seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi sebagai media visual. Sedangkan media interaktif seperti telepon, mobile phone, dan komputer yang terakses dengan jaringan internet.
11
Penyampaian pesan oleh media massa yang diterima oleh audience harus dikemas sedemikian rupa dalam arti harus lengkap, jelas, akurat terpercaya, karena jika komponen tersebut tidak dipatuhi maka khalayak dapat saja mempercayai pesan yang ada tanpa melakukan verifikasi kepada penyampai pesan. Kadangkala hal ini terjadi dan berakibat merugikan khalayak, maupun institusi atau lembaga yang diberitakan. Mencerna suatu pesan yang disampaikan oleh media, bagi khalayak biasanya menimbulkan tanggapan atau persepsi yang berbeda-beda oleh sebab itu dalam mengkaji tanggapan khalayak terhadap pemberitaan media massa dapat dilihat pada beberapa aspek antara lain tingkat pendidikan, latar belakang sosial, emosi, kebutuhan, dan lingkungan. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus-respons dan hal ini yang dikenang darinya hingga kini, kemudian DeFleur menambahkan Organisme dalam bagiannya sehingga menjadi Stimulus-Organism-Response (S-O-R). Paradigma DeFleur sangat cocok digunakan dalam mengkaji tanggapan khalayak. Teori S-O-R ini semula berasal dari psikologi dan kemudian menjadi teori komunikasi, tidak mengherankan karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya yang meliputi komponen-komponen yang terdiri dari sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi dan konasi.
12
Adapun teori S-O-R ini juga merupakan model penilitian yang beranjak dari anggapan bahwa organisme akan menghasilkan perilaku atau reaksi tertentu jika diberikan suatu kondisi stimulus tersebut, sehingga seseorang dapat mengharapkan kesesuaian antara pesan dengan reaksi komunikan. Elemen-elemen utama dari model ini adalah pesan (stimulus), penerima (organisme), dan efek (respon). Asumsi stimulus respon mengacu kepada isi media massa sebagai stimulus yang diberikan. Dalam proses perubahan sikap yang akan dialami oleh komunikan, sikapnya akan berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi apa yang ia alami. Dalam mempelajari sikap yang baru tersebut ada tiga variabel yang harus diperhatikan, yaitu : perhatian, pengertian dan penerimaan.
Proses tersebut dapat dilihat sebagai berikut : Stimulus
Organisme: Perhatian Pengertian Penerimaan
Respon
Gambar 1.1 Model Teori S-O-R Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa stimulus yang disampaikan dapat berdampak diterima atau ditolak. Komunikasi terjadi jika komunikan memberikan perhatian kepada stimulus yang disampaikan kepadanya sampai
13
kepada proses komunikan memikirkannya dan timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Respon yang ditimbulkan stimulus hanya sampai kepada tahap kognitif dan afektif saja tidak sampai pada behavioral (perubahan sikap terhadap pesan) dikarenakan pemberitaan media massa tentang kinerja pemerintah hanya dibatasi oleh opini publik saja. Adapun tahap-tahap respon adalah: 1. Tahap
kognitif,
yaitu
meliputi
ingatan
terhadap
pesan,
kesadaran/pengenalan terhadap pesan dan pengetahuan terhadap pesan tersebut. 2. Tahap afektif, meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi informasi, evaluasi terhadap pesan, dan minta untuk mencoba (Rakhmat, 2004:209). Jika disederhanakan lagi maka dapat disebutkan bahwa model S-O-R yaitu merupakan stimulus yang akan oleh organisme khalayak komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan akan mengerti dan menerima. Berdasarkan uraian kerangka konsep di atas dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
14
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual
Tanggapan khalayak
Pemberitaan Media Massa
-
- Program-Program Berita - Nilai – Nilai Berita - Unsur Berita
Sangat baik Baik Netral Kurang baik Tidak baik
Variabel Kontrol Pemahaman khalayak terhadap isi pesan media
E. Definisi Operasional 1. Pemberitaan media massa adalah informasi yang disampaikan oleh media massa baik cetak(Surat Kabar Radar Bone) maupun elektronik Suara Daya Indah 104,4FM, Bintang Indah Palakka 99,3FM) berkaitan dengan kinerja pelayanan masyarakat di kabupaten Bone 2. Tanggapan khalayak adalah tanggapan atau penilaian individu khalayak terhadap pemberitaan media massa.
15
3. Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang baru atau keterangan yang terbaru tentang suatu peristiwa; suatu fakta yang menarik perhatian atau gagasan yang perlu disampaikan kepada khalayak melalui media massa umum. 4. Isi pesan pemberitaan adalah informasi yang disampaikan berupa pesan terhadap suatu kejadian atau peristiwa melalui media elektronik maupun media cetak kepada khalayak. 5. Pemahaman isi media massa adalah tingkat pengetahuan audience terhadap pemberitaan yang disampaikan media masa yang ditunjukkan pada sikap, tanggapan, dan perilaku khalayak. 6. Program penyelenggaraan pemerintahan adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan kerja pemerintah daerah berkaitan dengan kinerja pelayanan masyarakat.
F. Metode Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama dua bulan. Berlokasi dalam wilayah Kabupaten Bone dengan obyek penelitian seluruh warga yang berdomisili di daerah ini. 2. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif kuantitatif, yaitu tipe penelitian yang bertujan untuk menguji suatu teori atau
16
mendeskripsikan statistik, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti (Suwardi, 1998:23).
3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah khalayak Kabupaten Bone, yaitu jumlah populasi perempuan sebanyak 373.341 dan laki-laki 338.407 jadi total populasi adalah 711.748 b. Sampel Dalam penarikan sampel dilakukan secara random sederhana dengan jumlah responden 350 orang, dengan menetapkan kriteria antara lain responden aktif mendengarkan radio dan membaca surat kabar. Selain data yang diperolah dari responden juga diupayakan memperoleh data dari informan yaitu jurnalis terdiri atas jurnalis media cetak, radio, dan televisi.
4. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperolah dari dua sumber yakni sumber primer dan sekunder melalui teknik pengumpulan data: a. Data Primer 1. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Pertanyaan-pertanyaan dalam
17
angket pada dasarnya sama dengan pertanyaan wawancara terstruktur. Angket diberikan kepada responden yang dianggap mampu membaca dan mengisi atau menjawab pertanyaanpertanyaan yang ada di dalamnya. 2. Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada responden dan informan penelitian, dengan menggunakan panduan wawancara. 3. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung di lapangan, pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan kerja antara instansi pemerintah dengan media massa.
5. Teknik Analisis Data Sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam menganalisis data digunakan teknik analisis secara deskriptif kuantitatif dengan menyajikan data dalam tabel frekuensi dan memberikan persentase, angka rata-rata, dan kualifikasi untuk masing-masing kategori sesuai dengan patokan yang ditentukan. Data yang diperoleh berupa jawaban responden dimasukkan dalam tabel frekuensi dan selanjutnya dikalikan dengan suatu pengukuran variabel yang menggunakan Skala Likert dengan menetapkan nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 1. Untuk pengujian data digunakan formula sebagai berikut (Sugiyono, 2000:21), (Riduwan, 2002:14-15):
18
F P =
X 100 N
Dimana :
P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah Responden
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Media Massa Media
massa
dalam
Kamus
Lengkap
Bahasa
Indonesia diartikan sebagai berikut: Media, sarana, alat ; sarana komunikasi bagi masyarakat bisa berupa koran, majalah, tv, radio siaran, telepon, internet. Media elektronik kb. Sarana atau media yang berupaelektronik seperti radio dan televisi. (Fajri & Senja, 2003: 557). Komunikasi massa menurut Wahyudi (1992: 8) memiliki dua makna yaitu “Proses komunikasi dengan massa dapat dilakukan secara langsung seperti dalam pidato (retorika), dapat
juga dengan sarana media massa.
dan proses komunikasidengan penggunaan mediamassa”. Informasi mengenai pengelolaan lingkungan
hidup
bisa
melalui pidato, ceramah atau melalui media massa, sedangkan media massa sendiri ada yang periodik seperti surat kabar atau majalah (tercetak), radio,f i l m , t e l e v i s i ( e l e k t r o n i k a ) , d a n a d a ya n g n o n p e r i o d i k s e p e r t i b u k u , l e a f l e t , selebaran, spanduk dan sebagainya. Efek komunikasi massa menurut Jahi (1988: 17) mencakup tiga dimensiyaitu sebagai berikut: A d a t i g a d i m e n s i e f e k k o m u n i k a s i m a s s a ya i t u : K o g n i t i f, afektif, dank o n a t i f . E f e k K o g n i t i f m e l i p u t i p e n i n g k a t
20
a n k e s a d a r a n , b e l a j a r d a n tambahan ilmu pengetahuan. Efe k a f e k t i f b e r h u b u n g a n d e n g a n e m o s i , perasaan dan sikap. Efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niatuntuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu. Sifat dari media massa menurut Effendy (1986: 79) adalah serempak cepat ya i t u “ Y a n g d i m a k s u d k a n d e n ga n k e s e r a m p a k a n ( simultaneilty) . i a l a h keserempakan kontak antara komunikator dengan komu n i k a n ya n g d e m i k i a n besar
jumlahnya”.
Kemampuannya
untuk
menimbulkan pada pihak khalayak yang besar jumlahnya secara serempak dalam
menerima
merupakan ciri
pesan-pesan paling
yang
disebarkan.Hal
hakiki media
massa
inilah yang dibandingkan
denganm e d i a k o m u n i k a s i l a i n n ya . M e d i a m a s s a b e r d a s a r k a n p e n d a p a t t e r s e b u t d a p a t diartikan media yang mampu menimbulkan keserampakan diantara khalayak yangsedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media massa tersebut. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002). Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2001).
21
Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film,
video)
yang
bersifat
ferbal
visual
vokal
(Liliweri,
2001).
Effendy (2000), media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007). Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu
22
bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa
adalah untuk memberikan informasi
pada
kepentingan
yang
menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah. Peran utama yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan minat dalam proses adopsi inovasi (Fauziahardiyani, 2009). B. Fungsi Media Massa Perkembangan media massa bagi manusia sempat menumbuhkan perdebatan panjang tentang makna dan dampak media massa pada perkembangan masyarakat. Dalam perkembangan teori komunikasi massa, konsep masyarakat massa mendapat relasi kuat dengan produk budaya massa yang pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana proses komunikasi dalam konteks masyarakat massa membentuk dan dibentuk oleh budaya massa yang ada. Media massa berperan untuk membentuk keragaman budaya yang dihasilkan sebagai salah satu akibat pengaruh media terhadap sistem nilai, pikir dan tindakan manusia. Menurut DeWitt C. Reddick, (1976) fungsi utama media massa adalah untuk mengkomunikasikan kesemua manusia lainnya mengenai perilaku, perasaan, dan pemikiran mereka; Dan dalam mewujudkan hal itu, pers tidak akan lepas dengan responsibilitas dari kebenaran informasi (Responsibility),
23
kebebasan insan pers dalam penyajian berita (Freedom of the pers), kebebasan pers dari tekanan-tekanan pihak lainnya (Idependence), kelayakan berita terkait dengan kebenaran dan keakuratannya (Sincerity, Truthfulness, Accuracy), aturan main yang disepakati bersama (Fair Play), dan penuh pertimbangan (Decency). Jadi intinya kebebasan pers sekarang ini dapat dilaksanakan dengan baik, jika kebebasan pers itu diimbangi dengan tanggung jawab dan kode etik sebagai landasan profesi, untuk menghindari ada pemberitaan yang menjurus anarkis. Media massa sendiri dalam masyarakat mempunyai beberapa fungsi atau peran sosial, yaitu fungsi pengawasan sosial, fungsi interpretasi, fungsi transmisi nilai dan fungsi hiburan. Fungsi pengawasan media adalah fungsi yang khusus menyediakan informasi dan peringatan kepada masyarakat tentang apa saja di lingkungan mereka. Media massa meng-up date pengetahuan dan pemahaman manusia tentang lingkungan sekitarnya. Fungsi interpretasi adalah fungsi media yang menjadi sarana memproses, menginterpretasikan dan mengkorelasikan seluruh pengetahuan atau hal yang diketahui oleh manusia. Fungsi transmisi nilai adalah fungsi media untuk menyebarkan nilai, ide dari generasi satu ke generasi yang lain. Fungsi hiburan adalah fungsi media untuk menghibur manusia. Manusia cenderung untuk melihat dan memahami peristiwa atau pengalaman manusia
24
sebagai sebuah hiburan.Dalam perkembangan selanjutnya, media massa mempunyai fungsi-fungsi baru, yaitu membentuk komunitas dan komunikasi virtual, seperti halnya kelompok internet di dunia maya. Internet dapat dipahami sebagai alat atau media umum yang bisa secara komplet memenuhi fungsi media massa “tua”. Internet bisa menyempurnakan transaksi komersial, menyediakan dukungan sosial dan mengirim jasa pemerintahan. Dalam Commission on the Freedom of the Press mengajukan lima prasyarat sebagai syarat bagi pers yang bertangungjawab kepada masyarakat, yaitu (Merril, Kusumaningrat, 2006:21): a. Media harus menyajikan berita-berita peristiwa sehari-hari yang dapat dipercaya, lengkap, dan cerdas dalam konteks yang memberikan makna. (Media yang akurat; mereka tidak boleh berbohong, harus memisahkan antara fakta dan opini, harus melaporkan dengan cara yang memberikan arti secara internasional, dan harus lebih dalam dari sekedar menyajikan fakta-fakta dan harus melaporkan kebenaran). b. Media harus berfungsi sebagai forum untuk pertukaran komentar dan kritik. (Media harus menjadi sarana umum. Harus memuat gagasan-gagasan yang bertentangan dengan gagasan-gagasan mereka sendiri, “sebagai dasar pelaporan yang objektif”; semua pandangan dan kepentingan yang pentingpenting dalam masyarakat harus mewakili; media harus mengidentifikasi sumber informasi mereka karena hal ini perlu bagi sebuah masyarakat yang bebas.
25
c. Media harus memproyeksikan gambaran yang benar-benar mewakili dari kelompok-kelompok konstituen dalam masyarakat. (ketika gambarangambaran yang disajikan media gagal menyajikan suatu kelompok sosial dengan benar, maka pendapat disesatkan; kebenaran tentang kelompok manapun harus benar-benar mewakili, ia harus mencakup nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi kelompok, tetapi ia tidak boleh mengecualikan kelemahankelemahan dan sifat-sifat buruk kelompok). d. Media harus menyajikan dan menjelaskan tujuan-tujuan dan nilai-nilai masyarakat. (Media adalah instrumen pendidikan, mereka harus memikul suatu tanggung jawab untuk menyatakan dan menjelaskan cita-cita yang diperjuangkan oleh masyarakat). e. Media harus menyediakan akses penuh terhadap informasi-informasi yang tersembunyi pada suatu saat. (ada kebutuhan untuk pendistribusian berita dan opini secara luas).
C. Pengertian Berita Berita berasal dari bahsa sansekerta “Vrit” yang dalam bahasa Inggris disebut “Write” yang arti sebenarnya adalah “Ada” atau “Terjadi”.Ada juga yang menyebut dengan “Vritta” artinya “kejadian” atau “Yang Telah Terjadi”.Menurut kamus besar,berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.
26
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet.
News (berita) mengandung kata new yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, news adalah apa yang surat kabar atau majalah cetak atau apa yang para penyiar beberkan. Menurut Willard C. Bleyer : “News is something new that was chosen by the journalists to be posted in the newspaper”. Artinya, Berita adalah sesuatu yang termasa ( baru ) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makana bagi pembaca surat kabar, atau karena ika dapat menarik pembaca – pembaca tersebut. Menurut William S Maulsby : “News is a narrative of a true and impartial from the facts that have significance and new case, which could attract the attention of readers of the newspaper containing the news”. Artinya, Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. Menurut Eric C. Hepwood : “News is the first report of significant events that may attract public attention”. Artinya, Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting yang dapat menarik perhatian umum.
27
Menurut Dja’far H Assegaf : Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa ( baru ), yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi – segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.
Menurut J.B. Wahyudi : Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memilki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan melalui media massa periodik.
Menurut Amak Syarifuddin : Berita adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik perhatian publik media massa.
Dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut. Yakni: Laporan kejadian atau peristiwa atau pendapat yang menarik dan penting disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas.
Dalam berita harus terdapat unsur-unsur 5W 1H yaitu: Unsur yang pertama adalah what (apa), merupakan unsur berita yang menjelaskan tentang masalah atau peristiwa yang terjadi dalam sebuah berita. Misal, sebuah berita tentang perampokan maka unsur what menjelaskan tentang perampokan itu. Unsur kedua adalah, when (kapan), menguraikan waktu terjadinya sebuah peristiwa. Unsur ini menguraikan dengan detail waktu saat
28
peristiwa itu berlangsung, baik menjelaskan pukul berapa peristiwa itu terjadi, apakah siang atau malam dan sebagainya. Tidak kalah penting unsur yang ketiga adalah where (dimana). Unsur ini menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa yang ada pada sebuah berita. Sebuah berita yang mempunyai nilai berita yang tinggi harus dapat menguraikan tempat terjadinya berita dengan detail. Seorang pembaca harus dapat membayangkan tempat terjadinya peristiwa berdasarkan berita yang dibaca. Sebuah peristiwa tidak akan menjadi berita jika tidak ada orang yang terlibat dalam peristiwa itu. Who (siapa) yang terlibat dalam peristiwa tersebut harus dapat dipaparkan dengan jelas. Pemaparan tokoh yang terlibat dalam suatu peristiwa harus jelas dan berdasarka fakta yang akurat. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam penyebutan tokoh atau pelaku yang terlibat dalam sebuah peristiwa. Dalam sebuah berita unsur yang keempat ini sangatlah penting. Kelima adalah why (kenapa). Seseorang dalam membaca sebuah berita selain ingin mengetahui peristiwa yang terjadi juga ingin mengetahui penyebab terjadinya peristiwa tersebut. Berdasarkan hal tersebut sebuah berita tidak akan bisa lepas dari unsur why. Unsur ini menjelaskan sebab terjadinya sebuah peristiwa. Unsur yang terakhir atau yang keenam adalah how (bagimana) kronologis berita itu terjadi. Sebuah peristiwa yang besar tidak akan menjadi berita yang baik jika seorang reporter tidak dapat merangkai kronologis peristiwa tersebut dengan baik, bahkan dapat menyebabkan pembaca salah tafsir terhadap peristiwa tersebut.
29
Unsur yang telah disebutkan diatas adalah unsur pokok dalam berita. Namun pada kenyataannya sering kali dalam sebuah berita tidak dijelaskan seluruh unsur tersebut. Ada kalanya beberapa unsur tidak dimasukan dalam berita. Bukan tidaka ada alasan tetang hal tersebut, hal tersebut dapat dikarenakan kolom yang disediakan editor tidak mencukupi atau berita merupakan berita ringan saja.
Nilai-nilai Berita: Dalam menulis berita, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait nilai berita itu sendiri. Ada beberapa nilai-nilai berita yang bisa kit kelompokkan sebagai acuan dalam sebuah penulisan.
1. Magnitude (Pengaruh) Seberapa luas pengaruh suatu berita terhadap khalayak. 2. Significance (Arti) 3. Seberapa penting arti suatu kejadian atau peristiwa Contoh: Wabah penyakit H1n1 4. Actuality (Aktualitas) Berdasarkan tingkat aktualitas suatu peristiwa
5. Proximity (Kedekatan) Berita lokal lebih pas diberitakan di daerah bersangkutan. 6. Prominence (Keakraban) Akrabnya suatu peristiwa terhadap khalayak 7. Kejutan (Surprise)
30
8. Clarity (Kejelasan) kejadian atau peristiwa 9. Dampak (Impact) 10. Konfik 11. Human Interest Kemampuan suatu peristiwa menyentuh perasaan kemanusiaan khalayak
Berita tidak mutlah harus memenuhi unsur-unsur di atas. Namun semakin banyak unsur-unsur tersebut melekat dalam suatu peristiwa maka nilai beritanya semakin tinggi. Ketiga seorang redaktur meminta wartawan untuk melapor hal yang menurutnya menarik, pasti sudah memiliki sensor untuk memilah mana yang menarik dan mana yang tidak. Yang terpenting adalah bagaimana membuat pembaca juga merasakan bahwa hal yang ingin kita sampaikan itu benar-benar penting untuk diketahui orang lain. Jadi yang terpenting adalah bagaimana tulisan yang kita paparkan bisa bercerita serta sedapat mungkin mengundang minat banyak orang, entah itu menjadi masalah kita semua, lucu, atau mengharukan. Hal ini biasanya sudah dimulai pada paragraf awal (lead) turun terus hingga ke tubuh tulisan danending. Sebagai wartawan/penulis yang baik, biasanya sudah ditentukan sejak awal angle yang akan diambil. Artinya, apa yang nantinya ingin disampaikan, diketahui dan dirasakan pembaca.
31
Potong atau buang informasi, detail atau apapun yang tidak mendukung pilihan awal kita, daripada pembaca di akhir tulisan malah bingung sebetulnya apa yang ingin disampaikan.
C. Pengertian Masyarakat Masyarakat dapat diartikan secara sederhana sebagai kelompok individu atau manusia yang tinggal dalam suatu wilayah dengan batas batas tertentu pula. Selanjutnya untuk lebih jelasnya, pengertian masyarakat ini dan diakui kebenarannya, penulis kutipkan beberapa pendapat para pakar sebagai berikut: Kingsley Devis yang dikutip oleh Drs. Ngadino dalam bukunya kelembagaan dan masyarakat mengatakan bahwa masyarakat merupakan kelompok social terkecil yang bertempat tinggal didaerah tertentu yang didalamnya mengandung aspek kehidupan sosial, lebih lanjut masih dalam Ngadino, Philip raup mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok yang memiliki cirri-ciri kesamaan system nilai, kesamaan aktivitas dan pola - pola tingkah laku. Sejalan dengan Philip Rauf, H.A.S Moenir memberikan batasan tentang mayarakat sebagai kelompok orang yang terikat oleh kesamaan system nila, kesamaan cita-cita, tujuan dan bekerjasama mencapai tujuan. Keempat devinisi tersebut memberikan suatu pengertian yang hampir sama, walaupun berbeda pada tekanan, sehingga penulis dapat menarik suatu kesimpulan tentang pengertian masyarakat sebagai kumpulan individu ata manusia yang bertempat tinggal pada wilayah yang sama
32
dengan batas-batas tertentu. Masyarakat keluarga dibentuk berdasarkan kepentingan - kepentingan tertentu yang jumlahnya tidak terbatas seiring dengan ketidak terbatasnya manusia.
D. Hak Masyarakat Memperoleh dan Menyampaikan Informasi
Komunikasi merupakan hak asasi manusia, karena manusia tidak dapat hidup tanpa komunikasi. Hakekat komunikasi sendiri adalah penyampaian informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Para ahli filsafat komunikasi sepakat tentang kebebasan komunikasi. Menurut mereka kebebasan komunikasi dalam peradaban manusia adalah kebebasan yang melekat secara alamiah pada diri semua orang tanpa kecuali. Oleh karena itu kebebasan komunikasi harus dijamin dan dilindungi oleh negara. Dalam pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia dinyatakan : “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi
dan
memperoleh
informasi
yang
diperlukan
untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya”. Sementara dalam pasal 14 ayat (2) dinyatakan : “Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia”. Sementara itu mengenai hak masyarakat memperoleh informasi lingkungan, secara spesifik dijamin oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH). Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang tersebut berbunyi: “Setiap orang mempunyai hak atas
33
informasi lingkungan yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup”. Keberadaan ayat tersebut antara lain yang membedakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 dengan Undang-Undang yang digantikannya yaitu Undang-undang Nomor 4 tahun 1982. Dalam UndangUndang Nomor 4 tahun 1982, hak masyarakat atas informasi lingkungan sama sekali tidak disinggung. Hal ini menandakan informasi mengenai lingkungan merupakan
sesuatu
yang
penting
sehingga
negara
perlu
menjamin
kemudahannya untuk diperoleh masyarakat. Terbukanya akses informasi lingkungan memang merupakan langkah awal yang diharapkan dapat menggerakkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan perlunya pengelolaan lingkungan yang benar demi terciptanya lingkungan yang baik dan sehat. Ikut sertanya masyarakat dalam pengelolaan lingkungan merupakan sesuatu yang mutlak mengingat persoalan lingkungan selalu bermuara kepada manusia. Adapun penjelasan pasal 5 ayat (2) tersebut berbunyi “Hak atas informasi lingkungan merupakan suatu konsekuensi logis dari hak berperan dalam pengelolaan lingkungan yang berlandasan pada asas keterbukaan. Hak atas informasi lingkungan akan meningkatkan nilai dan efektivitas peranserta dalam pengelolaan lingkungan hidup, disamping akan membuka peluang bagi masyarakat untuk mengaktualisasikan haknya atas lingkungan yang baik dan sehat”.Hak masyarakat atas lingkungan yang baik dan sehat dijamin dalam pasal 5 ayat (1) UUPLH, yakni “Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan yang baik dan sehat”. Sementara hak dan kewajiban masyarakat
34
berperanserta dalam pengelolaan lingkungan dinyatakan dalam pasal 5 ayat (3): “Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
35
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Letak Wilayah Kabupaten Bone sebagai salah satu daerah yang berada dipesisir Timur Sulawesi Selatan memiliki posisi strategis dalam perdagangan barang dan jasa di Kawasan Timur Indonesia, yang secara administratif terdiri dari 27 Kecamatan, 333 Desa dan 39 Kelurahan, yang letaknya 174 km kearah timur Kota Makassar, berada pada posisi 4° 13’- 506’ Lintang Selatan dan antara 119° 42’-120° 30’ Bujur Timur. B. Perangkat Daerah dan Lembaga Teknis: a. DINAS-DINAS PEMERINTAH KABUPATEN BONE Terdiri dari Dinas meliputi : 1. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura 2. Dinas Peternakan 3. Dinas Kelautan dan Perikanan 4. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 5. Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air 6. Dinas Pendidikan 7. Dinas Kesehatan 8. Dinas Perindustrian dan Perdangan 9. Dinas Pemuda dan Olahraga 10. Dinas Koperasi dan UMKM
36
11. Dinas Pendapatan Daerah 12. Dinas Perhubungan 13. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 14. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 15. Dinas Tata Ruang, Pemukiman dan Perumahan 16. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 17. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset 18. Dinas Kesejahteraan Sosial 19. Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral b. LEMBAGA TEKNIS DAERAH 1. Bappeda dan Statistik 2. Badan Kepegawaian, Diklat Daerah (BKDD) 3. Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) 4. Badan Pembinaan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 5. Badan Perpustakaan, Arsip dan PDE 6. Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 7. Badan Pemberdayaan Masyarakat 8. Unit Pelayanan Terpadu Perizinan (UPTP) 9. Inspektorat Daerah
c. KANTOR Terdiri dari : 1. Kantor Pemadam Kebakaran
37
2. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 3. Kantor Penelitian dan Pengembangan 4. Kantor Promosi dan Penanaman Modal 5. Kantor Pengelola Kebersihan,Pertamanan dan Pemakaman 6. Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 7. Kantor Ketahanan Pangan 8. Rumah Sakit Umum Daerah
d. SEKRETARIAT DPRD
e. SEKRETARIAT DAERAH B. Luas Luas wilayah Kabupaten Bone 4.559 km2 dengan rincian lahan sebagai berikut : - Persawahan : 88.449 Ha - Tegalan/Ladang : 120.524 Ha - Tambak/Empang : 11.148 Ha - Perkebunan Negara/Swasta : 43.052,97 Ha - Rutan : 145.073 Ha - Padang rumput dan lainnya : 10.503,48 Ha C. Batas Wilayah - Sebelah Utara berbatasan Kabupaten Wajo, Soppeng - Sebelah Selatan berbatasan Kabupaten Sinjai,Gowa - Sebelah Timur berbatasan Teluk Bone
38
- Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Maros, Pangkep, Barru D. Demografi Jumlah penduduk 655.091 jiwa terdiri dari : pria 308.433 jiwa dan wanita 346.658 jiwa dengan kepadatan rata-rata 140 jiwa/km2 E. Iklim Wialayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang. Kelembaban udara berkisar antara 95% -99% dengan tempratur berkisar 260C – 340%. Pada periode April – September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone. Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu: Kecamatan Bontocani dan kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi wilayah timur. Rata-rata curah hujan tahunan diwilayah Bone bervariasi, yaitu: rata-rata < 1.750 mm; 1750 – 2000 mm; 2000 – 2500 mm dan 2500 – 3000 mm. Pada wilayah Kabupatan Bone terdapat juga pengunungan dan pembuktian yangdari celah-celah terdapat aliran sungai. Disekitanya terdapat lembah yang cukup dalam. Kondisi sebagai yang berair pada musim hujan kurang lebih 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian mengalami kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti sungai walenae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulubulu, Salomekko, Tobunne dan Sebagai Lekoballo.BERANDA G. Sejarah, Geografi, Ekonomi Dalam sejarah perkembangannya Bone merupakan salah satu kerajaan
39
besar di nusantara pada masa lalu. Kerajaan Bone tercatat dalam sejarah didirikan oleh ManurungngE Rimatajang pada tahun 1330. Kerajaan Bonemencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Aru Palakka padapertengahan abad ke-17. Tetapi seiring perubahan daerah kearah yang lebihmaju, Bone kemudian mengadopsi sistem pemerintahan modern di tahun 1951dengan pemerintahan daerah yang dikepalai oleh kepala daerah / kepalaafdeling (BPS, 2007). Dalam perjalanannya daerah ini berkembang cukup pesathingga menjadi salah satu kabupaten yang cukup maju di Propinsi SulawesiSelatan. Tahun 2008 masyarakat Kabupaten Bone mulai terlibat aktif dalamproses demokrasi didaerah bone dengan memilih secara langsung bupati bone. Setelah beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan mengalami pemekarandan perubahan wilayah administratif selama periode 2003-2004, KabupatenBone menjadi kabupaten dengan wilayah geografis dan wilayah administratifpaling luas di Propinsi Sulawesi Selatan. Secara Administratif Kabupaten Boneterdiri dari 27 kecamatan, yang terbagi kedalam 372 desa dan kelurahan. Luaswilayah mencapai ± 4559 km, Kecamatan Bontocani dan Libureng mempunyai wilayah paling luas, masing-masing ± 46,30 km. Sedangkan kecamatan TaneteRiattang, Tanete Riattang Barat dan Tanete Riattang Timur adalah kecamatandengan wilayah yang kecil namun memiliki kepadatan penduduk paling tinggi.Jumlah penduduk saat ini mencapai 696.712 jiwa, dengan komposisi 329.750laki-laki dan 366.962 perempuan dengan kepadatan penduduk mencapai 152 jiwa/km (BPS, 2007). Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan KabupatenSoppeng; sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan KabupatenGowa; sebelah
40
timur berbatasan dengan Teluk Bone dan sebelah baratberbatasan Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Barru.Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang dengan kelembaban udara berkisar antara 9095% dan suhu berkisar antara 26oC-43o C(BPS, 2007). Wilayah sulawesi selatan ”terbelah dua” oleh barisan pegununganLompobattang sehingga wilayah timur termasuk Kabupaten Bone mengikuti Pola Curah Hujan Pantai Timur (PCHPT) yang dicirikan oleh dua kali puncak hujanyang terjadi bulan November/Desember dan bulan Mei (Kaimuddin et al., 2005)
Tabel 1: Jumlah Penduduk Kabupaten Bone 5 (lima) tahun terakhir
NO
NAMA KECAMATAN
2006
2007
2008
2009
2010
1
AJANGALE
28.619
28.717
28.831
29.095
27.316
2
AMALI
21.874
21.950
22.036
22.239
20.666
3
AWANGPONE
28.750
28.849
28.964
29.230
28.523
4
BAREBBO
25.006
25.093
25.192
25.422
26.108
5
BENGO
25.830
25.919
26.022
26.250
25.234
6
BONTOCANI
15.434
15.487
15.549
15.681
15.326
7
CENRANA
24.565
24.651
24.748
24.968
23.464
8
CINA
24.803
24.888
24.987
25.210
25.213
9
DUA BOCCOE
31.032
31.119
31.242
31.532
29.995
41
10
KAHU
35.536
35.659
35.801
36.118
37.042
11
KAJUARA
31.714
31.825
31.950
32.233
34.034
12
LIBURENG
28.902
29.002
29.117
29.368
29.006
13
LAMURU
24.922
25.008
25.107
25.331
24.316
14
LAPPARIAJA
22.256
22.333
22.422
22.619
22.966
15
MARE
23.146
23.225
23.318
23.520
24.692
16
PALAKKA
21.272
21.346
21.430
21.672
21.917
17
PATIMPENG
14.527
14.577
14.634
14.764
15.470
18
PONRE
12.921
12.965
13.016
13.130
13.126
19
SALOMEKKO 13.673
13.720
13.774
13.897
14.727
20
SIBULUE
30.350
30.456
30.576
30.857
32.236
21
T. RIATTANG 43.082
43.232
43.404
43.793
47.533
22
T.RIATTANG TIMUR
37.153
37.282
37.431
37.752
39.786
23
T. RIATTANG 36.991 BARAT
37.119
37.266
37.594
42.354
24
TELLU LIMPOE
12.908
12.953
13.004
13.117
13.585
25
TELLU SIATTINGE
41.745
41.889
42.056
42.435
39.891
26
TONRA
11.445
11.484
11.530
11.634
12.581
27
ULAWENG
25.875
25.964
26.067
26.301
24.641
JUMLAH
694.311
696.712
699.474
705.717
711.748
(Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka 2011)
42
Tabel 2: JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN BONE DIRINCI MENURUT JENIS KELAMIN TIAP KECAMATAN TAHUN 2011
LAKINO
KECAMATAN
PEREMPUAN JUMLAH LAKI
1
AJANGALE
12.361
14.685
27.316
2
AMALI
9.403
11.263
20.666
3
AWANGPONE
13.105
15.418
28.523
4
BAREBBO
12.175
13.933
26.108
5
BENGO
12.156
13.078
25.234
6
BONTOCANI
7.634
7.692
15.326
7
CENRANA
11.146
12.318
23.464
8
CINA
12.034
13.179
25.213
9
DUA BOCCOE
13.797
16.198
29.995
10
KAHU
17.710
19.332
37.042
43
11
KAJUARA
16.500
17.534
34.034
12
LIBURENG
14.423
14.583
29.006
13
LAMURU
11.396
12.920
24.316
14
LAPPARIAJA
10.983
11.983
22.966
15
MARE
11.985
12.707
24.692
16
PALAKKA
10.165
11.757
21.917
17
PATIMPENG
7.443
8.027
15.470
18
PONRE
6.395
6.731
13.126
19
SALOMEKKO
7.132
7.595
14.727
20
SIBULUE
14.990
17.246
32.236
21
T. RIATTANG
22.358
25.175
47.533
22
T. RIATTANG TIMUR
19.743
20.043
39.786
23
T. RIATTANG BARAT
20.318
22.036
42.354
24
TELLU LIMPOE
6.725
6.860
13.585
44
25
TELLU SIATTINGE
26
TONRA
27
ULAWENG
JUMLAH
18.520
21.371
39.891
6.025
6.552
12.581
11.511
13.130
24.641
338.407
373.341
711.748
(Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka 2011
Tabel 3: JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN BONE MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2011
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
0-4
33.725
26.588
60.283
5-9
39.098
41.969
81.067
10-14
38.285
35.805
74.090
15-19
30.856
28.201
59.057
20-24
22.868
27.752
50.620
KELOMPOK UMUR
45
25-29
19.793
28.317
48.110
30-34
28.974
27.848
56.822
35-39
24.602
27.686
52.288
40-44
23.433
28.122
51.555
45-49
18.401
22.340
40.741
50-54
16.282
17.000
33.282
55-59
8.964
14.653
23.617
60-64
10.970
16.354
27.324
65 KE ATAS
22.156
30.736
52.892
JUMLAH
338.407
373.341
711.748
(Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka 2011)
46
Tabel 4: BANYAKNYA PENCARI KERJA YANG TERDAFTAR DI KABUPATEN BONE DIRINCI MENURUT KECAMATAN TAHUN 2011
NO
KECAMATAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1
AJANGALE
12
29
41
2
AMALI
16
18
34
3
AWANGPONE
22
45
67
4
BAREBBO
38
58
96
5
BENGO
16
28
44
6
BONTOCANI
5
10
15
7
CENRANA
15
22
37
8
CINA
26
78
104
9
DUA BOCCOE
18
36
54
10
KAHU
48
44
92
11
KAJUARA
39
70
109
12
LIBURENG
30
34
64
13
LAMURU
17
16
33
14
LAPPARIAJA
21
15
36
15
MARE
52
101
153
16
PALAKKA
7
15
22
17
PATIMPENG
19
10
29
47
18
PONRE
7
20
27
19
SALOMEKKO
8
25
33
20
SIBULUE
37
73
110
21
T. RIATTANG
242
344
586
22
T. RIATTANG TIMUR
74
80
154
23
T. RIATTANG BARAT
123
189
312
24
TELLU LIMPOE
4
16
20
25
TELLU SIATTINGE
18
38
56
26
TONRA
30
62
92
27
ULAWENG
19
32
51
963
1.508
2.471
JUMLAH
(Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka 2011)
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penerapan temuan data dari responden sebaiknya terlebih dahulu dikemukakan, sebelum sampai pada uraian hasil penelitian, agar pembahasan secara keseluruhan memiliki keterkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya. Sampel dalam peneltian ini di tarik dengan menggunakan table kredjcie dari populasi, dengan mengacu pada siapa saja khalayak yang pernah mendengarkan pemberitaan media massa. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori yaitu karakteristik responden, tanggapan responden terhadap pemberitaan media massa dan pengaruhnya terhadap perilaku responden, kemudian pengetahuan tentang pemberitaan media massa dan frekuensi mendengarkan berita
dan yang terakhir tabulasi silang untuk mcngetahui
tanggapan khalayak terhadap pemberitaan media massa tentang kinerja pemerintah kabupaten Bone. 1. Karaterisktik dan Latar Belakang Ekonomi Responden a). Jenis Kelamin Responden Data mengenai jenis kelamin responden menunjukkan terbanyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki 187 orang (53,43%) dengan jumlah 163 orang (46,57%).
dan perempuan
49
Tabel: IV. 1 Distribusi responden menurut jenis kelamin N = 350 Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
Laki-laki Perempuan
187 163
53,43 46,57
Jumlah
350
100%
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
b). Pekerjaan responden Data mengenai pekerjaan khalayak responden menunjukkan responden terbanyak adalah responden terbanyak adalah wiraswasta (25,71%), kemudian PNS/ABRI (23,71%), Swasata (21,72%), Profesional (16,57%) dan lain-lain (12,28%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut: Tabel: IV.2 Pekerjaan Responden N = 350 Jenis Kelamin Responden
L P Jumlah
Pekerjaan Khalayak WIRAPROFESISWASTA ONAL JML % JML %
PNS/ABRI
SWASTA
JML
%
JML
%
JML
%
JML
%
42
12
38
10,86
55
15,71
30
8,57
22
6,28
187
53.42
41
11,71
38
10,86
35
10
28
8
21
6
163
46,58
83
23,71
36
21,72
50
25,71
18
16,57
3
12,28
350
100
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
LAIN-LAIN
TOTAL
50
c.) Pendapatan responden per bulan Data mengenai pekerjaan khalayak responden menunjukkan bahwa pendapatan khalayak bervariasi yaitu khalayak yang berpendapatan rendah yaitu 61 orang (7,317,434%), responden yang berpendapatan sedang yaitu 96 (26,42%), responden pendapatan
tinggi yaitu 100
(28,57%), dan yang berpendapatan sangat tinggi 93 orang (26,57).
Tabel: IV.3 Pendapatan Responden
N = 350
Jenis Kelamin Responden
Pendapatan Khalayak Per-bulan A
B
C
D
TOTAL JML %
JM L
%
JML
%
JML
%
JML
%
L
32
9,14
48
13,71
60
17,14
47
13,43
187
53,42
P
29
8,29
48
13,71
40
11,43
46
13,14
163
46,57
Jumlah
61
17,43
96
26,42
100
28.57
93
26,57
350
100
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
Keterangan: A. Rendah ( > Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 1.500.000,-) B. Sedang ( > Rp. 1.500.000,- sampai Rp. 2.500.000,-) C. Tinggi ( > Rp. 2.500.000,- sampai Rp. 3.000.000,-) D. Sangat Tinggi ( > Rp.3.000.000,- )
51
d.) Hobby Khalayak Data mengenai hobby khalayak responden menunjukkan bahwa hobby khalayak bervariasi yaitu khalayak yang hobby menonton yaitu 90 orang (25,71%), khlayak yang hobby membaca
yaitu 93 (26,57%), khlayak
yang hobby mengkoleksi barang yaitu 71(20,28%), dan khlayak yang hobby lain-lain seperti mendengarkan radio dan lain sebagainya yaitu 96 orang (27,44%). Tabel: IV.4 Hobby Responden N = 350 Jenis Kelamin Responde n
Hobby Khalayak A
B
C
D
TOTAL JML %
JM L
%
JML
%
JML
%
JML
%
L
60
17,14
47
13,43
32
9,14
48
13,72
187
53,43
P
30
8,57
46
13,14
39
11,14
48
13,72
163
46,57
Jumlah
90
25,71
93
26,57
71
20,28
96
27,44
350
100
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
Keterangan: A. Menonton B. Membaca C. Mengkoleksi barang D. Lain-lain
52
e) Kepemilikan Media
Tabel: IV.5 Pemilikan Media Massa Khalayak N = 150
Jenis Kelamin Responden
Cetak
Jenis Media Yang dimiliki Khalayak Elektronik Cetak & Tidak Elektronik Memiliki JML % JML % JML %
JM L
%
L
40
11,43
69
19,71
78
22,29
0
P
37
10,57
61
17,43
65
18,57
Jumlah
77
22,00
130
37,14
143
40,86
TOTAL JML
%
0
187
53,43
0
0
163
46,57
0
0
350
100
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
Pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa semua responden memiliki media massa yaitu khalayak yang memiliki media cetak yaitu 77 orang (22%), khlayak yang memiliki media elektronik yaitu 130 (37,14%), khlayak yang memiliki media cetak dan elektronik yaitu 143 (40,86%), dan tidak ada khlayak yang yang tidak memiliki khlayak yang tidak memiliki media massa.
2.) Tanggapan Khalayak Terhadap Pemberitaan Media Massa Tentang ProgramProgram Kerja Pemerintah Kabupaten Bone dan Pengaruhnya terhadap khalayak a) Pernyataan khalayak tentang program-program pemberitaan media massa Sebagaimana yang tertera pada daftar pertanyaan tentang pemberitaan program-program kerja pemerintah yang dianggap sebagai tema yang
53
menyegarkan
ditengah
maraknya
pemberitaaan
tentang
kinerja
pemerintah. Dari pernyataan responden dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel: IV.6 Pernyataan Khalayak terhadap Pemberitaan Media Massa tentang Programprogram Kerja Pemerintah Kabupaten Bone N = 350
Jenis Kelamin Responden
Pernyataan Khalayak Mengenai Pemberitaan Media Massa tentang Program-Program Kerja Pemerintah Sangat Baik JM % L
Baik
Netral
Kurang baik
Tidak baik
TOTAL
JML
%
JM L
%
JM L
%
JML
%
JML
%
L
42
12
38
10,87
55
15,71
30
8,57
22
6,29
187
53,44
P
40
11,42
39
11,14
36
10,29
28
8
20
5,71
163
46,56
Jumlah
83
23,42
78
22,01
92
26
59
16,57
43
12
350
100
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
Pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa tanggapan khalayak tentang pemberitaan program-program kerja pemerintah yang mengatakan sangat baik yaitu 83 orang (23,42%), baik 78 orang (22,01%), Netral 92 orang (26%), kurang baik 59 orang (16,57%), dan tidak baik 43 orang (12%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa umumnya khalayak terhadap pemberitaan media massa
netral
tentang program-program kerja
pemerintah kabupaten Bone. b) Pernyataan khalayak tentang pemberitaan media massa tentang program pemerintah yang dianggap bisa memberikan pembelajaran yang baik.
54
Sebagaimana yang tertera pada daftar pertanyaan mengenai pemberitaan yang rnemberikan banyak pembelajaran tantang bagaimana kita sebagai masyarakat yang dalam menyikapi pemberitaan media massa tentang kinerja pemerintah dapat bersikap dengan baik, berpikiran jernih menanggapi pemberitaan media massa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel: IV.7 Pernyataan Khalayak terhadap Pemberitaan Media Massa yang dianggap memberikan Pembelajaran N = 350
Jenis Kelamin Responden
Pernyataan Khalayak bahwa Pemberitaan Media Massa Memberikan Pembelajaran yang Baik Sangat Setuju JM % L
Setuju
Netral
JML
%
JM L
%
Kurang Setuju J % M L
Tidak Setuju JM % L
TOTAL JML
%
L
22
6,29
55
15,71
38
10,86
30
8,57
42
12
187
53,43
P
21
6
35
10
38
10,86
28
8
41
11,71
163
46,57
Jumlah
43
12,29
90
25,71
76
21,72
58
16.57
83
23,71
350
100
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
Pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa tanggapan khalayak yang mengatakan sangat setuju yaitu 43 orang (12,29%), setuju 90 orang (25,71%), Netral 76 orang (21,72%), kurang setuju 58 orang (16,57%), dan tidak setuju 83 orang (23,71%). Dari pernyataan-pernyatan khalayak tersebut diatas dapat
55
disimpulkan
bahwa
pemberitaan
media
massa
dapat
memberikan
pembelajaran yang baik.
c). Tanggapan tentang program-program pemberitaan Sebagaimana yang tertera pada daftar pertanyaan mengenai program-program pemberitaan media massa, menurut tanggapan khalayak dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel: IV.8 Pernyataan Khalayak terhadap Program Pemberitaan Media Massa N = 350
Pernyataan Khalayak terhadap Program Pemberitaan Media Massa Jenis Kelamin Responden
Sangat Menarik JM % L
Menarik
Netral
JML
%
JM L
%
Kurang Menarik JML %
Tidak Menarik JM % L
TOTAL JML
%
L
22
6,29
42
12
35
10
58
16,57
30
8,57
187
53,43
P
21
6
41
11,71
37
10,57
35
10
29
8,29
163
46,57
Jumlah
43
12,29
83
23,71
72
20,57
93
26,57
59
16,86
350
100
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
Pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa tanggapan khalayak yang mengatakan sangat menarik yaitu 43 orang (12,29%), menarik 83 orang (23,71%), Netral 72 orang (20,57%), kurang menarik 93 orang (26,57%), dan tidak menarik 59 orang (16,86%). Dari pernyataan-pernyatan khalayak
56
tersebut diatas Nampak bahwa umumnya khalayak mengatakan pemberitaan media massa tentang program-program pemerintah Kabupaten Bone Kurang menarik yaitu 26,57%.
d) Pernyataan responden mengenai anggapan bahwa setelah mendengarkan pemberitaan media massa mendukung pemberitaan tentang program-program pemerintah Sebagaimana yang tertera pada daftar pertanyaan mengenai program-program pemberitaan media massa, setelah mendegarkan, menurut tanggapan khalayak dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel: IV.9 Pernyataan Khalayak tentang Anggapan setelah mendengarkan Pemberitaan Media Massa N = 350
Jenis Kelamin Responden
Pernyataan Khalayak tentang Anggapan setelah mendengarkan Pemberitaan Media Massa Sangat Setuju JM % L
Setuju
Netral
JML
%
JM L
%
Kurang Setuju JM % L
Tidak Setuju
TOTAL
JM L
%
JML
%
L
30
8,57
38
10,86
55
15,71
22
6,29
42
12
187
53,43
P
28
8
38
10,86
35
10
21
6
41
11,71
163
46,57
Jumlah
58
16,57
72
21,72
85
25,71
43
12,29
83
23,71
350
100
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
57
Pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa tanggapan khalayak yang mengatakan sangat setuju yaitu 58 orang (16,57%), setuju 72 orang (21,72%), Netral 85 orang (25,71%), kurang setuju 43 orang ( 12,29%), dan tidak setuju 83 orang (23,71%). Dari pernyataan-pernyatan khalayak tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa anggapan khalayak setelah mendegarkan pemberitaan media massa tentang program-program pemerintah umumnya mengatakan netral yaitu 85 orang (25,71%). e) Pernyataan khalayak terhadap pemberitaan media massa yang layak didengar Karena informasinya bersumber dari pemerintah kabupaten
Bone,
maka
pemberitaan media massa layak didengarkan terutama bagi khalayak agar dapat megetahui dan memahami program-program kerja pemerintah. Tabel: IV.10 Pernyataan Khalayak terhadap Pemberitaan Media Massa tentang Programprogram Pemerintah Kabupaten Bone yang layak didengar N = 350
Jenis Kelamin Responden
Pernyataan Khalayak terhadap Pemberitaan Media Massa tentang Kinerja Pemerintah Kabupaten Bone yang layak dibaca/didengar Sangat Setuju JM % L
Setuju
Netral
JML
%
JM L
%
Kurang Setuju JML %
Tidak Setuju
TOTAL
JML
%
JML
%
L
31
8,86
37
10,57
55
15,72
32
9,14
32
9,14
187
53,43
P
29
8,29
38
10,86
34
9,71
32
9,14
30
8,57
163
46,57
Jumlah
60
17,15
75
21,43
89
25,43
64
18,28
62
17,71
350
100
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
58
Tabel diatas menunjukkan pernyataan yang dikemukakan oleh khalayak mengenai
pemberitaan
media
massa
yang
layak
didengar
yaitu
memperlihatkan bahwa yang mengatakan sangat setuju yaitu 60 orang (17,15%), setuju 75 orang (21,43%), Netral 89 orang (25,43%), kurang setuju 64 orang (18,28%), dan tidak setuju 62 orang (17,71%). Dari pernyataanpernyatan khalayak tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa anggapan khalayak umumnya netral (25n43%) tentang pemberitaan media massa yang layak didengar dan dibaca. f). Tanggapan khalayak tentang perkembangan media massa di Indonesia Perkembangan media masssa di Iindonesia memang berkembang sangat pesat, pemberitaan selalu menjadi berita bagi khalayak masyarakat untuk mengetahui perkembangan pemerintahan dan lain sebagainya. Pada table berikut akan dilihat tanggapan khalayak mengenai pernyataan yang ada pada daftar pertanyaan pada penelitian ini: Tabel: IV.11 Tanggapan Khalayak tentang perkembangan Media Massa di Indonesia N = 350
Jenis Kelamin Responden
L P Jumlah
Tanggapan Khalayak tentang perkembangan Media Massa di Indonesia Sangat Baik JML %
Baik JML
%
10,86
55
15,71
30
8,57
42
35
10
38
10,86
38
10,86
71
20,86
93
26,57
68
19,43
38
Netral JML %
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
Kurang Baik JML %
Tidak Baik JML %
12
22
31
8,86
73
20,86
TOTAL JML %
6,29
187
53,43
21
6
163
46,57
43
12,29
350
100
59
Tabel diatas menunjukkan pernyataan yang dikemukakan oleh khalayak mengenai perkembangan media massa di Indonesia yaitu (16,57%) sangat baik 71 orang (20,86%), baik 93 orang (26,57%), Netral 68 orang (19,43%), kurang baik 73 orang (20,86%), dan tidak baik 43 orang (12,29%) Dari pernyataan-pernyatan khalayak tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa anggapan khalayak
umumnya mengatakan baik (26,57%) tentang
perkembangan media massa di Indonesia 3.) Pengetahuan Khalayak terhadap Pemberitaan Media Massa tentang Nilai-nilai Berita a) Informasi tentang program-program kerja pemerintah lnformasi mengenai program-program kerja pemerintah kabupaten Bone banyak dimuat di media cetak, media elelctronik maupun media online. Selain itu pemberitaan melalui radio juga menjadi media untuk mengetahui berita-berita, namun adapula yang memperoleh informasi dari mulut ke mulut sepeni dari teman, saudara dan lairmya. Kecenderungan ini juga dapat di perlihatkan responden dimana sebaiknya tempat atau sarana untuk memperoleh informasi yang tepat.
60
Tabel: IV.12 Sarana untuk mendapatkan informasi Mengenai Pemberitaan Media Massa N = 350
Sarana untuk mendapatkan informasi Mengenai Pemberitaan Media Massa
Jenis Kelamin Responden
Media Cetak
Media Elektronik JML %
Media Online JML %
Info dari teman JML %
TOTAL
JML
%
JML
%
L
53
15,14
62
17,72
40
11,43
32
9,14
187
53,43
P
46
13,14
52
14,86
35
10
30
8,57
163
46,57
Jumlah
99
28,28
114
32,58
75
21,43
62
17,71
350
100
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 99 orang (28,28%) memperoleh informasi mengenai pemberitaan media massa tentang program-program kerja pemerintah melalui media elektronik, melalui media cetak 114 orang (32,58%), media online 75 orang (21,43%) dan dari teman 62 orang (17,71%). b) Frekuensi Khalayak Mendengarkan Berita Frekuenasi
khalayak mendengarkan berita melalui media massa yaitu
sangat sering 112 orang (34,75%), sering 148 orang (42,28%), dan kadang-kadang 89 orang (25,43). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
61
Tabel: IV.13 Frekuensi Mendengarkan Berita Melalui Media Massa
N = 350
Jenis Kelamin Responden
Frekuensi Mendengarkan Berita Melalui Media Massa Sangat sering JML
Sering
Kadangkadang JML %
Tidak pernah JML %
TOTAL
%
JML
%
JML
%
L
60
17,14
79
22,57
47
13,43
0
0
187
53,43
P
62
17.71
69
19,71
42
12
0
0
163
46,57
Jumlah
112
34,75
148
42,28
89
25,43
0
0
350
100
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
Dari pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa khalayak sering mendengarkan berita melalui media massa. c) Frekuensi Khalayak Mendiskusikan Pemberitaan Media Massa Frekuenasi
khalayak mendiskusikan pemberitaan
media massa yaitu
sangat sering 85 orang (24,29%), sering 124 orang (35,40%), kadang 109 orang (31,14), dan tidak pernah 32 (9,12%). jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel: IV.14 Frekuensi Khalayak Mendiskusikan Pemberitaan Media Massa
kadang-
Untuk lebih
62
N = 350
Jenis Kelamin Responden
L P Jumlah
Frekuensi Khalayak Mendiskusikan terhadap Pemberitaan Media Massa Sangat sering JML
Sering %
JML
%
45
12,86
67
19,14
40
11,43
57
85
24,29
124
Kadangkadang JML %
Tidak pernah JML %
TOTAL JML
%
58
16,57
17
4,86
187
53,43
16,26
51
14,57
15
4,26
163
46,57
35,40
109
31,14
32
9,12
350
100
Sumber : Hasil olahan data primer, 2011
Dari pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa khalayak sering mendiskusikan pemberitaan media massa.
B. Pembahasan Maksud dari penalitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan khalayak terhadap pemberitaan media massa tentang kinerja pemerintah kabupaten Bone yang didengarkan melalui radio Suara Daya Indah Bone 104,4 FM, dan Radio Bintang Indah Palakka Bone, 99,3 FM. 1. Tanggapan Khalayak Terhadap Pemberitaan Media Massa Tentang Program-Program Kerja Pemerintah Kabupaten Bone dan Pengaruhnya terhadap khalayak
Berdasarkan teori S-O-R dimana kesan yang diberikan oleh khalayak adalah proses persepsi yang kemudian menafsirkan lalu member tanggapan sebagai suatu umpan balik kepada sumber. Dalam proses terbentuknya tanggapan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, diantaranya faktor biologis
63
(kebutuhan), kelompok sosial, sikap, kepercayaan, nilai-nilia serta pengalaman. Faktor-faktor memang secara tidak langsung mempengaruhi, melainkan telah terakumulasi dalam perasaan dan penalaran seseorang yang membentuk kerangka acuan yang mempengaruhi bagaimana menanggapi stimulus. Pemberitaan media massa tentang program-program kerja pemerintah merupakan tema yang menyegarkan. Hal ini dikarenakan karena programprogram kerja pemerintah sering mendapat sorotan dari publik atau khalayak. Umumnya khalayak yang mengatakan
bahwa pemberitaan media
massa tidak selamanya dapat memberikan pelajaran yang baik. Programprogram pemberitaan media massa khalayak yang mengatakan kurang menarik umtuk didengarkan. Pada umumnya khalayak
mengatakan netral terhadap pemberitaan
media massa tentang program-program kerja pemerintah. Sedangkan mengaenai pemberitaan media massa tentang program-program kerja pemerintah khalayak netral. 2) Pengetahuan tentang Pemberitaan Media Massa tentang Program Kerja Pemerintah
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya khalayak memperoleh informasi mengenai pemberitaan media massa tentang
64
program-program kerja pemerintah melalui media elektronik, melalui media cetak, media online dan dari teman. Khalayak mendapatkan informasi mengenai program-program kerja pemerintah kabupaten Bone banyak melalui di media cetak, media elelctronik maupun media online. Selain itu pemberitaan melalui radio juga menjadi media untuk mengetahui berita-berita, namun adapula yang memperoleh informasi dari mulut ke mulut sepeni dari teman, saudara dan lairmya, dan khalayak sering mendiskusikan pemberitaan mengenai program-program kerja.
media massa
65
BAB V PENUTUP
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya, maka penulis dapat mengemukakan beberapa kesimpulan dan saransaran sebagai berikut :
A. Simpulan 1. Umumnya khalayak
netral terhadap pemberitaan media massa tentang
program-program kerja pemerintah kabupaten Bone, yang mengatakan sangat baik yaitu 83 orang (23,42%), baik 78 orang (22,01%), Netral 92 orang (26%), kurang baik 59 orang (16,57%), dan tidak baik 43 orang (12 2. Khalayak mendapatkan informasi mengenai program-program kerja pemerintah kabupaten Bone banyak melalui di media cetak, media elelctronik maupun media online. Selain itu pemberitaan melalui radio juga menjadi media untuk mengetahui berita-berita, namun adapula yang memperoleh informasi dari mulut ke mulut sepeni dari teman, saudara dan lainnya.
B. Saran 1. Agar khalayak lebih mendukung program-program pemerintah yang diinformasikan media massa maka pihak pemerintah perlu bekerja sama dengan masyarakat dalam merencanakan suatu program.
66
2. Agar
pemberitaan media massa lebih menarik, pihak media massa
memberitakan program-program pemerintah yang berpihak kepada masyarakat.
67
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, A.S 1982. Komunikasi Media dan Khalayak. Hasanuddin University Press
Ujung Pandang:
Burhanuddin, 2006. Patologi Birokrasi sebagai Ancaman Birokrasi. Otonomi: Giroth, J.F.R., 2004. Goverment Reformation Impact Toward Performance Of Pamong Praja. Jurnal Administrasi Pemerintah Daerah. 1 (2). Jakarta: PPS STPDN Depdagri RI. Hasibuan, Malayu S.P., 2002. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Haji Masagung. Ishwara, Luwi, 2005. Catatan-Catatan Jurnalistik Dasar. Jakarta: Kompas Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial , 1 (2), 137-148. Makassar : Fisip Unismuh Makassar. Kusumaningrat, Hikmat, dan Kusumaningrat, Purnama, 2006. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya. ----------------, Komunikasi Media Massa dan Khalayak, Makassar Hasanuddin University Press,2000 Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung. Manullang, M, 2002. Dasar-Dasar Manajemen. Yoyakarta: Gajah Mada University Press. Masduki, 2003. Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Yogyakarta: UII Press. Mc Quail, 1987, Teori komunikasi massaed. 2, Jakarta: Erlangga. Muhtadi, Asep Saeful, 1999. Jurnalistik Pendekatan teori dan Praktik. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Purba, Amir dkk. 2006. Pengantar ilmu komunikasi. Pustaka Bangsa Press. Medan Rakhmat Jalaluddin (1994). Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. h. 56. Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.
68
Riduwan, 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Siagian, Sondang P, 2002. Fungsi-fungsi Manajemen. Jakarta: Bina Akasara. Suhandang, Kustadi, 2004. Pengantar Jurnalisik Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung: Nuansa. Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Suwardi, 1998. Metode Penelitian Komunikasi. USU Press. Medan Internet : - http:/ / jurnalisti kuins gd.wordpress.com / 2007/ 08/ 10/ propaganda/ - www.undang-undang tentang pers.com -http://kries07.blogspot.com/2009/02/pengertian-berita.html -http://www.anneahira.com/pengertian-masyarakat.htm