1 BAB I Bab I Pendahuluan PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pondasi tiang pada sebuah struktur bangunan pada dasarnya berfungsi untuk meneruskan beban st...
Latar Belakang Pondasi tiang pada sebuah struktur bangunan pada dasarnya berfungsi untuk
meneruskan beban struktur di atasnya ke tanah, baik beban arah vertikal maupun horisontal ke tanah. Pondasi tiang dibagi menjadi 2 (dua) berdasarkan kedalamannya, yaitu pondasi dalam dan pondasi dangkal. Secara garis besar Bowless (1988) membagi pondasi dalam menjadi 2 jenis yaitu pondasi tiang bor dan pondasi tiang pancang. Kualitas pondasi tiang meliputi keutuhan struktur pondasi tiang dan kemampuan pondasi tiang mendukung beban struktur di atasnya. Pemilihan rumus statik dalam perhitungan teoritis daya dukung dengan metode statik tergantung pada jenis tanah dimana pondasi tiang terpasang. Dalam pemilihan rumus ini tentu harus disesuaikan dengan jenis pondasi dan jenis tanah di sekitar pondasi terpasang. Ada 2 metode yang digunakan untuk menghitung daya dukung pondasi tiang bor, yaitu uji pembebanan, metode statik (menggunakan prinsip-prinsip mekanika tanah) dan metode dinamik (Conduto, 1994). Uji pembebanan harus tetap dikerjakan untuk memverifikasi daya dukung tiang meskipun perhitungan teoritis daya dukung tiang telah dilakukan dengan menggunakan data hasil penyelidikan tanah (Surjandari, 2009). Uji beban dinamik dapat dilakukan dengan Pile Driving Analyzer Test (PDA). Sedangkan uji beban statik dapat dilakukan dengan uji statik aksial tekan. Uji beban statik dilakukan dalam 2 fase yaitu fase pendahuluan (preliminary) dan fase pelaksanaan. Pada fase pendahuluan pengujian dilakukan sebagai perencanaan daya dukung pada lokasi lapangan dengan jenis tanah terburuk dan dapat melakukan optimasi dalam perencanaan pondasi tiang dengan lebih I-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab I – Pendahuluan
efisien dan ekonomis (Effendi, 2016). Sedangkan pada fase pelaksanaan pengujian dilakukan sebagai bukti perencanaan dan lokasi yang dipilih adalah lokasi yang paling krusial pada lapangan. Uji beban statik memiliki beberapa kelemahan dibanding uji beban dinamik diantaranya yaitu waktu pengujian yang lebih lama, membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dan memiliki resiko bahaya bagi pekerja jika pelaksanaan pengujian tidak dilaksanakan sesuai prosedur (Setio dkk, 2000). Namun demikian, uji beban di daerah DKI Jakarta untuk menentukan daya dukung pondasi tiang menjadi salah satu persyaratan dalam perencanaan struktur sesuai Peraturan Kepala Dinas PPB DKI Jakarta Nomor 50 Tahun 2007.
Gambar 1.1 Uji Beban Statik (sumber: Dokumentasi PT. Geotech Efathama)
I-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab I – Pendahuluan
Gambar 1.2 Uji Beban Dinamik dengan Pile Driving Analyzer Test (PDA) (sumber: Dokumentasi PT. Geotech Efathama)
Penggunaan instrumentasi pada uji beban statik menjadi salah satu metode yang dapat diandalkan untuk mengetahui informasi tentang interaksi tanah dengan tiang yang tidak dapat dianalisis dari hasil uji beban statik (Nugraha, 2016). Penggunaan Vibrating Wire Strain Gauge (VWSG) dalam uji beban statik yang dilakukan pada fase pendahuluan (preliminary) bertujuan untuk efisiensi pondasi tiang apabila terjadi over design. Efisiensi dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah tiang atau dimensi tiang (panjang dan diameter). Fungsi dari VWSG sendiri adalah untuk mengetahui pembagian transfer beban sepanjang pondasi tiang saat uji beban statik berlangsung. Besarnya I-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab I – Pendahuluan
tahanan friksi sepanjang selimut tiang dan tahanan ujung yang bekerja pada ujung tiang dapat diketahui dari transfer beban yang diperoleh. Penggunaan VWSG pada uji beban statik aksial tekan memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan uji beban dinamik (PDA Test): a. Dapat mengetahui transfer beban dan tahanan selimut pada setiap elevasi di sepanjang tiang uji berdasarkan jenis tanah. Hasil tahanan selimut yang diperoleh dapat digunakan untuk evaluasi nilai tahanan selimut aktual dan desain. b. Dapat menghitung regangan pada tiang sehingga dapat mengevaluasi modulus beton secara aktual. c. Apabila transfer beban yang diperoleh tidak mencapai ujung tiang dapat dilakukan re-design dengan mengurangi panjang atau diameter tiang, sehingga dapat menghemat biaya untuk keseluruhan produksi tiang. d. Apabila daya dukung yang diperoleh dari hasil uji lebih kecil dari desain, maka jumlah tiang atau panajang riang harus ditambah.
Gambar 1.3 Vibrating Wire Strain Gauge (VWSG) Model 4200 (sumber: Brosur Geokon)
I-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab I – Pendahuluan
Gambar 1.4 Skematik Pemasangan VWSG pada Tulangan Tiang Bor (sumber: Dokumentasi PT. Geotech Efathama)
Gambar 1.5 Pemasangan VWSG pada Tulangan Tiang Bor di Lapangan (sumber: Dokumentasi PT. Geotech Efathama)
I-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab I – Pendahuluan
1.2
Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang timbul dari latar belakang di atas adalah a.
Apakah pemilihan rumus statik yang digunakan sudah tepat untuk menghitung daya dukung pondasi tiang bor?
b.
Apakah pengujian statik aksial tekan yang telah dilakukan dapat digunakan untuk memverifikasi daya dukung pondasi tiang bor?
c.
Bagaimana evaluasi terhadap hasil penggunaan VWSG pada saat pengujian statik aksial tekan?
1.3
Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan yang penulis lakukan dalam penyusunan penelitian ini
adalah untuk mengetahui evaluasi hasil penggunaan VWSG pada uji pembebanan statik aksial tekan.
1.4
Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Ruang lingkup dan batasan masalah yang penulis lakukan dalam penyusunan
penelitian ini: a.
Nilai daya dukung pondasi yang dihitung secara teoritis ditinjau dari dimensi pondasi (panjang dan bentuk penampang) yang sudah terpasang dan dari hasil penyelidikan tanah terdekat dengan tiang uji.
b.
Evaluasi dilakukan terhadap pondasi tiang yang diuji dengan statik aksial tekan terinstrumentasi VWSG.
c.
Penelitian dilakukan di daerah Jakarta.
I-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab I – Pendahuluan
1.5
Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini meliputi latar belakang dan manfaat dari pelaksanaan penelitian, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memuat semua rujukan yang ada dalam Tugas Akhir dan berisikan teori, peraturan dan batasan-batasan yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi diagram kerangka kerja yang dilakukan beserta uraian dari pekerjaan yang telah dilakukan.
BAB IV : HASIL DAN ANALISIS Bab ini berisi hasil pengolahan data beserta analisisnya yang sesuai dengan kerangka kerja pada Bab III.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari seluruh penelitian yang telah dilakukan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LEMBAR ASISTENSI