BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Dunia politik adalah suatu pasar, dalam pasar itu terjadi pertukaran informasi
dan pengetahuan. Dan seperti halnya pertukaran dalam dunia bisnis yang perlu mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan marketing politik. Marketing politik merupakan aktivitas yang dilakukan oleh partai politik dan kontestan individu dalam merancang isu-isu yang akan dilempar ke masyarakat, mengkomunikasikan solusi yang hendak diterapkan ketika berkuasa, ideologi partai dan kontrol sosial terhadap partai/individu yang berkuasa. Pada kasus pemilihan presiden, para calon kandidat mulai mempersiapkan berbagai strategi komunikasinya, baik yang dirancang melalui kendaraan partainya maupun dengan strategi megendepankan personal brand individunya. Saat ini terjadi fenomena Joko Widodo atau yang akrab di panggil dengan Jokowi dimana ia begitu diterima ditengah masyarakat. Jika akhir-akhir ini Jokowi sangat popular di masyarakat, penyebabnya tidak lain adalah porsi pemberitaan di berbagai media massa yang tiada hentinya. Bahkan gaya kepemimpinannya yang nyeleneh dan sesekali melawan menjadi daya magnet yang luar biasa dan menjadi pilihan berita. Selain itu Jokowi juga merupakan cermin wajah masyarakat Indonesia pada umumnya yaitu sopan, bersahaja, berbicara dengan bahasa kampung (ndeso), serta
1
2
tidak dibumbui dengan jargon-jargon yang kadang kala sulit dipahami masyarakat biasa. Dalam memilih seorang tokoh tidak hanya atribut saja yang diperlukan tetapi juga manfaat yang dijanjikan untuk menjadi sebuah perbaikan (Nursal : 2004). Jokowi adalah sebuah brand, dan sebagai personal branding Jokowi adalah deskripsi proses dimana orang-orang diberi tanda sebagai merek. Popularitas yang dimiliki Jokowi pada dasarnya merupakan kesuksesan personal branding sebagai pengembangan dari pemasaran politik. Berbeda dengan tokoh politik lain yang lebih banyak melakukan kegiatan pemasaran politik melalui media massa, Jokowi telah menghasilkan dan mengembangkan personal brandnya sendiri yang berbeda dari orang lain. Marketing politik dilakukan dengan melibatkan media TV, radio, koran dan pamflet yang mencoba melontarkan semua hal yang perlu disampaikan kepada publik. Dengan adanya persaingan antar partai politik, masing-masing kontestan mencoba bersaing untuk memerangi opini publik. Ramai dan intensnya aktivitas marketing membuat kandungan informasi yang disampaikan kepada publik juga semakin besar. Komunikasi massa yang dilakukan oleh para kontestan membuat masyarakat luas semakin mudah mendapat informasi dan data tentang semua hal, mulai hak dan kewajiban setiap warga Negara, isu-isu terkini, program kerja partai, latar belakang calon kontestan sampai peraturan-peraturan yang terkait dengan kehidupan politik.
3
Marketing politik sangat terkait dengan media massa. Menjadi salah satu tujuan utama marketing politik adalah menyampaikan pesan dan informasi politik dari satu kontestan kepada pemilih. Pada akhirnya marketing politik berusaha meyakinkan pemilih bahwa suatu kandidat layak untuk dipilih. Pemberian informasi tentang semua hal yang terkait dengan Performance, Policies, serta Promises yang ada dalam tubuh partai dan kandidat perlu sekali dilakukan. Sehingga pemilih dapat merasa yakin bahwa partai dan kandidat yang dipilih benar - benar berkualitas. Marketing
baru
signifikan
jika
disana
terdapat
persaingan.
Untuk
memenangkan persaingan diperlukan instrumen dan marketing menyediakan berbagai instrumen yang diperlukan untuk memenangkan persaingan tersebut dan berbagai partai politik serta politisi persaingan menjadi menu utama. Berangkat dari sana, maka marketing politik bagi partai politik dan politisi menjadi alat yang cukup penting. Di era demokrasi dan keterbukaan, marketing politik menjadi hal yang tak dapat lagi ditinggalkan, pertanyaannya adalah sejauh mana partai politik dan politisi mampu membuat marketing politik yang efektif. Struktur masyarakat telah berubah secara dinamis, dimana masyarakat lebih mandiri, transparan, mobilitasnya tinggi, mempunyai peluang untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi yang sangat besar dan dengan biaya yang terjangkau. Fenomena yang terjadi pada pemilu tahun ini sangat menarik perhatian masyarakat khususnya dikalangan anak muda yang notabene adalah pemilih pemula. Para pemilih ini dengan bebas mengungkapkan apresiasinya untuk mendukung partai
4
dan calon presiden yang dianggap mampu mengemban amanah dari rakyat, mereka dapat mengekpresikan dukungan melalui sosial media atau dengan membuat suatu ajakan kepada pemilih pemula agar menarik perhatian dengan menggunakan alat-alat digital untuk menumbuhkan harapan, sikap, keyakinan serta perilaku pemilih yang sebelumnya belum pernah digunakan pada saat kampanye-kampanye sebelumnya. Hingga sekarang partai PDI Perjuangan masih memiliki tempat dihati masyarakat terbukti dengan lolosnya partai PDI Perjuangan dalam pemilu tahun ini ditambah dengan mengusung seorang sosok Jokowi yang dianggap mampu menambah elektabilitas masyarakat kepada partai PDI Perjuangan. Banyak manfaat yang telah diberikan oleh PDI Perjuangan kepada masyarakat, salah satunya membuat rumah sakit di daerah desa tertinggal serta membangun gedung-gedung sekolah. Ancangan penulis mengenai political marketing bertolak dari konsep makna (meanings). Bahwa pada dasarnya political marketing adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis tapi juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada para pemilih. Tujuannya membentuk dan menanamkan harapan, sikap, keyakinan, orientasi, dan perilaku pemilih. Perilaku pemilih yang diharapkan adalah ekspresi mendukung dengan berbagai dimensinya, khususnya menjatuhkan pilihan atau partai pada kandidat tertentu. Berdasarkan pemikiran yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka penulis termotivasi untuk mencoba mengadakan suatu penelitian tentang “Pengaruh Performance, Policies, Promises Terhadap Political Party Brand Dan Personal Political Brand”.
5
1.2
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah Performance berpengaruh terhadap Political Party Brand ? 2. Apakah Policies berpengaruh terhadap Political Party Brand ? 3. Apakah Promises berpengaruh terhadap Political Party Brand ? 4. Apakah Political Party Brand berpengaruh terhadap Personal Political Brand ?
1.3
Tujuan Penelitian dan Kontribusi Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh Performance, Policies, Promises terhadap Political Party Brand dan Personal Political Brand di lingkungan masyarakat dalam memilih partai politik.
1.3.2
Kontribusi Penelitian Selain tujuan penelitian yang ingin dicapai di lain pihak ada kontribusi
penelitian yang diharapkan berguna bagi masyarakat, bagi penulis dan bagi peneliti lainnya. Adapun kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat memberi gambaran pada masyarakat dalam memilih calon anggota dan partai politik agar lebih bijak dalam mengambil keputusan.
6
2. Bagi penulis, penelitian ini menjadi suatu pengalaman baru dalam mengaplikasikan sebuah penelitian yang berlatar belakang politik yang sebelumnya tidak pernah diajarkan di bangku kuliah. Serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai political brand khususnya Performance, Policies, Promises terhadap Political Party Brand dan Personal Political Brand. 3. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan perbandingan serta referensi di masa yang akan datang khususnya untuk penelitian tentang Performance, Policies, Promises terhadap Political Party Brand dan Personal Political Brand