BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang
memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi, mencakup bahasa ujaran, membaca, dan menulis (lerner, 1988 : 311). Pembelajaran bahasa mencakup 4 aspek keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan itu umumnya diperoleh secara berurutan. Membaca merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh semua siswa karena melalui membaca siswa dapat belajar banyak tentang berbagai bidang studi. Jika siswa pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi di kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu, siswa harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar (lerner, 1998 : 349). Keberhasilan siswa dalam proses belajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Menurut Harris seperti dikutip oleh Mercer (1979 : 202) ada 5 tahap perkembangan membaca, salah satunya yaitu tahap membaca permulaan umumnya dimulai sejak anak masuk kelas satu SD, yaitu pada saat usia sekitar 6 tahun. Meskipun demikian, ada anak yang sudah belajar membaca lebih awal dan
1
2
ada pula yang baru belajar membaca pada usia tujuh atau delapan tahun. Sudah lama terjadi perdebatan anatra peneliti yang menekankan penggunaan pendekatan pengajaran yang menekankan pada pengenalan simbol dengan yang menakankan pada pengenalan kalimat atau kata secara utuh. Chlall seperti dikutip mercer (1979 : 202) mengemukakan bahwa hasil penelitiannya yang dilakukan pada tahun 1967 menunjukkan bahwa pendekatan yang menekankan pada pengenalan simbol bahasa atau huruf lebih unggul daripada yang menekankan pada pengenalan kata atau kalimat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 6 November 2012 dengan guru kelas 1, keterampilan siswa kelas 1 dalam membaca permulaan mengalami permasalahan, diantara permasalahan yang ada yaitu : terdapat 2 siswa dari 22 siswa yang kurang sekali dalam memahami simbol-simbol bunyi, misalnya dalam membedakan antara huruf yang bentuknya hampir sama b dan d, p dan q, serta m, n, u dan w. Tidak dapat melafalkan huruf diftong (ng, ny) dan tidak bisa melafalkan gabungan huruf diftong dan konsonan (nya, nyu, nga, ngu), dan lainlain. Selain itu ada 11 siswa yang membacanya masih mengeja perhuruf (lamban dalam hal kecepatan membaca). Dari kenyataan yang terjadi tentunya ada beberapa sumber yang menjadi penyebab. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran, mendapatkan beberapa hal yang menjadi indikasi penyebab permasalahan, diantaranya adalah : metode yang dilakukan oleh guru kurang bervariasi (guru cenderung menggunakan metode ceramah), proses pembelajaran hanya berfokus pada buku yang ada dan yang dipegang oleh guru, sehingga dari pembelajaran tersebut menjadikan siswa kurang bersemangat dan cepat bosan.
3
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang ramai atau bermain sendiri saat pembelajaran berlangsung. Selain itu juga, ada beberapa siswa yang masuk ke SD tidak dari TK, sehingga keterampilan siswa mengenal dan memahami serta mengucapkan simbol bunyi menjadi kurang, walaupun sekolah TK bukan satusatunya patokan anak menjadi cepat menguasai materi yang disampaikan di SD. Jika bermain dianggap sebagai proses yang mendorong anak belajar bahasa dan pengembangannya, maka kondisi bermain itu sebagai suatu proses belajar perlu diciptakan dalam pembelajaran, sehingga dapat dipergunakan sebagai suatu kondisi dalam kelas yang dapat melayani berbagai macam tujuan dengan suasana yang menyenangkan. Maka dari itu, jenis permainan yang cocok diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah permainan bahasa dengan menggunakan media kartu huruf, karena tujuan utama dari permainan ini adalah mempermudah siswa dalam memahami lambang bunyi (huruf) beserta pengucapannya, yang kemudian bisa dengan mudah dirangkai menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat sederhana. Suharlis (2005:34) menyimpulkan ”penggunaan media kartu huruf dalam pembelajaran membaca permulaan memberikan hasil yang positif terhadap prestasi belajar siswa, terbukti dengan jumlah pre test lebih kecil dari jumlah pos test”. Selain itu Wahyuningsih (2008:68) juga menyimpulkan “pembelajaran membaca dengan menggunakan kartu huruf terbukti efektif digunakan, hal ini bisa dilihat dari akhir pembelajaran dari tahapan tiap siklus yang mengalami peningkatan”. Oleh karena itu dalam penulisan skripsi ini dengan melihat permasalahan yang ada maka, peneliti mengambil judul “Peningkatan
4
Kemampuan Membaca Permulaan dan Aktivitas Siswa Kelas I SDN Tawangargo 03 Karangploso dengan Menggunakan Media Kartu Huruf”
1.2
Identifikasi Masalah Keberhasilan pembelajaran dalam kelas ditentukan oleh bagaimana
mengatasi masalah-masalah yang terjadi di kelas. Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam pembelajaran BAHASA INDONESIA sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran guru sudah bervariasi, tetapi belum maksimal dalam pencapaiannnya. 2. Sebagian kecil siswa yang aktif dalam pembelajaran 3. Hasil belajar kurang dari KKM
1.3
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu
dipilih permasalahan untuk dipecahkan. Rumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf pada siswa kelas 1 SDN Tawangargo 03 Karangploso? 2. Bagaimanakah dampak aktivitas siswa dalam penggunaan media kartu huruf dalam belajar membaca permulaan siswa kelas 1 SDN Tawangargo 03 Karangploso?
5
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah untuk
mendeskripsikan: 1.
Untuk meningkatan kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf pada siswa kelas 1 SDN Tawangargo 03 Karangploso.
2.
Untuk mengetahui dampak aktivitas siswa dalam penggunaan media kartu huruf dalam belajar membaca permulaan siswa kelas 1 SDN Tawangargo 03 Karangploso.
1.5
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti. Adapun manfaat dari peneliti ini sebagai berikut Bagi siswa : 1. Manfaat Teoritik: a. Umum Secara umum, peneliti ini diharapkan bisa memberi sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya khususnya di bidang studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Bagi siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar dan bagi para pendidik agar menngunakan model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa b. Khusus Secara khusus, peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi munculnya peneliti sejenis, sehingga menjadi suatu hal yang baik terhadap penelitian tentang pengembangan media pembelajaran kartu
6
huruf pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga lebih bervariasi dalam pembelajaran. 2. Manfaat Praktis: a. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan kelancaran siswa dalam membaca
Dapat mempermudah anak dalam mengenal huruf
Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar
Dapat menyenangkan dan menarik minat anak untuk suka membaca
b. Bagi Guru
Meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
Memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran membaca di kelas I
Menambah pengalaman baru dalam memotivasi siswa untuk belajar
Memudahkan dalam menyampaikan pelajaran membaca
c. Bagi Sekolah
Dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran
Dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya bahasa Indonesia
Dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan pendidikan di sekolah
7
d. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman belajar tentang penerapan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran kartu huruf dan menambah wawasan yang berguna untuk diterapkan kelak sebagai guru
Sebagai syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
1.6
Batasan Istilah Penelitian Untuk menghindari terjadinya persepsi lain mengenai istilah-istilah yang
ada, maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah yang berada pada judul, agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini maka perlu didefinisikan hal – hal sebagai berikut: 1.
Peningkatan adalah proses perbuatan cara meningkatkan usaha.
2.
Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan untuk menguasai sesuatu yang sedang dihadapi.
3.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca unutk memperoleh pesan, yang hendak disampikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahsa tulis.
4.
Kemampuan membaca adalah kesanggupan melakukan aktivitas komplek baik secara fisik maupun mental untuk meningkatkan keterampilan kerja, penguasaan berbagai bidang akademik, serta berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat
8
5.
Membaca permulaan merupakan salah satu aspek yang paling penting dari bahasa dan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kemampuan bahasa lainnya : mendengar, berbicara, dan menulis dalam konteks interaksi sosial.
6.
Kemampuan membaca permulaan adalah kesanggupan siswa membaca dengan lafal dan intonasi yang jelas, benar dan wajar serta memperhatikan tanda baca.
7.
Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan dalam siswa pembelajaran bermanfaat bagi siswa dalam memperoleh pengalaman langsung, memupuk kerjasama, serta dapat mengembangkan minat dan kemampuan pribadi.
8.
Permainan menggunakan media kartu huruf, yaitu suatu permainan dengan menggunakan media kartu bidang datar berbentuk persegi panjang yang di dalamnya terdapat simbol bunyi yang berupa huruf alphabet. Dalam pola permainannya siswa disuruh mencari huruf yang sesuai dengan perintah dari kumpulan kartu huruf yang disediakan, dan menyusunnya sehingga membentuk kata yang mempunyai makna.