perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Bukti empiris menunjukkan, hal ini sangat ditentukan oleh status gizi (Asdhany, 2012). Data Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2011, terdapat jumlah anak balita yang mengalami gizi kurang sebesar 1.676 balita dari 28.999 balita atau sekitar 5,76%. Masih terdapatnya anak balita yang mengalami gizi kurang
merupakan kondisi yang
memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan datang (Octaviani, 2008). Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang dilakukan selama ini dititikberatkan pada penggunaan pesan-pesan gizi sederhana melalui kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat sendiri. Kegiatan tersebut dipusatkan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), yang merupakan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) yang paling memasyarakat dewasa ini (Octaviani, 2008). Lima program prioritas Posyandu yaitu : KB, KIA, Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan Diare dengan sasaran bayi, anak balita, pasangan usia subur, dan ibu hamil (Kemenkes RI, 2011). Tingginya tingkat partisipasi ibu balita pada setiap kegiatan posyandu diharapkan dapat berpengaruh pada peningkatan status gizi anak balita. Hal ini disebabkan karena posyandu diasumsikan sebagai salah satu pendekatan tepat, commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian serta dapat meningkatkan status gizi anak balita. Penimbangan di posyandu penting untuk memantau status gizi anak balita karena umumnya kekurangan gizi terjadi pada kelompok umur tersebut (Asdhany, 2012). Indikator status gizi yang paling sensitif adalah kenaikan berat badan dan tinggi badan. Untuk mengetahui keadaan gizi dan mengenali apakah anak tumbuh normal telah dikembangkan KMS (Kartu Menuju Sehat) sebagai alat sederhana yang mudah digunakan di masyarakat. Berdasarkan data KMS, orang tua balita dapat segera meminta pertolongan kepada kader dan petugas kesehatan di posyandu apabila anak mempunyai masalah pertumbuhan (Kemenkes RI, 2010). Dari hasil studi pendahuluan di salah satu wilayah daerah Kota Surakarta yaitu Lingkungan II (RW.4, 5, 6) Kelurahan Sangkrah didapatkan angka kunjungan ibu balita ke posyandu pada bulan Maret 2013 sebesar 81,7% sehingga angka kunjungan ibu balita ke posyandu masih kurang dari target SPM (Standar Pelayanan Minimal) sebesar 85%. Belum terdapatnya laporan jumlah balita dengan gizi kurang di Dinas Kesehatan Kota Surakarta pada tahun 2012, sehingga penulis belum bisa melaporkan angka kejadian gizi kurang pada tahun 2012. Namun dari data Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2011, ditemukan jumlah balita dengan gizi kurang di Kelurahan Sangkrah sebanyak 269 balita dari 2.968 balita atau sekitar 9,19%. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang hubungan partisipasi kunjungan ibu balita ke posyandu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
dengan status gizi balita di Lingkungan II (RW. 4, 5, 6) Kelurahan Sangkrah. Alasan pemilihan lokasi penelitian di Lingkungan II Kelurahan Sangkrah adalah karena masih kurangnya angka kunjungan balita ke posyandu di lokasi tersebut pada bulan Maret 2013 dan masih adanya penduduk dengan tingkat pendidikan serta sosial ekonomi yang rendah berpengaruh terhadap pola asuh gizi dan kesadaran untuk mengupayakan agar anggota keluarganya memperoleh pelayanan kesehatan memadai termasuk pelayanan posyandu bagi anak balita (Asdhany, 2012). Penelitian serupa pernah dilakukan Palupi (2012) dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Kegiatan Posyandu dengan Kunjungan Balita di Posyandu Ngesti Rahayu, Kradenan”. Adapun yang membedakan antara penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada variabel yang diteliti, tempat, waktu penelitian serta hasil penelitian. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Adakah Hubungan Partisipasi Kunjungan Ibu Balita dengan Status Gizi Balita di Lingkungan II, Kelurahan Sangkrah, Kota Surakarta” ? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui adanya hubungan partisipasi kunjungan ibu balita ke posyandu dengan status gizi balita di Kelurahan Sangkrah, Kota Surakarta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat partisipasi kunjungan ibu balita ke posyandu di Kelurahan Sangkrah, Kota Surakarta. b. Mengetahui status gizi balita di Kelurahan Sangkrah, Kota Surakarta. c. Menganalisis hubungan partisipasi kunjungan ibu balita ke posyandu dengan status gizi balita di Kelurahan Sangkrah, Kota Surakarta. D. Manfaat 1.
Aplikatif; antara lain : a. Bagi peneliti Merupakan kesempatan dalam menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di perkuliahan dan menambah pengalaman dalam membuat Karya Tulis Ilmiah dengan metode penelitian yang benar. b. Bagi Masyarakat Sebagai masukan bagi ibu balita agar lebih termotivasi ikut aktif dalam kegiatan posyandu sehingga masalah-masalah gizi dan kesehatan balita dapat terdeteksi secara dini serta memberi masukan tentang status gizi yang baik untuk anak. Selain itu supaya ibu balita lebih memperhatikan gizi anak balitanya. c. Bagi puskesmas Sebagai masukan dalam menentukan kebijakan program untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan memberikan gambaran status gizi balita pada umumnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
d. Bagi posyandu Sebagai masukan untuk memotivasi masyarakat demi tercapainya angka partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu dan tercapainya status gizi balita yang cukup. e. Bagi peneliti lainnya Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan partisipasi kunjungan ibu balita ke posyandu dan status gizi balita.
commit to user