BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG Membangun Nasionalisme kebangsaan tidak bisa dilepas pisaahkan dari konteks wawasan kebangsaan yang merupakan pandangan seorang warga negera tentang negaranya, dan pembentukan wawasan kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari pembentukan karakter kebangsaan dan pembentukan karakter kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari upaya-upaya pembentukan karakter privat atau karakter pribadi berdasarkan budaya yang telah mengakar pada suatu masyarakat. Upaya-upaya pembentukan nasionalisme kebangsaan telah dilaksanakan sebelum Proklamasi kemerdekaan yakni 28 Oktober 1928 yang merupakan Konvensi Nasional tentang pernyataan eksistensi bangsa Indonesia yakni : satu nusa, satu bangsa, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan Indonesia dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan negara Republik Indonesia. Proklamasi kemerdekaan bangsa membuktikan bahwa nasionalisme Indonesia bukan hanya eksis, tetapi hidup-aktif dalam pengembangan dirinya dan sudah merupakan faktor penentu perkembangan sejarah berdirinya Negara Republik Indonesia. Substansi nasionalisme Indonesia mempunyai dua unsur sekaligus sebagai ciri khas : Pertama : Kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan Indonesia yang terdiri dari banyak suku, etnik, ketuhanan, agama, dan budaya. Kedua: Kesadaran bersama bangsa Indonesia dalam menghapuskan segala bentuk penjajahan dan penindasan dari bumi Indonesia( Saurip: 64 )
Menurut
Darmawan ( 2008 : 38 ) Nasionalisme kebangsaan makin
dipertanyakan, jangan-jangan Nasionalisme kebangsaan
menjadi fosil yang hampir
punah karena bangsa kita belum dapat menumbuhkan rasa saling percaya disemua tingkat dan lingkungan dalam kehidupan masyarakat berbangsa serta bernegara. Meskipun Nasionalisme bagi bangsa Indonesia masih sangat dibutuhkan dan akan terus diperjuangkan selama perjalanan Negara bangsa ini kedepan. Namun kelihatannya Bangsa ini hampr kehilangan Nasionalisme kebangsan karena berbagai kasus yang terjadi dalam negara. Yang sangat dibutuhkan adalah kesetiaan dan komitmen kita untuk berusaha memperkuat wawasan kita tentang bangsa dan negara yakni wawasan kebangsaan Indonesia.Wawasan kebangsaan dalam pembinaan dan pengembangannya sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yang sangat berpengaruh. Faktor pertama adalah jati diri yang merupakan Anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir, yang dalam pembentukannya dipengaruhi oleh lingkungan baik formal maupun nonformal yang wajib menumbuhkan hati yang bersih dan sehat. Kemudian karakter yang merupakan keseluruhan kehidupan psikhis seseorang hasil interaksi antara faktor endogen dan faktor eksogen atau pengalaman seluruh pengalaman pengaruh lingkungan. Kemudian jati diri bangsa yang merupakan tampilan adanya suatu bangsa atas kesepahaman mendirikan suatu bangsa. Yang terakhir adalah wawasan kebangsaan itu sendiri dimana anggota masyarakat memiliki pandangan terhadap Negara bangsanya. Jika proses pembentukan kebangsaan diatas berlangsung dengan wawasan yang baik, maka kesiapan memasuki Era globalisasi berhasil dengan baik juga.
Semangat kebangsaan dalam sebuah bangsa harus tetap relevan dengan perkembangan dunia massa kini. Bagi bangsa Indonesia rumusan Paham kebangsaan telah dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni membangun sebuah Negara kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur, membina persahabatan dan pergaulan antar bangsa, menciptakan pergaulan dunia yang berdasarkan keadilan dan menolak penjajahan serta bentuk eksploitasi yang bertentangan dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Lemahnya Nasionalisme berarti pula lemanya pula karakter kebangsaan. Hal senada dikemukakan Iswandi ( 2007: 1 ) bahwa kualitas karakter kebangsaan anak bangsa dari masa kemasa belum menggembirakan, bahkan jika dilihat dari tanda-tanda zaman sangat menghawatirkan. Karena itu menurut Megawangi (2004) bahwa usaha membentuk karakter bangsa bukan pekerjaan yang mudah, memerlukan pendekatan komprehensif yang dilakukan secara eksplisit, sistimatis dan berkesinambungan yang dimulai dari sejak kecil dilingkungan keluarga dan masyarakat. Untuk itulah selain upaya pengembangan karakter kebangsaan dipersekolahan yang dilaksanakan secara terus menerus, maka pembangunan karakter kebangsaan dilingkungan masyarakat tidak ditawar-tawar lagi dalam rangka menciptakan warga negara yang cerdas dan berwawasan Nasional. Menurut Widan ( 2008 : 19 ) Era globalisasi
membuka peluang sekaligus
tantangan. Untuk memanfaatkan peluang dalam Era globalisasi tersebut kita harus memahami tiga fitur yang sangat penting yakni, pertama,open Competition, kedua, Interdependency, ketiga, Competitiveness. Open Competetion adalah kondisi persaingan terbuka yang semakin meluas dan menyangkut berbagai dimensi kehidupan, karena kompetisi ini semakin terbuka dan meluas, dengan sendirinya tingkat kompleksitas dari
kompetisi itu semakin meningkat sehingga terjadinya fitur yang kedua, yaitu desakan untuk semakin meningkatnya aspek saling ketergantungan atau Interdependensy antara satu pihak dengan pihak lain. Dan untuk menghadapi kompetisi yang telah semakin meluas, namun juga bersifat saling ketergantungan itu, maka setiap pihak dituntut untuk memiliki fitur yang ketiga yaitu competitiveness yang tinggi. Menyimak masalah Etno-Nasionalisme yang dapat berakibat disintegrasi bangsa, Hamdi Mulik mengemukakan beberapa program yang harus dilaksanakan: Pertama, Didalam menyikapi dorongan Etno Nasionalisme yang negatif, maka harus dihindarkan cara-cara kokoersif ( militeristik), tetapi dengan menggunakan metode persuasif dan dialogis,serta mengikutsertakan partisipasi masyarakat setempat, Kedua, pengakuan akan Identitas etnis perlu dilaksanakan dalam arti kultural bukan dalam arti politik.Pengakuan akan identitas etnis akan menyumbang kepada terwujudnya identitasNasional bangsa Indonesia. Upaya tersebut harus dilaksanakan secara serius tanpa kecurigaan timbulnya berbagai kecurigaan yang berbau SARA, Ketiga, Menginsyafkan kelompok-kelompok yang cendrung kepada separatisme bahwa berpisah dengan negara dan bangsa Indonesia akan merugikan. Keempat, menghormati hak asasi manusia dengan menghindari berbagai pelanggaran Hak asasi manusia, baik oleh Pemerintah pusat maupun pemerintah Daerah karena kesalahan paham masing-masing. Pembangunan wawasan kebangsaan yang telah dilaksanakan dengan berbagai program yang sistematis, namun sampai saat ini belum terlihat hasil yang menggembirakan malah mengarah pada terjadinya disintegrasi bangsa, dan itu berarti lemahnya nasionalisme bangsa hal ini membuktikan ada masalah dengan wawasan
kebangsaan Indonesia. Pembentukan wawasan kebangsaan suatu masyarakat bangsa dan negara tidak terlepas dari berbagai aspek sejarah, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan yang terjadi dimasa lalu ikut mempengaruhi pandangan masyarakat akan negara
kebangsaan
masyarakat
yang
bersangkutan.
Demikian
halnya
dengan
pembangunan wawasan kebangsaan di Provinsi paling timur Indonesia yakni di Provinsi Papua yang meninggalkan berbagai persoalan yang sampai saat ini belum terselesaikan secara tuntas, sehingga ikut mempengaruhi proses pembentukan wawasan kebangsaan masyarakat terutama didaerah perbatasan Daerah perbatasan adalah daerah yang sangat strategis karena merupakan pusat komunikasi intern masyarakat Indonesia sendiri, maupun antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat negara lain yang sangat membutuhkan komitmen wawasan kebangsaan yang disepakati bersama. Hal ini penting mendapat perhatian Pemerintah karena apa yang dilakukan atau ditampilkan oleh masyarakat Indonesia didaerah perbatasan adalah gambaran nyata Identitas Indonesia terhadap negara lain. Ini artinya perilaku warga negara harus utuh sebagai watak negara bangsa dalam berbagai aspek kehidupan. Realitas kehidupan hampir diseluruh perbatasan Indonesia dengan negara lain termasuk perbatasan Papua menunjukan adanya indikasi tingkat kemiskinan yang tinggi mengakibatkan rendahnya pula karakter kebangsaan berdampak pada partisipasi dalam pembangunan yang termasuk pula loyalitas dan kesetiaan terhadap negara kesatuan Indonesia. Idealnya pembangunan yang dilaksanakan selama ini seharusnya telah memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, namun sampai sekarang ini kesejahteraan itu tak kunjung tiba.
Akibat yang nampak secara nasional dan lokal adalah banyak warga negara Indonesia terutama daerah perbatasan banyak yang bealih menjadi warga negara lain, dan jika tidak sempat menjadi warga negara lain senantiasa ingin mengadu nasib di negara lain karena alasan kesejahteraan. Kenyataan diatas tidak dapat dibiarkan begitu saja, dan harus ditempuh langkah-langkah penyelesaian dalam rangka mencegah paling tidak mengurangi pilihan masyarakat yang mengambil keputusan tersebut dengan alasan kesejahteraan. Hal ini berkaitan erat dengan program pembangunan Nasional dan Implementasi Otonomi Daerah terutama Otonomi khusus Papua untuk mengatur rumahtangga sendiri. Pemerintah setempat harus mampu menciptakan program dalam Implementasi kebijakan publik untuk menjawab bahkan memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itulah Penulis mengambil judul ” Esensi wawasan kebangsaan bagi masyarakat Indonesia di daerah Perbatasan Provinsi Papua. Harapan Penulis adalah fakta empiris Implementasi nilai wawasan kebangsaan masyarakat Indonesia didaerah perbatasan terungkap untuk selanjtnya dilakukan analisa pemecahan masalah sebagai solusi bagi masyarakat perbatasan.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut ” Mengapa Wawasan kebangsaan sangat penting bagi masyarakat Indonesia di daerah perbatasan Papua? Agar masalah di atas dipecahkan dengan baik, maka diidentifikasikan masalahmasalah sebagai berikut : 1. Bagaimana wawasan kebngsaan masyarakat perbatasan Papua?
2. Bagaimana implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan masyarakat perbatasan Papua? 3.Bagaimana upaya membangun wawasan kebangsaan masyarakat perbatasan Papua ? 4. Problema apa sajakah yang dihadapi masyarakat perbatasan Papua dalam penegembangan wawasan kebangsaan? 5. Bagaimana Implementasi kebijakan publik pembangunan di daerah perbatasan dalam kaitannya dengan pengembangan wawasan kebangsaan? C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Masyarakat perbatasan Masyarakat perbatasan adalah Kesatuan-kesatuan khusus dalam masyarakat yaitu kategori-kategori sosial, golongan sosial, komunitas, kelompok dan perkumpulan, yang saling berinteraksi dan memiliki ikatan khusus dan bertempat tinggal diwilayah perbatasan. Yang Penulis maksudkan dengan masyarakat perbatasan dalam penelitian ini adalah orang-orang warga negara Indonesia atau masyarakat bangsa Indonesia yang bertempat tinggal di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini tepatnya di Kota Jayapura Provinsi Papua. Masyarakat perbatasan ini adalah masyarakat yang homogen. Masyarakat homogen adalah masyarakat atau kelompok orang-orang /masyarakat yang memiliki ciri khas yang relatif sama. Sesuai observasi awal masyarakat yang mendiami perbatasan Papua dan Papua Nugini adalah masyarakat etnis Papua dengan ciri khas budaya, agama dan adat istiadat yang sama. Sedangkan masyarakat lain yang terlibat hanya temporer dibidang ekonomi melakukan usaha dengan melibatkan mayoritas warga negara asal Papua Nugini. 2.Daerah Perbatasan
Dalam beberapa sumber tulisan,
Istilah batas ( boundary)
dan perbatasan (
frontier ) dibedakan. Batas didefinisikan tanda yang membatasi bagian wilayah yang paling luar yang dikuasai oleh suatu negara. Sedangkan perbatasan adalah tapal batas atau garis pemisah antara dua negara. Boundary memiliki makna kedalam (intern), sedangkan frontier memiliki makna batas relasi antara dua negara yang bertetangga ( Carlson dalam Hayati (2007). Yang Penulis maksudkan dengan daerah perbatasan dalam penelitian ini adalah Daerah perbatasan Daratan Indonesia di Kota Jayapura Provinsi Papua dengan Papua Nugini 3. Wawasan kebangsaan Indonesia Wawasan kebangsaan merupakan cara pandang yang dilingkupi oleh rasa kebangsaan, paham kebangsaan, semangat kebangsaan dalam upaya mencapai cita-cita nasional Indonesia , dan mengembangkan eksistensi kehidupan atas dasar nilai-nilai luhur bangsa yakni Pancasila dan UUD 1945 yang berbihneka tunggal Ika. Ini berarti masyarakat didaerah perbatasan dengan karakter yang dimiliki wajib memandang bangsa Indonesia sebagai bangsanya sendiri dalam satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan wilayah Indonesia lainnya. D.TUJUAN PENELITIAN 1.Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang wawasan kebangsaan masyarakat perbatasan dalam hubungannya dengam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan karakter dan budaya yang dimiliki. 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan :
1. Mengungkapkan, mengkaji dan menganalisa wawasan kebangsaan masyarakat Indonesia di daerah perbatasan Papaua. 2. Mengkaji bagaimana upaya membangun wawasan kebangsaan masyarakat perbatasan Papua 3. Mengkaji dan menganalisa Implementasi wawasan kebangsaan di Daerah perbatasan Papua. 4. Mendalami, mengkaji, problema yang dihadapi masyarakat perbatasan papua dalam Implementasi wawasan kebangsaan 5. Mengkaji dan menganalisa bagaimana
Implementasi kebijakan publik dalam
pembangunan wawasan kebangsaan Daerah perbatasan Papua. E. SIGNIFIKASI DAN MANFAAT PENELITIAN Secara teoritik, penelitian ini menggali dan mengkaji realitas implementasi wawasan kebangsaan, kemudian melakukan analisa yang akan sangat bermanfaat bagi upaya-upaya pembangungunan Nasionalisme kebangsaan. Selain itu agar masyarakat memiliki kemampuan dalam mengembangkan dirinya menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan dalam pergaulan Internasional. Temuan ini juga diharapkan bermanfaat bagi : a
Para akademisi dalam mengkaji konsep-konsep pengembangan wawasan kebangsaan bagi masyarakat perbatasan.
b
Para pengembang kurikulum pendidikan formal maupun nonformal dalam menyusun kurikulum muatan Lokal di Daerah.
c
Masukan bagi Pemerintah daerah
untuk mengkaji model pembangunan
pendidikan yang lebih tepat didaerah perbatasan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup serta harkat dan martabat masyarakat. . F. ASUMSI PENELITIAN Daerah perbatasan merupakan pintu gerbang yang mudah dipengaruhi faktor eksternal maupun internal. Untuk itulah penting artinya pembentukan wawasan kebangsaan sebagai modal partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Masyarakat Indonesia di daerah perbatasan harus mendapat perhatian yang sungguh dari pemerintah maupun pemerintah daerah, bahkan seluruh masyarakat karena daerah perbatasan sangat dekat aktifitasnya dengan negara lain. Kemajuan dan perkembangan daerah perbatasan merupakan cermin Indonesia terhadap negara lain, bahkan dunia Internasional. Pembangunan dalam rangka mempersiapkan masyarakat Indonesia didaerah perbatasan harus dilakukan dengan program yang jelas dan menyentuh kehidupan nyata.