BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat baik secara domestik maupun internasional. Dalam keadaan ini perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan kinerjanya agar tetap berada pada posisi yang kompetitif. Perusahaan dituntut untuk selalu megadakan inovasi agar mampu bertahan. Perubahan yang sangat cepat pada lingkungan bisnis dalam menghadapi globalisasi mengharuskan perusahaan untuk menghadapi segala hambatan dan tantangannya. Terlebih keadaan perekonomian negara kita yang belum stabil serta keadaan keamanan dan politik yang belum sepenuhnya pulih. Hal ini tidak hanya merupakan hambatan bagi perusahaan di berbagai sektor industri dalam menjalankan usahanya, tetapi juga menjadi tantangan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Dalam menghadapi dunia usaha dengan persaingan global yang sangat kompetitif, lingkungan bisnis telah berubah total dengan ketidakpastian (uncertainty) yang semakin tinggi. Ketidakpastian merupakan rasa ketidakmampuan individu untuk memprediksi sesuatu secara tepat dan persepsi ketidakpastian lingkungan didefinisi sebagai persepsi individual atas ketidakpastian yang berasal dari lingkungan organisasi (Aida, 2001). Seseorang mengalami ketidakpastian karena dia merasa tidak mampu membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan.
Banyak kesulitan-kesulitan yang diakibatkan oleh ketidakpastian lingkungan yang dirasakan berpengaruh terhadap perencanaan dan pengendalian. Lingkungan perusahaan dapat berbentuk lingkungan khusus dan lingkungan umum (Sumadiyah dan Sri, 2004). Sumadiyah dan Sri (2004) menjelaskan lingkungan umum mencakup kondisi yang mungkin mempunyai dampak terhadap organisasi, namun relevansinya tidak begitu jelas. Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung memiliki relevansi terhadap kehidupan organisasi dalam mencapai tujuannya. Lingkungan khusus merupakan sesuatu yang khas bagi setiap organisasi yang dapat berubah sesuai dengan kondisinya. Industri pariwisata di abad ini dipandang sebagai faktor penting dalam pembangunan suatu negara terutama negara-negara yang sedang berkembang, oleh karena mobilitas penduduk dunia mempunyai tendensi yang terus meningkat akibat dari kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh negara-negara maju sebagai sumber wisata. Kepariwisataan merupakan kegiatan pemakaian jasa yang bermacam-macam. Kadang-kadang dapat dikatakan bahwa kepariwisataan itu adalah suatu kumpulan dari beranekaragam pemakaian jasa yang memiliki mata rantai yang sangat panjang. Kegiatan pariwisata meliputi seluruh aktivitas yang dimulai dari proses pemesanan yang dilakukan oleh wisatawan di negara asal, perjalanan dari negara asal ke negara tujuan, pelayanan selama perjalanan, selama di hotel, perjalanan dan pelayanan dari hotel ke obyek wisata, pelayanan di obyek wisata, penyajian atraksi wisata, penyiapan cinderamata, hingga wisatawan kembali ke negara asalnya (Pemayun, 2005). Luasnya cakupan industri pariwisata
tersebut menimbulkan dampak langsung dan tidak langsung terhadap ekonomi, kesempatan kerja dan dampak sosial di negara tujuan. Pariwisata merupakan suatu yang kompleks dimana menyangkut seluruh pelayanan yang diterima oleh wisatawan semenjak meninggalkan daerah asalnya sampai kembali ke tempat tinggalnya. Usaha memberikan pelayanan dibidang pariwisata secara garis besarnya dapat dibagi dalam tiga komponen industri pariwisata yaitu sarana transportasi, akomodasi dan jasa penunjang lainnya (Pemayun, 2005). Kondisi perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut. Saat ini perbankan sedang dalam proses pemulihan, dan untuk menciptakan fundamental perbankan yang kokoh maka Bank Indonesia sedang meningkatkan pertumbuhan kredit oleh perbankan dengan tidak mengesampingkan prinsip kehati-hatian, serta mengurangi resiko yang dihadapi dengan pengendalian intern yang baik (Sri Rukmiyati, 2006). Karakteristik dari industri perbankan berbeda dengan industri lainnya. Bank Indonesia menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam penentuan status suatu bank dan untuk mengetahui apakah bank tersebut bank yang sehat atau tidak (Nasution dan Doddy, 2007). Perbankan berperan aktif dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Sektor perbankan memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi bagi sektorsektor industri yang terlibat dalam suatu perekonomian, yaitu mengalihkan dana dari pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan menyalurkan kembali kepada pihak yang kekurangan dana untuk kemudian digunakan membeli barang atau jasa disamping untuk investasi sehingga ekonomi dapat tumbuh dan meningkatkan
standar kehidupan masyarakat (Diah, 2006). Sebagai salah satu jenis usaha yang bergerak dibidang jasa dan memiliki peran penting terhadap perekonomian maka sektor perbankan dituntut untuk mampu menyediakan jasa-jasa keuangan secara optimal. Persoalan mendasar bagi manajemen bank adalah kepercayaan masyarakat untuk melakukan kegiatan perbankan pada bank itu sendiri. Sehubungan dengan persaingan bank yang makin ketat, maka setiap bank akan berusaha meningkatkan pelayanan kepada nasabah adalah faktor utama yang mendukung perkembangan bank itu sendiri. Pelayanan perbankan tidak dapat dipisahkan dari aspek operasional, aspek pemasaran maupun aspek kredit, kesemuanya seiring sejalan dalam kegiatan tersebut. Industri pariwisata dipilih dalam penelitian ini karena Bali merupakan daerah pariwisata sehingga kita tidak mungkin bisa lepas dari industri pariwisata yang paling dekat dengan kehidupan kita. Selain itu, pendapatan daerah Bali sebagian besar pendapatannya berasal dari sektor pariwisata. Banyak usaha yang dilakukan oleh manajer untuk menarik perhatian wisatawan, sehingga wisatawan mau berkunjung. Namun, manajer tidak dapat memprediksi apakah wisatawan dapat menerima perkembangan industri pariwisata atau tidak. Pemilihan industri perbankan karena dalam menjalankan kegiatan, industri apapun tidak akan bisa lepas dari perbankan. Perbankan memiliki pengaruh dalam menjalankan usaha. Perkembangan ekonomi suatu negara, mempengaruhi kemajuan perbankan. Dampak krisis moneter yang melanda Indonesia mengakibatkan bank-bank mengalami permasalahan. Untuk mengembalikan
keadaan bank, manajer melakukan usaha-usaha perbaikan. Dalam usaha pengembalian tersebut manajer tidak dapat memprediksikan keberhasilan atau kegagalan usaha tersebut. Pada bank sehat, manajer juga tidak dapat memprediksi apakah nasabah akan memilih bank yang dikelolanya atau tidak. Ketidakpastian lingkungan digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini karena ketidakpastian lingkungan dapat memberikan gambaran keadaan suatu industri. Adanya gambaran mengenai keadaan suatu industri, kedepannya dapat membantu masyarakat dalam menentukan pilihan dalam menjalankan usaha, apakah usaha dalam industri pariwisata atau industri perbankan yang lebih sesuai bagi dirinya. Seseorang akan menilai semua itu dari risiko-risiko yang akan ditimbulkan, yang dapat dilihat dari ketidakpastian lingkungan yang terjadi. Penelitian ini membandingkan industri pariwisata dan industri perbankan karena ketidakpastian lingkungan pada industri pariwisata berasal dari sumber yang berbeda dengan ketidakpastian lingkungan yang terjadi pada industri perbankan. Pada industri pariwisata, ketidakpastian lingkungan dapat dilihat dari kunjungan wisatawan pada daerah tujuan wisata, daya beli, perilaku konsumen apakah dapat menerima atau menolak produk yang ditawarkan. Sedangkan pada industri perbankan dapat dilihat dari jumlah nasabah, kepercayaan nasabah, kemungkinan laba atau rugi serta faktor ekonomi lainnya. Manajemen seringkali menghadapi ketidakpastian lingkungan terutama yang berasal dari luar perusahaan. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, manajemen berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dengan meningkatkan kinerja perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah apakah ada perbedaan ketidakpastian lingkungan pada industri pariwisata dan industri perbankan?
1.2
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.2.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ketidakpastian lingkungan pada industri pariwisata dan industri perbankan
1.2.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kegunaan teoritis maupun kegunaan praktis, yaitu sebagai berikut. 1) Kegunaan Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
dapat
memberikan
bukti
empiris
mengenai
teori
yang
membandingkan ketidakpastian lingkungan pada industri pariwisata dengan industri perbankan. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian-penelitian yang terdahulu
yang
berkaitan
dengan
perbandingan
ketidakpastian
lingkungan pada industri pariwisata dengan industri perbankan. Dengan mengetahui perbedaan ketidakpastian lingkungan ini, diharapakan dapat
memberikan gambaran kepada masyarakat apa saja ketidakpastian lingkungan dari industri pariwisata dan industri perbankan sehingga kedepannya mereka dapat menentukan pilihan dalam menjalankan usaha, pada industri mana yang lebih baik yang dapat dilihat dari risikorisiko yang ditimbulkan.
1.3
Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri atas beberapa bab dan subbab yang tersusun
sebagai berikut. Bab I
Pendahuluan Merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II
Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Kajian pustaka merupakan bab yang mengemukakan dasar-dasar teori yang mendukung pembahasan, yang meliputi pengertian industri pariwisata, pengertian pariwisata, pengertian wisatawan, motivasi pariwisata,
pengertian
bank,
risiko
usaha
bank,
jenis
bank,
ketidakpastian lingkungan. Pada bab ini dicantumkan juga hasil penelitian sebelumnya dan rumusan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Dalam bab ini diuraikan tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data,
metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data Bab IV Pembahasan hasil penelitian Dalam bab ini diuraikan pembahasan hasil penelitian yang meliputi deskripsi
responden,
karakteristik responden,
nonresponse
bias,
deskripsi variabel, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V
Simpulan dan saran Dalam bab ini diuraikan simpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan juga saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh.