BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan dunia usaha pada saat ini banyak perusahaan sejenis menghadapi persaingan terberatnya yaitu bagaimana mengungguli pesaing-pesaing mereka di pasaran. Untuk itu perusahaan harus berupaya merebut pasar. Suatu perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan produk yang baik saja tetapi juga dituntut untuk dapat memasarkan hasil produksi tersebut kepada konsumen. Untuk mendapatkan konsumen perusahaan harus mampu memasarkan produknya semaksimal mungkin agar dapat sampai ke tangan konsumen dengan
baik.
Kenaikan
harga
bahan
bakar
minyak
yang
terjadi
mengakibatkan harga bahan-bahan untuk membuat produk naik yang pada gilirannya harga produk yang dihasilkan harus mengalami kenaikan pula, sehingga mempersulit proses pemasaran produk. Dampak ini pun tidak hanya dirasakan oleh perusahaan tetapi juga berakibat kepada konsumen, yaitu konsumen berusaha melakukan penghematan dengan cara menyeleksi kebutuhan-kebutuhan yang dianggap prioritas dan yang tidak kalah pentingnya adalah adanya penurunan daya beli masyarakat. Pada situasi seperti ini perusahaan haruslah mampu menyiasati bagaimana produk sampai ke tangan konsumen. Disamping itu banyak perusahaan-perusahaan yang
1
2
memproduksi barang sejenis yang mengakibatkan terjadinya persaingan yang sangat ketat baik perusahaan yang sudah besar maupun perusahaan kecil, tentunya mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh suatu keuntungan yang semaksimal mungkin agar perusahaan dapat terus berkelanjutan sehingga tetap memberikan lapangan kerja. Hal ini lebih berat lagi dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya bersaing dengan perusahaan dalam negeri tetapi juga bersaing dengan produk-produk yang datang dari luar negeri. Oleh karena itu, dalam menghadapi persaingan ini perusahaan dituntut untuk memperbaiki mutu produknya, menata saluran perusahaan perlu penataan saluran distribusinya, mengadakan promosi yang lebih gencar agar produknya lebih dikenal dan diminati masyarakat luas. Perusahaan juga harus menetapkan efisiensi dan efektifitas sumber daya yang dimiliki perusahaan agar perusahaan dapat menetapkan harga jual produk. Sukses atau tidaknya tujuan perusahaan tergantung pada keahlian mereka dalam bidang promosi atau pada kegiatan mereka mengkombinasikan kegiatan promosi agar dapat berjalan dengan lancar sebagaimana yang diharapkan. Dan untuk lebih mengenalkan produk yang dipasarkan perlu dilakukan kegiaan personal selling dengan cara bertatap muka langsung antara distributor dengan melalui tenaga penjualannya dengan konsumen. Cara penjualan semacam ini lebih menekankan kepada konsumen secara individu. Perusahaan CV. Sari Jaya Makmur Abadi pada saat ini dihadapkan adanya promosi yang lebih gencar terhadap produk yang dijual khususnya
3
untuk produk yang relative masih belum lama dipasarkan di masyarakat yaitu dengan melaksanakan personal selling. Banyak perusahaan tidak dapat mencapai sasaran atau target penjualan dengan baik karena perusahaan tidak dapat melaksanakan program promosi secara tepat. Erat kaitannya dengan proses produksi maka perusahaan perlu memperhatikan beberapa unsur dari bauran pemasaran yang harus diperhatikan adalah unsur produk, harga, tempat dan promosi. Agar setiap perusahaan dapat berhasil dalam memasarkan barang dan jasa, perusahaan harus dapat menyesuaikan dan mengkoordinasikan setiap unsur-unsur tersebut dengan sebaik-baiknya agar penjualan dapat semakin meningkat. Salah satu kegiatan yang sangat dinamis adalah kegiatan promosi. Promosi digunakan untuk menghimbau dan mengingatkan masyarakat sekaligus meyakinkan agar mereka. membeli produk yang ditawarkan, karena semakin tinggi persaingan menyebabkan kegiatan promosi sangat diperlukan oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan penjualan sehingga harapan perusahaan dalam usaha memperoleh laba yang optimal dapat terwujud. Hampir semua perusahaan melakukan kegiatan promosi. Hai tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar dalam membuat kebijaksanaan bagi perusahaan
dalam
usaha
memasarkan
produknya
dengan
tujuan
meningkatkan penjualan. Adapun bauran promosi (promotion mix) yang biasa diterapkan oleh perusahaan dalam kegiatan promosi terdiri dari : periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), publicity . (publisitas), dan promosi penjualan (selling promotion). Perusahaan dapat
4
menerapkan semua bauran promosi di atas, maupun sebagian disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam menjalankan kegiatan promosi. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat suatu bahasan tentang kegiatan promosi. Untuk itu pada skripsi ini penulis memilih judul “PENGARUH SALES PROMOTION DAN PERSONAL SELLING DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENJUALAN MAKANAN KECIL DAN
MINUMAN
PADA
CV.
SARI
JAYA
MAKMUR
ABADI
SURABAYA” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu : 1. Apakah ada pengaruh signifikan. secara simultan antara sales promotion dan personal selling terhadap volume penjualan pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya (SJMA). 2. Apakah ada pengaruh signifikan secara parsial antara sales promotion dan personal selling terhadap volume penjualan pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya (SJMA) 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian penulis dalam penyusun skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara simultan antara sates promotion dan personal selling terhadap volume penjualan pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya (SJMA)
5
2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara sales promotion dan personal selling terhadap volume penjualan pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya (SJMA). 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah : a. Bagi penulis, sebagai penambah pengetahuan dan syarat untuk memenuhi gelar sarjana ekonomi (S 1). b. Bagi perusahaan, menjadi masukan bagi perusahaan untuk perbaikan sehubungan dengan obyek yang penulis teliti. c. Bagi pembaca, penulis berhara.p bahwa penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sebagai referensi dalam menghadapi atau membahas permasalahan yang sama.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya agar tetap berkembang dan mendapatkan laba. Berhasil atau tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada kemampuan perusahaan. untuk mengkombinasikan empat unsur bauran pemasaran yaitu produk, harp, promosi dan distribusi agar organisasi dapat berjalan dengan lancar. Dalam kondisi ekonomi yang terus berubah yang dipengaruhi faktor dari dalam dan luar perusahaan, maka pertimbangan pemasaran tetap merupakan faktor yang sangat menentukan dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan
memperjelas
pengertian
dalam
sebuah
pemasaran,
perusahaan.
selanjutnya
Untuk
akan
pengertian-pengertian menurut para ahli pemasaran. Menurut
lebih
diuraikan Hill
(2U08:8) "Pemasaran (marketing) adalah suatu aktifitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen". Menurut Alma (2005 : 3). "Pemasaran adalah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan
6
7
value dari satu inisiator kepada stakeholdernya. Dalam hal ini Buchari menekankan bahwa pemasaran menjadi visi, misi dan nilai bisnis. Sebagai. visi pemasaran harus menjadi suatu konsep bisnis strategis yang bisa memberikan kepuasan berkelanjutan bukan kepuasan sesaat untuk tiga stakeholder utama di setiap perusahaan yaitu pelanggan, karyawan dan pemilik perusahaan: Sebagai misi pemasaran akan menjadi jiwa bukan sekedar salah satu anggota tubuh suatu perusahaan-karena setiap seksi atau orang dalam perusahaan harus paham dan menjadi unsur pemasaran, sedangkan nilai bisnis, pengusaha harus menganggap sebagai bisnis saja, setiap orang dalam perusahaan harus merasa terlibat dalam proses pemuasan pelanggan baik secara langsung maupun tidak langsung, bukan hanya
sebagai pelaksana
yang digaji tetapi harus secara total
melaksanakan pertambahan nilai dan memberi kepuasan kepada pelanggan”.
Menurut Kasali (2003 : 52). Pemasaran bukanlah semata-mata kegiatan seperti menjual dan mempromosikan sesuatu tetapi juga suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental yang berarti menaruh pemasaran di tempat yang terhormat dengan memberikan kesempatan bagi orang-orang pemasaran untuk memberi masukan sebelum produk dibuat, jadi produk dibuat berdasarkan pemikiran yang matang tentang kesediaan konsumen untuk membelinya. Menurut Sowter (1997), "Pemasaran adalah dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan dan selanjutnya mengorganisir kebutuhan tersebut dengan cara yang menguntungkan." Sedangkan menurut Grede (2003 : 20), "Pemasaran adalah pemenuhan kebutuhan dan keinginan melalui penjualan praduk dan jasa".
8
Menurut Laksana (200$:4) "Pemasaran yaitu suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain". Menurut Hair dan McDaniel (2001: S) "Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa -untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi". Sedangkan menurut Swasta (1999 : 7) "Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi". Dan menurut Purnama (2001 : 1) "Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi." Dari
sumber-sumber
pengertian
tersebut,
penulis
menarik
kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu . sistem terpadu yang mempunyai arah dan tujuan kepada konsumen, sehingga semua arah kegiatan pemasaran yang dimulai dari merencanakan produk sampai pada pelayanan sesudah penjualan harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
9
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa hampir semua prang Wk secara, i4ngsung maupun tidak langsung ikut terlibat dalam pemasaran. Ini disebabkan karena mereka sama-sama mempunyai keinginan dan kebutuhan. Keinginan dan
kebutuhan masyarakat
merupakan pasar bagi perusahaan untuk dilayani secara baik sehingga masyarakat akan menjadi senang dan puas. Bagi suatu perusahaan, baik perusahaan dagang, perusahaan industri maupun perusahaan jasa, pemasaran adalah suatu langkah akhir dari seluruh rangkaian kegiatan perusahaan. Disamping itu pemasaran harus secara aktif dilaksanakan untuk suatu hasil produksi, hal ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan antara produsen sebagai pencipta produk dengan konsumen sebagai pemakai akhir. Oleh sebab itu perusahaan harus selalu mengamati keinginan serta kebutuhan atau selera masyarakat secara. berkesinambungan. Hal ini disebabkan adanya keinginan dan kebutuhan masyarakat selalu berubah sesuai dengan pertumbuhan masyarakat.
2.1.2
Pengertian Promosi dan Tujuan Promosi
2.1.2.1 Pengertian Promosi Dalam meningkatkan dan mempertahankan pangsa pasarnya, semua perusahaan harus melakukan kegiatan promosi. Promosi merupakan variabel marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan komunikasi dengan masyarakat banyak. Adapun bauran promosi (promotion mix) yang kita kenal terdiri dari : periklanan (advertising),
10
penjualan pribadi (personal selling), publicity (pubiisitas), promosi penjualan (selling promotion). Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Bagaimanapun kualitas suatu produk bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin 'bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Sebagai landasan untuk memperjelas akan diuraikan pengertian promosi menuntut para ahli pemasaran sebagai berikut. Menurut Tjiptono (1997: 219), "promosi adalah aktivitas yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya". Sedangkan menurut Kotter (1997 : 141) "Promosi adalah pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif yang dirancang untuk menarik pelanggan". Sementara. menurut Gitosudarmo ( 1997:120} "Promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut". Dan menurut Laksana (2008 :133) "promosi adalah suatu alat komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut."
11
Dan menurut Purnama (200'1:15Q) "Strategi promosi adalah tindakan perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi dari organisasi kepada pelanggan dan audiens sasaran (target audiences) lainnya”. Pada
dasarnya
kegiatan
promosi
merupakan
bagian
dari
komunikasi karena promosi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penyampaian informasi atau berita tertentu dari produsen kepada konsumen dan sebaliknya baik lisan maupun tulisan promosi dapat memberikan keuntungan bagi konsumen maupun produsen. Keuntungan bagi konsumen adalah dapat mengatur pengeluaran lebih baik, misalnya konsumen membaca Man, ia dapat membeli barang yang lebih murah. Sebagai kerugiannya, konsumen dibujuk untuk membeli barang yang kadang-kadang belum dibutuhkan atau belum waktunya, ia harus memilih barang tersebut. Keuntungan bagi produsen adalah promosi dapat menghindarkan persaingan berdasarkan harga karena konsumen membeli barang tertarik kepada mereknya bukan pada apa atau berapa harga produk yang ditawarkan. Sementara kerugian pada perusahaan adalah perusahaan harus melakukan promosi terus menerus. 2.1.2.2 Promosi Tujuan
utama
dari
promosi
adalah
menginformasikan,
mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan tujuan promosi menurut Tjiptono (1997: 219).
12
a. Menginformasikan (informing) dapat berupa : 1. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru . 2. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari satu produk. 3. Menyampaikan perubahan harp kepada pasar. 4. Menjelaskan cara kerja suatu produk. 5. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan. 6. Meluruskan kesan yang keliru 7. Menguraikan ketakutan dan kekhawatiran pembeli. 8. Membangun citra perusahaan. b. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk : 1. Membentuk pilihan Merek 2. Mengalihkan pilihan ke merek tertentu 3. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk. 4. Mendorong pembeli untuk belanja saat ini juga 5. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman). c. Mengingatkan (remainding) dapat terdiri atas : 1. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat. 2. Mengikat pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan. 3. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye Man, misalnya pembeli ingin membeli teh, diharapkan ingatan pertamanya adalah Teh Sisri Sementara menurut Purnama (2001 : 151) Tujuan promosi antara lain : a. Melahirkan atau meningkatkan kesadaran pembeli akan suatu produk atau merek. b. Mempengaruhi setiap pembeli terhadap suatu perusahaan, produk, atau merek c. Meningkatkan preferensi pembeli terhadap merek dalam suatu segmen yang dipilih. d. Meraih peningkatan penjualan dari pangsa pasar untuk konsumen sasaran khusus dan calon konsumen sasaran. e. Mendorong pembeli agar mau kembali membeli suatu merek. f. Mendorong pernbeli untuk mencoba suatu produk baru. g. Menarik konsumen-konsumen baru. Berdasarkan pokok pikiran diatas, maka tujuan promosi dapat diuraikan sebagai berikut : a. Membangun kesadaran konsumen atau pasar sasaran akan suatu produk atau merek.
13
b. Meningkatkan referensi dan pengetahuan konsumen terhadap produk dan merek dalam suatu segmen pasar yang dipilih. c. Mempengaruhi setiap konsumen terhadap suatu produk dan merek atau perusahaan. d. Meraih peningkatan hasil volume penjualan dari konsumen actual dan potensial. e. Mendorong pembelian ulang atas produk atau merek tersebut. f. Mendorong konsumen untuk, mencoba produk atau merek baru. g. Menarik dan memperoleh konsumen - konsumen baru. Dari uraian definisi tersebut, maka tujuan utama dari promosi adalah menyebarluaskan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Jadi, secara singkat promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin dan kemudian membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.
2.1.3
Bauran Promosi Meskipun secara umum jenis-jenis bauran promosi memiliki fungsi yang sama tetapi jenis-jenis tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugastugas khususnya. Dalam prakteknya kita kenal ada berbagai macam promosi yang digunakan, dimana alat promosi terdiri dari :
14
a. Periklanan (Advertising) b. penjualan langsung / tatap muka ( personal selling ) c. Publisitas (Publicity) d. Promosi penjualan ( Sales promotion )
2.1.3.1 Periklanan (advertising) Periklanan adalah bagian dari bauran promosi yang digunakan oleh produsen untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen. Saat ini kegiatan periklanan sendiri telah menjadi suatu bisnis yang sangat besar dalam hal omsetnya. Bagi dunia bisnis, periklanan merupakan bagian ekonomi yang tidak terpisahkan dengan kegiatan usahanya. Sedangkan bagi konsumen periklanan menjadi sumber informasi tentang produk dan kebutuhan yang diinginkannya. Berikut adalah pendapat-pendapat mengenai periklanan dari para ahli pemasaran. Periklanan menurut Laksana (2008 : 140) "Periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran". Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (1997 : 77) "Periklanan adalah suatu bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai barang, gagasan atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu". Dan menurut Mursid (2006:96) "Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dengan cara efisien dan efektif, dalam
15
hal ini komunikasi dapat menunjukkan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan". Dari uraian yang tersebut diatas penulis menarik kesimpulan bahwa periklanan memberi ciri khas yang unik pada bauran promosi secara keseluruhan dan merupakan bentuk komunikasi pemasaran dari produsen ke konsumen melalui media komunikasi masa seperti media elektronik, media cetak, media luar ruang dan sebagainya. Periklanan dapat dipakai demi membangun citra jangka panjang untuk suatu produk dan. mendongkrat penjualan dengan cepat. Periklanan menciptakan komunikasi dua arah antara produsen yang memperkenalkan produknya dan konsumen yang mencari informasi tentang kebutuhannya sehingga suksesnya sebuah kegiatan periklanan harus dibuat perencanaan yang matang, baik dan teliti sehingga tujuannya dapat tercapai. Periklanan merupakan salah satu aspek dari komunikasi pemasaran perusahaan sebagai bagian dari kegiatan promosi; maka periklanan merupakan bagian dari selurah kegiatan pemasaran yang terpadu. Jadi, kegiatan periklanan ini harus didukung oleh kebijakan pemasaran yang lain agar dapat dilaksanakan secara efektif.
2.1.3.2 Tujuan Periklanan Tujuan utama dari periklanan adalah menjual atau meningkatkan penjualan suatu barang atau jasa. Melalui kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera. Dengan care menarik
16
konsumen Pertama kali dari suatu produk, setelah itu iklan menciptakan suatu keunggulan tersendiri, dan Man mengingatkan kembali konsumen terhadap produk yang sudah di kenal. Menurut Laksana (2008 :142)"Menetapkan tujuan periklanan adalah langkah pertama dalam membuat program periklanan. Tujuan ini harus berasal dari keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, penentuan posisi pasar, dan bauran pemasaran". Menurut Laksana (2008:142) "penetapan tujuan iklan digolongkan menjadi tiga yaitu (1) Informated advertising, (2) Persuasive advertisisng, (3) Reminder advertising”.
2.1.3.3 Personal Selling (Penjualan Langsung) Personal selling merupakan salah satu metode promosi yang, dilakukan dengan cara bertatap muka secara langsung antara produsen melalui tenaga penjualnya dengan konsumen. Cara penjualan semacam ini lebih menekankan kepada konsumen secara individu. Untuk lebih jelasnya personal selling menurut Kotler (1997 : 163) "Personal selling adalah presentasi pribadi oleh tenaga penjual perusahaan dengan tujuan menjual dan membina hubungan dengan pelanggan". Menurut Laksana (2008 : 151) "Personal selling adalah persentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan penciptaan penjualan". Menurut Purnama (2001:I66) "Penjualan personal merupakan suatu bentuk interaksi langsung antara satu calon pembeli atau lebih untuk
17
melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan". Dari definisi para ahli yang tersebut diatas penulis menarik kesimpulan bahwa personal selling adalah suatu pengaruh secara langsung dalam pertemuan tatap muka antara penjual dan pembeli yang dapat mengkomunikasikan fakta" yang diperlukan untuk mempengaruhi keputusan pembelian atau menggunakan faktor psikologis dalam rangka membujuk dan menciptakan pengaruh pada waktu pembentukan keputusan. Personal selling dilakukan untuk dapat lebih meyakinkan konsumen tentang produk yang dijual melalui suatu komunikasi yang aktif sehingga konsumen dapat memperoleh fakta-fakta yang dibutuhkan dan dapat lebih meyakinkan konsumen tentang produk yang akan dibelinya. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan, bahwa penjual berusaha membuat hubungan yang akrab dengan pembeli sehingga pembeli mendengar apa yang diutarakan oleh penjual tentang produk mereka Melalui personal selling produk dengan tenaga penjualnya juga dapat menciptakan suatu image atau kesan yang baik tentang citra perusahaan tersebut terlepas dari produk yang sedang ditawarkannya.
2.1.3.3.1 Sifat-sifat personal selling Personal selling juga merupakan suatu metode yang efektif sampai pada tahap tertentu dari proses pembelian suatu produk. Menurut Tjiptono (1997;224) mengenai sifat-sifat personel selling sebagai berikut :
18
1. Personal Confrontation Personal selling menyangkut sesuatu yang hidup, penuh energi, aktif, pendekatan pribadi dan hubungan interaksi antara dua orang atau lebih, : akan tetapi dalam pelaksanaannya sering terjadi konfrontasi. Di satu pihak penjual dapat mengadakan pembicaraan dan penyesuaian tetapi di pihak lain sering terjadi perasaan kecewa. 2. Culvitation Yaitu penjual dapat menggunakan keahlibnnya untuk menjalin hubungan baik dengan calon konsumen, personal selling yang efektif biasanya akan selalu memelihara dan mencatat kepentingan pelanggan sehingga tercipta suatu hubungan jangka panjang. 3. Response Personal selling membuat para pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan apa yang diucapkan oleh penjual melalui sales representativenya sehingga akhirnya calon konsumen mempunyai respon yang besar terhadap pembicaraan penjual. Berdasarkan sifat-sifat personal selling diatas, maka untuk menunjang keberhasilan di dalam programnya, orang-orang yang ditugaskan di bagian ini hendaknya memenuhi kriteria tertentu, misalnya mempunyai rasa percaya diri yang kuat, bersifat jujur dan menyenangkan, terampil, berenergi, mengerti serta dapat memberikan penjelasan tentang produk yang akan dipasarkan, berkepribadian menarik dan memiliki beberapa sifat lain yang diperlukan sebagai seorang penjual sehingga mempunyai tingkat kemampuan yang memadai dalam melakukan tugasnya.
2.1.3.3.2 Aktivitas Personal Selling Aktivitas personal selling menurut Tjiptono (1997 : 224) memiliki fungsi sebagai berikut : a) Prospecting yaitu mencari pembeli dan menjamin hubungan dengan mereka. b) Tarteging yaitu mengalokasikan kelangkaan suatu penjualan demi pembeli.
19
c) Communicating yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan. d) Selling yaitu mendekati mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan. e) Servicing yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada konsumen. f) Information gathering, yaitu melakukan risef dan inteiigen pasar. g) Allocating yaitu menentukan pelanggan yang dituju. 2.1.3.3.3 Perencanaan dan Pengelolaan Personal Selling Tujuan utama dari personal selling adalah untuk menciptakan penjualan, agar penjualan dapat terjadi dengan segera maka perlu disusun beberapa langkah dalam merencanakan dan mengelola gugus wira niaga. Dalam kegiatan personal selling terdapat beberapa tahap yang perlu dilakukan secara keseluruhan akan membentuk suatu proses Menurut Laksana (2008:I52) Langkah-langkah dalam perencanaan dan mengelola gugus wiraniaga, meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mendesain gugus wiraniaga Sasaran wiraniaga Strategi wiraniaga Struktur wiraniaga Menetapkan jumlah besarnya wiraniaga Menetapkan imbalan wiraniaga Mengelola Gugus wiraniaga a. Merekrut dan seleksi wiraniaga b. Mengatur wiraniaga c. Melatih wiraniaga d. Memotivasi wiraniaga e. Mengevaluasi wiraniaga
2.1.3.3.4 Mendesain Personal selling Menurut Laksana (2008:152) Masalah-masalah yang berhubungan dengan wiraniaga, yaitu : a. Penetapan sasaran strategi
20
b. Struktur wiraniaga c. Ukuran wiraniaga d. Imbalan gugus wiraniaga Sasaran strategi harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum menentukan struktur wiraniaga dan berapa banyak wiraniaga yang diperlukan serta berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran strategi yang telah ditetapkan.
2.1.3.3.5 Sasaran Personal Selling Sasaran personal selling atau gugus wiraniaga harus didasarkan pada ciri-ciri pasar target perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam melakukan penjualan. Menurut
Laksana
(2008:152)
"Sasaran
gugus
wiraniaga,
diantaranya : a. Bertanggung jawab atas pengembangan penjualan b. Pengamatan pelanggan Untuk lebih memperjelas sasaran gugus wiraniaga maka harus ada tugas yang jelas bagi wiraniaga. Dan menurut Laksana (2008:152) Tugas wiraniaga adalah a. Mencari konsumen baru atau prospek b. Mengkomunikasikan informasi c. Menjual d. Melayani e. Mengumpulkan informasi f. Mengalokasi Berdasarkan-tugas dan posisinya penjualan dapat diklasifikasikan menjadi enam macam tipe, yaitu :
21
a. Delivery (delivery sales order) yaitu penjualan yang tugas utamanya mengantar produk ke tempat pembeli. b. Order gutter, yaitu penjualan yang mencari pembeli atau mendatangi pembeli (sifat kerjannya di luar). c. Order taker, yaitu penjualan yang melayani pelanggan di dalam outlet (sifat kerjanya di dalam ) d. Missionary sales people (merchandise atau retailer), yaitu penjualan yang di tugaskan untuk mendidik, melatih dan membangun goodwill dengan pelanggan atau calon pelanggan. e. Technical specialist (technician), yaitu penjualan yang harus memiliki atau memberikan pengetahuan teknik kepada pelanggan. f. Demand creator yaitu penjualan yang harus memiliki kreatifitas dalam menjual produk.
2.1.3.3.6 Strategi Personal Selling Usaha pendekatan kepada konsumen agar sasaran personal selling atau wiraniaga dapat berhasil memerlukan beberapa strategi yang tepat. Menurut Laksana (2008:153) Beberapa cara wiraniaga mendekati konsumen: a. Wiraniaga ke pembeli : berbicara langsung ke pembeli atau calon pembeli atau lewat telepon. b. Wiraniaga ke kelompok pembeli : seorang wiraniaga membuat wiraniaga melakukan presentasi kepada kelompok pembeli. c. Penjualan dengan meiakukan konferensi: seorang ahli dari perusahaan untuk membicarakan masalah dan peluang yang ada secara timbal, balik.
22
d. Penjualan dengan melakukan seminar: perusahaan melakukan suatu seminer pendidikan atau latihan bagi kelompok teknisi di sebuah perusahaan konsumen mengenai perkembangan dan kernajuan produk tersebut. Jenis wiraniaga penjualan tersebut di atas dapat juga dibagi : a. Retail Selling: tenaga penjual melakukan penjualan dengan jalan melayani konsumen yang datang ke toko atau perusahaan. b. Field Selling: tenaga penjual yang melakukan penjualan di luar perusahaan, yakni dengan mendatangi konsumen ke rumah-rumah perusahaan, kantor-kantor dan lain-lain. c. Executive Selling : pimpinan perusahaan yang bertindak sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan.
2.1.3.3.7 Struktur Personal Selling Menurut Laksana (2008:154) Struktur Gugus Wiraniaga : a. b. c. d.
Struktur wiraniaga berdasarkan wilayah Struktur wiraniaga struktur, produk Struktur wiraniaga struktur konsumen Struktur kompleks gugus wiraniaga Pembentukan struktur wiraniaga dapat berdasarkan wilayah yaitu
wiraniaga dibentuk berdasarkan wilayah penjualan. Jika berdasarkan produk maka wiraniaga dibentuk menurut produk yang dijual,dan apabila berdasarkan konsumen maka wiraniaga dibentuk menurut konsumen yang dilayani, atau struktur wiraniaga dapat di bentuk menurut kondisi dan keadaan yang sedang dihadapi perusahaan dengan menggabungkan beberapa bentuk struktur wiraniaga.
23
2.1.3.3.8 Jumlah Gugus Personal Selling Jumlah gugus personal selling atau wiraniaga tergantung kepada kebutuhan perusahaan dalam usaha untuk mencapai penjualan yang telah ditargetkan. Menurut Laksana (2008:154) Ada 3 (tiga) pendekatan, yaitu : a. The Work-Load Method Jika ditentukan jumlah gugus wiraniaga dengan mempertimbangkan frekuensi dan lama kunjungan yang diperlukan untuk menjual kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. b. The Sales-Potensial Method Adalah sebuah metode yang dipakai untuk menentukan jumlah gugus wiraniaga dengan berdasarkan asumsi bahwa deskripsi jabatan dari seorang wiraniaga memasukkan juga pelaksanaan atau hasil kegiatannya. c. The Incremental Method Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap penambahan gugus wiraniaga akan mengakibatkan kenaikan penjualan (penghasilan bersih). Jadi ada 2 faktor penentu, yaitu : - Penghasilan tambahan (incremental revenue) - Biaya tambahan (incremental cost)
2.1.3.3.9 Imbalan Personal Selling Menurut Laksana (2008:1SS) Ada beberapa masalah yang harus diperhatikan disini, yaitu : a. Tingkat imbalan: ha.nrs ditentukan tingkat maksimum dan minimum dan harus diperhatikan tingkat pengalaman wiraniaga. b. Komponen-komponen imbalan: harus ditetapkan apa saja yang menjadi penentuan imbalan, yaitu: - Gaji tetap: apakah periu atau tidak - Jumlah variabel: yaitu bonus, komisi atau pembagian keuntungan yaitu bertujuan untuk memberikan perangsang dan kerja keras wiraniaga. - Pemberian expense allowance (tunjangan pengeluaran)
24
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa system imbalan untuk personal selling atau wiraniaga dapat berupa gaji saja dan komisi langsung. Baik gaji saja maupun komisis langsung mempunyai keuntungan dan kelemahan, yaitu : Keuntungan sistem gaji langsung a. Manajemen bisa mengubah tugas-tugas penjualan b. Memetlukan sedikit biaya dalam pelaksanaan c. Wiraniaga bekerja dengan semangat dan moral yang tinggi Kelemahannya sistem gaji langsung : a. Tidak adanya rangsangan kepada wiraniaga b. Manajemen menanggung beban yang besar untuk mengawasi c. Inisiatif biasanya lamban dan selalu ada tuntutan kenaikan gaji Keuntungan komisi langsung a. Memberikan insentif kepada wiraniaga untuk bekerja lebih keras b. Biaya henjualan tergantung kepada pemasukan Kelemahannya komisi langsung : a. Manajemen mendapat kesulitan dalam menyuruh melakukan sesuatu yang tidak mengasilkan imbalan bersifat segera b. Dapat merusak goodwill kepada konsumen, misalnya karena memberi potongan kecil kepada konsumen
2.1.3.4 Publisitas (Publicity) Publisitas adaiah stimulasi permintaan terhadap produk, servis atau bisnis unit yang bersifat non pribadi dengan cara menempatkan berita di
25
surat-surat kabar, majalah, radio atau televisi tanpa pembayaran dari sponsor. Jadi, publisitas yaitu bentuk penyajian yang memberikan informasi mengenai produk yang dihasilkan perusahaan kepada konsumen. Informasi itu disajikan dalam bentuk berita melalui surat kabar, radio maupun televisi dan perusahaan tersebut tidak perlu mengeluarkan biaya. Publisitas merupakan bagian dari fungsi yang lebih luas yang disebut hubungan masyarakat. Meliputi usaha-usaha untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang menguntungkan antara perusahaan dengan masyarakat, serikat buruh dan calon pembeli. Komunikasi dengan masyarakat luas melalui hubungan masyarakat ini dapat mempengaruhi kesan terhadap sebuah perusahaan atas produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Assauri (1996:258) "Publisitas merupakan stimulus permintaan akan suatu barang atau jasa dengan cara memuat berita yang mempunyai arti komersial, pemuatan berita ini pada dasarnya tidak dibayar oleh perusahaan sponsor." Dan menurut Tjiptono (2000 : 228) "Publisitas adalah bentuk penyajian dari penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu". Menurut Mursid (2006:99) "Publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau organisasi perusahaan yang disebarluaskan di masyarakat dengan cara memuat berita yang mempunyai arti komersial atau berupa penyajian-penyajian yang lain yang bersifat positif.
26
Dari definisi tersebut, maka publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. Bila dibandingkan dengan Man, publisitas mempunyai kredibilitas yang lebih baik karena pembenaran baik langsung maupun tidak langsung dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Disamping itu karena pesan publisitas dimasukkan dalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah, radio dan televisi, maka konsumen tidak memandangnya sebagai komunikasi pribadi. Publisitas juga dapat memberi informasi-.lebih banyak dan lebih terperinci dari pada Man. Namun demikian karena tidak ada hubungan perjanjian antara pihak yang diuntungkan dan pihak penyaji, maka pihak yang diuntungkan tidak dapat mengatur kapan publisitas tersebut disajikan. Selain itu kini publisitas biasanya merupakan bagian dari departemen Humas perusahaan. Dari uraian diatas penulis rnencoba menarik kesimpulan bahwa hubungan masyarakat menawarkan beberapa sifat yang unik seperti melindungi citra perusahaan dengan menangkal desas-desus yang kurang baik. Di samping itu dengan adanya hubungan masyarakat, publisitas tampaknya lebih nyata dan dapat dipercaya bagi pembaca dibandingkan dengan iklan. Hubungan masyarakat dapat menjangkau calon yang menghindari salesman dan Man. Hubungan masyarakat dapat mendramatisasi suatu perusahaan atau produk tertentu. Keberhasilan hubungan masyarakat
27
ditentukan oleh pencapaian itikad, pengertian, penerimaan dan dukungan publik. Hal yang paling penting dalam publisitas yaitu bagaimana publisitas yang dilakukan oleh perusahaan dapat efektif atau tepat pada sasaran yang dimaksud. Ada dua jenis publisitas yang dapat digunakan oleh perusahaan agar sasaran pemuatan berita dapat menjadi lebih efektif, yaitu : a. Produk Publicity Adalah publisitas yang ditujukan untuk menggambarkan atau untuk memberitakan kepada masyarakat atau konsumen tentang suatu produk beserta penggunaannya. b. Institusional Publicity Adalah publisitas yang menyangkut tentang organisasi pada umumnya, kegiatan yang dipublisikan disini tentunya berupa kegiatan yang dianggap pantas untuk dijadikan berita, misalnya kegiatan sehari-hari dari sebuah organisasi, termasuk pergantian pimpinan dan usaha pengawasan polusi. Publisitas yang merupakan salah satu unsur promosi mempunyai sifat sebagai berikut : a. Tingkat kebenaran I kepercayaan yang tinggi (high credibility). b. Tidak didasari adanya maksud promosi yang sebenarnya (off guard). c. Mendramatisir (dramtitation).
28
Maksud dari High credibility adalah pemberitaan publisitas yang diberikan kepada masyarakat di anggap sebagai suatu yang benar dan dapat lebih dipercaya dari pada apabila berita tersebut dikeluarkan oleh sponsor dari penjual sebab pemberitaannya tidak memihak. Off guard adalah melalui publisitas dapat dicapai calon pembeli yang potensial yang pada umumnya menyangsikan bujukan atau rayuan dari iklan-iklan maupun pramuniaga. Sedang maksud darmatization adalah seperti advertensi; publisitas mempunyai kemampuan untuk menggambarkan produk atau jasa perusahaan dalam bentuk cerita yang jelas. Dari uraian
diatas
kegiatan
publisitas
memiliki beberapa
keuntungan, antara lain: 1. Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau atau kurang suka membaca iklan. 2. Publisitas dapat lebih terpercaya, apabila sebuah surat kabar atau majalah mempublikasikan sebuah cerita tersebut dalam bentuk berita dan berita umumnya dapat lebih dipercaya daripada iklan. 3. Publisitas dapat ditempatkan pada halaman depan dari surat kabar atau posisi lain yang mencolok. 4. Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa dipungut biaya.
2.1.3.5 Sales Promotion (Promosi Penjualan) Menurut Kotler dan Armstrong (1997 : 126): "Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
29
Produk atau jasa". Sedangkan menurut Alma (2000 : 146), "Promosi penjualan adalah keinginan menawarkan insentif,` dalam periode tertentu untuk mendorong keinginan calon konsumen para penjual atau perantara". Menurut Tjiptono (1997:229) "Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat di atur untuk
merangsang
pembelian
produk
dengan
segera
dan
atau
meningkatkan jumlah barang yang di beli pelanggan". Menurut Fajar (2008:147) "Promosi penjualan adalah kegiatan penjualan yang bersifat jangka pendek dan tidak di lakukan secara berulang serta tidak rutin, yang ditunjukkan untuk mendorong lebih kuat mempercepat respon pasar yang ditargetkan sebagai alat promosi lainnya dengan menggunakan bentuk yang berbeda". Dari definisi tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa melalui promosi
penjualan
perusahaan
dapat
menarik
pelanggan
baru,
mempengaruhi pelanggan untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan yang lebih baik, meningkatkan pembelian tanpa rencana sebelumnya atau mengupayakan kerja sama yang erat dengan pengecer. Kegiatan promosi penjualan sering dijadikan sebagai alat yang paling diminati oleh perusahaan dalam memberikan motivasi yang kuat terhadap pelanggan dalam mencapai keuntungan yang lebih banyak karena biasanya sasarannya adalah para pelanggan yang sudah lama dan mempunyai kontribusi penjualan yang cukup signifikan.
30
Promosi penjualan mencakup berbagi alat promosi yang dirancang untuk merangsang respons pasar lebih awal atau lebih kuat seperti dengan memberikan sample, kupon, potongan harga, hadiah, penghargaan atas pencapaian target yang telah disepakati, peragaan, perlombaan, undian serta merupakan aktifitas marketing untuk lebih mengefektifan perhatian caton
pembeli
terhadap
produk,
yang
ditawarkan
untuk
dapat
meningkatkan volume penjualan.
2.1.3.5.1 Langkah-langkah Sales Promotion Sales promotion atau promosi penjualan merupakan kegiatan penjualan yang bersifat jangka pendek dan tidak di lakukan secara berulang serta tidak rutin, yang ditunjukkan untuk mendorong lebih kuat mempercepat respon pasar yang ditargetkan. Menurut Laksana (2008:147) Langkah-langkah atau tahap promosi. penjualan (dikenal 6 M) : a. Menentukan tujuan b. Menyeleksi alat-alatnya c. Menyusun program d. Melakukan pengujian pendahuluan atas program. e. Melaksanakan dan mengendalikan program f. Mengevaluasi hasilnya
2.1.3.5.2 Menentukan tujuan Menurut
Purnama
(2001:172)
"Tujuan
promosi
penjualan
diperoleh atau diturunkan dari tujuan promosi yang lebih luas, tujuan promosi diturunkan dari tujuan pemasaran yang lebih, mendasar yang dikembangkan untuk produk tersebut".
31
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan promosi penjualan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. a. Tujuan umum Menurut
Laksana
(2008:147)
"Bersumber
pada
tujuan
komunikasi pemasaran, yaitu untuk mempercepat respon pasar yang ditargetkan" b. Tujuan khusus : Menurut Purnama (2001:172) "Tujuan spesifik yang ditetapkan untuk promosi penjualan akan berbeda sesuai jenis pasar sasaran, misalnya pasar sasarannya konsumen, pengecer atau wiraniaga". Bagi konsumen (Consumer promotion): untuk mendorong konsumen antara lain untuk lebih banyak menggunakan produk, unit pembeli produk dalam unit yang lebih besar, mencoba merk yang di promosikan, dan untuk menarik pembeli merek lain yang besaing dengan produk yang sedang dipromosikan. Bagi pengecer (Trade promotion): membujuk pengecer untuk menjual barang produk baru, menimbun lebih banyak persediaan barang, mengingatkan pembeli ketika sedang tidak musim, membujuk agar menimbun barang-barang yang dipromosikan dan memperoleh jalur pengeceran baru. Bagi wiiraniaga (sales force promotion): untuk memberi dukungan atau produk atau model baru, untuk merangsang mereka mencari pelanggan baru dan mendorong penjualan di musim sepi.
32
2.1.3.5.3 Menyeleksi Alat-alat Sales Promotion Menurut Laksana (2008:148)"Dalam mempergunakan alat-alat promosi penjualan, harus memperhitungkan: jenis pasar, tujuan pasar, keadaan pesaing dan efektivitas biaya untuk setiap alat". Beberapa alat-alat sales promotion atau promosi penjualan yang dapat dipergunakan : a. Sampel contoh: merupakan tawaran produk gratis atau percobaan gratis kepada konsumen. b. Kupon semacam sertifikat yang memberikan hak kepada pemegangnya c. Kemasan harga khusus atau paket harga : potongan harga lebih rendah daripada harga biasa kepada konsumen yang diterapkan pada label atau bungkus. d. Premi : barang dagangan yang ditawarkan dengan harga sangat rendah atau bahkan gratis. e. Demonstrasi
pertunjukan
yang
dilakukan
untuk membuktikan
kekuatan atau cara penggunaan produk. f. Tawaran uang kembali (Money-refund offers): pengembalian uang kepada konsumen apabila terjadi ketidaksesuaian antara produk dengan harga. g. Promosi dagang:. menawarkan tunjangan pembeIian, yakni penawaran potongan harga pada setiap pembelian selama jangka waktu tertentu h. Pemajangan di tempat pembelian: pemajangan di tempat pembelian untuk menarik pembeli
33
i. Undian : mengajak para. konsumen untuk mengumpulkan nama mereka untuk diundi.
2.1.3.5.4 Menyusun program Menurut Laksana (2008:I49) Unsur-unsur yang diperhatikan dalam penyusunan program promosi penjualan: a. b. c. d. e. f.
Besarnya insentif Syarat-syarat partisipasi Wahana distribusi untuk promosi Jangka waktu promosi Saat-saat promosi Total anggaran promosi penjualan Menurut Purnama (2001:173) "Sebagian program promosi
penjualan dirancang berdasarkan pengalaman. Cara lain untuk menentukan anggaran promosi penjualan, yaitu menggunakan presentase dari anggaran promosi. Selain itu program promosi perlu diuji untuk menentukan apakah programnya tepat, ukuran insentifnya optimal, dan metode penyajiannya efisien.
2.1.3.5.5 Pengujian Program Promosi penjualan untuk pasar-pasar konsumen dapat mudah diuji dengan test pendahuluan, dimana konsumen diminta untuk menyusun peringkat berbagai promosi atau ujicoba dilakukan di daerah tertentu yang terbatas luasnya. Pengujian ini untuk menentukan apakah programnya tepat, ukuran insentifnya optimal, dan metode penyajiannya efisien.
34
2.1.3.5.6 Pelaksanaan dan Pengendalian Rencana pelaksanaan dengan memperhitungkan waktu persiapan. (lead time) dan waktu penjualan (sell-offtime), sampai saat program diluncurkan. Manajer pemasaran harus mempersiapkan rencana penerapan dan pengendalian untuk tiap promosi. Menurut Purnama (200I:173) "Lead time adalah waktu yang diperlukan untuk menyiapkan program sebelum meluncurkan". Menurut Purnama (2001:173) Lead time mencakup perencanaan awal, rancangan, dan persetujuan paket modifikasi atau mated yang akan didistribusikan; persiapan iklan dan materi POP; pemberitahuan kepada personel penjualan lapangan; penetapan alokasi untuk tiap distributor; pembelian dan percetakan premi atau mated kemasan khusus; produksi persediaan awal sebagai persiapan peluncuran pada tanggal tertentu; dan distribusi kepada pengecer. Dan menurut Laksana (2008:15.01) Program tersebut mencakup: a. Perencanaan awal b. Rancangan modifikasi kemasan c. Bahan-bahan yang akan diposkan atau dibagi-bagikan ke rumah-rumah d. Bahan-bahan yang akan diposkan atau dibagi-bagikan ke rumahrumah d. Persiapan iklan e. Bahan-bahan yang akan dijual f. Daftar wiraniaga g. Rencana alokasi penyalur h. Pembelian atau percetakan premi khusus atau pengemasan barang khusus j. Produksi awal dari persediaan dan penahapan di pusat-pusat distribusi agar dapat mengeluarkan produk itu pada suatu waktu sampai saat program diluncurkan. Sedangkan sell-time dimulai dengan peluncuran promosi, dan berakhir ketika hampir 95% barang dagangan promosi berada ditangan konsumen.
35
2.1.3.5.7 Evaluasi Hasil Sales Promotion Evaluasi hasil promosi sangat penting untuk mengetahui sejauh mana efektifitas promosi dan sejauh mana tujuan telah dicapai. Hal ini perlu dilakukan secara berkesinambungan agar control terhadap promosi yang dilakukan dapat dilaksanakan. Menurut Laksana (2008:151) Ada 4 (empat) metode untuk mengukur efektivitas promosi penjualan: a. Memperbandingkan penjualan sebelum, sewaktu dan sesudah promosi. b. Data panel konsumen: akan mengungkap macam-macam orang yang menanggapi promosi penjualan dan apa yang mereka lakukan setelah promosi c. Survei konsumen: untuk mengetahui berapa banyak yang mengingat promosi, bagaimana promosi tersebut mempengaruhi perilaku mereka tentang promosi itu, berapa orang yang mengambil keuntungan dari promosi tersebut dan bagaimana promosi tersebut mempengaruhi perilaku mereka dalam memilih merk produk. d. Lewat percobaan mengenai berbagai macam hal: misalnya nilai insentif, jangka waktu dan media distribusinya.
2.1.3.5.8 Sifat Sales Promotion Seperti halnya dengan periklanan, promosi penjualan juga memiliki karakteristik khusus yaitu : a. Communication. Promosi penjualan umumnya selalu menarik perhatian dan biasanya memberikan informasi yang dapat menuntun konsumen kepada produk. b. Incentive. Promosi penjualan meliputi beberapa kelonggaran dorongan atau sumbangan yang dirancang untuk menunjukkan penghargaan kepada konsumen.
36
c. Imitatian. Promosi penjualan meliputi undangan atau ajakan tertentu agar melakukan transaksi secepatnya. Penggunaan promosi penjualan ini dianggap paling efektif bila digunakan bersamaan dengan periklanan.
2.1.4
Penentuan Anggaran Promosi Salah satu keputusan pemasaran yang paling sulit dihadapi oleh sebuah perusahaan adalah berapa banyak pengeluaran untuk promosi. Dalam penentuan anggaran promosi ada empat metode umum yang dipakai untuk menetapkan anggaran total untuk promosi yaitu metode sesuai kemampuan, metode presentase penjualan, metode pengimbang serta metode sasaran dan tugas. Dalam penentuan anggaran promosi perlu dipertimbangkan pula keadaan financial serta objective kegiatan promosi agar dapat dipilih metode yang sesuai.
2.1.4.1 Metode Sesuai Kemampuan Menurut Kotler dan Armstrong (1997 : 85) "Metode sesuai kemampuan yaitu menetapkan anggaran promosi pada tingkat yang oleh manajemen diperkirakan dapat ditanggung oleh perusahaan". Dalam metode ini mereka menetapkan anggaran promosi pada tingkat yang mereka perkirakan dapat ditanggung oleh _ perusahaan. Mereka mulai dengan pendapatan total, menguranginya dengan biaya
37
operasional dan modal yang ditanam serta kemudian menyisihkan sebagian dari dana yang tersisa untuk iklan. Sebagai akibatnya metode anggaran seperti ini mengabaikan pengaruh promosi pada penjualan. Metode ini cenderung menempatkan Man pada prioritas terakhir diantara pengeluaran yang lain, sehingga membuat rencana pasar jangka panjang menjadi sulit di lain sisi perusahaan harus tetap berjalan. Dalam metode anggaran promosi seperti ini seorang marketer tentunya akan berada pada situasi dilematis.
2.1.4.2 Metode Persentase Penjualan Kembali menurut Kotler dan Armstrong (1997 : 86), "Metode Persentase Penjualan yaitu menetapkan anggaran promosi pada persentase tertentu dari penjualan saat ini atau yang diperkirakan atau dalam persentase". Pada metode ini, ada keunggulan yang berarti bahwa kemungkinan pengeluaran promosi bervariasi sesuai dengan kemampuan perusahaan. Kedua metode ini membantu manajemen berfikir mengenai hubungan antara pengeluaran promosi, harga penjualan dan laba per unit. Ketiga metode ini mendorong stabilitas kompetitif apabila perusahaan pesaing membelanjakan persentase dari penjualan yang kurang lebih sama untuk promosi. Namun kelemahan juga ada. Metode ini memandang penjualan sebagai penentu promosi; bukan sebagai hasil promosi. Sehingga besaran anggaran diterapkan berdasarkan besarnya dana yang tersedia, bukan
38
berdasarkan peluang pasar. Metode ini menghambat perusahaan untuk melakuakn promosi melawan siklus atau pengeluaran yang agresif.
2.1.4.3 Metode Mengimbangi Pasar Menurut Kotler dan Armstrong (1997: 86), "Metode mengimbangi pesaing yaitu menetapkan anggaran promosi untuk mengimbangi apa yang dilakukan pesaing". Dalam
metode
ini
perusahaan
berusaha
sebaik
mungkin
mengimbangi pesaing, menetapkan anggaran promosi mereka seimbang dengan apa yang dilakukan oleh pesaing. Mereka memantau aktifitas pesaing atau mencari perkiraan pengeluaran untuk promosi dari publikasi atau asosiasi perdagangan dan kemudian menetapkan anggaran mereka berdasarkan pada rata-rata pengeluaran.
2.1.4.4 Metode Sasaran dan Tugas Menurut Kotler dan Armstrong (1977 : 86), "Metode sasaran dan tugas yaitu mengembangkan anggaran promosi dengan menetapkan sasaran spesifik, menetapkan tugas yang dilakukan untuk mencapai sasaran tadi dan memperkirakan biaya untuk melaksanakan tugas-tugas Metode penetapan anggaran yang paling logis adalah metode sasaran dan tugas yaitu perusahaan menetapkan anggaran promosi didasarkan pada apa yang ingin dicapai dengan promosi: Metode sasaran dan tugas memaksa manajemen membuat pernyataan asumsi mereka mengenai hubungan antara rupiah yang dikeluarkan dari hasil promosi tetapi metode ini juga
39
merupakan metode yang paling sulit digunakan. Sering kali sulit membayangkan tugas apa yang akan mencapai sasaran tertentu sementara kegiatan promosi tidak dapat ditawar-tawar Iagi dengan situasi pasar yang terus berkembang dimana persaingan terus berlanjut. Untuk lebih bisa memberikan pernyataan asumsi biasanya perusahaan membutuhkan data pasar dari pihak ketiga sebagai pertimbangannya.
2.1.4.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bauran Promosi Menentukan variable bauran -promosi yang paling efektif merupakan tugas yang sulit dalam manajemen pemasaran. Dalam prakteknya, manajemen harus mencari kombinasi yang terbaik atas penggunaan alat-alat tersebut, kesulitan yang dihadapi adalah bahwa manajemen tidak dapat mengetahui secara pasti tentang perluasan kegiatan periklanan, personal selling, publisitas, selling promotion atau alat yang lain yang dipakai untuk mencapai tujuan program penjualan. Oleh karenanya faktor-faktor yang mempengaruhi
promosi
menurut Marius (1999 : 243), adalah : 1. Jumlah dana 2. Sifat pasar 3. Jenis produk 4. Tahap-tahap dalam kehidupan produk. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah dana yang tersedia merupakan faktor yang paling mempengaruhi bauran promosi, perusahaan yang memiliki dana lebih besar kegiatan promosinya akan
40
lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang hanya mempunyai sumber dana lebih terbatas dari variabel-variabel bauran promosi yang ada. Pada umumnya personal selling merupakan kegiatan yang memerlukan dana paling besar dalam penggunaannya dibandingkan yang lain karena hanya mendapatkan jumlah pembeli yang terbatas dan daerah jangkauannya tidak luas. Oleh sebab itu bagi perusahaan yang kurang kuat kondisi keuangannya akan lebih baik mengadakan periklanan pada majalah atau surat kabar daripada mengadakan personal selling. Hal ini disebabkan karena penggunaan media periklanan dalam mencapai jumlah para pembeli lebih banyak disamping daerah operasinya yang lebih luas, dengan demikian ongkos perorangan menjadi lebih rendah. Keberhasilan perusahaan dalam melakukan atau memilih media promosi harus didasarkan pada kenyataan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan itu sendiri seperti yang tersebut diatas. Jadi bila perusahaan akan melakukan kegiatan promosi sebaiknya terlebih dahulu memahami tentang faktorfaktor yang akan mempengaruhi kegiatan promosinya baik dari jumlah dana, sifat pasar, jenis produk dan tahap-tahap kehidupan produknya. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan perusahaan dari kerugian yang lebih besar karena media promosi yang dipilih tidak sesuai dengan faktor-faktor yang ada dalam perusahaan.
41
2.1.6 Volume Penjualan Volume penjualan sebagai salah satu talok ukur keberhasilan suatu perusahaan dalam setiap periode penjualan. Menurut Swasta dan Irawan (1990 : 288) volume penjualan adalah besarnya penjualan yang dihasilkan oleh penjualan dalam periode tertentu, baik dalam volume fisik maupun volume rupiah. Dari pengertian diatas diperoleh pengertian bahwa volume penjualan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, volume fisik dan volume rupiah. Dalam istilah bisnis, volume penjualan fisik biasa disebut volume penjualan saja, sedangkan volume rupiah biasa disebut omset penjualan: Adapun periode penjualan yang biasa digunakan adalah bulanan, quartal, semester dan tahunan. Menurut Kotler (1995 : 434) "volume penjualan adalah hasil perkalian antara jumlah pemakai merek dan tingkat pemakaian''. Artinya semakin banyak jumlah pemakai suatu merek dan semakin sering pemakai merek mengkonsumsi produk tersebut, maka akan semakin besar jumlah permintaan produk atau volume penjualan perusahaan semakin naik. Hal ini menunjukkan bahwa usaha penjualan lebih banyak ditekankan untuk mencari jumlah pembeli sebanyak-banyaknya, dengan cara mencari pembeli merek-merek lain maupun mempertahankan pembeli yang sudah ada
den
mempengaruhi
untuk
bersedia
meningkatkan
pemakaiannya atau mengganti produk lama dengan produk baru.
frekuensi
42
2.1.6.1 Penyebab Penjualan Menurun Penjualan tidak selamanya mengalami kenaikan sesuai dengan harapan dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Ketika penjualan naik, maka perusahaan harus dapat mempertahankan agar tidak turun. Namun ketika penjualan mulai ada gejala mengalami penurunan, maka perusahaan harus segera melakukan evaluasi, apa saja yang menyebabkan penjualan menurun. Menurut Nitisemito (1991:211) “Ada 2 penyebab menurunnya volume penjualan : a. Sebab Intern b. Sebab eksteren” Kedua penyebab tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut : a. Sebab intern Sebab intern yaitu karena kesalahan intern perusahaan dalam menerapkan kebijakan pemasaran, yang keberadaannya dapat dianalisa dan ditanggulangi. Contoh sebab intern yaitu karena menurunnya kegiatan sales promotion atau kurang tepatnya promosi yang dilakukan. Apabila kegiatan sales promotion meningkat maka volume penjualan juga akan mengalami peningkatan, sebaliknya jika kegiatan sales promotion turun maka volume penjualan juga akan mengalami penurunan. Begitu juga apabila sales promotion dilakukan tidak tepat sasaran, maka hasilnya penjualan juga tidak maksimal.
43
b. Sebab Ekstern Sebab
ekstern
yaitu
penjualan
mengalami
penurunan
disebabkan dari factor luar perusahaan. Faktor ini sulit untuk dianalisa karena sifatnya yang sulit dikontrol, maka sebab ekstern tersebut sering diasumsikan tidak berpengaruh walaupun kenyataannya tidak demikian. Adapun contoh sebab ekstern yaitu perubahan kebijakan pemerintah, suhu politik, perubahan selera. konsumen I gaya hidup, munculnya, pesaing baru dan lain-lain.
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh promosi terhadap volume penjualan telah dilakukan oleh Mamik Pujiati (2048) dengan judul “Pengaruh promosi dan harga jual produk terhadap volume penjualan pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya (SJMA)". Berdasarkan hasil pengujian maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a)
Hasil perhitungan uji F yang dilakukan dengan bantuan program SPSS diperoleh F hitung sebesar 48,888. Besarnya koefisien determinasi R2 = 0,675 karena F hitung = 48,888 adalah lebih besar F tabel = 3,2. , maka menghasilkan keputusan terhadap Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa I yang menyatakan bahwa "terdapat pengaruh secara simultan dari promosi dan harga jual produk terhadap volume penjualan pada PT. Hartono Wira Tanik dapat dibuktikan.
b) Secara parsial tidak semua peubah bebas memiliki pengaruh bermakna terhadap peubah terikat. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji T, bahwa T
44
hitung tidak semua peubah bebas adalah lebih besar dari T tabel diantara peubah tersebut, peubah bebas promosi (XI) memiliki hubungan dan pengaruh dominan terhadap peubah terikat volume penjualan (Y). Hal ini dapat dilihat dari besarnya koefisien regresi peubah bebas promosi (X,) adalah paling besar diantara peubah bebas yang lain yaitu = 0,552. Demikian juga dari koefisien korelasi parsial menunjukkan bahwa peubah bebas promosi (XI) mempunyai pengaruh dominan dengan koefisien korelasi parsial sebesar 0,524: Dengan demikian hipotesa II yang menyatakan bahwa promosi mempunyai pengaruh dominan terhadap volume penjualan pada PT. Hartono Wira Tanik dapat dibuktikan. Penelitian yang penulis susun dengan judul "Pengaruh sales promotion. dan personal selling dalam upaya meningkatkan penjualan minuman dan makanan kecil pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Mamik Pujiati (2008) dengan judul "Pengaruh promosi dan harp jual produk terhadap volume- penjualan pada PT. Hartono Wira Tanik di Sidoarjo". Persamaannya adalah pada variable terikat yaitu volume penjualan sedangkan perbedaannya adalah pada variable bebas, yaitu dalam penelitian ini variable bebasnya adalah sales promotion dan personal selling sedangkan pada penelitian terdahulu variabel bebasnya adalah promosi dan harga jual produk.
45
2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas,
maka penulis
beranggapan bahwa ada pengaruh signifikan secara simultan antara sales promotion, personal selling terhadap volume penjualan. Ada pengaruh signifikan secara parsial antara sales promotion dan personal selling terhadap volume penjualan. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 2.1 yang menjelaskan tentang kerangka pemikiran dalam penelitian ini.
Sales promotion (X1) Volume penjualan (Y) Personal selling (X2)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
46
2.4 Hipotesis Berdasarkan pada perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat diajukan hipotesa sebagai berikut : 1. Bahwa ada pengaruh signifikan secara simultan antara sales promotion, personal selling terhadap volume penjualan CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. 2. Bahwa ada pengaruh signifikan secara parsial antara. sales promotion dan personal selling terhadap volume penjualan pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksplanatori, karena bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Selama itu, penelitian ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010 : 13) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, analisis dan bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan menguji hipotesis yang ditetapkan.
3.2. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Skripsi ini berjudul “pengaruh sales promotion dan personal selling dalam upaya meningkatkan penjualan sosis vida pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya” Jl. Kalianak Barat No. 108 C Surabaya, Jawa Timur. Agar tidak menimbulkan perbedaan persepsi, maka terdapat tiga bagian pokok yang merupakn inti dari penelitian yaitu : 1. Promosi penjualan, yaitu insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Dalam penelitian ini akan dianalisa mengenai efektifitas pelaksanaan biaya promosi penjulan oleh perusahaan. Efektivitas tersebut diukur dari besarnya nilai penjualan
47
48
yang dicapai oleh setiap rupiah biaya promosi penjualan yang dikeluarkan dalam kurun waktu tertentu. 2. Penjualan pribadi, yaitu penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan dalam penelitin ini akan dianalisa mengenai efektifitas pelaksanaan biaya penjualan pribadi oleh perusahaan. Efektifitas tersebut diukur dari besarny nilai penjualan yang dicapai oleh setiap rupiah biaya penjualan pribadi yang dikeluarkan dalam kurun waktu tertentu. 3. Volume penjualan adalah nilai atau angka yang menyatakan besarnya penjualan yang dicapai oleh perusahaan dalam kurun waktu tertentu.
Teknik Penentuan Sampel Populai menurut Pangestu Subagyo dan Djarwanto (2000 : 107) “Populasi atau Universe
adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-
satuan/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data biaya sales promotion, biaya personal selling dan volume penjualan di CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. Sampel menurut Pangestu Subagyo dan Djarwanto (2001 : 108) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak di selidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit dari pada jumlah populasinya)”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data biaya sales promotion, biaya personal selling dan volume penjualan di CV. Sari Jaya
49
Makmur Abadi Surabaya Kwartal III Tahun 2010, kuartal IV tahun 2010, kuartal I sampai dengan kuartal III tahun 2011.
Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah dan disediakan pihak lain. Adapun sumber data yng digunakan dalam penelitin ini dari CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya, baik yang berupa catatan dan arsip yang ada di perusahaan maupun pengamatan secara langsung kegiatan promosi dan penjualan yang dilakukan perusahaan. Sedangkan metode pengumpulan data untuk menunjang penelitian diperoleh dengan cara : 1. Studi Pustaka Yaitu data diperoleh dengan cara mempelajari literature baik berupa bukubuku maupun bahan perkuliahan yang pernah penulis terima selama ini yang berkaitan dengan masalah yang penulis bahas. 2. Studi Lapangan Yaitu data diperoleh dengan cara melakukan penelitian secara langsung di CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. Penelitian ini dapat dilaukan dengan cara yaitu : a. Pengamatan Yaitu data diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung di CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. Data yagn diperoleh berupa pelaksanaan kegiatan perusahaan.
50
b. Wawancara Yaitu data diperoleh dengan cara mengadakan wawancara dengan pertanyaan langsung kepada pimpinan dan staff yang berwenang sehingga diperoleh data dan informasi yang diperlukan. c. Dokumenter Yaitu mengumpulkan data dengan cara mengutip langsung data yang disediakan oleh perusahaan. Adapun data tersebut terdiri dari : 1. Data volume penjualan makanan kecil dan minuman selama 5 kuartal yaitu kuartal III tahun 2010, kuartal IV tahun 2010, kuartal I sampai dengan kuartal III tahun 2011. 2. Data biaya sales promotion dan personal selling yang dikeluarkan oleh CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya selama periode kuartal III tahun 2010, kuartal IV tahun 2010, kuartal I sampai dengan kuartal III tahun 2011.
Teknik Pengujian Data Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah berasal CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. Adapun variabel yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah variabel terikat diberi notasi Y, menyatakan penjualan yang telah dicapai perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Variabel bebas diberi notasi X yang terdiri dari dua variabel yaitu : X1 = biaya sales promotion yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam kurun waktu tertentu dan dinyatakan dalam rupiah.
51
X2 = biaya personal selling yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam kurun waktu tertentu dan dinyatakan dalam rupiah. Adapun teknik pengujian yang digunakan sebagai berikut : a. Uji Normalitas Yaitu untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunayi distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu cara termudah untuk melihat adalah melihat Sig (2tailed)nya. Jika distribusi data adalah normal maka Sig (2-tailed)nya 0,5. b. Uji Multikolinieritas Pengujian ini menunjukkan adanya korelasi antar variabel bebas dalam persamaan regresi yang menyebabkan standard error menjadi tinggi dan sensitive terhadap perubahan data sehingga koefisien regresi menjadi kurang teliti. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas tersebut tidak saling berkorelasi atau ada hubungan linier diantara variabel bebas dalam model regresi yang digunakan. Salah satu cara mendeteksi Multikolinieritas adalah dengan menggunakan uji korelasi Pearson, dimana jika variabel bebas memiliki korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,9), maka hal ini merupakan indikasi adanya Multikolinieritas. Multikolinieritas juga dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF yang diperolehnya. Jika nilai tolerance yang diperoleh kurang dari 1 dan VIF antara 1 dan 10 maka dikatakan bahwa persamaan suatu model penelitian tidak menunjukkan gejala Multikolinieritas.
52
c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model
heteroskedastisitas.
Salah
yang satu
baik
cara
adalah
untuk
tidak
terjadi
mendeteksi
dengan
mengkorelasikan variabel bebas dengan residualnya. d. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dimaksudkan utnuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar anggota serangkaian data observasi yang diurukan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section). Hal ini mempunyai arti bahwa suatu tahun tertentu dipengaruhi oleh tahun sebelumnya atau dipengaruhi oleh time series dan cross sectional menyebabkan uji F dan uji t menjadi tidak lagi efisien atau variabel tidak lagi maksimum. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan uji “Durbin Watson” dengan ketentuan : 1. Nilai Dw < 1,10 : ada autokorelasi 2. Nilai Dw antara 1,10 s.d 1,54 : tanpa kesimpulan 3. Nilai Dw antara 1,55 s.d 2,45 : tidak ada autokorelasi 4. Nilai Dw antara 2,46 s.d 2,90 : tanpa kesimpulan 5. Nilai Dw > 2,91 : ada autokorelasi
53
Teknik Analisis dan Uji Hipotesa Dalam hubungannya dengan hipotesa diatas, maka dapat digunakan analisa regresi dan korelasi untuk mengetahui adanya hubungan serta seberapa kuat hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dalam hal ini digunakan analisa regresi berganda karena variabel bebasnya lebih dari satu.
Regresi Linier Berganda Rumus dari persamaan regresi linier berganda adalah : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e Dimana : Y
= penjualan riil yang dicapai oleh perusahaan
a
= bilangan tetap (bila b1X1, b2X2 = 0, maka volume penjualan = a)
b1,2
= koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas
X1
= biaya promosi penjualan
X2
= biaya penjualan pribadi
E
= standar error
Uji Hipotesis Uji Hipotesis I Untuk membuktikan kebenaran hipotesis 1 digunakan uji F berfungsi untuk mengetahui signifikansi peranan variabel bebas secara serempak (simultan) terhadap variabel terikat dengan langkah-langkah sebagai berikut :
54
1. Menentukan rumusan Hipotesis Ho : 1 = 0, 1 = 0 berarti variabel bebas yang terdiri dari sales promotion (X1) dan personal selling (X2) secara bersama tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu volume penjualan pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. Ha : 1 = 0, 2 0 berarti variabel bebas yang terdiri dari sales promotion (X1) dan personal selling (X2) secara bersama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu volume penjualan pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. 2. Menentukan kriteria pengujian yaitu dengan berdasarkan hasil analisis F hitung dan signifikasinya, dimana : Jika signifikasi 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika signifikasi > 0,05 maka Ho diterima dan Ha diterima. F hitung > F table, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya secara bersama ada pengaruh antara variabel bebas yang terdiri dari sales promotion (X1) dan personal selling (X2) terhadap variabel terikat yaitu volume penjualan (Y) pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. F hitung F table, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya secara bersama tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas yang terdiri dari sales promotion (X1) dan personal selling (X2) terhadap variabel bebas yaitu volume penjualan (Y) pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya.
55
Uji Hipotesis II Untuk membuktikan secara parsial masing-masing variabel diguanakn uji t. Uji t berfungsi untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas secara parsial dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Menentukan rumusan Hipotesis. Ho : 1 = 0, 2 = 0 berarti variabel bebas yang terdiri dari sales promotion (X1) dan personal selling (X2) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu volume penjualan pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. Ha : 1 0, 2 0 berarti variabel bebas yang terdiri dari sales promotion (X1) dan personal selling (X2) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu volume penjualan pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. 2. Menentukan kriteria pengujian yaitu dengan berdasarkan data analisis t hitung dan signifikansinya, dimana : Jika signifikansi 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara variabel bebas yang terdiri dari sales promotion (X1) dan personal selling (X2) terhadap variabel terikat yaitu volume penjualan pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya..
56
Jika t hitung t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas yang terdiri dari sales promotion (X1) dan personal selling (X2) terhadap variabel terikat yaitu volume penjualan pada CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya..
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
4.1 Penyajian Data 4.1.1
Sejarah Umum Perusahaan CV. SARI JAYA MAKMUR ABADI Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan makanan dan minuman di Jawa Timur. CV. SARI JAYA MAKMUR ABADI berkedudukan di Jalan Kalianak Barat Nomor 108C Surabaya. Perusahaan ini didirikan dengan landasan hukum saat itu adalah Akte Notaris LILIA SUSI GIARTINI, SH No. 15 pada tanggal 9 Desember 1996 di Surabaya.
4.1.2
Visi, Misi Perusahaan Visi Perusahaan CV. SARI JAYA MAKMUR ABADI sebagai distributor makanan dan minuman yang terkemuka di Jawa Timur dengan menempatkan diri sebagai Distributor yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia khusus di Jawa Timur. Misi Perusahaan Membangun CV. SARI JAYA MAKMUR ABADI menjadi suatu perusahaan yang terus maju, tanggap dan dipercaya, memenuhi semua permintaan makanan kecil dan minuman baik untuk perdagangan di Jawa Timur maupun nasional.
57
58
4.1.3
Tujuan Perusahaan Pada umum setiap perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan, karena dengan tujuan itu perusahaan akan berusaha untuk mengarahkan segala aktivitas operasionalnya untuk mencapai tujuan tersebut dengan sebaik mungkin. Hal ini mencerminkan pada setiap sasaran yang hendak dicapai melalui perencanaan yang telah disusun. Beberapa tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang telah ditentukan oleh CV. SARI JAYA MAKMUR ABADI adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Jangka Pendek Tujuan jangka pendek merupakan prioritas utama bagi perusahaan sebelum perusahaan melangkah pada tujuan jangka panjang. Adapun tujuan jangka pendek dari perusahaan adalah : a. Meningkatkan produktivitas Keuntungan tanpa diikuti dengan produktivitas yang tinggi belum menunjukkan keseimbangan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu kendala yang optimum agar kegiatan perusahaan berjalan dengan seimbang. b. Menjaga kelangsungan usaha perusahaan. Perusahaan harus selalu berusaha untuk mendapatkan laba, sehingga terjalin kelangsungan hidup perusahaan. Demikian pula dengan adanya koordinasi antara pimpinan dan bawahan serta
59
menanamkan kepercayaan kepada pihak dalam maupun pihak luar perusahaan 2. Tujuan Jangka Panjang Tujuan jangka panjang sebagai kelanjutan dari tujuan jangka pendek. Adapun tujuan jangka panjang dari perusahaan ini adalah : a. Mendapatkan keuntungan yang maksimal. Tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal adalah salah satu tujuan perusahaan yang dicapai dalam jangka waktu yang relatif lama. b. Memperkuat posisi dalam persaingan Perusahaan harus mempunyai komitmen kuat yang mampu untuk memperkuat posisinya dalam persaingan pasar. c. Mengadakan Perluasan Usaha Perluasan usaha merupakan bagian penting dari strategi usaha dalam upaya menjaga kelangsungan usaha perusahaan dan mewujudkan tujuan yang diharapkan.
4.1.4
Struktur Organisasi CV. SARI JAYA MAKMUR ABADI Surabaya Organisasi merupakan wadah kerjasama antara manusia dalam rangka
untuk
mencapai
tujuan
perusahaan.
Adapun
tugas
dan
tanggungjawab dari masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi CV. SARI JAYA MAKMUR ABADI adalah sebagai berikut : 1. Direktur
60
a. Memimpin
dan
menjalankan
kebijakan
perusahaan
dalam
melaksanakan tujuan perusahaan. b. Bertanggungjawab
atas
kelangsungan
hidup
perusahaan,
mengadakan preferensi dan pertimbangan atas hasil kerja dari para bawahannya. c. Menentukan rencana dan kebijaksanaan yang diambil serta merumuskan cara kerja dan pelaksanaannya. d. Memimpin, mengkoordinir, meneliti dan mengawasi seluruh kegiatan didalam maupun diluar perusahaan. 2. Manager Pemasaran a. Bertanggungjawab kepada Direktur menyangkut segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan bidang pemasaran perusahaan. b. Merencanakan dan melakukan atas kegiatan pemasaran secara keseluruhan. 3. Manajer Operasional a. Bertanggungjawab kepada Direktur menyangkut segala sesuatu yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
kegiatan
bidang
operasional perusahaan. b. Melaksanakan dan mengendalikan aktivitas operasional yang meliputi pemesanan barang (makanan dan minuman) dari masingmasing produsen serta memeriksa jumlah pesanan yang sudah direalisasi pengirimannya dari produsen.
61
c. Mengevaluasi sumber daya manusia dari masing-masing bagian yang meliputi bagian gudang, penjualan, dan mekanik serta security agar dapat melihat jumlah karyawan yang keluar dan menyeleksi penerimaan karyawan baru untuk menggantikan karyawan yang keluar. 4. Manager Keuangan a. Bertanggungjawab kepada Direktur menyangkut segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan bidang keuangan perusahaan. b. Melaksanakan dan pengendalian aktivitas pelaporan keuangan serta mengevaluasi jumlah piutang yang sudah dilunasi oleh pelanggan. c. Mengendalikan aktivitas bagian perpajakan yang berkaitan dengan jumlah pajak yang harus dibayar setiap bulannya serta pelepasan SPT Masa maupun SPT Tahunan. d. Mengendalikan bagian akuntansi agar selalu dapat mengamankan aset perusahaan baik yang berupa persediaan barang di gudang maupun investor perusahaan.
4.2 Analisis Data 4.2.1
Analisa Volume Penjualan Untuk mendukung hipotesis, maka penulis menyajikan realisasi volume penjualan CV. SARI JAYA MAKMUR ABADI Surabaya selama
62
lima tahun kuartal yaitu kuartal III sampai Kuartal IV tahun 2010 dan kuartal I sampai kuartal III tahun 2011. Tabel 4.1 Volume Penjualan Makanan Kecil dan Minuman
Kuartal
Volume Penjualan Sosis Vida (kg) Volume Perubahan
Q3 10 248,586 Q4 10 223,058 (25,528) Q1 11 192,915 (30,143) Q2 11 174,780 (18,135) Q3 11 203,105 28,325 Sumber : CV. Sari Jaya Makmur Surabaya
Persentase -10% -14% -9% -16%
Dari tabel Volume penjualan makanan kecil dan minuman selama lima kuartal terjadi penurunan dari kuartal III tahun 2010 sampai kuartal II tahun 2011 dan terjadi kenaikan pada kuartal ke III tahun 2011. pada kuartal IV tahun 2010 mulai ada penurunan penjualan sebesar 10%, dan pada kuartal I tahun 2011 semakint erjadi penurunan yang lebih besar yaitu sebesar 14$. Akan tetapi pada kuartal II tahun 2011 penurunan penjualan dapat diperkecil menjadi 9%, bahkan pada kuartal III tahun 2011 penjualan dapat ditingkatkan sebesar 16% walaupun belum bias menyamai volume penjualan pada kuartal III tahun 2010. Adanya penurunan volume penjualan pada tiga kuartal terakhir ini tentunya akan menjadikan tujuan yang ingin dicapai perusahaan menjadi sulit tercapai. Adapun sebab-sebab yang menjadikan turunnya volume penjualan diantaranya :
63
a. Promosi yang dilaksanakan kurang sesuai dan mengena pada pasar sasaran serta dilaksanakan pada waktu yang kurang tepat, sehingga promosi hanya dinikmati oleh grosir dan pedagang tidak sampai ke tangan konsumen. b. Kurangnya motivasi personal selling dalam melakukan kegiatan penjualan karena tidak adanya target penjualan yang jelas dan reward bila mencapai target penjualan yang ditetapkan.
4.2.2
Analisa Biaya Sales Promotion Adapun biaya sales promotion yang dikeluarkan oleh PT. San Miguel Pure Foods Indonesia Cabang Surabaya selama lima kuartal dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2 Biaya Sales Promotion Lima Kuartal CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya Kuartal
Volume Penjualan Sosis Vida (kg) Volume Perubahan
Q3 10 77,736,479 Q4 10 107,206,019 29,469,540 Q1 11 127,226,826 20,020,807 Q2 11 173,895,862 46,669,036 Q3 11 182,594,824 8,698,962 Sumber : CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya
Persentase 38% 19% 37% 5%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya sales promotion selalu mengalami kenaikan secara terus-menerus. Pada kuartal IV 2010 biaya sales promotion yang dikeluarkan mengalami peningkatan sebesar 27%, pada kuartal I tahun 2011 dinaikan sebesar 19%, pada kuartal II tahun 2011 dinaikkan lagi sebesar 37%, dan pada kuartal III 2011 dinaikkan
64
sebesar 5%. Kenaikan biaya sales promotion ini dilaksanakan dengan harapan volume penjualan yang mengalami penurunan dapat kembali mengalami kenaikan.
4.2.3
Analisa Biaya Personal Selling CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya selama lima kuartal mengeluarkan biaya untuk personal selling juga mengalami penurunan dan kenaikan, adapun biaya personal selling yang dikeluarkan dapat dlihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Biaya Personal Selling Selama Lima Kuartal CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya
Kuartal
Biaya Personal Selling (Rupiah) Volume Perubahan
Q3 10 46,205,125 Q4 10 33,305,562 (12,899,563) Q1 11 29,898,540 (3,407,022) Q2 11 32,914,254 3,015,714 Q3 11 43,700,650 10,786,396 Sumber : CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya
Persentase -28% -10% 10% 33%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya personal selling mengalami penurunan pada kuartal IV 2010 dan kuartal I tahun 2011. Adanya biaya personal selling mengalami penurunan karena pada kuartal IV tahun 2010 karen ada beberapa salesman yang mengundurkan diri dan oleh perusahaan belum dicarikan pengganti sampai pada akhir kuartal I tahun 2011, sehingga pada waktu itu ada salesman yang merangkap pekerjaan.
65
4.3 Pembahasan 4.3.1
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah melihat Sig (2-tailed)nya. Jika distribusi data adalah normal maka Sig (2-tailed)nya 0,05. Dari tabel dibawah dapat diketahui bahwa Sig (2tailed) 0.05 yaitu Sales promotion sebesar 0.972, personal selling sebesar 0.742 dan volume penjualan sebesar 0.998 oleh sebab itu penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengolahan SPSS yang menunjukkan normalitas data yang diuji adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Promosi N a,b Normal Parameters Deviation Most Extreme Differences
Mean Std. Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal b. Calculated from data.
5 133732002.00 44390749.906 .217 .158 -.217 .486 .972
Personal Selling 5 37204826.20 7249072.259 .305 .305 -.215 .681 .742
Volume 5 208488.80 28407.124 .175 .175 -.121 .392 .998
66
b. Uji Multikolinieritas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi pada penelitian ini variabel bebas saling berkorelasi atau ada hubungan linier diantara variabel bebas. Salah satu cara mendeteksi Multikolinieritas adalah dengan menggunakan uji korelasi Pearson, dimaan jika variabel bebas memiliki korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,9), maka hal ini merupakan indikasi adanya Multikolinieritas. Multikolinieritas juga dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF yang diperolehnya. Jika nilai tolerance yang diperoleh kurang dari 1 dan VIF antara 1 dan 10 maka dikatakan bahwa persamaan suatu model penelitian tidak menunjukkan gejala Multikolinieritas. Adapun nilai Tolerance dan VIF yang diperoleh untuk model penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Collinearity Statistic Coefficients Model
Understandardized Coefficients B Std. Error
1
(Constant) 195659.951 Promosi .000 Personal Selling .002 a. Dependent Variable Volume
31832.923 .000 .001
a
Standardized Coefficients Beta
-.736 .521
T 6.146 -4.227 2.965
Sig .025 .052 .096
Corre lations Partial
-.946 .904
Collinearity Statistics Toler VIF ance .974 .974
Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai tolerance yang diperoleh kurang dari 1 dan nilai VIF yang diperoleh untuk masing-masing variabel bebas antara 1 sampai 10, sehingga menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas.
1.027 1.027
67
c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model yang baik adalah tidak terjadi homoskedastisitas. Hasil perhitungan korelasi rank spearman SPSS untuk model persamaan regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Korelasi Rank Spearman Correlations
Spearman’s
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
N
Promosi Personal Selling Unstandardized Residual Promosi Personal Selling Unstandardized Residual Promosi Personal Selling Unstandardized Residual
Unstandardized Residual .000 .100 1.000 1.000 .873 . 5 5 5
Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS Dari hasil perhitungan SPSS yang ditunjukkan pada tabel 4.6 maka diketahui nilai korelasi rank spearman yang diperoleh tidak ada satupun yang memiliki nilai korelasi yang signifikan. Dengan demikian tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Maka model persamaan regresi linier pada penelitian ini merupakan model persamaan yang homoskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Pada pengujian autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
68
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pendeteksian dapat dilakukan dengan menggunakan metode statistic dari Durbin Watson (Uji Dw) dengan ketentuan : 1. Nilai Dw < 1,10 : ada autokorelasi 2. Nilai Dw antara 1,10 s.d 1,54 : tanpa kesimpulan 3. Nilai Dw antara 1,55 s.d 2,45 : tidak ada autokorelasi 4. Nilai Dw antara 2,46 s.d 2.90; tanpa kesimpulan 5. Nilai Dw > 2,91 : ada autokorelasi Nilai Durbin – Watson pada lampiran hasil olahan SPSS sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil nilai Durbin-Watson Model Summary b Model 1
R
R Square
Adjusted Std. Error of R Square the Estimate a .970 .941 .881 9789.484 a. Predictors : (Constant), Personal Selling, Promosi b. Dependent Variable : Volume
DurbinWatson 2.708
Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS Dari hasil pengujian SPSS diketahui bahwa nilai DW sebesar 2,708. Nilai ini berada pada nilai antara 2,46 s.d 2.90 artinya data yang ada tanpa kesimpulan. Sehingga tidak dapat diketahui apakah terjadi autokorelasi atau tidak, namun data ini masih dapat dipergunakan.
4.3.2
Analisa Regresi Linier Berganda Perhitungan regresi linier berganda menggunakan computer dengan aplikasi program SPSS 13.0 (Statistical Program for Social Science)
69
dibawah operasi windows. Hasil perhitungan regresi linier berganda tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel
Koefisien Regresi Sales Promotion (X1) 0,000 Personal Selling (X2) 0,002 Konstanta 195659,951 R2 Square 0,943 Fhitung 15,841 Probability 0,000 Sumber : Lampiran Hasil Olahan SPSS
Standart Error 0,000 0,001
thitung
Sig
-4,227 2,985
0,052 0,096
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 195659,951 + 0,000 X1 + 0,002 X2 Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Koefisien regresi untuk sales promotion (X1) sebesar 0,000. Berarti jika sales promotion (X1) naik, maka volume penjualan (Y) tidak akan mengalami kenaikan, dengan anggapan personal selling (X1) tetap. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh sales promotion (X1) terhadap volume penjualan CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. Koefisien regresi untuk personal selling (X2) sebesar 0,002. Berarti jika personal selling (X2) naik, maka volume penjualan CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,002. dengan anggapan sales promotion (X1) tetap. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh personal selling (X2) terhadap volume penjualan CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya.
70
4.3.3
Pengujian Hipotesis Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang peneliti ajukan maka
perlu
diadakan
pengujian
hasil
analisa
tersebut
dengan
menggunakan uji F dan uji t yang dapat diuraikan sebagai berikut :
4.3.3.1 Analisis Uji Hipotesa I Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (sales promotion dan personal selling) secara bersamaan (simultan) terhadap variabel terikat (volume penjualan). Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan variabel adalah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis yang akan diuji : Ho : 1 = 0, 2 = 0 (tidak ada pengaruh sales promotion dan personal selling terhadap volume penjualan CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya). Ha : 1 0, 2 0 (ada pengaruh sales promotion dan personal selling terhadap volume penjualan CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya). b. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Fhitung sebesar 15,841. c. Menghitung Level of signifikan () sebesar 5%, dan derajat kebebasan (df) = (2,2) sehingga diketahui Ftabel 19,00. d. Kriteria penerimaan dan penolakan yaitu : Ho ditolak bila Fhitung > Ftabel Ho diterima bila Fhitung Ftabel
71
e. Karena Fhitung (15,841) < Ttabel (19,000) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sales promotion (X1) dan personal selling (X2) secara simultan (bersamaan) tidak berpengaruh terhadap volume penjualan CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.
Kurva Uji F
Ho ditolak Ho diterima 19,0003
Gambar 4.1 Daerah Penerimaan/Penolakan Sales Promotion (X1), dan Personal Selling (X2) Secara Simultan Terhadap Volume Penjualan (Y)
4.3.3.2 Analisa Uji Hipotesa II Digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel bebas sales promotion (X1) dan personal selling (X2) terhadap variabel terikat volume penjualan (Y). Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : a. Pengaruh Variabel sales promotion (X1) terhadap volume penjualan (Y)
72
1. Ho : 1 = 0, tidak ada pengaruh sales promotion (X1) terhadap volume penjualan (Y) Ha : 1 0, ada pengaruh sales promotion (X1) terhadap volume penjualan (Y) 2. Hasil perhitungan menunjukkan thitung sebesar -4,227. 3. Menggunakan taraf signifikansi sebesar = 0,05/2 = 0,025 dan derajat kebebasan (df) = 2, sehingga ttabel diketahui sebesar 4,302. 4. Kriteria penerimaan dan penolakan yaitu : Ho diterima bila – ttabel thitung ttabel Ho ditolak bila – thitung > ttabel atau thitung - ttabel 5. Karena thitung (-4,227) > ttabel (-4,302) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sales promotion (X1) tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. 6. Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.
Daerah penolakan
Daerah penolakan Daerah penerimaan
-4.302
-4.227
4.302
Gambar 4.3 Daerah Penerimaan/Penolakan Sales Promotion (X1) secara Parsial Terhadap Volume penjualan (Y)
73
b. Pengaruh Variabel Personal Selling (X2) terhadap volume Penjualan (Y) 1. Ho : 2 = 0, tidak ada pengaruh Personal Selling (X2) terhadap Volume Penjualan (Y) Ha : 2 0,
ada pengaruh Personal Selling (X2) terhadap Volume Penjualan (Y)
2. Hasil perhitungan menunjukkan thitung sebesar 2,985.. 3. Menggunakan taraf signifikansi sebesar = 0,05/2 = 0,025 dan derajat kebebasan (df) = 2, sehingga ttabel diketahui sebesar 4,302. 4. Kriteria penerimaan dan penolakan yaitu : Ho diterima bila – ttabel thitung ttabel Ho ditolak bila – thitung > ttabel atau thitung - ttabel 5. Karena thitung (2,985) > ttabel (4,302) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga personal selling (X2) tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya. 6. Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.
74
Daerah penolakan
Daerah penolakan Daerah penerimaan
4,302
2,985
4,302
Gambar 4.4 Daerah Penerimaan/Penolakan Sales Promotion (X1) secara Parsial Terhadap Volume penjualan (Y)
75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil uraian pembahasan dan analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat membantu perusahaan di dalam memecahkan masalah tersebut.
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah diuraikan di muka, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Untuk uji simultan menunjukkan bahwa Sales promotion, dan Personal selling secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan. Jadi tidak tercapainya penjualan sesuai dengan target yang telah ditentukan dan semakin menurunnya penjualan saat ini sangat dipengaruhi oleh factor diluar penetapan kedua variabel tersebut. b. Berdasarkan pengujian uji parsial dengan menggunakan uji t atas pengaruh sales promotion dan personal selling terhadap volume penjualan dapat disimpulkan bahwa : 1. Sales promotion tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap volume penjualan. Ada beberapa factor penyebab sales promotion promosi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan, diantaranya :
Promosi yang dilaksanakan kurang sesuai dan mengena pada pasar sasaran serta dilaksanakan pada waktu yang kurang tepat,
76
sehingga promosi hanya dinikmati oleh grosir dan pedagang tidak sampai ke tangan konsumen.
Keadaan perekonomian nasional yang masih terpengaruh oleh krisis ekonomi global, sehingga daya beli masyarakat turun.
2. Personal selling juga tidak mempengaruhi volume penjualan secara signifikan. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi personal selling dalam melakukan penjualan karena tidak adanya target penjualan yang jelas dan reward bila mencapai target penjualan yang ditetapkan.
5.2 Saran Saran-saran yang dapat penulis kemukakan yang mungkin dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam usaha untuk mencapai target dan meningkatkan penjualan adalah sebagai berikut : a. Sales promotion yang dilaksanakan oleh CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya
selama
ini kurang
begitu
terencana
dengan matang,
dilaksanakan akhir bulan ketika dirasa penjualan sangat jauh dari target. Perusahaan hendaknya merencanakan kegiatan promosi penjualannya dengan lebih matang yaitu yang sesuai dan mengena pada pasar sasarannya dan pada waktu yang tepat. b. Personal selling atau armada penjual yang dimiliki perusahaan perlu diberikan
tambahan
latihan-latihan
khsusu
tentang
bagaimana
memasarkan produk perusahaan dan perlu diberikan tambahan motivasi dengan memberikan incentive bila dapat mencapai target penjualan yang telah ditentukan perusahaan.
77
c. CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya harus meninjau kembali kebijakan
saluran
distribusi
produk,
apakah
perusahaan
perlu
mepertahankan kebijaksanaan penyalur sedikit. Padahal sebelumnya menggunakan saluran distribusi dengan banyak grosir, sehingga grosir yang diberhentikan merasa kecewa dan memilih menyalurkan dan menjual produk pesaing. Selain itu pendistribusian produk tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan penjualan. d. Untuk
meluaskan
jangkauan
pemasarannya,
perusahaan
dapat
mengadakan kerjasama kembali dengan grosir yang pernah bekerjasama. Agar pendistribusian produk dapat lebih luas lagi dan dapat menarik kembali piutang yang macet di grosir. e. CV. Sari Jaya Makmur Abadi Surabaya hendaknya selalu memantau kemauan dan keinginan pelanggan serta menjaga hubungan baik dan kerjasama yang lebih baik lagi agar selalu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. f. Dengan munculnya pesaing-pesaing baru yang dapat menyempitkan daerah pemasaran perusahaan, maka perusahaan sebaiknya meningkatkan usaha memantau pesaing dengan lebih banyak berkomunikasi dengan para penyalur. Karena dari mereka inilah didapatkan sumber-sumber informasi mengenai bagaimana selera konsumen, sehingga apabila perusahaan mengadakan perbaikan pemasaran produk akan lebih sesuai
78
dengan yang diharapkan konsumen. Untuk itu hendaknya bagian penelitian dan pengembangan harus lebih diaktifkan. g. Produk sampai di tangan konsumen sudah dalam keadaan kurang fresh atau kurang bagus karena grosir sering menyimpan produk dalam jumlah yang melebihi kapasitas sehingga penyimpanan produk kurang bagus, maka perusahaan harus membatasi pesanan grosir. Yaitu pesanan disesuaikan dengan kapasitas tempat penyimpanan produk yang dimiliki grosir.
79
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta. ------. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta. Assauri, Sofyan. 1996. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama, Cetakan kelima. Jakarta : Rapi Grafika. Gitosudarmo, Indriyo. 1997. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE. Grede, Robert. 2002. Marketing Blak-Blakan. Batam : Interaksara. Hill, Graw Mc.2008. Pemasaran Dasar, Edisi Ketiga, Jakarta : Salemba Empat. Kasali, Renald. 2003. Segmentasi, Targeting, Positioning, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Prespektif Asia. Jakarta : Prehalindo. ----- dan Armstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Jakarta : Prehalindo. Laksana, Fajar 2008. Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Graha Ilmu. Marius, P. Angipora. 1999. Dasar-dasar Pemasaran. Cetakan pertama. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Mursid, M. 1997. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Bumi Aksara. Nitisemito, Alex S. 1991. Marketing. Jakarta : Ghalia Indonesia. Ps. Djarwanto dan Subagyo, Pangestu. 2000. Statistik Induktif. Edisi Keempat, Cetakan Kelima. Yogyakarta : BPFE. Purnama, Lingga. 2001. Strategic Marketing Plan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sowter, Collin V. 1997. Marketing Manajemen, Jakarta : Erlangga. Swastha, Basu. 1999. Azas-azas Marketing. Yogyakarta : Liberty Offset.
80
----------------- dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern.Yogyakarta : Liberty Offset. Tjiptono, Fandi. 1997. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Yogyakarta : Andi.