BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ke depan akan terus berkembang seiring dengan program pemerintah yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
mendirikan sekolah. Pola otonomi pendidikan yang
diberlakukan seperti sekarang ini, menjadikan masyarakat lebih memiliki tanggungjawab moral untuk memikirkan dan menumbuhkembangkan pendidikan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2010
menyebutkan bahwa SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. Banyaknya jumlah SMK yang berdiri, baik di kota provinsi maupun kabupaten/kota, kini mendekati
perbandingan jumlah SMK:SMA yang di
programkan yaitu 70:30. Maka upaya peningkatan jumlah SMK ini seharusnya diiringi dengan peningkatan pengelolaan lembaga pendidikan jenis ini. Perkembangan teknologi informasi menuntut SMK untuk semakin mampu bersaing dengan mengedepankan pelayanan, termasuk keakuratan informasi yang dihasilkan. Bishop (1989) memprediksikan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun
4
pengalaman pendidikan sebelumnya. Selanjutnya Mason (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Menjawab persoalan ini, secara swadaya beberapa SMK di Kabupaten Bantul mengembangkan sistem informasi yang digunakan untuk memberikan pelayanan terhadap kebutuhan manajemen sekolah. Kemampuan sumber daya manusia dan juga kemampuan pendanaan menjadikan tidak semua sekolah mampu mengembangkan sebuah sistem informasi di sekolahnya. Padahal kebutuhan akan hal tersebut sangat diperlukan sebagai upaya pelayanan kepada siswa, orangtua siswa dan juga percepatan akses dan informasi dari dan ke dinas pendidikan
kabupaten/kota,
dinas
pendidikan
provinsi
sampai
dengan
Kemendikbud. Selain kebutuhan akan sistem informasi manajemen untuk mengelola berbagai macam data yang ada di SMK, banyak jenis format isian yang harus diisi oleh SMK untuk memenuhi kebutuhan data ke dinas pendidikan terkait. Diantaranya sebagai acuan penyaluran dana RBOS (Rintisan Biaya Operasional Sekolah), penyaluran beasiswa, penyaluran bantuan untuk pembangunan RKB (Ruang Kelas Baru), dan juga penyaluran bantuan UN (Ujian Nasional), dan penyaluran bantuan-bantuan lain yang benar-benar masih sangat dibutuhkan oleh SMK. Selanjutnya Direktorat Jenderal Pembinaan SMK (Ditjen PSMK) mengembangkan software Data Pokok SMK, sebagai upaya pemenuhan data pokok SMK secara Nasional melalui pemberdayaan Pusat TIK yang ada di
5
masing-masing kabupaten di Indonesia sejak tahun 2008. Hasil pendataan bersifat agregat atau rata-rata. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan produk dari model pendataan seperti ini. Melalui Pusat TIK yang bertempat pada salah satu SMK yang ditunjuk di setiap kabupaten/kota, dilakukan koordinasi seluruh SMK di wilayahnya. Masingmasing SMK selanjutnya menunjuk satu orang petugas pendataan untuk mengelola data pokok SMK tersebut. Jumlah SMK di Kabupaten Bantul dalam lima tahun terakhir telah mengalami perkembangan seperti yang terlihat pada tabel 1 berikut: JENIS SMK Negeri Swasta Jumlah
2008 13 23 36
Perkembangan Jumlah Sekolah Tahun 2009 2010 2011 13 13 13 23 24 28 36 37 41
2012 13 31 44
Tabel 1. Jumlah SMK di Kabupaten Bantul (Sumber: http://www.bantulkab.go.id)
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa data agregat yang dihasilkan oleh software Data Pokok SMK dipandang kurang relevan dan tidak layak untuk pengambilan keputusan per satuan pendidikan, Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) atau peserta didik. Data agregat dianggap seperti itu karena untuk eksekusi dan pengendaliannya, data agregat tidak memadai. Ciri dari kualitas data yang kurang adalah data tersebut debatable, bisa diperdebatkan. Keduanya tak didukung oleh suatu proses verifikasi yang sempurna. Maka yang muncul adalah ‘data sepakat’, bukan ‘data akurat’.
6
Ditjen PSMK selanjutnya mengembangkan Program Aplikasi Sekolah Menengah Kejuruan (PAS SMK) sebagai sistem pendataan online yang bersifat individual pada setiap SMK. PAS SMK adalah manajemen sistem informasi pendidikan yang didesain untuk kebutuhan manajemen dalam upaya mendukung fungsi-fungsi dan aktivitas manajemen pada suatu organisasi pendidikan. Semua SMK diharuskan beralih menggunakan aplikasi ini mulai awal tahun 2013 atau menyongsong tahun ajaran 2013/2014 untuk keperluan pendataan di sekolah masing-masing. Namun kewajiban ini hanya sebatas kepada pemenuhan data secara nasional, belum menyentuh kewajiban sekolah untuk menggunakan sistem informasi ini sebagai alat harian yang mampu menjawab kebutuhan yang unik di masing-masing sekolah. Pada skala nasional, data ini menjadi dasar perencanaan dan evaluasi. Semua keputusan yang diambil pimpinan didasarkan pada keakuratan data ini dan kebijakan nasional serta dasar bagi pemerintah pusat dan daerah dalam pemberian bantuan kepada sekolah. Sejalan dengan arti penting PAS SMK sebagai poros pendataan SMK ke depannya, maka perlu kiranya dianalisis penerimaan PAS-SMK khususnya pada versi 2.0 pada petugas pendataan di setiap SMK di Kabupaten Bantul dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Penggunaan model TAM didasarkan pada pendapat Venkatesh dan Davis (2000) yang menyatakan bahwa sejauh ini TAM merupakan sebuah konsep yang dianggap paling baik dalam menjelaskan perilaku user terhadap sistem teknologi informasi baru. Menurut
7
Venkatesh dan Davis (2000) TAM secara empiris terbukti menjelaskan 40% usage intentions dan behavior. TAM merupakan model yang dianggap paling tepat dalam menjelaskan bagaimana user menerima sebuah sistem. TAM menyatakan bahwa behavioral intention to use (niat untuk menggunakan) ditentukan oleh dua keyakinan yaitu: pertama, perceived usefulness (kegunaan persepsian) yang didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang yakin bahwa menggunakan sistem akan meningkatkan kinerjanya. Kedua, perceived ease of use (kemudahan penggunaan persepsian) yang didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang yakin bahwa penggunaan sistem adalah mudah. Konsep TAM juga menyatakan bahwa perceived usefulness (kegunaan persepsian) dipengaruhi oleh perceived ease of used (kemudahan penggunaan persepsian). Penelitian dan studi sistem informasi keperilakuan terhadap PAS SMK versi 2.0 pada 44 SMK di wilayah Kabupaten Bantul ini akan memperlihatkan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku keberterimaan atau adopsi terhadap implementasi teknologi informasi ini. Selain menggunakan variabelvariabel TAM, penelitian ini juga mengajukan top manajement support (dukungan Kepala Sekolah) dan computer self efficacy (keyakinan diri-komputer). Penelitian ini perlu dilakukan mengingat perubahan sistem pendataan dari Software DataPokok SMK ke Sistem pendataan dengan PAS SMK versi 2.0 memerlukan proses transisi, yang bagi beberapa petugas pendataan menimbulkan konflik dalam proses adaptasi, khususnya bagi para petugas pendataan yang di
8
beberapa SMK setiap tahunnya mengalami perubahan personal, maupun di SMKSMK yang baru. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Compeau dan Higgins (1995) yang menyatakan bahwa tahapan kritis dalam penerapan sebuah sistem teknologi informasi adalah kondisi dimana kehadiran sistem tersebut diterima atau ditolak oleh calon user. Terhambatnya proses adaptasi ini terjadi karena adanya kecenderungan perbedaan persepsi mengenai manfaat dan kemudahan sistem baru untuk dioperasikan. Hal ini nampak dari adanya kecenderungan sulitnya beberapa petugas pendataan dalam beradaptasi dengan sistem baru. Implementasi teknologi bukanlah hal yang mudah, terutama apabila dikaitkan dengan bagaimana keberterimaan pengguna terhadap teknologi yang akan diadopsi. Faktor teknis seringkali tidak menjadi kendala berarti dibandingkan faktor perilaku penggunanya. Perilaku menerima atau menolak teknologi informasi atau sistem informasi seringkali menentukan apakah implementasi sistem informasi atau teknologi informasi dapat dikatakan sukses atau tidak. Penelitian dan studi sistem informasi keperilakuan memperlihatkan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku keberterimaan atau adopsi terhadap implementasi teknologi informasi. Berdasarkan pada beberapa penelitian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian implementasi PAS SMK versi 2.0 pada 44 SMK di wilayah Kabupaten Bantul dengan memodifikasi model TAM.
9
1. 2 Rumusan Masalah Pemahaman dalam pemakaian sistem informasi yang akan digunakan dalam sebuah lembaga akan dapat membantu meningkatkan keberhasilan dalam penggunaan sebuah sistem informasi, namun ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam penggunaan sistem informasi yang baru akan menyebabkan kegagalan penggunaannya pada suatu sistem informasi yang akan digunakan. Pengelolaan data di SMK Kabupaten Bantul merupakan salah satu masalah penting yang harus dihadapi. Tuntutan kesiapan sekolah dalam memberikan datadata yang akurat seharusnya didukung dengan perilaku penerimaan penggunanya, dalam hal ini petugas pendataan di SMK. Termasuk juga bagaimana keyakinan diri – komputer dari para petugas pendataan serta dukungan kepala sekolah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu dilakukan penelitian dan Analisis atas Keberterimaan Program Aplikasi Sekolah
(PAS) SMK Versi 2.0
dengan Extended TAM. 1. 3
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan permasalahan di atas,
maka pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah keyakinan diri komputer berpengaruh terhadap kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian pada penggunaan PAS SMK Versi 2.0? 2. Apakah dukungan kepala sekolah berpengaruh terhadap kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian pada penggunaan PAS SMK Versi 2.0?
10
3. Apakah dukungan kepala sekolah berpengaruh terhadap keyakinan diri komputer petugas pendataan pada penggunaan PAS SMK Versi 2.0? 4. Apakah kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian berpengaruh terhadap sikap penggunaan PAS SMK Versi 2.0 5. Apakah kemudahan penggunaan persepsian berpengaruh terhadap kegunaan persepsian penggunaan PAS SMK Versi 2.0? 6. Apakah sikap penggunaan PAS SMK Versi 2.0 berpengaruh terhadap niat menggunakan PAS SMK Versi 2.0 1. 4 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku penggunaan PAS SMK Versi 2.0 dengan memodifikasi
model penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Reid dan Levy (2008), 1. 5 Manfaat Penelitian 1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan
teori keperilakuan
sistem
informasi terutama
yang
berhubungan dengan penerimaan teknologi informasi bagi pengguna PAS SMK 2.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi Ditjen PSMK Kemendikbud untuk pengembangan software PAS SMK khususnya ataupun untuk pengembangan sistem informasi bagi SMK selanjutnya.
11
3.
Bagi SMK secara umum, hasil penelitian ini diharapkan akan dapat membantu manajemen sekolah dalam memahami bagaimana pengaruh dukungan kepala sekolah terhadap penerimaan teknologi informasi khususnya pada petugas pendataan untuk mendukung keberhasilan sekolahnya dalam hal penggunaan PAS SMK.
1. 6
Batasan Penelitian Model yang dirancang dalam penelitian ini memfokuskan pada beberapa
variabel penentu yaitu dukungan kepala sekolah,
keyakinan diri – komputer
kegunaan persepsian, kemudahan penggunaan persepsian, dan sikap penggunaan sebagai variabel independen maupun dependen dan niat penggunaan sebagai variabel dependen Responden dalam penelitian ini adalah seluruh petugas pendataan pada masing-masing SMK di wilayah Kabupaten Bantul, yaitu sejumlah 44 orang. 1. 7
Sistematika Penulisan
Bab I. Pendahuluan Pada pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup dan batasan penelitian. Bab II. Tinjauan Pustaka Pada bab ini dijelaskan teori-teori dan penelitian sebelumnya yang mendukung dan relevan dengan penelitian yang dilakukan, serta hipotesishipotesis yang diajukan.
12
Bab III. Metode Penelitian Pada bab ini peneliti menjelaskan desain penelitian, definisi istilah atau operasional,
populasi dan sampel,
instrumen penelitian,
metode
pengumpulan data dan metode analisis data. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini peneliti mendeskripsikan data, melakukan uji hipotesis dan menjelaskan pembahasan hasil penelitian. Bab V. Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi Pada bab ini peneliti memberikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian, implikasi hasil penelitian dan saransaran yang diperlukan bagi penelitian selanjutnya. Daftar Pustaka Lampiran
13