BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pada saat ini semua proses pekerjaan tidak terlepas dari posisi duduk,
mulai dari orang kecil seperti murid sekolah sampai orang dewasa dengan pekerjaan yang memerlukan posisi kerja duduk seperti pegawai kantoran yang membutuhkan waktu kerja lama. Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan sering dijumpai kendala-kendala yang dapat mempengaruhi kelancaran aktivitas kerja. Diantaranya dapat berupa sistem kerja, prosedur kerja dan terlebih lagi dalam masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang efisien dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Salah satu masalah kesehatan yang dapat disebabkan oleh proses pekerjaan yang membutuhkan waktu lama terutama dengan posisi kerja duduk adalah nyeri punggung bawah. Nyeri punggung bawah merupakan keluhan yang sangat umum kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang ditandai dengan gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah (Kuntono, 2007). Nyeri punggung bawah merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Dalam masyarakat, nyeri punggung bawah tidak mengenal perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, tingkat pendidikan, semua bisa mengalaminya (Chang, 2006). Penyebab nyeri punggung bawah adalah akibat timbul adanya peregangan atau laserasi pada ligamen (sprain) atau peregangan yang berlebihan dari otot atau sendi (strain) atau postur yang tidak tepat. Nyeri punggung bawah berat biasanya
1
2
disebabkan oleh terjadinya cedera pada sendi tulang punggung termasuk permukaan sendi yang mengakibatkan nyeri pada jaringan atau serabut saraf di dekatnya, keadaan ini biasa terjadi ketika membungkuk khususnya ketika mengangkat sesuatu yang berat. Penyebab nyeri punggung bawah selain spasme otot adalah deformitas, herniasi intervertebral disc, osteoarthritis, proses metastase, fraktur tulang punggung, lordosis, scoliosis, dan lain-lain (Murtagh, 2002). Tulang belakang terdiri dari ruas vertebra servikalis, vertebra torakalis, vertebra lumbalis, vertebra sakralis, dan vertebra koksigius dan jumlah semua ruasnya adalah 33 ruas yang merupakan satu kesatuan dalam melakukan fungsinya seperti memperhatikan posisi tegak tubuh, menyangga berat badan, fungsi pergerakan tubuh, dan pelindung jaringan tubuh. Pada saat berdiri tulang belakang mempunyai fungsi sebagai penyangga berat badan, sedangkan pada saat jongkok atau memutar tulang belakang mempunyai fungsi sebagai penyokong pergerakan tersebut. Struktur dan peranan yang kompleks dari tulang belakang inilah yang sering kali menyebabkan masalah. Tulang belakang yang paling sering mengalami masalah adalah pada daerah lumbal karena daerah lumbal menyangga berat badan atas serta berat yang berasal dari benda yang dibawa manusia. Daerah ini berada dalam tekanan yang konstan terutama saat melakukan gerakan membungkuk, memutar, mengangkat, dan pada postur yang salah terutama pada posisi duduk lama karena dapat menyebabkan beban yang berlebihan dan kerusakan jaringan pada vertebra lumbal.
3
Meskipun nyeri punggung bawah jarang berakibat fatal, namun nyeri yang dirasakan menyebabkan penderita mengalami keterbatasan fungsional dalam aktivitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam kerja terutama pada usia produktif sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari pengobatan. Kelompok yang berisiko mengalami nyeri punggung bawah adalah pekerja seperti pegawai kantor, pegawai di depan komputer, murid sekolah, sopir, tukang jahit, pedagang, pengendara sepeda motor, dan penarik becak yang tidak terlepas dari bekerja dengan posisi duduk (Samara et al., 2003). Hasil studi Departemen Kesehatan Republik Indonesia tentang profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukkan sekitar (40,5%) penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya. Menurut studi yang dilakukan terhadap 9,482 pekerja di 12 kabupaten kota di Indonesia, keluhan kesehatan yang dialami oleh pekerja umumnya berupa penyakit muskoloskeletal (16%), kardiovaskuler (8%), gangguan saraf (6%), gangguan pernafasan (3%), dan gangguan THT (1,5%) (Munir, 2012). Nyeri punggung bawah adalah salah satu masalah kesehatan yang umum dijumpai pada pekerja. Penyebab nyeri punggung bawah pada pekerja adalah seringnya para pekerja tidak memperhatikan posisi bagaimana sikap yang baik saat bekerja terutama pekerja dengan posisi duduk yang terlalu lama. Kurangnya waktu juga menyebabkan jadwal untuk berolahraga menjadi tidak teratur bahkan para pekerja tidak mempunyai waktu untuk berolahraga (Samara et al., 2003). Posisi kerja duduk lama menyebabkan beban yang berlebihan dan kerusakan jaringan pada vertebra lumbal. Terlalu lama duduk dengan posisi yang
4
salah juga akan menyebabkan ketegangan otot-otot dan keregangan ligamentum tulang belakang. Posisi tubuh yang salah selama duduk membuat tekanan abnormal dari jaringan sehingga menyebabkan rasa nyeri pada tulang belakang (Samara et al., 2005). Olahraga merupakan salah satu cara untuk memperbaiki postur tubuh. Postur tubuh merupakan salah satu faktor risiko timbulnya nyeri punggung bawah. Nyeri punggung bawah menjadi penyebab paling utama tenaga kerja mengambil cuti sakit atau mempunyai disabilitas dibandingkan penyakitpenyakit lain. Tentunya kondisi ini mengakibatkan produktivitas kerja menurun dan biaya untuk kesehatan menjadi besar. Nyeri punggung bawah ini bisa akut, subakut, atau kronis berdasarkan durasi (Mahadewa & Maliawan, 2009). Prevalensi nyeri punggung bawah karena posisi duduk yaitu 39,7%, dimana 12,6% sering menimbulkan keluhan, 1,2% kadang-kadang menimbulkan keluhan, dan 25,9% jarang menimbulkan keluhan (Samara et al., 2005). Angka kejadian nyeri punggung bawah menunjukkan lebih 80% orang dewasa pernah mengeluh nyeri punggung bawah (Dachlan, 2009). Saat ini, 90% kasus nyeri punggung bawah bukan disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja (Pratiwi et al., 2009). Penatalaksanaan nyeri punggung bawah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksanaan farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian analgesik berupa obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) yang digunakan pada nyeri ringan sampai sedang. Steroid dapat digunakan terutama bila terdapat proses inflamasi. Sedangkan untuk mengurangi spasme otot dan sulit tidur akibat nyeri digunakan relaksan otot. Pada
5
kasus nyeri punggung bawah berat digunakan kombinasi OAINS, steroid, dan relaksan otot dengan dosis terbagi. Di samping itu untuk mengatasi nyeri dapat digunakan terapi non farmakologis seperti ultrasound, transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), short wave, akupuntur, latihan punggung (Dachlan, 2009). Salah satu penatalaksanaan non farmakologis untuk nyeri punggung bawah adalah dengan latihan punggung yang bermanfaat untuk mengurangi nyeri punggung bawah. Penelitian Dachlan (2009) dan Wahyuni (2012) menjelaskan nyeri punggung bawah dapat dilakukan dengan intervensi William Flexion Exercise dan McKenzie Extension Exercise pada responden nyeri punggung bawah muskuloskeletal dan mengalami keterbatasan gerak fleksi lumbal pada suatu Rumah Sakit yang dilakukan tiga kali seminggu dalam dua minggu dan menggunakan pengukuran nyeri Visual Analog Scale/VAS dan hasilnya ada pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri punggung bawah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik McKenzie Extension Exercise sebagai terapi modalitas untuk menangani nyeri punggung bawah yang dilakukan pada responden yang sehat dan murni mengalami keluhan nyeri punggung bawah karena posisi duduk yang terlalu lama. Pelatihan punggung dengan McKenzie Extension Exercise didesain untuk meningkatkan mobilitas tulang belakang dan memperbaiki postur serta dirancang untuk mengurangi nyeri punggung dengan memberikan efek relaksasi pada otot yang mengalami spasme sehingga dapat mengembalikan fungsi normal pada lumbal. Pelatihan ini terdiri dari enam latihan yaitu program latihan 1-4 adalah extension exercise, program
6
latihan 5-6 adalah flexion exercise. Waktu untuk melakukan latihan punggung adalah tiga kali seminggu dalam dua minggu sesuai acuan penelitian terdahulu dan dalam penelitian ini pengukuran nyeri yang digunakan adalah Numerical Rating Scale/NRS karena menurut Potter & Perry (2006) dalam penelitian Jiwa (2012) dijelaskan NRS lebih digunakan sebagai alat pendeskripsian kata dan merupakan skala paling efektif yang digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi. Dari hasil studi pendahuluan peneliti, ditemukan salah satu tempat kerja yang waktu kerjanya lama dan pekerjanya mengalami keluhan nyeri punggung bawah adalah Kantor Sistim Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) di Kabupaten Karangasem. Kantor Samsat adalah instansi pelayanan pajak kendaraan bagi masyarakat. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap pegawai kantor tersebut, didapatkan semuanya pernah mengalami nyeri punggung bawah. Padatnya pelayanan sehingga penambahan hari kerja menjadi enam hari kerja yang awalnya hanya lima hari kerja. Waktu kerja dalam sehari cukup lama yaitu pada hari Senin-Kamis mulai pukul 07.30-15.00 WITA dan hari JumatSabtu mulai pukul 07.30-13.00 WITA. Penelitian dilakukan pada pegawai Kantor Samsat karena awalnya kantor ini waktu kerjanya sama seperti kantor-kantor yang lainnya yang bekerja hanya lima hari kerja, namun sejak bulan Agustus 2014 kantor ini ada perubahan jam kerja menjadi enam hari kerja dan posisi duduk pegawainya menjadi bertambah lama. Keluhan yang paling sering dirasakan saat posisi duduk terlalu lama adalah nyeri punggung bawah. Posisi duduk yang tidak ergonomis akan
7
menimbulkan kontraksi otot-otot punggung secara isometris (melawan tahanan). Otot-otot punggung akan bekerja keras menahan beban anggota gerak atas, sehingga beban kerja bertumpu di daerah punggung sebagai penahan beban utama akan mudah mengalami kelelahan dan selanjutnya akan terjadi nyeri pada otot punggung bawah. Dimana duduk yang efektif untuk kesehatan adalah empat jam dalam sehari dan duduk dengan kursi yang baik adalah kursi yang terdapat sandaran sekitar 135 derajat, posisi ini akan mengurangi tekanan pada tulang punggung daripada posisi tegak 90 derajat atau membungkuk 70 derajat (Risyanto et al., 2008). Dengan adanya program Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) pada suatu tempat kerja diharapkan pekerja dapat menjaga kesehatan saat bekerja. Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program untuk mencegah terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan maupun kerugian-kerugian lainnya yang dapat terjadi pada pekerja (Chandra, 2009). Salah satu risiko penyakit yang terjadi adalah nyeri punggung bawah pada pekerja yang bekerja dengan posisi duduk salah dan dalam jangka waktu yang lama. Dalam situasi yang serba kompetitif, manusia dituntut untuk bekerja lebih aktif dalam memenuhi kehidupannya. Hal ini menyebabkan adanya siklus kerja yang statis, bekerja yang membutuhkan keteraturan dalam jangka waktu yang lama seperti posisi duduk berjam-jam dan bersifat kontinu maka dapat menyebabkan gangguan kesehatan nyeri punggung bawah. Adanya keluhan nyeri
8
punggung bawah dapat mengakibatkan kehilangan jam kerja sehingga mengganggu produktivitas kerja. Adanya keluhan nyeri punggung bawah pada pegawai Kantor Samsat karena bekerja dengan posisi duduk lama, maka disarankan melakukan latihan punggung dengan McKenzie Extension Exercise yang bertujuan untuk mengurangi nyeri punggung bawah. Pelatihan dapat dilakukan sore hari setelah bekerja karena pada sore hari otot-otot tubuh cenderung sudah hangat akibat aktivitas sebelumnya, fleksibel, dan tidak kaku sehingga tidak rentan mengalami cedera. Selain itu, pelatihan akan bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani jika dilaksanakan dalam zona pelatihan paling sedikit 15 menit (Maryam et al., 2008). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui “Pengaruh
McKenzie Extension
Exercise Terhadap Tingkat
Penurunan Skala Nyeri Punggung Bawah Pada Pegawai Kantor Samsat Kabupaten Karangasem”.
1.2
Rumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah McKenzie Extension Exercise Dapat Menurunkan Skala Nyeri Punggung Bawah Pada Pegawai Kantor Samsat Kabupaten Karangasem?”
9
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum: Untuk mengetahui pengaruh McKenzie Extension Exercise terhadap
tingkat penurunan skala nyeri punggung bawah pada pegawai Kantor Samsat Kabupaten Karangasem.
1.3.2
Tujuan Khusus:
Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu: 1) Mengidentifikasi skala nyeri punggung bawah pada pegawai Kantor Samsat sebelum diberikan McKenzie Extension Exercise. 2) Mengidentifikasi skala nyeri punggung bawah pada pegawai Kantor Samsat setelah diberikan McKenzie Extension Exercise. 3) Menganalisis pengaruh latihan McKenzie Extension Exercise terhadap tingkat penurunan skala nyeri punggung bawah pada pegawai Kantor Samsat Kabupaten Karangasem.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan informasi atau data
referensi bagi penelitian selanjutnya sebagai motivasi untuk menyadari pentingnya McKenzie Extension Exercise terhadap tingkat penurunan skala nyeri punggung bawah pada pekerja yang memerlukan waktu kerja dengan posisi duduk
10
yang lama, sehingga dapat mengembangkan ilmu di bidang kesehatan khususnya di bidang ilmu keperawatan.
1.4.2
Manfaat Praktis
1) Bagi Perawat Sebagai pedoman dalam asuhan keperawatan khususnya intervensi latihan peregangan otot punggung sebagai salah satu terapi penunjang untuk mengatasi masalah kesehatan nyeri punggung bawah pada pekerja yang memerlukan waktu kerja dengan posisi duduk yang lama. 2) Bagi Institusi Kantor Samsat Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi pemerintah khususnya Kantor Samsat dalam upaya menanggulangi masalah-masalah kesehatan akibat kerja, terutama keluhan nyeri punggung bawah. 3) Bagi pekerja Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam menentukan latihan yang tepat, efektif, dan efisien untuk mengurangi masalah kesehatan akibat kerja yaitu nyeri punggung bawah secara mandiri. 4) Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini sebagai referensi peneliti lain untuk melakukan penelitian lain dengan hasil yang lebih baik.