BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi industri dan perdagangan bebas yang akan datang,
berbagai negara di dunia termasuk Indonesia berbenah diri mempersiapkan sumber daya manusianya. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi perhatian utama dalam upaya pengembangan dan penguasaan sumber daya manusia di masa datang. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan perubahan terhadap kurikulum pendidikan dasar dan menengah secara Nasional, serta memberikan keleluasaan kepada daerah-daerah untuk menerapkannya sesuai dengan kondisi daerah setempat, yaitu dengan memanfaatkan kurikulum muatan lokal, guru dan proses belajar mengajar. Keberhasilan sebuah proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh faktor kurikulum, guru, dan pengajaran atau proses belajar mengajar. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sejak tahun 2006 sampai saat ini, pembelajaran musik di SMP berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Materi kurikulum yang harus disampaikan kepada seluruh siswa menitikberatkan kepada pemberian wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang musik lokal terutama musik Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari substansi kurikulum yang menjelaskan bahwa pada kelas VII harus disampaikan tentang musik Nusantara Indonesia, pada kelas VIII harus disampaikan tentang musik daerah setempat, dan pada kelas IX, materi yang harus disampaikan adalah tentang musik Nusantara dan Mancanegara. Dari uraian itu dapat disimpulkan bahwa perbandingan
materi bahan ajar yang harus disampaikan kepada siswa antara musik Indonesia (musik daerah setempat dan Nusantara) dengan musik mancanegara adalah 3 : 1, atau dengan kata lain bahwa materi bahan ajar yang harus disampaikan guru musik di SMP sekitar 75% tentang musik daerah setempat dan Nusantara. Pembelajaran nyanyian Kakor Lalong pada kelas VIII SMPK Adisucipto merupakan contoh dari penerapan materi kurikulum Seni Budaya tingkat SMP. Lalu bagaimana dengan minat belajar terhadap lagu daerah dikalangan siswa sekolah menengah? Kenyataan sekarang ini menunjukan bahwa siswa sekolah menengah pada umumnya mempunyai minat belajar yang rendah terhadap lagu daerah. Mereka lebih suka belajar musikmusik modern seperti musik pop yang memang sesuai dengan perkembangan psikologis mereka pada saat ini. Ditengarai bahwa rendahnya minat siswa terhadap lagu daerah di kalangan siswa sekolah menengah disebabkan oleh beberapa faktor seperti berikut ini: Pertama, Hal ini sangat berhubungan dengan kurang terarahnya program dan kebijaksanaan pemerintah daerah setempat terhadap usaha pembinaan dan pengembangan musik daerah, melalui Dinas Pendidikan Provinsi maupun Kabupaten. Dengan adanya kebijaksanaan pemerintah daerah yang kurang merujuk pada ruang kreativitas bagi para siswa sekolah menengah untuk mengekspresikan diri melalui lagu-lagu daerah, pasti berdampak negatif pada penigkat minat siswa terhadap lagu daerah. Kedua, latar belakang pendidikan guru tidak mendukung. Sebagai seorang guru musik dituntut mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Pada kenyataannya, di berbagai daerah di Indonesia masih banyak guru yang mengajarkan seni musik tetapi tidak mempunyai latar belakang pendidikan seni musik (guru cangkokan). Bagaimanapun juga, seorang guru musik dituntut untuk mampu mendemonstrasikan cara menyanyikan berbagai lagu daerah Nusantara di depan siswa-siswanya.
Pada SMPK Adisusipto Kupang, pembelajaran tentang lagu daerah sudah diajarkan sebagaimana mestinya, tapi karena begitu kuatnya pengaruh musik modern, musik Barat, dll terhadap siswa, sehingga bagi mereka lagu daerah merupakan lagunya orang kampung. Bentuk apresiasi yang demikian sangat memprihatinkan, mengingat lagu daerah adalah warisan dari nenek moyang kita sendiri yang harus dilestarikan. Khusus di daerah Nusa Tenggara Timur, ada begitu banyak keragaman lagu daerah yang kaya akan nilai pendidikan, seni, keagamaan, dll. Hampir di setiap kabupaten atau daerah di Nusa Tenggara Timur masing-masing memiliki bentuk atau model lagunya tersendiri. Hal ini menjadi tantangan bagi semua guru Seni Budaya di tingkat sekolah menengah untuk bagaimana menerapkan konsep pembelajaran lagu daerah setempat, khususnya lagu daerah Nusa Tenggara Timur kepada peserta didik sebagai bentuk penerapan nilai-nilai pendidikan moral yang terkandung dalam lagu-lagu tersebut. Dari sekian banyak lagu daerah yang berasal dari daerah – daerah di Nusa Tenggara Timur, ada salah satu lagu daerah yang cocok untuk dijadikan lagu model pembelajaran lagu daerah di kelas, yaitu Nyanyian Kakor Lalong dari daerah Manggarai Nusa Tenggara Timur. Nyanyian ini berkembang secara luas di lingkungan masyarakat setempat. Nyanyian Kakor Lalong juga menjadi salah satu identitas bagi Kabupaten Manggarai dalam bidang kesenian daerah. Sebagai salah satu lagu daerah Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur, nyanyian Kakor Lalong memiliki beberapa alasan penting untuk dijadikan lagu model pembelajaran lagu daerah pada siswa kelas VIII B SMPK Adisucipto Kupang, yakni : 1. Nyanyian Kakor Lalong merupakan salah lagu daerah Nusa Tenggara Timur yang jarang diterapkan pada pembelajaran lagu daerah di sekolah-sekolah
2. Nyanyian Kakor Lalong tersusun dengan noitasi yang sederhana, sehinnga cocok untuk dijadikan lagu model pembelajaran lagu daerah pada SMP 3. Nyanyian Kakor Lalong memiliki gaya lagu yang penuh keceriaan. Hal ini bagus untuk memotivasi semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran lagu daerah di kelas 4. Nyanyian Kakor Lalong memiliki syair yang kaya akan nilai pendidikan. Penanaman nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam syair nyanyian Kakor Lalong sangat baik untuk pembentukan kepribadian siswa. Menyikapi hal tersebut, penulis sangat tertarik dan melakukan sebuah studi penelitian dengan mengangkat judul, “PEMBELAJARAN NYANYIAN KAKOR LALONG SEBAGAI SALAH SATU LAGU DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR PADA SISWA KELAS VIII B SMPK ADISUCIPTO KUPANG”.
B.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini adalah: 1.
Apa strategi yang diterapkan guru dalam pembelajaran nyanyian Kakor Lalong pada siswa kelas VIII B SMPK Adisucipto Kupang?
2.
Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran nyanyian Kakor Lalong pada siswa kelas VIII B SMPK Adisucipto Kupang?
3.
Bagaimana hasil yang didapat setelah penerapan pembelajaran nyanyian Kakor Lalong pada siswa kelas VIII B SMPK Adisucipto kupang?
C.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui strategi yang dilakukan guru dalam menerapkan pembelajaran nyanyian Kakor Lalong pada siswa kelas VIII B SMPK Adisucipto Kupang
2.
Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran nyanyian Kakor Lalong pada siswa kelas VIII B SMPK Adisucipto Kupang
3.
Untuk mengetahui hasil yang didapat setelah penerapan pembelajaran nyanyian Kakor Lalong pada siswa kelas VIII B SMPK Adisucipto kupang.
D.
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat selain bagi diri sendiri, bagi
pemerintah daerah, Siswa SMPK Adisucipto Kupang, masyarakat umum, Program Studi Sendratasik, dan bagi penulis sendiri. 1.
Bagi Pemerintah Daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi pemerintah, khususnya dinas-dinas terkait agar lebih memperhatikan lagu-lagu daerah dan membuat program-program khusus untuk menjaga pelestarian dan pengembangannya terutama dalam dunia pendidikan
2.
Bagi Siwa SMPK Adisucipto Kupang, dengan adanya pembelajaran nyanyian Kakor Lalong sebagai salah satu lagu daerah Nusa Tenggara Timur, maka
diharapkan apresiasi terhadap lagu-lagu daerah yang lainnya juga menjadi lebih baik dan dengan bangga menjadikan lagu-lagu daerah sebagai aset berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan. 3.
Bagi Program Studi Sendratasik, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi, karena Program Studi Pendidikan Sendratasik ke depannya diharapkan menjadi sebuah pusat informasi seni tradisional bagi masyarakat NTT.
4.
Bagi penulis sendiri, penelitian ini dimaksud untuk mendapat pengetahuan yang mendalam tentang pembelajaran lagu Kakor Lalong sebagai salah satu lagu daerah Nusa Tenggara Timur pada tingkat SMP dan dapat menuangkannya dalam bentuk tulisan (skripsi) untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unwira Kupang.