BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manusia dikenal sebagai makhluk yang tidak pernah puas. Berbagai kebutuhan manusia selalu berkembang dari waktu ke waktu. Seiring perkembangan jaman maka kebutuhan manusia semakin beragam dan kompleks. Kebutuhan-kebutuhan yang dahulu dianggap sebagai kebutuhan sampingan kini menjadi kebutuhan utama yang dicari. Misalnya saja kebutuhan akan internet, games, tempat nongkrong, rokok, dan lain-lain. Permasalahan ini ditangkap sebagai suatu peluang oleh para pebisnis. Akhirnya banyak sekali usaha bermunculan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan manusia tersebut. Banyak usaha dagang yang kini menyediakan kebutuhan primer manusia seperti sandang dan pangan namun dengan kemasan yang lebih modern, menarik, dan inovatif. Para pemodal yang memiliki cukup investasi kini telah menancapkan bisnis dagangnya di beberapa daerah bahkan negara. Permintaan masyarakat akan kebutuhan hidup yang tinggi membuat bisnis usaha dagang seolah tidak pernah mati. Di antara kebutuhan-kebutuhan tersebut yang menjadi kebutuhan paling dicari adalah pakaian, makanan, dan perlengkapan sehari-hari. Persaingan pabrik membuat banyak sekali model pakaian, variasi makanan, kecanggihan teknologi, dan barang-barang unik
yang beredar di pasaran. Manusia abad ini memang seakan dimanjakan dengan perkembangan dunia bisnis yang pesat. Jika melihat pada daerah di sekeliling, maka kini akan sangat mudah ditemukan toko-toko yang menyediakan kebutuhan manusia tersebut. Mulai dari toko kecil milik masyarakat maupun toko modern yang berjaringan nasional bahkan internasional seperti Lotte Mart, Carrefour, Hypermart, Giant, dan lain-lain. Kini banyak bermunculan pusat perbelanjaan yang memungkinkan masyarakat bisa berbelanja berbagai barang sekaligus menghabiskan waktu luang di lokasi yang bersamaan. Maka tidak heran jika muncul banyak pusat perbelanjaan seperti mall. Melalui konsep one stop shopping seperti ini lebih memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Berdasarkan pengamatan peneliti di beberapa mall di Kota Yogyakarta yaitu Ambarukmo Plaza, Galleria Mall, dan Jogja City Mall, di pusat perbelanjaan tersebut beragam toko mulai dari toko baju seperti Centro di Ambarukmo Plaza, Matahari Departement Store di Galleria Mall dan Jogja City Mall, terdapat pula toko elektronik seperti Ace Hardware, tempat makan dan food court yang tersedia di masing-masing mall tersebut, hingga permainan anak-anak pun tersedia dengan menggandeng nama besar seperti Timezone. Pusat perbelanjaan tidak hanya berbentuk mall, bisa juga berbentuk arena pertokoan. Biasanya arena pertokoan berbentuk sekumpulan ruko-ruko di suatu tempat yang keseluruhannya merupakan usaha dagang. Komplek pertokoan ini mudah ditemui di titik strategis yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
2
Di Indonesia sendiri tengah tumbuh subur usaha dagang yang berjejaring nasional maupun internasional. Kini tidak jarang berdiri toko modern yang tidak jauh dari pasar tradisional. Masyarakat merasa lebih praktis dan nyaman berbelanja di toko modern daripada harus berdesak-desakan dan tawar menawar di pasar. Akibatnya omzet pedagang kecil menurun dan mulai terjadi gesekan-gesekan antara pengusaha toko modern dengan masyarakat yang berbisnis kecil-kecilan. Seringkali terjadi konflik antara keduanya baik terselubung maupun terang-terangan. Perkembangan toko modern yang pesat tentu sulit untuk diimbangi para pedagang kecil karena modal yang dimiliki tidak terlampau besar. Budaya-budaya di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga belum sebagus manajemen toko modern. Akibatnya secara perlahan usaha-usaha kecil tergerus oleh perkembangan toko modern. Trickle down effect yang sering digaungkan oleh para investor toko modern pun tidak terlihat dampaknya. Usaha-usaha yang berkembang memang tidak dapat dikatakan buruk. Berkembangnya toko-toko berjejaring mampu menembus hingga daerahdaerah yang dapat dikatakan pelosok. Pelayanannya pun tidak hanya menjual barang saja namun tidak jarang dilengkapi dengan mesin ATM, menjual pulsa untuk handphone dan listrik, bahkan kini berkembang bisa untuk membeli tiket kereta api dan pesawat. Ini tentu saja akan mendekatkan masyarakat dengan kebutuhan-kebutuhannya. Toko-toko modern terutama yang berjejaring kini begitu mudah kita temukan, sebut saja Indomaret dan Alfamart. Kedua toko ini telah 3
melebarkan sayap dengan membuka ribuan cabang di seluruh pelosok nusantara. Jika dibandingkan maka data Indomaret dan Alfamart pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:1 Tabel Jumlah dan Omzet Indomaret dan Alfamart Nama Toko
Jumlah Gerai
Omzet Per Tahun
Indomaret
7.000
Rp 617,4 M – Rp 705,6 M
Alfamart
6.585
Rp 435,4 M – Rp 737,6 M
Sumber: Kontan, 2012
Dari data tersebut dapat terlihat bahwa kedua toko tersebut telah sukses merambah bisnis perdagangan di Indonesia. Omzet yang besar tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia mempercayakan aktivitas berbelanjanya kepada kedua toko tersebut. Bahkan menurut data dari website Indomaret di tahun 2014 sendiri sudah lebih dari 9.000 gerai dioperasikan dan 60% di antaranya adalah milik sendiri sedangkan sisanya milik masyarakat.2 Maka tidak mengherankan jika di daerah Jawa sendiri hampir di setiap kecamatan paling tidak ditemukan satu buah tokonya. Di luar dua nama toko tersebut masih banyak toko modern yang kini dengan mudah ditemui. Persaingan promosi pun tak terhindarkan seperti persaingan harga, pelayanan, dan fasilitas toko. Kini toko modern tak jarang
1
Indreswari, Adisti Dini. 2012. Ribuan Gerai Indomaret dan Alfamart Mesti Dijual. http://industri.kontan.co.id/news/ribuan-gerai-indomaret-dan-alfamart-mesti-dijual diakses pada 19 Maret 2015 2 Gerai Indomaret. http://indomaret.co.id/korporat/tentang-indomaret/gerai-indomaret.html diakses pada 19 Maret 2015
4
melengkapi tokonya dengan tempat duduk yang membuat pelanggan bisa beristirahat sejenak sembari menikmati makanan ataupun minuman yang disediakan di toko. Contoh nyatanya adalah berdasarkan pengamatan peneliti di toko Indomaret Point yang terletak di depan Universitas Negeri Yogyakarta pada hari Kamis, 28 Mei 2015. Ruangan di toko dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan yang nyaman, jaringan wifi ,interior dibuat sesuai dengan branding perusahaan, tersedia banyak tempat duduk dan makanan siap saji. Pelayanan yang terstandar dan menggunakan sistem komputer menjadi salah satu kelebihan. Pengunjung akan selalu mendapatkan sapaan ramah dari pegawai toko, ini merupakan budaya kerja di sebagian besar toko-toko modern. Setiap barang juga dilengkapi dengan keterangan harga sehingga masyarakat bisa langsung membaca berapa harga barang yang akan dibelinya. Ada promosi yang dilakukan seperti diskon dan bonus dalam pembelian. Perkembangan toko-toko modern yang mulai menjamur di seantero nusantara ini telah mendapatkan perhatian dari Presiden melalui Peraturan Presiden No 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Pada tahun 2012 dan juga Kemeterian Perdagangan mengeluarkan
Peraturan
Menteri
No
68/M-Dag/Per/10/2012
tentang
Waralaba Untuk Jenis Usaha Toko Modern. Peraturan ini memuat tentang pembatasan jumlah kepemilikan toko modern dan memfasilitasi keberadaan produk lokal dalam pemasaran di toko modern. Akibatnya pemiliki gerai toko
5
modern harus mengurangi secara besar-besaran gerai miliknya dengan cara mewaralabakan. Pihak toko modern bisa tetap mengoperasikan gerai namun menggandeng pihak lain dalam kepemilikan modal. Jika dilihat dari segi positif, ini bisa jadi memeratakan keuntungan sehingga omzet besar yang diraup oleh toko modern tidak hanya dinikmati oleh perusahaan saja namun bisa dinikmati oleh orang atau perusahaan yang menjadi mitra dari toko modern tersebut. Selain itu pemerintah juga seolah ingin memastikan bahwa produk lokal tetap mendapat tempat di arena toko modern. Pada kenyataannya toko modern dengan sistem waralaba tetap berkembang pesat dan semakin menggeser keberadaan usaha-usaha kecil. Orang atau perusahaan yang bisa menjadi penerima waralaba tentu membutuhkan modal yang tidak sedikit. Dari hal tersebut tentu dapat dilihat bahwa lagi-lagi hanya golongan tertentu yang dapat menikmati keuntungan dari keberadaan toko-toko modern tersebut. Keberadaan produk lokal yang dijual di toko modern juga biasanya merupakan produk perusahaan besar yang memenuhi standar yang ditetapkan oleh manajemen toko modern. Jika kemudian ditemukan ada produk dari usaha mikro, kecil, menengah yang dipasarkan melalui toko modern biasanya melalui syarat yang seringkali sulit dipenuhi oleh pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Indomaret misalnya, syarat yang harus dipenuhi jika ingin memasarkan produk melalui gerai mereka ada dua macam yaitu syarat dagangan dan syarat pemasok. 3 Syarat dagangan ada 2 macam yaitu harga yang kompetitif dan produk yang 3
Syarat Pemasok. http://indomaret.co.id/mitra/info-pemasok/syarat-pemasok.html diakses pada 12 November 2015
6
berkualitas serta keamanan bagi konsumen yang harus mencantumkan nama produsen dan distributor, ukuran dalam gram atau liter, registrasi dari departemen terkait, tanggal kadaluarsa, cap halal bagi produk makanan, dan adanya barcode. Syarat seperti itu tentu tidak semua bisa dipenuhi oleh pelaku UMKM karena segala keterbatasan yang dimiliki. Kabupaten Sleman sebagai daerah yang sedang berkembang tentu tidak lepas dari tingginya minat investor untuk menanamkan modal dan menjalankan usaha di wilayah ini. Perkembangan Kabupaten Sleman terbilang pesat dalam satu dasawarsa terakhir. Pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, wahana wisata modern, toko-toko modern, dan banyak macam investasi lainnya kian tumbuh dengan subur. Kehidupan masyarakat juga semakin berkembang dengan adanya kebutuhan yang semakin beragam. Apalagi wilayah Kabupaten Sleman ada yang berdekatan dengan Kotamadya Yogyakarta yang merupakan kota besar yang berkembang. Kehidupan yang serba modern membuat pola kehidupan masyarakat semakin berkembang juga. Perkembangan pesat juga terlihat dari bisnis retail di Kabupaten Sleman. Usaha perdagangan memang sudah ada sejak masa lampau akan tetapi kini semakin berkembang dengan berbagai bentuk modernisasi. Perkembangan bisnis para pemodal besar telah melebarkan sayap hingga ke Kabupaten Sleman. Salah satu hal yang dapat dilihat adalah dari menjamurnya toko-toko modern di seantero Kabupaten Sleman. Toko-toko modern ini tumbuh berkembang dengan sistem franchise yang dapat dimiliki oleh masyarakat 7
maupun cabang langsung. Toko yang berbentuk minimarket dapat dengan mudah dijumpai saat ini karena jumlahnya yang lebih banyak daripada toko modern jenis lainnya. Toko modern yang berlingkup di daerah Yogyakarta misalnya saja Mirota Kampus Swalayan, Pamela Swalayan, Ambarukmo Plaza, Jogja City Mall, dan lain-lain. Toko Modern berskala nasional ada Alfamart, Indomaret. Pasar multinasional yaitu Circle K, Giant, Carrefour, Superindo,dan lain-lain. Keberadaan toko-toko tersebut seakan sedang menjadi tren yang terus naik dan tidak terkendali. Toko-toko modern dapat dengan mudah ditemukan dalam jarak yang berdekatan bahkan berhadapan langsung. Namun ternyata di balik menjamurnya toko modern di Sleman, 143 dari 184 toko jejaring yang ada di Kabupaten Sleman ternyata belum mengantongi izin operasional.4 Keadaan ini tentu saja tidak bisa dibiarkan karena ini merupakan suatu pelanggaran dari suatu perundang-undangan. Pemerintah di Kabupaten Sleman rupanya sudah cukup lama menyadari bahwa keberadaan toko modern memerlukan penanganan yang lebih serius. Pemerintah Kabupaten Sleman pernah mengeluarkan Perda No 13 Tahun 2010 tentang Penataan Toko Modern dan Pusat Perbelanjaan yang kemudian diperbarui melalui Perda No 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Masalah-masalah terkait konflik pendirian maupun pelanggaran toko modern sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu meskipun peraturan daerah terkait toko modern telah ditetapkan. Contoh
4
Waduh! 143 Toko Berjejaring di Sleman belum berizin. http://jogja.tribunnews.com/2015/01/22/waduh-143-toko-jejaring-di-sleman-belum-berizin diakses pada 2 Juni 2015
8
kasusnya adalah ketika penertiban toko modern yang melanggar peraturan daerah (perda) di Kabupaten Sleman dianggap sangat lambat. Kenyataannya adalah toko modern masih bebas membuka dagangannya meskipun sudah menjalani sidang pelanggaran perda. Kasus ini terjadi pada dua toko modern sebelumnya mendapat keluhan pedagang karena berada di dekat Pasar Godean. Toko Alfamart berada sekitar 450 meter dari Pasar Godean sementara Indomaret berada di sekitar 500 meter dari pasar. Padahal sudah jelas tertera dalam Perda Kabupaten Sleman no 18 tahun 2012, toko modern harus berjarak lebih dari 1 kilometer dari pasar tradisional. 5 Setelah satu tahun bersengketa maka baru pada awal tahun 2015 kedua toko tersebut akhirnya ditutup. Permasalahan lain yang sempat dimuat di media massa adalah penolakan toko Alfamart di Condongcatur. Aksi penolakan ini menurut sudah yang kedua kalinya dalam kurun waktu satu tahun di tahun 2012. Permasalahan ini berawal setelah pemilik lahan menyewakan lahannya kepada toko modern Alfamart namun tidak berkomunikasi dengan warga setempat. Padahal ternyata kawasan Prayan Kulon menjadi salah satu lokasi yang tidak direkomendasikan untuk mendirikan usaha toko modern.6 Warga menolak pembangunan toko modern di lingkungan mereka dengan alasan bahwa di daerahnya saatini sudah ada lima toko modern. Lokasi pembangunan toko modern berada hanya 25 meter dari toko sejenis milik
5
Penertiban Toko Modern di Sleman Lambat. http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawatengah-diy-nasional/14/05/19/n5tedy-penertiban-toko-modern-di-sleman-lambat diakses pada 31 Maret 2015 6 Assifa, Farid. Toko Biasa Jadi Minimartket, Puluhan Warga Protes. http://regional.kompas.com/read/2012/12/27/21083969/Toko.Biasa.Jadi.Minimarket.Puluhan.W arga.Protes diakses pada 31 Maret 2015
9
warga.7 Keberadaan toko modern yang melanggar peraturan memang mudah dijumpai di Kabupaten Sleman. Contoh nyata yang mudah ditemui adalah keberadaan Plaza Ambarukmo sebagai pusat perbelanjaan di Yogyakarta yang berada tepat di depan Pasar Gowok. Ketika Plaza Ambarukmo didirikan sempat terjadi gesekan dengan para pedagang di Pasar Gowok. Kini pemandangan tersebut seolah menjadi ironi dimana Plaza Ambarukmo dengan gemerlap nuansa borjuisnya berbanding terbalik dengan situasi di Pasar Gowok yang masih kental nuansa tradisionalnya. Masalah toko modern yang lain adalah pelanggaran jam operasional, dalam peraturan daerah telah diatur dengan jelas bahwa toko modern hanya boleh buka mulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB. Namun kondisi yang terjadi saat ini justru banyak modern yang buka selama 24 jam.8 Surana, anggota Komisi B DPRD Sleman, mengatakan kepada media bahwa tidak adanya kontrol ketat pada pertumbuhan toko modern berjejaring ini dapat berimbas munculnya pelanggaran peraturan daerah yang lain, seperti penjualan minuman keras secara bebas di toko-toko waralaba.9 Peraturan Daerah yang terbaru di Kabupaten Sleman terkait toko modern sebenarnya sudah mencakup hampir seluruh aspek dan merupakan penyempurnaan dari Perbup No 13 Tahun 2010 yang hanya mengatur 8 pasal
7
Warga Tolak Toko Modern Baru. http://www.jogjainfo.net/2012/06/warga-tolak-toko-modernbaru.html diakses pada 2 Juni 2015 8 Herawati, Maria. 2014. http://jogja.solopos.com/baca/2013/04/30/toko-modern-toko-moderndi-sleman-dilarang-buka-24-jam-401783 diakses pada 31 Maret 2015 9 Toko Modern Nakal di Sleman Bisa Picu Munculnya Pelanggaran Perda Lain. http://jogja.tribunnews.com/2015/03/09/toko-modern-nakal-di-sleman-bisa-picu-munculnyapelanggaran-perda-lain diakses pada 31 Maret 2015
10
terkait jarak, hak dan kewajiban, dan penataan dan juga Peraturan Bupati Sleman Nomor 45 Tahun 2010 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Menurut peraturan daerah terbaru yang dimaksud toko modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket, departement store, hypermarket, ataupun grosir yang berbentuk perkulakan. Untuk ketentuan perijinan perijinan diatur dalam Bab III dan dijabarkan tentang ketentuan hingga dasar kebijakan. Pemerintah memperhitungkan jumlah penduduk di suatu daerah di Kabupaten Sleman sebagai bahan penghitungan rasio dari jumlah penduduk yang akan dilayani oleh suatu toko. Rasio tersebut akan menentukan berapa jumlah ideal toko modern yang akan dibangun di suatu daerah di wilayah Kabupaten Sleman. Aspek jarak dengan toko modern juga ditentukan sebagai berikut10: Tabel Aspek Jarak Toko Modern Jenis Usaha Supermarket, departemen hypermarket, dan grosir berbentuk perkulakan. Minimarket waralaba minimarket cabang
Jarak store, Paling dekat 1.500 meter dari pasar yang tradisional dan Paling dekat 1.000 meter dari pasar tradisional.
Sumber: Perda No 18 Tahun 2012
Namun sayangnya pada Perda No 18 Tahun 201211 justru tidak mengatur jarak antara toko modern dengan toko tradisional. Padahal pada Peraturan Bupat No 13 Tahun 2010 justru diatur jarak dengan toko tradisional dan pasar
10 11
Peraturan Daerah No 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern Ibid.
11
tradisional, meskipun jarak yang diatur dengan pasar tradisional lebih dekat daripada Perda yang baru. Hal ini sangat disayangkan karena yang terkena imbas toko modern terutama adalah para pengusaha toko kelontong. Untuk masalah pengawasan, pada Bab VII tertera tentang Pelaksanaan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian dari toko modern namun sayangnya tidak dijabarkan secara rinci bagaimana tindakan-tindakan tersebut dilakukan. Akibatnya menjadi tidak jelas apa yang sebenarnya bisa dilakukan pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut. Berbagai permasalahan tentang toko modern masih terjadi di Kabupaten Sleman, padahal sebagaimana telah diketahui bahwa Kabupaten Sleman telah memiliki Peraturan Daerah yang khusus mengatur tentang toko modern.. Hal inilah
yang menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan
tentang keefektifan
peraturan daerah tersebut. Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan itulah maka penelitian ini dilakukan. I.2 Rumusan Masalah Pada kasus di Kabupaten Sleman, jumlah toko modern dan pusat perbelanjaan di Sleman terus berkembang secara pesat. Sampai bulan September 2014 tercatat ada 295 toko modern yang berdiri dan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sleman. Dari jumlah tersebut ada lebih dari setengahnya merupakan minimarket waralaba. Jumlah tersebut meningkat dibanding 2012 yang berjumlah 220 toko.12 Pelanggaran tersebut antara lain:
12
Pemkab Tak Melarang Pendirian Toko Modern di Sleman. http://jogja.solopos.com/baca/2014/01/09/pemkab-tak-melarang-pendirian-toko-modern-disleman-480733 , diakses pada 19 Maret 2015
12
Daftar Pelanggaran Toko Modern di Kabupaten Sleman No
Nama Toko
1
Alfamart di Corongan, Maguwoharjo
2
Indomaret di depan Pasar Godean
3
Alfamart di depan Pasar Godean
4
Toko Modern di Jl. Raya Tajem, Maguwoharjo
Jenis Pelanggaran
Sumber
Dugaan suap pada proses sosialisasi kepada warga. Koran Solo Pos (2015) dan Republika Aparat di tingkat RT/RW diduga menerima suap 10 (2015) juta agar mengijinkan pendirian toko. Iming-iming yang diberikan oleh toko tersebut menimbulkan konflik sosial di masyarakat antara yang pro dan kontra. Saat ini kasus sedang diproses oleh Pemkab Sleman. Aksi penolakan dilakukan juga karena ketakutan toko modern tersebut akan mematikan usaha kecil di sekitarnya seperti usaha toko kelontong. Pelanggaran jarak yang seharusnya minimal 1km Koran Republika (2014) dari pasar ternyata hanya berjarak 500m dari Pasar Godean. Setelah kasusnya berlarut-larut akhirnya ditutup pada 2014. Pelanggaran jarak yang seharusnya minimal 1km Koran Republika (2014) dari pasar ternyata hanya berjarak 500m dari Pasar Godean. Setelah kasusnya berlarut-larut akhirnya ditutup pada 2014. Warga merasa tidak diberikan sosialisasi akan Koran Harian Jogja (2015) dan Tribun Jogja pendirian toko modern yang terletak di utara 100m (2015) perempatan Tajem padahal persetujuan masyarakat adalah salah satu syarat perijinan toko modern di Sleman. Bangunan yang awalnya gudang tiba-tiba direnovasi dan dialihfungsikan menjadi toko modern. Keberadaan toko ini dianggap mengancam
5
6
7
8
usaha-usaha kelontong yang banyak tumbuh di sekitarnya. Warga sempat memasang spanduk penolakan toko modern tersebut. Toko Modern di Prayan Warga di sekitar jembatan merah menolak pendirian Kulon, Condongcatur, toko modern karena merasa tidak dilibatkan dalam Sleman proses perijinan. Adapun sebelumnya toko tersebut adalah toko biasa namun berubah menjadi toko modern. Circle K di Jl. Magelang Petugas Satpol PP menutup toko berjejaring di Jalan Magelang karena tidak mengantongi ijin namun tetap beroperasi. Pengelola berdalih ijin sedang diproses akan tetapi dari Pemkab bersikukuh bahwa pemrosesan ijin bukan berarti toko bisa bebas beroperasi karena ijin belum tentu terbit. Sebelumnya toko modern ini sempat ditutup paksa selama 5 tahun dan berganti nama menjadi “Toko Lima” dan menggunakan perijinan toko modern lokal namun belakangan kembali menggunakan nama Circle K. Alfamart Jombor, Tidak dapat menunjukkan IPT, IMB, dan SIUP Indomaret ketika diadakan operasi non-yustisi yang menyasar Wijayakusuma, toko modern. Penyelesaiannya pihak pengelola Indomaret Perumnas, diberi waktu 3 bulan untuk mengurus ijin jika tidak Indomaret Banteng maka akan diambil langkah hukum. Indomaret Point, Izin pendirian toko modern ini adalah toko modern Colombo konvensional bukan restoran cepat saji, namun dalam perkembangannya ia menjual berbagai macam makanan cepat saji.
14
Koran Tribun Jogja (2015)
Koran Tribun Jogja (2015)
Koran Suara Merdeka (2015)
Koran Tribun Jogja (2014) dan Hasil observasi 28 Mei 2015
9
Toko Modern di Arah Barat Pasar Setan, Maguwoharjo
10
Indomaret di Belakang UPN
11
Indomaret di Pasar Balangan Ambarukmo Plaza
12
Toko modern ini berjarak kurang dari 1km dari Pasar Setan, Maguwoharjo. Selain itu toko ini memasang display menyerupai salah satu merk toko berjejaring akan tetapi tidak mencantumkan nama toko. Toko di belakang kampus UPN Veteran di Seturan ini memasang papan nama “Full Time” akan tetapi ketika masuk semuanya adalah merk “Indomaret”. Seragam dari pegawai, brosur, dan keteranganketerangannya menggunakan merk Indomaret. Indomaret ini berdiri dengan letak kurang dari 1km dari Pasar Balangan, Minggir, Sleman. Berdiri tepat di depan Pasar Gowok, Sleman. Pasar tersebut sudah ada sejak sebelum mall ini berdiri. Diolah dari berbagai sumber
15
Koran Republika (2015)
Hasil observasi pada tanggal 30 Oktober 2015
Hasil observasi pada tanggal 29 Oktober 2015. Hasil observasi pada tanggal 16 Oktober 2015
Adanya pelanggaran tersebut memperlihatkan bahwa ada gap antara peraturan
dan
implementasi
peraturan.
Pemerintah
Daerah
telah
mengeluarkan peraturan untuk mengatur keberadaan toko modern melalui Perda No. 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Namun mengapa hingga saat ini penertiban toko modern yang bermasalah seakan menjadi pekerjaan rumah yang tidak segera selesai? Dari keadaan tersebut maka kemudian dirumuskan pertanyaan: “Mengapa Peraturan Daerah No 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kabupaten Sleman belum dapat berjalan secara efektif untuk mengendalikan dan menertibkan keberadaan toko modern di Kabupaten Sleman?” I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tentang
“Studi Peraturan Daerah Kabupaten
Sleman No 18 Tahun 2012 Tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dalam Upaya Pengendalian dan Penertiban Toko Modern di Kabupaten Sleman” ini adalah untuk menjelaskan sebab-sebab Peraturan Daerah No 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kabupaten Sleman belum dapat berjalan secara efektif untuk mengendalikan dan menertibkan keberadaan toko modern di Kabupaten Sleman.
16
I.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi semua pihak. Manfaat-manfaat tersebut di antaranya: -
Bagi Pemerintah Kabupaten Sleman a
Sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan Perda No 18 Tahun 2012 tentang Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
b
Sebagai
bahan
pertimbangan
untuk
menentukan
langkah
selanjutnya terhadap kebijakan terkait toko modern di Kabupaten Sleman. c
Sebagai masukan kepada Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Sleman yang menangani toko modern dalam upaya penegakan peraturan.
-
Bagi Masyarakat Umum a. Memberikan gambaran tentang upaya penegakan dan hasil dari kebijakan terkait toko modern di Kabupaten Sleman. b. Meningkatkan pengetahuan tentang kebijakan terkait toko modern supaya bisa memahami dan mengawasi perkembangan toko modern di Kabupaten Sleman
17