BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya selalu diarahkan pada
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Bagi perusahaan yang profit oriented maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal yang dilanjutkan dengan pengembangan usaha. Keuntungan ini sangat penting bagi perusahaan, karena dapat mencerminkan keberhasilan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai
investasi
jangka
panjangnya.
Dana
yang
digunakan
untuk
melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja ini akan terus berputar di dalam perusahaan. Modal kerja adalah nilai aktiva/ harta yang dapat segera dijadikan uang kas yaitu dipakai perusahaan untuk keperluan sehari-hari, misalnya untuk membayar gaji pegawai, membeli bahan baku/ barang, membayar ongkos angkutan, membayar hutang dan sebagainya (Riyanto, 2008: 57). Oleh sebab itu kesalahan dalam mengelola modal kerja mengakibatkan kegiatan usaha dapat terhambat atau terhenti sama sekali. Pengelolaan modal kerja berkaitan dengan kebijakan penentuan berapa besarnya
jumlah aktiva
lancar
yang
dibutuhkan dan
bagaimana cara
pendanaannya. Adapun elemen-elemen pembentuk modal kerja adalah meliputi
Universitas Sumatera Utara
kas, sekuritas yang dapat diperjualbelikan, piutang dan persediaan (Van Horne, 2005:313). Kas merupakan aktiva yang paling likuid dan merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Namun bukan berarti perusahaan harus mempertahankan jumlah kas yang sangat besar karena semakin besar kas yang melebihi utang lancarnya mencerminkan adanya overinvestment dalam kas atau banyak uang yang menganggur sehingga dimungkinkan akan memperkecil profitabilitas. Untuk meningkatkan profitabilitas perlu memperbesar total pendapatan dengan melakukan penjualan secara kredit dan tunai sehingga timbul piutang. Dengan demikian piutang dapat dikatakan sebagai aktiva atau kekayaan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan penjualan kredit. Penentuan besarnya modal kerja dalam persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap profitabilitas perusahaan. Adanya investasi yang terlalu besar pada persediaan dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan dan turunnya kualitas barang sehingga semua ini akan memperkecil profitabilitas perusahaan. Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, faktor modal kerja mempunyai arti yang sangat penting agar perusahaan dapat beroperasi secara terus-menerus dengan prinsip kesinambungan. Faktor modal kerja mendapat perhatian yang khusus agar pembelanjaan modal kerja dapat dilaksanakan dengan
Universitas Sumatera Utara
efisien. Efisien tidaknya pembelanjaan modal kerja dapat mempengaruhi likuiditas
perusahaan,
dan
besar
kecilnya
likuiditas
perusahaan
dapat
mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Efisiensi modal kerja dapat diukur degan melihat tingkat perputaran modal kerja. Menurut Brigham (2006: 107), hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan merupakan profitabilitas. Masalah profitabilitas ini penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Bagi pimpinan perusahaan, profitabilitas dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolak ukur prospek modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut. Perusahaan yang menjadi subjek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan pertambangan memiliki prospek yang sangat bagus di Indonesia. Perusahaan pertambangan merupakan salah satu sektor yang cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target investasinya. Penyebabnya adalah bahwa hasil dari pertambangan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia (Tambunan, 2007: 52). Besarnya perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan profitabilitas pada perusahaan pertambangan dari tahun 2007-2010 dapat dilihat pada Tabel 1.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Data Rata-Rata Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, dan Profitabilitas Pada Perusahaan Pertambangan Tahun 2007-2010 Periode Perputaran Perputaran Perputaran Return on Kas Piutang Persediaan Investment 2007 16,1071 8,6477 42,4517 10,38% 2008 67,2202 10,6966 35,9088 6,89% 2009 21,4362 8,3388 31,6070 3,64% 2010 13,3306 7,1818 25,7372 8,18% Sumber: www.idx.co.id (Mei 2011, diolah) Dari Tabel 1.1 menunjukkan bahwa perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan profitabilitas memiliki fluktuasi dari tahun ke tahun. Kas yang terlalu besar berakibat pemanfaatan kas tersebut kurang efisien karena kas tersebut menganggur dan tidak menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, tingkat profitabilitas perusahaan menjadi rendah. Dengan kata lain, semakin tingginya perputaran kas akan menyebabkan efisien kas semakin baik yang kemudian akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Semakin cepat dana dalam perusahaan berputar semakin efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula tingkat profitabilitas perusahaan atas dana yang ditanam. Dengan kata lain, semakin tingginya perputaran piutang dan perputaran persediaan, secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat profitabilitas. Namun, hal tersebut bertentangan dengan keadaan perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan profitabilitas dari tahun 2007 sampai tahun 2010, dimana apabila tingkat perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan meningkat atau menurun, maka tidak selamanya tingkat profitabilitas meningkat atau menurun.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. 1.3
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh dari perputaran modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4
Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat antara
lain: a. Bagi penulis Menambah wawasan penulis tentang pengaruh antara perputaran modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Bagi pihak lain Sebagai bahan informasi, referensi, perbandingan dalam kegiatan selanjutnya mengenai modal kerja dan pengaruhnya terhadap profitabilitas. c. Bagi Investor dan Masyarakat Sebagai sumber informasi dan dapat membantu investor dan masyarakat
dalam
melakukan
kegiatan
investasi
di
sektor
pertambangan.
Universitas Sumatera Utara