BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun) dan dewasa awal (21-24 tahun). Fase tersebut merupakan masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru (Jahja, 2011). Oleh sebab itu, pada fase tersebut, seseorang dituntut agar dapat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, kemandirian dalam ekonomi dan mengambil keputusan. Selain tanggung jawab yang sudah ada, mahasiswa juga memiliki tanggung jawab lain pada saat masa perkuliahan berlangsung. Mahasiswa mempunyai tugas-tugas yang harus dikerjakan, baik tugas rutin yang diberikan oleh para dosen, mengikuti ujian tengah semester dan ujian akhir semester, serta mengikuti peraturan-peraturan yang dibuat oleh pihak universitas maupun dari pihak dosen itu sendiri. Agar dapat menyelesaikan perkuliahan, terdapat peraturan yang mengharuskan mahasiswa untuk membuat skripsi atau tugas akhir. Peraturan tersebut tercantum dalam Kepmendiknas Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan pada pasal 12 dijelaskan bahwa kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan dengan cara penilaian
1
2
secara berkala yang salah satunya adalah penilaian melalui ujian skripsi. Definisi skripsi yang dimaksud ialah tugas akhir yang diwajibkan oleh pihak universitas dalam tingkat strata satu untuk meraih gelar sarjana. Meraih gelar sarjana merupakan hal yang tidak mudah dan banyak kendala yang harus dihadapi oleh mahasiswa, salah satunya ketika proses pengerjaan skripsi dilaksanakan. Secara umum, mahasiswa Universitas Bina Nusantara diberikan jangka waktu selama satu semester atau kurang lebih selama enam bulan untuk menyelesaikan skripsinya. Banyak kesulitankesulitan yang dihadapi mahasiswa selama pengerjaan skripsi. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dirasakan oleh mahasiswa selama pengerjaan skripsi, maka penulis melakukan wawancara terhadap 3 wisudawan dan 7 mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang dilakukan dari tanggal 7 April sampai 11 April 2012. Dari hasil wawancara yang didapatkan, mahasiswa mengalami kesulitan untuk menuangkan ide kedalam tulisan, menentukan judul skripsi, menyusun skripsi dan memperbaikinya sesuai dengan standart yang ditetapkan. Selain itu, skripsi merupakan penentu kelulusan bagi mahasiswa setelah menimba ilmu selama 4 tahun pada jenjang perguruan tinggi. Mahasiswa akan diuji oleh dosen penguji yang menentukan kelulusan mereka. Jika mereka tidak lulus maka mereka harus mengikuti sidang ulang. Hal-hal tersebut menimbulkan perasaan tertekan, khawatir, dan ketakutan yang merupakan pemicu stres pada mahasiswa. Faktor-faktor yang menimbulkan stres ini disebut juga dengan stresor. Seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu tentang faktor-faktor stress, maka Sarafino (2008) mendefinisikan stress adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan, menimbulkan persepsi
3
jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi yang bersumber pada
sistem biologis, psikologis dan
sosial dari seseorang. Stres
merupakan suatu kondisi yang dialami oleh manusia ketika harapan yang diinginkan dan kenyataan yang dihadapi berbeda (Rahmayati, 2012). Stres yang dialami oleh mahasiswa berbeda-beda dan banyak faktor yang menyebabkan mahasiswa menjadi stres ketika mengerjakan skripsi. Pada saat seseorang mengalami stres ada 2 aspek utama dari dampak yang ditimbulkan akibat stres yang terjadi, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis (Sarafino, 2008). Aspek fisik berdampak pada menurunnya kondisi seseorang pada saat stres sehingga orang tersebut mengalami sakit pada organ tubuhnya, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan. Sedangkan aspek psikologis terdiri dari gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala tingkah laku. Masing-masing gejala tersebut mempengaruhi kondisi psikologis seseorang dan membuat kondisi psikologisnya menjadi negatif, seperti menurunnya daya ingat, merasa sedih, dan menunda pekerjaan. Hal ini dipengaruhi oleh berat atau ringannya stress. Berat atau ringannya stres yang dialami seseorang dapat dilihat dari dalam dan luar diri mereka dalam proses pengerjaan skripsi. Setelah melakukan wawancara kepada mahasiswa Universitas Bina Nusantara untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengerjaan skripsi mereka, penulis membagi 2 faktor yang mempengaruhi pengerjaan skripsi mereka, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dari segi faktor internal, mahasiswa mengalami kendala kecemasan, takut gagal dalam sidang, sakit, malas karena terus-menerus memperbaiki skripsi yang disesuaikan dengan standart yang ada, ketidakmampuan mengatur waktu.
4
Sedangkan dari faktor eksternal, kendalanya dibagi menjadi 3 kategori, yaitu waktu, keuangan, dan fasilitas. Dalam faktor waktu, mahasiswa mengalami kendala banyak aktivitas yang berbenturan dalam pengerjaan waktu skripsi, contohnya adalah bekerja dan kuliah, dosen pembimbing yang sulit ditemui, dan pengolahan data yang memakan waktu cukup lama. Pada faktor keuangan, mahasiswa harus mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk skripsi seperti fotokopi bahan dan print skripsi. Faktor yang terakhir adalah kurangnya fasilitas yang mempengaruhi pengerjaan skripsi, seperti ketika hendak mengerjakan skripsi komputer yang akan digunakan mengalami kerusakan, selain itu internet yang digunakan tiba-tiba tidak berfungsi sehingga mahasiswa jadi tertunda dalam mengerjakan skripsi, dan juga mahasiswa kesulitan mendapatkan bahan skripsi yang dibutuhkan. Hasil wawancara tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nooreza (2011), yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan stres dalam pengerjaan skripsi adalah pengambilan data yang sulit, pencarian literatur yang terlalu banyak, pengolahatan data yang memakan banyak waktu, sulit mendapatkan subyek, dan lain-lain. Keadaan-keadaan yang timbul diatas dapat secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam pengerjaan skripsi karena saat stres tubuh individu akan mengaktifkan respon melawan dan menghindar yang akibatnya
individu
akan
mengeluarkan
banyak
energi
yang
dapat
menyebabkan keletihan baik secara mental maupun fisik dan biasanya keadaan ini akan ditandai dengan adanya penurunan produktivitas, sulit berkonsentrasi, rentang perhatian yang berkurang, kemampuan individu
5
untuk mengingat informasi menjadi sangat terbatas dan pengambilan keputusan yang terpengaruh (Somerville, 2003). Akibat dari respon melawan dan menghindar yang diakibatkan stres, stres yang timbul tersebut seringkali menyebabkan individu melakukan penundaan (Burka dan Yuen, dalam Fibrianti 2009). Penundaan dilakukan individu sebagai suatu bentuk usaha yang digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang dipersepsikan sebagai stress (Kendal & Hammen, dalam Fibrianti, 2009). Di salah satu fakultas Universitas Bina Nusantara, mahasiswa yang membutuhkan perpanjangan waktu untuk penyelesaian skripsi semakin meningkat dari semester sebelumnya ke semester selanjutnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari salah satu jurusan di Universitas Bina Nusantara, pada periode semester genap 2010 mahasiswa yang melakukan perpanjangan waktu sebanyak 9 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Kemudian pada semester selanjutnya, yaitu periode skripsi ganjil 2011, mahasiswa yang melakukan perpanjang waktu untuk skripsi sebanyak 12 mahasiswa dari 37 mahasiswa. Dalam mengurangi stres yang dirasakan tersebut, mahasiswa harus mempunyai waktu pengerjaan skripsi yang teratur. Jika mahasiswa tidak mempunyai waktu pengerjaan skripsi yang teratur, maka mahasiswa cenderung menunda-nunda mengerjakan skripsi mereka. Penundaan yang dilakukan oleh seseorang dalam tugas akademik disebut dengan prokrastinasi akademik. Ferrari et al (1995) mendefinisikan prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, seperti tugas kuliah. Pada penelitian prokrastinasi yang dilakukan oleh Ellis dan Knaus (1977, dalam Steel 2007) terungkap
6
bahwa 80% sampai dengan 95% mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik. Berdasarkan penelitian Solomon dan Rothblum (1984), dilaporkan bahwa mahasiswa melakukan prokrastinasi sebanyak 46% ketika menulis lembar tugas, 30,1% membaca tugas mingguan, 27,6% belajar untuk ujian, 23% menghadiri kelas, dan 10,6% tugas-tugas administratif. Untuk mendukung penelitian prokrastinasi yang dilakukan, penulis melakukan pengamatan pada mahasiswa yang mengambil skripsi pada semester lalu dan pada hasil yang didapat, masih banyak mahasiswa Universitas Bina Nusantara menyerahkan skripsinya dengan terburu-buru mendekati waktu deadline dan jumlah mahasiswa yang memperpanjang waktu pengerjaan skripsi di semester selanjutnya semakin meningkat. Disamping itu, penulis mewawancarai tiga orang wisudawan dan tujuh mahasiswa Universitas Bina Nusantara pada tanggal 7 April sampai 11 April 2012 yang dimana menurut mereka, mereka cenderung memiliki kecemasan dalam
diri
yang
menyebabkan
mereka
mengulur-ulur
waktu
untuk
mengerjakan skripsi. Mereka juga lebih mementingkan kegiatan lain yang mereka anggap menyenangkan seperti jalan-jalan daripada mengerjakan skripsi. Kegiatan tersebut awalnya hanya untuk menghilangkan kejenuhan mereka dalam membuat skripsi tetapi setelah melakukan kegiatan menyenangkan tersebut, mereka menjadi cenderung tidak fokus untuk mengerjakan skripsi. Hal ini membuat proses pengerjaan skripsi menjadi tertunda karena mereka berpikir bahwa pengerjaan skripsi bisa dilakukan di lain waktu. Fenomena ini didukung dengan pernyataan Ferrari et. al. (1995) yang menjelaskan karakteristik mahasiswa yang melakukan prokrastinasi adalah suka menunda-nunda mengerjakan tugas sampai batas waktu
7
pengumpulan, suka tidak menepati janji untuk segera mengumpulkan tugas dengan memberi alasan untuk memperoleh tambahan waktu dan memilih untuk melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan seperti menonton televisi, jalan-jalan, dan sebagainya. Selain itu, hambatan lain dari proses pengerjaan kegiatan skripsi adalah
banyak mahasiswa Universitas Bina
Nusantara yang melaksanakan skripsi berdampingan dengan kegiatan mata kuliah magang, dimana mereka dituntut untuk mampu membagi jadwal kegiatan. Adanya hambatan ini, otomatis mengakibatkan mahasiswa menjadi tidak fokus dalam menyelesaikan skripsinya. Hal ini dikarenakan mahasiswa harus bekerja, membuat laporan magang, dan juga membuat laporan skripsi secara bersamaan. Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan diatas, pengamatan yang dilakukan penulis, dan juga wawancara non-formal yang telah dilakukan dengan beberapa wisudawan dan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, didapat bahwa banyak dari wisudawan yang menunda mengerjakan skripsi sampai waktu deadline dan banyak mahasiswa yang merasa stres dalam mengerjakan skripsi. Ferrari, dkk (1995) menyatakan bahwa penundaan merupakan penyebab stress yang berkontribusi terhadap disfungsi psikologis dan pola perilaku maladaptif. Akibat dari stres yang dirasakan mahasiswa, mereka melakukan tindakan prokrastinasi akademik. Ditambah dengan pernyataan dari Tice dan Baumeister (1977, dalam Satiadarma, 2005) bahwa pelajar yang tergolong prokrastinator umumnya memperoleh nilai yang rendah dalam pendidikan dan mengalami stres serta memiliki tingkat kesehatan yang lebih rendah daripada pelajar lain.
8
Oleh karena itu, dari fenomena yang telah dijelaskan dan dari wawancara yang telah dilakukan, penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan antara tingkat stres dengan perilaku prokastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi pada Semester Genap 2011/2012.”
1.2.
Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka didapat rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana tingkat stres mahasiswa Universitas Bina Nusantara dalam pengerjaan skripsi periode Semester Genap 2011/2012? 2. Bagaimana tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Universitas Bina Nusantara
dalam
pengerjaan
skripsi
periode
Semester
Genap
2011/2012? 3. Bagaimana hubungan antara tingkat stres dengan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa Universitas Bina Nusantara dalam pengerjaan skripsi periode Semester Genap 2011/2012?
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, yaitu : 1. Untuk mengetahui tingkat stres mahasiswa Universitas Bina Nusantara dalam pengerjaan skripsi periode Semester Genap 2011/2012.
9
2. Untuk mengetahui tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Universitas Bina Nusantara dalam pengerjaan skripsi periode Semester Genap 2011/2012. 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara tingkat stres dengan tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Universitas Bina Nusantara
dalam
pengerjaan
skripsi
periode
Semester
Genap
2011/2012.
1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharpakan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Secara teoritis: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan, khususnya dibidang Psikologi Pendidikan mengenai hubungan tingkat stres dengan perilaku prokrastinasi akademik dalam pengerjaan skripsi. b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan acuan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang dampak terjadinya stres dan perilaku prokrastinasi akademik yang menghambat
pengerjaan
skripsi,
sehingga
dapat
mendorong
mahasiswa untuk mengurangi perilaku prokrastinasi akademik dan dapat menambah pemahaman tentang dampak stres.