BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa daerah merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal di sekolah dasar untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaankebudayaan yang ada di daerah. Pembelajaran bahasa daerah menuntut pendidik menjadi sosok guru yang profesional. Tuntutan profesionalitas yang menghendaki para guru untuk mampu menjadi pendidik yang terampil dan kreatif dalam penggunaan strategi, metode dan media pembelajaran menjadi suatu tantangan tersendiri bagi para guru pada setiap pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penerapan metode pembelajaran di tingkat sekolah dasar sangatlah bervariasi dengan menyesuaikan materi yang akan disampaikan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, para guru memiliki cara yang berbeda-beda dalam penggunaan strategi, metode dan media untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Penggunaan metode yang tepat disertai dengan penggunaan media yang kreatif yang sesuai dengan materi ajar, akan mampu menciptakan pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. Kekreatifitasan dari guru dalam mengaplikasikan metode dan media akan membentuk stimulus yang dapat menciptakan respon yang baik pada peserta didik, yaitu berupa pengalaman baru dalam belajar sehingga stimulus yang telah diberikan akan selalu diingat pada setiap pembelajaran mereka. Rendahnya minat untuk mempelajari kebudayaan daerah menjadi kendala utama pada pembelajaran bahasa daerah untuk memunculkan respon belajar yang
1
2
maksimal. Upaya untuk meningkatkan respon peserta didik dapat dimunculkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengajak mereka secara aktif untuk langsung mengetahui hal-hal baru. Menunculkan respon belajar tidaklah mudah, terkadang dalam setiap proses pembelajaran, respon siswa sangat besar pada awal mulainya pembelajaran. Setelah beberapa menit guru menyampaikan materi, respon para peserta didik untuk belajar mulai memburuk. Untuk meminimalisir hal tersebut, maka diperlukan strategi, salah satunya dengan menggunakan media kreatif. Disaat inilah kreatifitas guru sangat diperlukan untuk memotivasi para peserta didik. Pembelajaran bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang di dalamnya mengandung nilai kearifan lokal dan nilai-nilai budi pekerti. “Pembelajaran muatan lokal bahasa daerah diarahkan supaya peserta didik memiliki kemampuan dan keterampilan berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut
dengan
baik
dan
benar, secara
lisan maupun tertulis
serta
menumbuhkembangkan apresiasi terhadap hasil karya sastra dan budaya daerah”(PERGUB JATIM, 2014:1). Materi pada pembelajaran bahasa Jawa khususnya mareri tembang dolanan, merupakan salah satu materi pembelajaran yang memerlukan penggunaan strategi belajar yang tepat. Rachmasari (2010,1-2) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ada kesulitan yang dijumpai oleh para guru dan siswa yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap materi tembang dolanan serta kurangnya materi dan media untuk mengajarkan lagu dolanan. Pendapat yang sama juga disebutkan oleh Kusumastuti (2014, 1) dalam jurnal penelitiannya yang menyatakan bahwa pembelajaran bahasa daerah, khususnya
3
materi tembang, 12 siswa menyatakan sulit dari hasil kuesioner terhadap 100 siswa SD. Ada tiga aspek penting dan mendasar dalam pembelajaran tembang dolanan. Ketiga aspek tersebut ialah kemampuan untuk menggunakan tinggi-rendah nada yang benar, intonasi dan pelafalan lirik. Dari aspek-aspek yang ada maka diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Apabila strategi yang digunakan kurang tepat dikhawatirkan akan terjadi kejenuhan pada peserta didik dalam belajar materi ini. Pembelajaran tembang dolanan seharusnya disampaikan secara totalitas karena di dalam materi ini mengandung banyak nilai-nilai luhur warisan nenek moyang yang mampu membentuk karakteristik peserta didik sejak usia dini. Guru seharusnya tidak hanya menyanyikan tembang dolanan saja, tapi juga harus mampu menyampaikan makna yang tersirat dalam tiap-tiap syair atau lirik. Setelah melakukan wawancara dengan guru pengampu pelajaran muatan lokal bahasa Jawa, dalam penyampaian materi tembang dolanan beliau hanya menyampaikan materi dengan menyanyikan beberapa tembang dolanan dan siswa menirukan apa yang telah dinyanyikan oleh guru. Dari wawancara tersebut didapatkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih belum maksimal. Terlihat hanya siswa menirukan apa yang telah disampaikan oleh guru dan masih belum mampu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan metode seperti itu masih belum cukup untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Penilaian yang dapat diambil yaitu hanya mampu mengukur hafal atau tidak hafalnya tembang-tembang dolanan yang disampaikan tanpa mampu mengukur kemampuan dalam menyesuaikan tinggi-
4
rendahnya titi laras dari tembang yang dinyanyikan. Dari masalah ini akan muncul permasalahan baru yaitu keseriusan siswa dalam menyanyikan tembang dolanan dan melemahnya minat belajar pesera didik dikarenakan kesulitan dalam menentukan tinggi-rendahnya titi laras dari tembang dolanan yang dinyanyikan. Untuk mengatasi permasalahan ini guru dituntut untuk mampu menumbuhkan kembali minat belajar peserta didik dengan memotivasi secara langsung maupun tidak langsung. Untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam penyampaian tembang dolanan pada kelas pembelajaran
IV di SDN Lowokwaru 1, peneliti menawarkan media
sebagai
salah
satu
upaya
untuk
memaksimalkan
proses
pembelajaran serta menumbuhkan minat belajar dan memotivasi siswa dalam belajar tembang dolanan denan menggunakan media Tolling G”Drum (Botol Beling dan Gong Drum). Media Tolling G’Drum ini merupakan salah satu wujud atau bentuk media kreatif. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk dapat menerapkan media tersebut dan melakukan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Pemanfaatan Media Tolling G’Drum (Botol Beling Dan Gong Drum) dalam Pembelajaran Tembang Dolanan Siswa Kelas 4 SDN Lowokwaru 1 Kota Malang”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka secara umum permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana
sintak
pemanfaatan
media
Tolling
G’drum
dalam
pembelajaran tembang dolanan pada siswa kelas 4 SDN Lowokwaru 1 Kota Malang?
5
2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pemanfaatan media Tolling G’drum dalam pembelajaran tembang dolanan pada siswa kelas 4 SDN Lowokwaru 1 Kota Malang? 3. Bagaimana efektivitas pelaksanaan media Tolling G’drum dalam pembelajaran tembang dolanan pada siswa kelas 4 SDN Lowokwaru 1 Kota Malang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan sintak pemanfaatan media pembelajaran Tolling G’drum dalam pembelajaran tembang dolanan pada siswa
kelas 4 SDN
Lowokwaru 1 Kota Malang. 2. Mengetahui kendala-kendala yang ditemui dalam penggunaan media Tolling G’drum dalam pembelajaran tembang dolanan siswa kelas 4 SDN Lowokwaru 1 Kota Malang. 3. Mengetahui efektivitas pelaksanaan media pembelajaran Tolling G’drum dalam pembelajaran tembang dolanan pada siswa kelas 4 SDN Lowokwaru 1 Kota Malang. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Secara teoritis penelitian ini dapat menambah pemahaman peneliti terhadap teori-teori yang telah dipelajari selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang terkait dengan mata kuliah Seni
6
Budaya Jawa, Media Pembelajaran dan Strategi belajar mengajar selama melakukan penelitian. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi kepala sekolah sebagai bahan untuk mendorong para guru guna menciptakan dan mengembangkan media yang kreatif dan inovatif sebagai langkah untuk meningkatkan minat belajar para peserta didik khususnya dalam pembelajaran muatan lokal bahasa daerah sekolah dasar dan sebagai upaya dalam menentukan keberhasilan pengelolaan pembelajaran di sekolah. b. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk dijadikan salah satu contoh kreatifitas penciptaan media pembelajaran khususnya muatan lokal bahasa daerah serta menumbuhkan minat para peserta didik dalam belajar bahasa daerah dan agar dalam pelaksanaan kegiatan guru lebih mudah dalam mengelola situasi dan kondisi kelas serta mengembangkan dan mengarahkan pembelajaran menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. c. Bagi siswa, menjadi pengalaman baru dalam belajar dan dapat termotivasi saat belajar tembang dolanan dengan menggunakan media Tolling G’Drum, serta mampu menguasai materi tembang dolanan dengan cepat, tepat dan benar dan dapat memanfaatkan waktu dengan baik.
7
E. Definisi Istilah Penjelasan definisi istilah diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahaman pembaca dala menafsirkan penelitian ini. Berikut penjelasan istilah yang dipakai dalam penelitian ini. 1. Media Pembelajaran media pembelajaran merupakan alat atau benda yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan dalm proses pembelajaran yang tercipta antara pendidik dan peserta didik pada suatu lingkungan belajar. 2. Tolling G’Drum Merupakan sebuah kreatifitas dari peneliti melalui penciptaan alat musik yang terbuat dari beberapa botol beling dan drum yang diisi dengan air dengan takaran air pada masing-masing botol berbeda agar sewaktu botol beling ini dipukul atau dimainkan akan menghasilkan suara atau nada yang berbeda dengan botol yang lainnya. 3. Pembelajaran Bahasa Daerah Merupakan mata pelajaran muatan lokal wajib yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan etika, estetika, moral, spiritual dan karakter yang mana didalamnya terdapat materi pembelajaran tata basa, unggah-ungguh basa jawi, aksara jawa, Kasussastran jawi dan sekar dolanan saha macapat. 4. Tembang Dolanan Tembang dolanan merupakan salah satu materi muatan lokal dalam pembelajaran bahasa jawa yang berisikan lagu-lagu tradisional yang cara penyampaian pembelajarannya dengan menyanyikan syair-syairnya.
8
5. Tembang gundhul-gundhul pacul Tembang gundhul-gundhul pacul merupakan salah satu dari beberapa lagu dolanan yang mengandung makna kearifan lokal yang mengajarkan kepada anak-anak untuk tidak merasa hebat dan tetap rendah hati. 6. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas adalah taraf tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan yang dapat berupa keberhasilan, tepat, sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kriteria efektivitas dalam pembelajaran ialah adanya suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran.