1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling mudah dan paling banyak digunakan masyarakat luas. Dari tahun ketahun permintaan akan energi listrik semakin meningkat. Akibat tidak adanya keseimbangan pemenuhan (demand) dan penyediaan (supply), rawan menimbulkan terjadinya krisis energi listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda perekonomian masyarakat. Untuk itu maka diperlukan manajemen energi listrik agar penggunaan dan penyediaan energi listrik tersebut dapat berjalan secara efektif. Langkah dan upaya penghematan energi, khususnya energi litrik mendapat dukungan nyata pemerintah dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Penghematan energi. Didalamnya dinyatakan bahwa dalam upaya penghematan energi khususnya energi listrik, diperlukan manajemen energi agar pemanfaatannya menjadi lebih efisien. Indikator energi dapat dilihat dari elastisitas energi dan intensitas energi primer, yaitu: perbandingan antara jumlah konsumsi energi per pendapatan domestik bruto (PDB). Semakin efesien suatu negara dalam pola konsumsi energi, intensitas energinya akan semakin kecil. Pada tahun 2015 elastisitas energi Indonesia sebesar 1,69 dibandingan dengan negara maju yang berkisar antara 0,10,6 (Dewan Energi Nasional, 2015), artinya, untuk meningkatkan hasil dari PDB-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
PDB sebesar 1 juta USD, Indonesia memerlukan energi sebanyak 1,69 x 103 TOE (Ton Oil Equivalent). Dengan demikian bahwa pemakaian energi di Indonesia masih belum efisien. Menurut Ricardo (2010) dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Sistem Manajemen Energi Untuk Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia”, berdasarkan tinjauan yang dilakukan terhadap standar manajemen energi yang ada di beberapa negara, maka penerapan standar tersebut di industri yang ada di Indonesia dapat membawa keuntungan. Keuntungan tersebut meliputi penghematan penggunaan energi yang pada akhirnya dapat membawa kepada pengurangan emisi CO2 Karena berbagai tekanan yang harus dihadapi oleh industri seperti biaya bahan bakar dan biaya perawatan, maka kesadaran akan pentingnya penghematan energi akan meningkat. Hal tersebut memungkinkan terjadinya dorongan dalam penerapan standar manajemen energi, berdasarkan kesimpulan tersebut maka diperlukan adanya penerapan sistem manajemen energi yang baik di perusahaan agar bisa memantau penggunaan energi di perusahaan, dengan ini penulis akan menganalisa bagaimana penerapan manajemen energi diperusahaan bisa mendatangkan penghematan energi. Kebijakan konservasi energi dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi kuantitas energi yang memang benar-benar diperlukan. Upaya konservasi energi dapat diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai dari pemanfaatan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan
akhir,
dengan
menggunakan
teknologi
yang
efisien
dan
membudayakan pola hidup hemat energi. PT Multi Guna Gas dengan luas tanah 52.000m2 dan luas bangunan 36.650m2 dan dengan produk utama berbagai jenis merk minyak goreng yang dipasarkan di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
pasar domestik maupun diekspor ke berbagai negara di Timur Tengah dan Afrika. Untuk membuat berbagai produk tersebut diperlukan berbagai macam mesin-mesin untuk melakukan proses produksi, dan mesin-mesin tersebut memerlukan energi, salah satunya berupa energi listrik untuk membantu proses pergerakan mesin ataupun untuk mengubah energi listriknya menjadi energi panas. Ada 4 jenis energi yang dimanfaatkan di pabrik, dengan listrik sebagai sumber energi yang paling banyak digunakan. Penggunaan listrik tersebar pada pemakaian untuk lampu di office, lampu di production line, untuk menyalakan kompressor, menyalakan mesin dll. Sumber energi berikutnya yang dipakai adalah LPG yang digunakan untuk proses sistem boiler dan Solar digunakan untuk penggerak forklift untuk distribusi dan pengangkutan barang yang besar. Dengan rata-rata konsumsi energi listrik sebesar 426.707 kWh /bulan, perusahaan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 460.160.982/bulan (dengan asumsi tarif dasar listrik industri Rp. 1.050/kWh untuk LWBP dan Rp. 1.450/kWh untuk WBP). Biaya yang dikeluarkan tersebut tergolong besar terhadap persentase total production cost, yaitu berkisar sebesar 27%. Hal tersebut jauh dari yang ditargetkan perusahaan dalam rangka menekan biaya produksi, yang mana dikutip dari Departemen Finansial, awalnya biaya konsumsi listrik atau biasa disebut Electric Utility Cost ditargetkan besarnya sekitar 18% -20% dari total production cost. Untuk permasalahan tersebut, perlu diadakan audit penggunaan energi kelistrikan sesuai prosedur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI 03-6196-2000), audit ini berisi analisa dari perbandingan antara masukan dan keluaran per satuan output dalam suatu sistem pemanfaatan energi listrik. Hasil dari audit energi listrik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
diharapkan mampu menentukan efisiensi penggunaan energi listrik per konsumen, sekaligus langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi. Audit energi ini sebelumnya telah diaplikasikan di PT Coca Cola Botling, audit ini dilakukan dengan menghitung besarnya efisiensi beberapa utility seperty boiler, NH3 compressor dan air compressor, dari perhitungan tersebut kemudian dapat diihitung besarnya peluang penghematan energi yag dapat dilakukan serta dikaitkan dengan present value-nya sehingga dapat diketahui periode pengembalian modal bila dilakukan perbaikan alatnya (Imron, 2010)
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka akan dianalisis bagaimana potret penggunaan energi dan potensi penghematan energi pada perusahaan untuk dijadikan dasar untuk merekomendasikan improvement yang akan diaplikasikan oleh perusahaan. Perumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam beberapa poin, yaitu; 1. Bagaimana profil penggunaan energi di PT Multi Guna Gas? 2. Bagaimana potensi untuk penghematan energi listrik di PT Multi Guna Gas 3. Bagaimana studi kelayakan investasi pada potensi penghematan energi di PT Multi Guna Gas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah: 1. Mengetahui potret profil jumlah penggunaan energi di PT Multi Guna Gas. 2. Mengidentifikasi energy loss apa saja yang terjadi pada saat pabrik beroperasi dan mengetahui potensi penghematan energi listrik. 3. Mengetahui kelayakan investasi dari usaha improvement dan investasi yang nantinya direkomendasikan.
1.4 Batasan Permasalahan Untuk memberikan kerangka yang jelas dalam pelaksanaan penelitian tugas akhir ini, maka diperlukan penetapan batasan permasalahan serta asumsi-asumsi yang memberikan atribut pada beberapa aspek penting yang akan menentukan hasil yang akan dicapai serta implementasi penelitian ini. Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: -
Pembahasan hanya dilakukan pada audit dan konservasi energi dalam sistem kelistrikan pada perusahaan PT Multi Guna Gas
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: -
Semua sistem yang ada bekerja pada kondisi normal.
-
Harga/Tarif Dasar Listrik konstan sesuai dengan yang ditentukan PLN (Tarif Dasar Listrik industri golongan I3, Rp. 1.050/kWh untuk LWBP dan Rp. 1.450/kWh untuk WBP)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
1.5 Sistematika Penulisan Dalam laporan penulisan Tugas Akhir ini, untuk mendapatkan hasil yang teratur, terarah dan mudah dipahami, maka penulisan disusun dengan menggunakan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan , dengan maksud memperoleh gambaran umum mengenai masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diterangkan secara singkat tentang teori-teori yang berhubungan dan berkaitan erat dengan masalah-masalah yang akan dibahas serta merupakan tinjauan kepustakaan yang menjadi kerangka dan landasan berfikir dalam proses pemecahan masalah penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metodologi yang dipakai selama pembuatan laporan dan perumusan masalah yang ada sehingga mendapatkan referensi sebagai alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini berisikan pengumpulan data yang berisi data awal yang selanjutnya diolah menjadi informasi yang akan dibahas pada bagian analisis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
BAB V ANALISA DATA Pada bab ini akan menganalisa dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Analisa ini akan menjelaskan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa dan penelitian secara menyeluruh serta diberikan juga saran-saran, baik untuk pihak perusahaan maupun pengembangan penelitian selanjutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/