1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat signifikan dalam kehidupan, setiap bangsa, setiap individu pada umumnya menginginkan pendidikan, Semakin tinggi tingkat pendidikan maka kualitas hidup akan semakin baik.1 Menurut Ki Hajar Dewantoro Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak-anak.2 Proses pendidikan dapat terjadi di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan di sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Sekolah diharapkan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal, yakni mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Dengan demikian, pendidikan di sekolah secara seimbang dan serasi menjamah aspek pembudayaan, penguasaan pengetahuan, dan pemilikan ketrampilan peserta didik.3 Hasil dari pendidikan yang berlangsung di sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai pada suatu mata pelajaran tertentu oleh seseorang setelah mengalami proses belajar
1
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Bandung: Bumi Aksara,1983), hlm. 13 Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam, (Pekalongan: STAIN Press, 2009), hlm. 3 3 Umar Tirta Raharja, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 173 2
1
2
mengajar, baik yang berupa pengetahuan. Sikap dan ketrampilan yang ukurannya dilakukan dengan mengadakan evaluasi.4 Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, diantaranya faktor inteligensi (kecerdasan). Telah menjadi pengertian yang relatif umum bahwa kecerdasan memegang peranan besar dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan. Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar dari pada orang yang kurang cerdas.5 Dengan mengetahui inteligensinya, seorang anak dapat dikategorikan sebagai anak yang pandai atau cerdas (genius), sedang, atau bodoh (idiot). Menurut William Stern inteligensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuanya.6 Inteligensi pada setiap anak tidak sama, inteligensi seseorang biasanya dapat diukur dengan menggunakan alat tertentu. Hasil dari pengukuran kecerdasan biasanya dinyatakan dengan angka yang menunjukan perbandingan kecerdasan yang dikenal dengan sebutan Intelligence Quotient (IQ). Menurut penelitian yang telah dilakukan Abu Ahmadi, menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara IQ dengan hasil belajar disekolah. Angka korelasi antara IQ dengan hasil belajar biasanya berkisar 0,50. Ini berarti bahwa 25 % hasil belajar disekolah dapat dijelaskan dari IQ. Karena itu, informasi mengenai taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat 4
Dimyati Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 1999), hlm. 24 Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Stia, 1997), hlm. 108 6 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 52 5
2
3
berharga untuk memperkirakan kemampuan belajar seseorang. Secara kasar beberapa ahli menetapkan bahwa orang yang normal tingkat kecerdasannya memiliki IQ sekitar 90 – 110. Lebih dari itu sudah termasuk kategori sangat cerdas, sebaliknya dibawah IQ 90 termasuk kategori kurang atau tidak normal. Dengan memahami taraf IQ setiap anak, maka seorang guru akan dapat memperkirakan tindakan yang harus diberikan kepada anak didiknya secara tepat, Dalam belajar sesuai dengan tingkat inteligensi dengan harapan bisa meningkatkan prestasi belajar.7 Pengamatan penulis di SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang tingkat inteligensi masing-masing siswa berbeda-beda. Hal ini dibuktikan melalui laporan skoring tes inteligensi siswa yang diadakan oleh pihak luar yaitu jasa tes inteligensi pada tanggal 13 Nopember 2010. Laporan tes skoring yang akhirnya dapat membantu pendidik dalam mengenali potensi siswa, terutama dalam hal inteligensi peserta didik (siswa). Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis tertarik untuk menguji ulas atau meneliti kembali antara skor tes inteligensi dengan prestasi belajar siswa atas dasar pertimbangan bahwa tes inteligensi adalah serangkaian tes yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu atau lebih dikenal dengan istilah time limit test yakni sederetan soal yang relatif mudah, tetapi diberikan dalam waktu terbatas sehingga tak seorangpun dapat menyelesaikan semua soal, tes inteligensi juga berupaya untuk memprediksi prestasi belajar dengan cara mengenali hasil skor dari laporan tes inteligensi siswa.
7
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar.................hlm. 108
3
4
B. Rumusan Masalah Agar dalam penulisan penelitian ini tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan dan pemahaman judul, maka penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana skor tes inteligensi siswa SD Negeri Kemligi Kecamatan
Wonotunggal kabupaten Batang ? 2. Bagaimana prestasi
belajar siswa SD Negeri Kemligi Kecamatan
Wonotunggal Kabupaten Batang ? 3. Bagaimana korelasi antara skor tes inteligensi dengan prestasi belajar siswa
SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang ? Untuk menghindari kesalah pahaman maupun salah pengertian dalam memahami skripsi ini, terlebih dahulu penulis jelaskan pengertian maksud dari judul ini. 1. Korelasi Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier (searah bukan timbal balik) antara dua variabel atau lebih .8 2. Skor Skor adalah Hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.9
8
eprints-Undip.ac.id/6608/1/korelasi-Product-Moment.pdf Images. Lussysf. Multiply. Multiplycontent. com/attachmentI0ItxMr-900cGoAAG QUSPGI/ BAB%20III.pdf?key=lussyst:journal:644&nmid= 9
4
5
3. Tes Inteligensi Tes inteligensi adalah serangkaian cara yang dirancang untuk mengungkap, mengukur serta menginterprestasikan perbedaan potensi seseorang secara kejiwaan.10 4. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah tingkat hasil yang diperoleh pada saat sekarang pada terhadap suatu bidang yang dipelajari untuk memperoleh ilmu atau menguasai sesuatu.11 5. Siswa Siswa adalah murid. Maksudnya adalah objek yang diteliti dalam skripsi ini adalah siswa SD Negeri Kemligi Wonotunggal Batang.12 Berdasarkan penegasan istilah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud judul penelitian ini adalah penelitian tentang hubungan antara nilai yang diperoleh dari sebuah tes inteligensi dengan prestasi belajar siswa SD Negeri Kemligi Wonotunggal Batang.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui skor tes inteligensi siswa SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. b. Untuk mengetahui prestasi belajar siwa SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. 10
Samsul Buhari, Apa dan Bagaimana Psikotes,(Jogjakarta : ANDI, 2004), hlm. 8 Em Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Aneka Ilmu, 2008), hlm. 29-30 12 Em Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,...........hlm. 912 11
5
6
c. Untuk mengetahui korelasi antara skor tes inteligensi dengan prestasi belajar siswa SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. 2. Manfaat Penelitian Dengan penulisan skripsi ini penulis tidak hanya ingin mencapai tujuan sementara tetapi diharapkan dapat berguna dan bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai korelasi antara skor tes inteligensi dengan prestasi belajar siswa. b. Sebagai bahan referensi bagi para pendidik untuk mengetahui bagaimana korelasi antara skor tes inteligensi siswa SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal
Kabupaten Batang dengan
prestasi belajar. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan bagi guru, mendisain pembelajaran dan memperlakukan siswa dalam belajar sesuai dengan tingkat inteligensi dengan harapan bisa meningkatkan pretasi belajar siswanya.
6
7
D. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis Tes adalah teknik untuk mengesahkan atau menolak hipotesis dalam pengukuran mental atau tugas yang menghasilkan skor atau prosedur sistematik untuk membandingkan dua orang atau lebih.13 Menurut Saifuddin Azwar tes adalah prosedur yang sistematik. Maksudnya aitem-aitem dalam tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, prosedur administrasi tes dan pemberian angka (scoring) terhadap hasilnya harus jelas dan dipesifikasikan secara terperinci, dan setiap orang yang mengambil tes itu harus mendapat aitem-aitem yang sama dalam kondisi yang sebanding.14 Inteligensi menurut pakar psikologi pendidikan perancis Eduard Claparede dan Willian Stern yaitu penyesuaian diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Sedangkan menurut pakar psikologi Gestalf bahwa inteligensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. Berbeda lagi dengan Binet, seorang psikolog perancis, Binet lebih
menggambarkan
bahwa
inteligensi
adalah
sekumpulan
atau
keseluruhan kemampuan individual untuk bertindak dengan tujuan, berfikir secara rasional dan berurusan secara efektif dengan lingkunganya.15 Alice Heim, seorang psikolog dan telah berhasil mengembangkan beberapa tes kecerdasan mendefinisikan kecerdasaan (inteligensi) sebagai berikut : kecerdasan ialah perbuatan pandai yang terdiri dari pemahaman
13
Hardi Sunanto, Memahami sikotes IQ, (Bandung: Pustaka Grafika, 2002), hlm. 16 Saifudin Azwar, Tes Prestasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 3 15 Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 153-154 14
7
8
hal-hal pokok didalam suatu keadaan dan penanggapan secara tepat terhadap keadaan tersebut. Hampir semua peneliti berusaha mengukur kecerdasan dengan berbagai cara dan mereka menggunakan apa yang dinamakan
tes
kecerdasan.
Tes-tes
ini
terdiri
dari
serangkaian
permasalahaan numerik, permasalahan verbal, permasalahan keruangan (spatial) dan permasalahan pertimbangan, keberhasilan memecahkan berbagai permasalahan tersebut diistilahkan sebagai perilaku pandai. Nilai didalam tes tersebut dianggap sebagai ukuran kecerdasan.16 M. Sastra Praja menyatakan bahwa prestasi adalah suatu hasil yang diperoleh dari usaha semaksimal mungkin. Belajar menurut Martensi K. adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menguasai bahwa pelajaran yang di berikan oleh guru. Gagne berpendapat bahwa belajar akan terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi anak didik sedemikian rupa sehingga perbuatanya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi.17 Menurut Dimyati dan Mujiono prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai pada suatu mata pelajaran tertentu oleh seseorang setelah mengalami proses belajar mengajar, baik yang berupa pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, yang pengukuranya dilakukan dengan mengadakan evaluasi.18 Sedangkan menurut Saifudin Azwar dalam bukunya “Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar”, prestasi belajar adalah
16 17
84.
18
Malcolm Hardy, Pengantar Psikolog, (Semarang: Erlangga, 1985), hlm. 71 Thalijah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994), hlm. Dimyati Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 24.
8
9
hasil yang dicapai setelah anak didik melakukan kegiatan yang menghasilkan adanya perubahan mengenai pengetahuan, ketrampilan dan sikap.19
2. Kerangka Berfikir Seberapa besar konstribusi atau peranan faktor inteligensi dalam ikut menentukan keberhasilan belajar dapat dilihat dari penelitian pendahulu yang dilakukan oleh wulan yang memperoleh korelasi antara IQ performansi dengan prestasi belajar pada murid kelas satu sekolah dasar sebesar r = 0,41. Pratomo, Purnamingsih dan Harjito menemukan korelasi inteligensi dengan prestasi belajar sebesar r = 0,276 yang signifikan pada taraf 5 %. Yuniarti dalam studinya menemukan koefisien korelasi antara inteligensi dan prestasi belajar yang signifikan sebesar r = 0, 4896 dengan menggunakan sebanyak 394 anak sebagai sampel.20 Dari beberapa penelitian pendahulu diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa dari berbagai karakter inteligensi anak, tes inteligensi dimungkinkan memiliki hubungan dengan prestasi belajar siswa karena inteligensi merupakan salah satu yang menjadi bagian faktor dari dalam diri siswa. Sangatlah wajar apabila dari siswa yang memiliki inteligensi tinggi diharapkan akan dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula, karena prestasi belajar merupakan hasil atau perubahan yang diperoleh seorang siswa setelah melakukan aktifitas atau usaha semaksimal mungkin dalam 19
Saifudin Azwar, Tes Prestasi,........................hlm. 4 Saifudin Azwar, Pengantar Psikologi Inteligensi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 168 20
9
10
melakukan kegiatan baik berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Oleh karena itu penulis ingin menguji kembali tingkat korelasi antara variabel prestasi belajar dengan inteligensi siswa di SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang .
3. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau salah, anggapan tersebut akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta itu membenarkan.21 a. Hipotesa kerja juga disebut hipotesa alternatif yang disingkat Ha. Yang menyatakan adanya hubungan antara variabel skor tes inteligensi terhadap prestasi belajar. b. Hipotesa nihil yang disingkat Ho yang menyatakan tidak adanya hubungan antara skor tes inteligensi terhadap prestasi belajar. Berdasarkan analisis dan kerangka berfikir diatas maka penulis mengambil hipotesis bahwa ada hubungan yang signifikan antara skor tes inteligensi terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri Kemligi Wonotunggal Batang.
21
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I, (Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM, 1986 ), hlm.
63.
10
11
E. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian yang akan penulis lakukan adalah dengan menggunakan, pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka) yang diolah dengan metode statisika.22 Data yang dikumpulkan yaitu hasil tes inteligensi dan nilai prestasi belajar siswa yang tertuang dalam nilai ratarata rapor. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian lapangan dengan bertempat di SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.
2. Variabel Penelitian Istilah variabel didefinisikan sebagai gejala yang bervariasi, gejala adalah obyek penelitian, sehingga variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi.23 Dalam penelitian ini menggunakan 2 macam variabel yaitu a. Skor tes inteligensi sebagai variabel bebas. Variabel bebas berfungsi mempengaruhi variabel lain, pada penelitian ini yang dijadikan veriabel bebasnya adalah skor tes inteligensi, yaitu hasil pengukuran tes inteligensi yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan lembaga terkait dengan menggunakan alat tes 22
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 5. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2002), hlm. 94. 23
11
12
CFIT (Cultural Fair Intelligence Test), yang mengungkap kemampuan umum (faktor G). Faktor general ini mengukur kemampuan mengingat, mempersepsi, kecepatan, penalaran, pemahaman, berhitung, komunikasi dengan lancar dan persepsi mengenai ruang. Kategori skor tes inteligensi dengan skor diatas 170 dikategorikan
genius, skor antara 120 – 139
dikategorikan tinggi, skor antara 110 – 119 dikategorikan rata-rata atas, skor antara 90 – 109 di kategorikan rata-rata, dan skor antara 80 – 89 dikategorikan rata-rata bawah sedangkan skor antara 70-79 dikategorikan rendah.24 b. Prestasi belajar sebagai variabel terikat. Variabel terikat yaitu variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain.
25
Penelitian ini
yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar penelitian ini adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa yang diwujudkan dalam bentuk nilai rata-rata buku laporan semester I siswa di SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
3. Populasi Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama.26 Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi
24
Widya Wiwaha, Laporan Hasil Psikotes SD Negeri Kemligi Wonotunggal Batang, (Pekalongan: 2010) 25 Saifudin Azwar, Metode Penelitian…………hlm. 62. 26 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I……. hlm. 112.
12
13
adalah siswa SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 110 siswa.
4. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Adapun yang menjadi sumber data adalah responden yaitu orang yang menjawab pertanyaan-pertanyaan, baik tertulis maupun lisan.27 Dalam penelitian skripsi ini untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan sumber data sebagai berikut : a. Sumber Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden atau narasumber.28 Dalam hal ini yang dijadikan sumber data primer adalah Kepala Sekolah SD Negeri Kemligi Wonotunggal Batang dan data skor tes inteligensi siswa serta data prestasi belajar siswa semester I SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. b. Sumber Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber utama.29 Dalam penelitian ini sumber data sekunder meliputi berbagai referensi yang memuat berbagai informasi tentang tes
27
M. Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 114. Herman J. Waluyo, Metodologi Penelitian, (Surakarta: FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, 1993), hlm. 72. 29 Herman J. Waluyo, Metodologi Penelitian,.....................hlm. 73. 28
13
14
inteligensi dan prestasi belajar siswa yang dapat berupa buku, majalah, dan sumber lainya yang mendukung.
5. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Keberhasilan pengumpulan data sangat dipengaruhi oleh teknik pengumpulan data. Data yang terkumpul digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti.30 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang, letak lokasi, dan suasana SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. b. Metode Interview Metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik berdasarkan tujuan penelitian.31 Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru yang
30 31
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I........hlm. 156. Sutrisno Hadi, Metodologi Research,...... hlm. 130
14
15
berkenaan dengan gambaran umum SD Negeri Kemligi Wonotunggal Batang. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barangbarang yang tertulis.32 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi metode dokumentasi adalah metode penyelidikan untuk memperoleh keterangan data, informasi tata usaha, catatan tentang gejala atau peristiwa masa lalu.33 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang skor tes inteligensi dan data tentang prestasi belajar siswa di SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang yang tercantum dalam rapor siswa semester I 6. Metode Analisis Data Untuk menganalisa data yang bersifat angka sekaligus menganalisa ada tidaknya hubungan skor tes inteligensi dengan prestasi belajar siswa di SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang penulis menggunakan teknik analisa korelasi product moment untuk perhitunganya dan dibantu dengan analisis komputer dengan menggunakan program SPSS 16
Keterangan : 32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta: Rieneka Cipta, 1993), hlm. 149. 33 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1973).............hlm. 16
15
16
rxy
= Angka indeks korelasi “r” product moment
N
= Jumlah responden
∑xy = Jumlah perkalian skor x dan skor y ∑x
= Jumlah seluruh X
∑y
= Jumlah seluruh y.34
F. Sistematika Penulisan Agar dapat memberi gambaran skripsi secara singkat dan untuk memudahkan pembahasan skripsi ini, penulis akan memaparkan tentang sisematika penulisan skripsi, adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II Berisi tentang Inteligensi dan Prestasi Belajar, Inteligensi berisi : Pengertian
Inteligensi,
Macam-macam
Inteligensi,
Inteligensi, Faktor-faktor yang mempengaruhi
Ciri-ciri
perbuatan
Inteligensi, Pengukuran
Intelegensi, Macam-macam tes kecerdasan, Teori-teori Inteligensi. Sedangkan Prestasi Belajar berisi : Pengertian Prestasi Belajar, Prinsip-prinsip Belajar, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. BAB III berisi tentang Gambaran Umum SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang : Tinjauan Historis, Letak Sekolah, Struktur 34
Salafudin, Statisika Terapan untuk Penelitian Sosial, (Pekalongan: STAIN Pres, 2005), hlm.
84.
16
17
Organisasi, Keadaan Guru, Keadaan Siswa, Keadaan Sarana dan Prasarana. Laporan Hasil Tes Inteligensi, Prestasi Belajar Siswa SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. BAB IV Berisi Analisa tentang Korelasi Skor Tes Inteligensi dengan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang diantaranya : Analisa tentang tes inteligensi siswa SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Batang, Analisa tentang Prestasi Belajar Siswa SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang, Analisa tentang Skor Tes Inteligensi dengan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri Kemligi Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. BAB V Penutup berisi kesimpulan dan Saran.
17