BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan desa pada hakikatnya adalah suatu proses modernisasi yang menghantarkan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia kearah kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang. Tiga unsurnya adalah adanya partisipasi masyarakat, timbul gagasan-gagasan baru untuk kehidupan mendatang, dan penerapan teknologi yang tepat guna dan padat karya (Bintarto, 1984 : 27). Bisa dikatakan ciri utama dari pembangunan desa itu sendiri yang terpenting adalah keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan baik secara swadaya murni dan swadaya gotong royong. Sasaran pembangunan desa adalah menjadikan semua desadesa diseluruh wilayah Indonesia punya tingkat klasifikasi desa swasembada. Desa swasembada yaitu desa yang berkembang dimana taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat menunjukkan kenyataan yang semakin meningkat. Objek pembangunan suatu desa adalah desa itu sendiri, dan subjek pembangunannya adalah sumber daya manusia dan sumber daya alam, teknologi, dan kehidupan desa tersebut (Sajogyo dan Pudjiwati, 1986 : 136). Kemajuan teknologi (dalam hal ini internet) tidak lain adalah sebagai kemajuan ilmu pengetahuan manusia juga. Di desa sendiri kemajuan teknologi juga seharusnya ditanggapi secara baik agar desa dapat menempatkan dirinya sejajar dengan pembangunan daerah lainnya (kota).
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari pembangunan adalah dengan jalan mempergunakan kemajuan teknologi (internet) dan ilmu pengetahuan dapat memperbaiki keadaan materi manusianya, agar dengan semua perbaikan itu manusia lebih dapat jadi manusia. (Astrid.S,1986 : 303). Karena titik tolak dari filsafat pembangunan adalah manusia dengan tujuan akhirnya manusia itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berhasilnya pembangunan masyarakat, termasuk masyarakat desa adalah mental membangun masyarakatnya sendiri yang harus ada dan menerima semua perkembangan pembangunan dengan terbuka. Seperti yang dicirikan oleh Alex Inkeles (Weiner, 1983 : 90-93). Salah satu ciri manusia modern adalah percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada masyarakat desa sendiri hal ini dibuktikan bahwa mereka juga masyarakat modern dengan menerima teknologi informasi yaitu keberadaan internet ditengah-tengah mereka. Kehausan akan semua informasi yang ada menjadikan warnet tempat mengakses internet membimbing masyarakat untuk siap menyongsong semua pembangunan yang akan dan sedang terjadi. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangatlah diharapkan, agar masyarakat itu sendiri menjadi subjek pembangunan, sehingga secara langsung rasa memiliki pembangunan itu tumbuh secara alami, salah satunya dengan membuka usaha mandiri dengan mendirikan warnet di masyarakat sebagai wujud kreatif dan jiwa wirausaha, sekaligus mendidik masyarakat akan pengetahuan yang baru dalam mengimbangi pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
Adanya warung internet (warnet) yang menyediakan sarana bagi masyarakat untuk mengakses internet semakin memperlancar pembangunan yang ada. Karena dengan internet dapat memberdayakan pemerintahan dan masyarakatnya dengan menyediakan pengetahuan dan alat baru untuk memperoleh informasi taktis dan strategis pembangunan, sehingga pembangunan yang diharapkan dapat terlaksana. Secara awam warnet banyak digunakan masyarakat karena menyediakan tempat mengakses internet dengan biaya yang terjangkau baik masyarakat kota maupun masyarakat desa.Warnet hadir di tengah-tengah kehidupan masyarakat desa menjadi salah satu indikasi desa tersebut telah membuka diri dengan kemajuan zaman dalam menyongsong pembangunan yang sarat dengan kemajuan teknologi informasi.
Di negara Dunia Ketiga warnet adalah tempat kebanyakan orang mengakses internet. Di negara-negara atau daerah-daerah maju yang akses internet nya sudah ada pada hampir setiap rumah, warnet jarang didapatkan dan mahal tarifnya. Di daerah perkotaan (urban) sebuah warnet memiliki nama-nama umum panggilan lain seperti net café atau cyber cafe, atau pusat permainan dalam jaringan dimana sambungan internetnya dikhususkan untuk melakukan permainan komputer dalam jaringan.
Sementara di daerah atau pinggir kota umumnya dikenal sebagai telecenter. Di beberapa negara yang banyak mengandalkan sensor seperti RRC dan Singapura warnet-warnet dikontrol. Tetapi di beberapa negara-negara lain malahan diberi bilikbilik pribadi supaya bisa mengakses semua informasi apa saja tanpa dibatasi. Di Los Angeles, Amerika Serikat, warnet juga diawasi karena menarik geng-geng jalanan.
Universitas Sumatera Utara
Umumnya warnet paling banyak terdapat/tersebar terutama di kota-kota besar (ibukota propinsi/kabupaten), di kota-kota kecil juga tersedia sebagai penyedia jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat di daerah tersebut dalam mengakses informasi. Kebanyakan warnet tersebar di dekat tempat-tempat pendidikan seperti universitas dan sekolah-sekolah.
Warnet sendiri juga banyak terdapat di tempat-tempat umum dimana orang bersosialisasi seperti mall atau town squarte, dan sejenisnya. Namun beberapa dari tempat di atas atau kafe-kafe tertentu ini memberikan jasa internet berupa koneksi wifi (hotspot) yang biasanya gratis karena sudah satu paket dengan biaya yang kita keluarkan saat minum atau makan. Biasanya pengunjung akan mendapat akun untuk memakai internet.
Penyebaran warnet di Indonesia pernah dipresentasikan dalam lokakarya di Mexico City, 16-19 November 2004 sebagai persiapan data ICT readiness di negara berkembang pada tahun yang sama. Ada beberapa aplikasi warnet yang bertujuan mencatat siapa yang masuk dan berapa lama dia memakai komputer. •
Manual adalah cara aplikasi yang paling sederhana dan tradisional dimana penjaga warnet mencatat penggunaan internet menggunakan kertas. Salah satu kekurangannya adalah penjaga warnet yang memutuskan apakah konsumen harus membayar lebih atau tidak. Karena beberapa masalah seperti konsumen gagal memakai komputer tapi tagihan bayaran tetap jalan.
Universitas Sumatera Utara
•
Aplikasi Berbasis Jaringan adalah aplikasi otomatis dalam jaringan dimana perhitungan dilakukan saat pengguna memasukkan identitas. Aplikasi ini lebih memudahkan penjaga karena terdapat fungsi-fungsi lainnya selain mencatat waktu seperti memberi diskon atau mengendalikan komputer dari jarak jauh.
Kehandalan-kehandalan teknologi informasi dan komunikasi dalam distribusi informasi telah memberikan harapan-harapan baru dalam pembangunan, sehingganya meratanya teknologi informasi terutama bidang pembangunan menjadi salah satu bagian dari pembangunan itu sendiri, baik pada masyarakat kota maupun masyarakat desa. Ini sejalan dengan pendapat Alex Inkeles yang mengatakan ciri-ciri masyarakat modern adalah salah satunya menerima kemajuan inovasi teknologi, tanpa terkecuali teknologi informasi. Teknologi informasi seperti radio, televisi, celuler phone, dan internet merupakan beberapa instrument pendukung di dalam pembangunan. Dengan semakin berkembang pesatnya teknologi informasi (terutama internet), maka akan dengan mudahnya untuk mendapatkan informasi tanpa terikat waktu dan jarak. Dengan cepat kita mendapatkan informasi pembangunan yang ada dibelahan dunia lainnya. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan dampak yang signifikan dalam distribusi informasi segala aspek, termasuk pembangunan. Informasi telah mengalir dengan begitu cepatnya, bahkan tanpa melihat batas-batas
Universitas Sumatera Utara
secara geografis, sehingga istilah dusun global (global village) atau rimba raya informasi (information super highway) sudah tidak lagi menjadi kosa kata yang asing. Internet sebagai bagian perkembangan teknologi informasi telah menjadi bagian dalam pembangunan suatu daerah atau wilayah, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Keberadaan warnet (warung internet) yang menyediakan tempat untuk mengakses internet mulai menjadi hal umum dimasyarakat dalam pencarian semua informasi dalam pembangunan dewasa ini baik di kota maupun di desa. Internet merupakan suatu gabungan antara teknologi komputer dan informasi secara global, sehingga dapat dipergunakan sebagai sarana untuk menyebarkan serta mencari informasi secara relatif cepat dibandingkan media lainnya, internet juga dapat digerakkan sebagai sarana untuk melakukan komunikasi dengan siapapun tanpa adanya batasan jarak. Modernisasi sarana informasi (warnet) sebaai modernisasi masyarakat desa dalam pembangunan saling berkaitan, sebab modernisasi desa terjadi jika ada manfaat dari kemajuan yang telah dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di desa tersebut. Munculnya warnet-warnet di desa dirasa menarik untuk dibahas dan dikaji sehingga dengan hadirnya warnet di tengah-tengah kehidupan desa bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat, apakah semakin membantu pembangunan desa itu atau malah menghambat pembangunan yang sedang berlangsung.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya sebuah inovasi yang sedang dan akan terjadi dalam hal apapun juga pasti mempunyai sebuah sumbangan pembangunan yang dirasa bermanfaat bagi pembangunan masyarakat yang menjalaninya. Begitu juga dengan keberadaan warnet yang hadir di masyarakat desa sebagai bagian dari pembangunan desa itu sendiri yang perlahan dan pasti menjadi bagian dari desa itu sendiri. Keberadaan warnet selain dilihat dari manfaatnya bagi warga desa, juga coba dikaji lebih dalam lagi hubungannya dengan pembangunan khususnya pembangunan desa, apakah dengan keberadaan warnet di desa bisa dijadikan sebagai indikator pembangunan desa yang bersangkutan sehingga didapatkan benang merah dalam pembangunan desa yang terbuka dengan kemajuan teknologi. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : •
Apakah layanan “warnet”memberikan perubahan pola fikir masyarakat desa untuk mengakses informasi dan teknologi sebagai salah satu instrument indikator pembangunan desa ?
•
Apakah motivasi yang mendorong warga untuk mengakses warnet dan apakah keberadaan layanan internet (warnet) memberikan dampak bagi pembangunan desa ?
Universitas Sumatera Utara
I.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan warnet yang ada di desa dalam kaitannya adalah pembangunan baik fisik maupun nonfisik desa itu sendiri. Penelitian ini hanya mempresentasikan sebuah data yang diperoleh dari berbagai pertanyaan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah tersebut. Selain itu diharapakan didapat ramuan baru dalam pembangunan desa, yang bersiap menyongsong perubahan sosial. Penelitian ini juga hendak mengetahui interaksi sosial yang terjadi di warnet yang diharapkan dapat menjadi tambahan bahan penelitian dalam memahami pola interaksi masyarakat. I.4. Manfaat Penelitian •
Manfaat Teoritis : Sebagai salah satu penambah referensi kepustakaan tentang pembangunan terutama pembangunan desa, dan juga dapat dijadikan salah satu acuan data dalam mengkaji perubahan sosial di masyarakat desa.
•
Manfaat Praktis : Dapat dijadikan salah satu bahan referensi bagi pengambiul kebijakan pembangunan masyarakat, khususnya masyarakat desa yang menuju mnasyarakat modern.
I.5. Defenisi Konsep I.5.1. Warnet (warung internet) Warnet (internet cafe atau Cybercafe) adalah tempat dimana orang bisa menggunakan komputer untuk mengakses Internet dengan biaya tertentu, biasanya
Universitas Sumatera Utara
per jam atau menit, tapi ada juga yang menyediakan semacam membership untuk akses tidak terbatas untuk harian atau bulanan. Selain menyediakan tempat untuk browsing, check email dan bermain game online. Warnet juga berfungsi sebagai café, dimana pengunjung bisa menikmati makanan/minuman yang disediakan (http://oktaviani.com/pengertian warnet.htm). Warnet sebenarnya tergolong wirausaha karena untuk memulai membangun dan membuka warnet dibutuhkan investasi yang tidak sedikit juga. Kita harus mengetahui struktur, sistem LAN dan instalasi listrik serta jaringan membuat membuat warnet. Kemudian perangkat lunak dan keras yang dibutuhkan seperti program membagi bandwidth tuch di artikel sebelah.
Sejarah warnet jika mengacu pada istilah internet cafe, fenomena ini bermulai pada bulan Juli 1991 oleh Wayne Gregori di San Francisco ketika dia mulai membuka SFnet Coffeehouse Network. Gregori mendesain, membangun dan melakukan instalasi sendiri sebanyak 25 komputer yang dioperasikan lewat koin di kedai-kedai kopi di area San Francisco Bay. Terminal (komputer) yang disediakan tersebut terhubung dengan 32 Bulletin Board System yang menyediakan jasa elektronik semacam FIDOnet mail (yang pada tahun 1992 disebut juga dengan Internet mail).
Konsep dan nama Cybercafé ditemukan pada awal 1994 oleh Ivan Pope. Saat ia ditugaskan untuk mengembangkan event internet untuk pekan seni di Institute of Contemporary Arts (ICA) di London, ia terinspirasi oleh SFnet cafe. Kemudian Pope
Universitas Sumatera Utara
menulis proposal yang berisi tentang konsep sebuah café dengan akses Internet dari meja-meja. Event tersebut berlangsung pada akhir pekan pada tanggal 12-13 Maret 1994 bertepatan dengan event Towards the Aesthetics of the Future. Pada tahun 1994, The Binary Cafe, Internet café pertama di Kanada dibuka di Toronto, Ontario.
Setelah itu, mulai banyak variasi cafe yang berdasarkan Cybercafé yang ditemukan oleh Ivan Pope tadi, seperti CompuCafe di Helsinki, Finland yang menggunakan robot sebagai penjual bir. Sebuah varian lain dari Internet café dinamakan PC bang (mirip dengan multiplayer game online) yang menjadi populer di Korea Selatan ketika StarCraft dirilis tahun 1997. Walaupun harga komputer dan akses internet saat itu mahal, namun banyak anak muda yang pergi ke PC bang untuk memainkan game multiplayer.
I.5.2. Indikator Pengukuran Keberhasilan Pembangunan
Penggunaan indikator dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap negara. Di negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan mendasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan yang murah, pendidikan murah, atau sembako yang terjangkau. Sebaliknya negara-negara yang kebutuhan-kebutuhan mendasar tadi telah terpenuhi, indikator pembangunan bergeser kepada factor-faktor sekunder dan tersier. Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga internasional antara lain seperti pendapatan perkapita (GNP atau PDB), struktur perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu terdapat pula dua
Universitas Sumatera Utara
indikator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan disajikan ringkasan Deddy T. Tikson terhadap kelima indikator tersebut : • Pendapatan Perkapita Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Perspektif makro ekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur. • Struktur Ekonomi Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan perkapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi serta peningkatan perkapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan-perkembangan sektor industrial dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja, dilain pihak, kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan menurun.
Universitas Sumatera Utara
• Urbanisasi Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan/kota dibandingkan dengan pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman industrialisasi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengn proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di negara-negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indikator pembangunan. • Angka Tabungan Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Di masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
• Indeks Kualitas Hidup IKH (Physical Qualty of life Index/PQLI) digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat indikator makro ekonomi tidak dapat memberikan gambaran kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada : a) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun b) angka kematian bayi c) angka melek huruf Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian b yi akan dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.
Universitas Sumatera Utara
• Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat indikator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indikator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumber daya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan mengembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas. Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen, a) rata-rata harapan hidup pada saat lahir, b) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, c) pendapatan perkapita dihitung berdasarkan Purchasing Power Parity.
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya. I.5.3. Pembangunan Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara. Untuk daerah, makna pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatan PDRB provinsi, kota/kabupaten (Kuncoro, 2004).Kemudian muncul juga defenisi pembangunan yang menekankan pada peningkatan income per capita (pendapatan per kapita). Definisi ini menekankan pada kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan tradisional sering dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi. Definisi yang cenderung melihat segi kuantitatif pembangunan ini dipandang perlu menengok indikator-indikator sosial yang ada (Kuncoro, 2004). Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Pembangunan mempunyai tiga inti nilai, yakni : •
Ketahanan (Sustenance): kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk mempertahankan hidup, kebutuhan pangan, papan, dan sandang, seperti sembako, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan jaminan hidup.
Universitas Sumatera Utara
•
Harga diri (Self Esteem): pembangunan haruslah memanusiakan manusia, pembangunan haruslah memberi kebanggan untuk manusia yang didalam pembangunan di suatu daerah.
•
Freedom from servitude atau kebebasan bagi setiap individu suatu negara untuk berpikir, berkembang, berperilaku, dan berusaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Myrdal misalnya mengartikan pembangunan sebagai pergerakan ke atas dari
seluruh sistem sosial. Ada pula yang menekankan pentingnya pertumbuhan dengan perubahan (growth with change), terutama perubahan nilai-nilai dan kelembagaan. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi tidak lagi memuja GNP sebagai sasaran pembangunan, namun lebih memusatkan perhatian pada kualitas dari proses pembangunan. I.5.4. Desa di Indonesia Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan Kelurahan, Desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih
Universitas Sumatera Utara
luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat dirubah statusnya menjadi kelurahan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Desa )
I.6. Operasional Variabel
1. Karakteristik Responden
a) Pendidikan b) Jenis kelamin c) Agama d) Usia
2. Warnet Sebagai Salah Satu Indikator Pembangunan Desa
a) Kegiatan akses responden di warnet b) Motif responden dalam mengakses di warnet c) Warnet sebagai salah satu bagian pembangunan desa
Universitas Sumatera Utara