Bab I PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki era globalisasi ekonomi, terutama sejak memasuki dekade 1980-an, sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia, khususnya industri keuangan dan perbankan, sebagaimana halnya dengan negara – negara berkembang lainnya. Dampak globalisasi terutama di sektor keuangan dan perbankan ini sulit dihindari karena antara satu sistem keuangan dengan sistem keuangan negara lain saling berinteraksi. Terjadinya kecenderungan tersebut memunculkan berbagai bentuk lembaga keuangan dan jenis – jenis instrumen keuangan baru yang mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan – kebijakan dibidang keuangan dan perbankan. Pesatnya perkembangan di berbagai sektor lembaga keuangan, seperti munculnya bank - bank konvensional dan bank – bank syariah, sebagai konsekuensinya, perlu dianalisis sejauh mana kesiapan dan antisipasi masyarakat terutama pemakai jasa keuangan termasuk komunitas sektor keuangan itu sendiri dan lingkungan akademis dalam menghadapi tantangan globalisasi di masa depan, yang jelas akan semakin kompleks dan kompetitif. Bank konvensional semakin menarik minat masyarakat dengan adanya tingkat pengembalian dalam bentuk bunga. Sedangkan bank syariah tidak mengenakan bunga, melainkan menggunakan sistem bagi hasil. Perbedaan ini dapat dilihat secara mendasar baik dari segi spiritual yaitu dengan membandingkan hukum halal dan haram, dari
1
segi fisik dengan membandingkan kadar bunga yang diperoleh bank konvensional dan keuntungan yang diambil bank syariah. Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang berdiri pada tahun 1991. Pendirian Bank syariah ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kemudian didukung sepenuhnya oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Kompetisis dunia perbankan di Indonesia semakin semarak terhitang sejak hadirnya bank syariah. Paling tidak hal ini bisa dilihat dari menjamurnya bank – bank yang menerapkan prinsip syariah baik yang berbentuk Bank Umum Syariah (BUS) maupun Unit Usaha Syariah (UUS). Berdasarkan data Bank Indonesia, hingga Mei 2007 terdapat 3 BUS, 23 UUS, dan 105 Bank Perkreditan Rakyat. Menurut BI, sampai Oktober 2007 perbankan syariah mampu mencatat pertumbuhan laba bersih yang signifikan. Bertitik tolak dari pada itu, terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh Bank Syariah. Pertama, harus dipahami bahwa kondisi perekonomian Indonesia adalah ekonomi kerakyatan. Oleh karena itu, sudah saatnya perbankan syariah mulai melirik untuk menjalin kerja sama dengan UKM yang berada di tengah masyarakat. Kedua, agar menyentuh lapisan terbawah dari masyarakat sekaligus upaya misi sosialisasi dan edukasi, bank syariah bisa melakukan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat guna mencetak enterpreneur yang andal dan kompetitif. Ketiga, mengoptimalkan peran Qardhul Hasan yang bisa diambil dari dana zakat, infak, dan shadaqah. Sudah saatnya posisi keuangan yang tersimpan tidak lagi menjadi dana yang konsumtif, tetapi potensi besar ini dijadikan modal yang dikelola menjadi dana yang produktif. Keempat, potensi 2
dana lain yang bisa dikembangkan adalah wakaf tunai, sudah saatnya wakaf tunai ini dikembangkan di tanah air. Potensinya sangat besar mengingat jumlah masyarakat muslim yang begitu besar. Kelima, optimalisasi obligasi syariah. Dalam skala makro, prinsip syariah juga bisa digunakan untuk mendorong ekonomi rakyat lewat kebijakan anggaran belanja negara. Perkembangan perbankan syariah dan konvensional dapat ditinjau lebih jauh dengan menganalisa laporan keuangan yang pada umumnya menggunakan perhitungan rasio. Dengan melakukan analisis terhadap neraca dan perubahan laba rugi, akan diketahui hubungan timbal balik antara aktiva, hutang, dan modal bank, selanjutnya dari laporan keuangan tersebut dapat pula diketahui 5 faktor penting untuk menilai usaha bank antara lain Capital (C), Asset Quality (A), Management Quality (M), Earning (E), dan Liquidity (L), yang dikenal dengan nama CAMEL. Indikator di atas diperlukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap bank dan disamping itu digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Dengan kondisi perkembangan kinerja perbankan yang semakin kompetitif dan bank syariah dianggap mampu bersaing maka atas dasar pertimbangan tersebut peneliti beranggapan bahwa tidak ada perbedaan kinerja keuangan antara bank syariah dan bank konvensional. Bank Syariah akan mampu bersaing dengan bank konvensional melihat jumlah masyarakat muslim yang begitu besar dan menjamurnya usaha berbasiskan syariah di indonesia. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan pengujian terhadap penilaian kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah berdasarkan
3
metode analisa rasio CAMEL sehingga diketahui kinerja perbankan manakah yang paling kompetitif diantara lembaga perbankan yang ada di Indonesia. Berdasarkan tujuan penulisan penelitian tersebut maka dipilih judul penelitian yaitu : “ Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Berdasarkan Metode CAMEL.”
I.2.
Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, agar pembahasan tidak terlalu meluas dan memberikan pemahaman yang sesuai dengan permasalahan yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitiannya terdapat perbedaan tingkat
dalam hal
menilai apakah
kinerja bank syariah dan konvensional dengan
menggunakan indikator CAMEL dari data laporan keuangan publikasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia tahun 2002 – 2007.
I.3.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian I.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk turut serta memberikan kontribusi peneliti terhadap wacana, pemikiran, kajian mengenai perbedaan kinerja keuangan antara bank syariah dan bank konvensional
dengan
menggunakan metode CAMEL untuk mengetahui tingkat kinerja perbankan dan menilai bahwa ada atau tidaknya perbedaan antara kinerja keuangan perbankan syariah dan konvensional di Indonesia.
4
I.3.2. Manfaat Penelitian (1)
Bagi Peneliti Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan berpikir, menambah ilmu pengetahuan, dan pengalaman meneliti dan mendalami perbandingan kinerja keuangan antara bank syariah dan bank konvensional berdasarkan metode CAMEL.
(2)
Bagi Pengembangan Disiplin Ilmu Bagi pengembangan disiplin ilmu diharapkan dapat berguna untuk lebih meningkatkan pengetahuan dalam ilmu perbankan, baik dalam segi lembaga perbankan, dan rasio – rasio yang menyangkut penilaian tingkat kinerja perbankan.
(3) Bagi Para Akademisi atau Peneliti Diharapkan dapat menambah literatur pada perpustakaan dan juga dapat dipergunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya.
I.4.
Metodologi Penelitian I.4.1. Strategi Penelitian Strategi yang digunakan dalam menganalisis masalah yang akan dibahas adalah strategi komparatif . Strategi komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Dalam hal ini variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu, atau dalam kurun waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan analisis dan pengujiannya terhadap variable CAMEL (Capital, Asset Quality, Management Quality, Earnings, Liquidity) dalam 5
menganalisa tingkat perbankan dari data – data yang diolah untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Metode statistik yang akan digunakan adalah statistik parametrik. Sebagai syarat utama dilakukannya uji statistik parametrik, sebelumnya data harus berdistribusi normal dan bersifat homogen. Oleh karena itu, uji normalitas dan homogenitas dilakukan untuk menilai data tersebut bersifat normal dan homogen atau sebaliknya. Jika data tersebut telah memenuhi syarat dilakukannya uji statistik parametrik, maka uji statistik menggunakan Independent Sample T-Test, sebaliknnya jika yang dihasilkan data tidak normal maka diuji dengan Mann-Whitney U Test. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif dan sifatnya diskrit, yaitu laporan keuangan tahunan perbankan periode 2002 - 2007. I.4.2. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data – data tentang penilaian kinerja keuangan dalam penelitian ini dengan cara sebagai berikut : 1. Riset Kepustakaan Riset kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data sekunder mencakup laporan yang dipublikasikan bank – bank dan berbagai peraturan perbankan syariah dan konvensional, buku referensi dan mempelajari teori yang berkaitan dengan perbankan syariah, perbankan konvensional, penilaian kinerja keuangan.
6
I.5.
Sistematika Pembahasan BAB I
: Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan secara singkat mengenai pendahuluan dari skripsi yang terdiri dari latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II
: Landasan Teori Dalam bab ini diuraikan mengenai teori - teori yang berhubungan dengan topik penelitian penulis yaitu teori – teori yang berkaitan dengan perbankan syariah, perbankan konvensional,
penilaian
kinerja keuangan perbankan yang mencakup metode CAMEL yang dijadikan bahan dalam penelitian ini. BAB III
: Proses Pengumpulan Data Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang objek penelitian, informasi mengenai perbankan syariah dan perbankan konvensional, penilaian kinerja keuangan perbankan, dan metode CAMEL dan prosedur analisis yang dilakukan.
BAB IV
: Pembahasan. Bab ini berisi semua pembahasan baik evaluasi maupun analisis mengenai topik analisis. Dalam bab ini penulis akan menguraikan data – data yang diperoleh dari proses pengumpulan data yang telah dibahas pada bab III.
BAB V
: Simpulan dan Saran. Dalam bab ini, penulis akan mengungkapkan pokok masalah yang terdapat pada bab III dan bab IV. Penulis akan lebih memberikan 7
perhatian lebih pada hasil pembahasan dalam bab IV. Dengan demikian akan dapat terlihat dengan jelas gambaran mengenai permasalahan yang menjadi objek penelitian. Dalam bab ini peneliti juga akan memberikan saran – saran yang dapat berguna bagi pihak – pihak yang ingin memanfaatkan penelitian ini.
8