BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belaka ang Belakang Menurut Menuru rutt Pernyataan Stan Standar andaar Ak Akun Akuntansi unta tanssi Keuangan No No.1 . (2013), tujuan keuangan memberikan umum m dari laporann ke keua uangan adalah untukk me memb mber erikan informasi informaasi s mengenai keuangan, pposisi osisi keu euan anga gann, kinerja kiner erja ja keuangan, dan arus kass en entitas yyang ang ng bbermanfaat ermanffaa a t bagi seba agi gian an besar besarr kalangan kalangan pengguna dalam pembuatan keputusan keput utusan ekonomi. eko kono nomi m . Salah Sa sebagian satu kkarakteristik satu arak akteristik laporan keuangan yang penting agar pihakk ekst ster erna n l dapa at eksternal dapat me mengam mbil keputusan secara tepat adalah relevan. Berdasarkan Berdasarkaan Pernyataan Per erny nyat a aan mengambil Standar Stand dar Akuntansi Keuangan No. 1 (2013), relevan berarti informasi inforrmasii dalam dalaa m lapor ran keuangan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pema akai de engan n laporan pemakai dengan membantu memb mbantu merekaa mengevaluasi meng me ngev eval aluasi peristiwa wa masa mas asaa lalu, lalu la l , masa kinii atau atau masa mas asaa depan, menegaskan, atau mengkore reks k i, hhasil asil evaluasi mereka di masa lalu. mengkoreksi, S lah satu pengguna laporan keuangan dari pihak eksternal adal Sa alah ah inv nves esto tor. Salah adalah investor. Info In formasii ddalam allam la lapo pora ran keua ang ngan an dapat dap apat at mempe peng ngar aruhi hi kkeputusan eputusann ek eko onomi Informasi laporan keuangan mempengaruhi ekonomi paraa iinvestor. nvestor. r. Informasi Inf nformasi dalam m laporan an keuangan dapat dapa da patt dipakai dipa p ka kaii oleh para investor untuk melakukan pengambilan pen ngambilan kkeputusan eputusan investasi yang tepat, salah satunya adalah investasi saha am. Kepu utusan investasi yang tepat tersebut saham. Keputusan diharapkan dapat memberikan ke kkeuntungan unntungan bagi investor di masa depan. Keuntungan yang bisa didapatkan investor in nvestor atas investasi saham yang dilakukan pada perusahaan dapat berupa capital gain dan dividen. Capital gain artinya terdapat selisih untung atas hasil penjualan saham dibanding saat pembelian
1
2
saham. Sedangkan dividen merupakan bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada investor (Hernat, 2015). Menurut Gumanti (2013), pembagian dividen yang dilakukan oleh o le lehh perusahaan an kkepada epada investornya dapat diukur dengan Dividend P ayout Ratio (DPR). Payout Menuru rutt bird in hand the h or oryy, investor inve in vest stor lebih menyuka ai dividen daripada Menurut theory, menyukai capita tall gain karena karen na ddividen ivi v den menjanjikan se esu suat atuu yyang ang lebih pas asti daripada capital sesuatu pasti menganda dalk lkan an pada pe perubahan harga saham (G (Gum umanti, 20 2013 13). ) Nasih h (2014) mengandalkan (Gumanti, 2013). dalaam Hernat He t ((2015) 2015) menyatakan bahwa secara teoritis is,, divi ide denn me m rupaakan dalam teoritis, dividen merupakan ekspek ek ektasi si arus kas masa depan yang akan diterima olehh inv ves esto tor. Ole eh ekspektasi investor. Oleh karrena itu, investor jangka panjang perlu mengetahui fakto ka orr fakt ktor or yyang ang karena faktor-faktor memp pengaruhi dividen yang akan diterimanya tersebut. mempengaruhi Onali (2014) menemukan bukti bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi mem mpenga garuhhi Onali kebi bija jakan dividenn ad adal alah ah risk-taking. Ri Risk sk-tak takin ingg didefinisikan didefinisik kan sebag agai ai kebijakan adalah Risk-taking sebagai menga ganddung ketidak-pastian untuk meningkatkan meningka katk tkaan pengambilan aktivitas yang mengandung keun ke untu tungan di mana aktivitas tersebut mengandung kemungkin nan kkerugian erug er ugiian keuntungan kemungkinan dala da lam bentuk benttukk harta harrta atau ata tau kehilangan kehi hila lang ngan an keuntungan keu euntungann atau atau kemampuan kemampuan ekonomis. eko kono nomis. dalam Menu nuru rut Laeven Laev even en dan Levinee (2008), (2008) 8), risk-taking g dapat dap apat diu iuku kur dengan Menurut diukur masing-m masing bank. Gumanti (2013) juga menggunakan z-score untuk masing-masing ah alasan ddan an bukti empiris untuk mempercayai mengatakan bahwa ada sejumla sejumlah erasi yang berisiko secara sadar akan bahwa perusahaan dengan ciri ope operasi dividen e nya Namun tidak dapat dianggap bahwa membatasi rasio pembayaran dividennya. semua perusahaan akan memiliki ciri tersebut.
3
Belum ada bukti empiris yang membuktikan bahwa risk-taking berpengaruh pada kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia. Di sisi lain, Onali (2014) menemukan menem muk ukan bahwa hubungan hub ubungan antara risk-taking g dengan pembayaran dividen divid den di perusahaan non-keuangan dan da perusahaan keuangan akan berbe eda da. Perusahaan keu uan anga gann ya yang ng dim maksud dalam pe ene n litian ini adalah berbeda. keuangan dimaksud penelitian bank.. Menurut Menurut Onali Onal ali (2014), (20014), salah satu faktor (2 fak kto or penyebab peny pe nyeebab perbedaan perbedaaan hubungan te tersebut ddisebabkan iseb is ebab abkan karena kare ka rena bank merupakan regulated regula late t d indu dust stri ries es. Regulasi Regula lasi yang industries. meng ngat atur ur indus ustri perbankan dapat disikapi secara berbeda berb bed eda oleh eh ssetiap etia et i p ba bank. mengatur industri Ba Banya aknyya regulasi tersebut juga dapat menciptakan celah cellah bagi bag agii industri industtri r Banyaknya pe perb r an nkan untuk melakukan tindakan yang melawan hukum dan da atau atau etika etika perbankan bisnis s. Sebagai contohnya, Peraturan Bank Indonesia Nomor:10/15/PBI/2008 Nomor:10//15/PB BI/20008 bisnis. pasall 2 ayat (1) menyatakan bahwa bank wajib menyediakan moda al minim imum m modal minimum sebe besa sar 8% (delapa pann pe pers rsen en)) da ddari ri aset tertim mba bang ng m enur en u ut risiko (ATM TMR R) karen enaa sebesar (delapan persen) tertimbang menurut (ATMR) karena kecukupan modal dapat berfungsii ssebagai eba baggai penyangga untuk menyerap ker rug ugia ian kerugian yang timbul dari berbagai risiko. Namun, Undang-Undang Republi yang likk In Indo done nesia Republik Indonesia No Nomor Tahun h n 2004 200 0044 tentang tentan ng Lembaga Lemb Le mbag agaa Penjamin Penjam min Simpanan Sim impanan yangg mengatur men engatur 24 Tahun tent ntan angg mekani nism sme penjaminan ssimpanan impanann deposan dapatt me member ikan kan rasa aman tentang mekanisme memberikan bagi bank untuk melanggar kewajiban kew wajiban pen nyediaan kecukupan modal minimum. penyediaan Bank dapat melanggar hukum dengan dengan memanfaatkan mem manfaatkan kas yang ada di bank untuk pembagian dividen dan mengabai aika k n kkewajiban ewajiban penyediaan kecukupan modal mengabaikan minimum minimum. Industri perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perekonomian nasional demi menjaga keseimbangan kemajuan dan
4
kesatuan ekonomi nasional. Stabilitas industri perbankan sangat mempengaruhi stabilitas perekonomian secara keseluruhan. Krisis moneter dan perbankan menghantam
Indonesia
ppada ada ad
1998.
Kr Krisis
tersebut
ditandai
dengan
dilikuidasinya 16 bank ba sehingga mengakibatkan tingka katt kepercayaan masyarakat tingkat pada sistem m perbankan menuru runn. Pe Peme meri rint ntah h mengeluarkan be beberapa kebijakan menurun. Pemerintah dianta taranya memb ber erik ikan an jaminan atas seluru uh ke kewa w jiban pemb bay ayaran bank, diantaranya memberikan seluruh kewajiban pembayaran te sim impa panan masyarakat massyarakat (blanket guarante ma ee) untukk mengatasi meng me ngat a asi krisis kris isis yang termasukk simpanan guarantee) terjad adi.i. H al ini ni ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor Nom o or 26 26 Tahun Tahu Ta h n 1998 19 terjadi. Hal te tent ntan ang Ja aminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum m dann Ke Keputusa an tentang Jaminan Keputusan Pr Pre esideen Nomor 193 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap ap K ewaj ew ajiban Presiden Kewajiban Pemb bayaran Bank Perkreditan Rakyat (LPS, 2015). Pembayaran B lanket guarantee memang dapat menumbuhkan kembali kepercayaan kepercaayaann Blanket masy syar a akat terhada ap in indu dust stri ri pperbankan, erbankan, na amu munn ru ruan angg lingkup penjaminan penjam amiinan yang yan angg masyarakat terhadap industri namun ruang terlalu luas menyebabkan timbuln nya mo moral hazardd baik dari sisi pengelolaa ba bank nk timbulnya ma m upun up u masyarakat. Menurut Scott (2012), moral hazardd adalah je jeni nis as asim imeetri maupun jenis asimetri in info formasii di mana man na satu sattu pihak sa pih hak atau ata tauu le lebi bih yang ng melangsungkan mel elangsungkan k ata tauu akan informasi lebih atau mela lang ngsunggkaan suatu transaks si usaha aatau tau transaksii uusaha saha ppotensial sa oten ot ensial dapat melangsungkan transaksi mengganti tindakan-tindakan mereka dalam daalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka, sedangkan pihak-pihakk lainnya ttidak idak dapat. Menurut Taswan (2010), moral hazardd dalam perspektif pe perban nkan merujuk pada perilaku pihak-pihak perbankan yang berkepentingan (stakeholder) r mi m salnya pihak bank (pemegang saham dan misalnya manajer), deposan, dan debitur perbankan yang menciptakan insentif untuk melakukan agenda dan tindakan yang tersembunyi yang berlawanan dengan
5
etika bisnis dan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, program penjaminan yang sangat luas lingkupnya tersebut digantikan dengan sistem penjaminan yang terbatas untuk mengatasi moral mora mo rall hazardd dan dan agar aga g r tetap menciptakan rasa aman bagi nasabah penyi yim mpan serta menjaga stabilitas sistem m pperbankan. erbankan. penyimpan Undang ng-Undang Nomor 10 Tahun Tah ahun un 11998 998 tentang 99 te Perbanka kann mengamanatkan Undang-Undang Perbankan pemb bentukan suatuu Le L m aga Penjamin S mb impa im pana nann (LPS) sebaga ai pelaksana pembentukan Lembaga Simpanan sebagai ppenjaminan enjamin nan dana dan a a masyarakat. massyarakat. Presiden Repub ma ubli lik Indonesia Indo done nesi siaa mengesahkan mengges e ahkan Republik Unda dang ng-U -Undan ang Republik Indonesia Nomor 24 tentangg Lembaga Lemb mbag agaa Pe P njam amin Undang-Undang Penjamin Simp Si mpaanan n pada tanggal 22 September 2004. Berdasarkan Berdasark kan UU UU tersebut tersebuut Simpanan dibe di b ntuuklah LPS. LPS merupakan suatu lembaga independen ya yang bberfungsi erfu er fungsii dibentuklah menja amin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memeliha ara menjamin memelihara stabi ilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. UU ini berlaku beerlakuu stabilitas efek ekti tif sejak tang gga gall 22 S epte ep tember 2005, ddan an sejak sej ejak ak ttanggal a gg an g al tersebu ut L PS resmi resm smii efektif tanggal September tersebut LPS beroperasi (LPS, 2015). D mulainya era penjaminan simpanan secara terbatas (limitedd guarantee) Di guar gu aran ante tee) Dimulainya deng de ngan mendirikan mendi dirika ikann LPS LPS diharapkan diha hara rapk pkan an dapat dap apat mengatasi men nga gata tasi si praktik prakt ktik ik moral moraal hazard ha dengan dala lam m era blan anke kett guarantee, nam amun Tas swan (2009) berpendapat berpe pend ndap pat bbahwa ahw ah wa potensi dalam blanket namun Taswan moral hazard tetap terjadi. Moral Morral hazard ddapat apat terjadi antara pihak bank dengan LPS. M Moral hazard dapat munc ncul karen na LPS menetapkan tingkat premi flat muncul karena dan a adanya ad sepanjang periode penjaminan dan batas penjaminan yang semakin tinggi Menurut Undang-Undang Republik Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 tinggi. Pasal 13 ayat (1), para peserta penjaminan (Bank Umum dan BPR) membayar premi untuk setiap periode dengan tingkat persentase yang sama, yaitu 0,1% dari
6
rata-rata saldo bulanan total simpanan (giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu). UU tersebut menegaskan bahwa premi LP LPS S ditetapkan n bberdasarkan e dasarkan persentase tetap (fixed er ((fixeddrate) untuk semua semu ua bank. bank. Premi flat ini tidak memb bed edak a an tingkat risiko yang membedakan eh bank sehingga baik bai a k bank bank yang yan ang berisiko b risiko tinggi maupun be maupun bank yang diambil oleh berisiiko rendah ak kan m e bayar premi yang ssama. em ama. am a. Moral Moral hazardd dapat d pat terjadi da berisiko akan membayar ka bank benar-benar ben e ar-beena nar sadar bahwa dengan pen enja jaminaan yang yang semak kin i besar karena bank penjaminan semakin beraart rtii se semaki in besar pula risiko yang ditanggung LPS bila b la bank bi ban ankk mengalami m ngal me alami berarti semakin kegaagalan. ke n. kegagalan. Meenurut Taswan (2009), moral hazard ditunjukkan dalam bentuk bent ntuk uk risiko ri Menurut yang dihadapi LPS ketika penjaminan simpanan ini mendorongg bankk untuk untu uk rugi yang melaakukan risk-taking riskk taking yang berlebihan (excessive riskk taking). Bank Bank dapat dapaat melakukan risk-taking). mela lakkukan risk-taking riskk taki king ng dalam dala da lam m bentuk b ntuk penempatan be penemp mpat atan an ddana anaa pa an ppada da proyek-pr proyek ya ang melakukan proyek-proyek yang riskk taki king ng yang ya tinggi berpotensi menciptakan return retu re turrn berisiko tinggi. Aktivitas risk-taking yang tinggi pula bagi perusahaan. Hal ini selaras dengan pertimbangan per erti timb mban anggan yang peng pe nggunaan ddana ana ba bank nk bberdasarkan erdasaark rkan an rrisiko isik is ikoo ddan an ha hhasil sill ya si yait itu high highh risk-high riiskk hiigh rreturn. eturn. penggunaan yaitu Namu munn ji jjika ka risk-taking riisk skk taking gagal, bank ban a k akann mendapat kerugi gian an dalam m bentuk bentuk harta Namun kerugian ataau kemampu uan ekonomis. Kerugian tersebut akan atau kehilangan keuntungan atau kemampuan melemahkan permodalan bank. Kesulitann permodalan dalam jumlah yang besar mengaalami mi gagal bayar atas kewajibannya pada dapat menyebabkan bank mengalami l m kondisi ini deposan dan pemberi pinjaman pinjaman. Dala Dalam ini, LPS ikut dirugikan karena harus memberikan salinan atas simpanan deposan di bank tersebut.
7
Menurut Acharya (2013), solusi terbaik bagi bank yang melakukan risktaking yang tinggi adalah menahan aliran kasnya demi kecukupan modal bank karena bank tersebut mem mil ilik ikii potensi ga gaga gal bayar tinggi. Namun, Acharya memiliki gagal (2013) menemukan an fakta fakta bahwa bank justru memanfaatkan memanfa faat atkan aliran kasnya untuk membayar ddividen. ividen. Hal tersebut terseb ebutt terjadi ter e jaadi kkarena a en ar ena kebijakan dividen divi di v den diatur untuk mema makksimalkan nilai niila lai pemegang peme pe m gang saham. Onali Onal alii (2014) (201 (2 014) 4) juga menyatakan menyat atak a an bahwa memaksimalkan da dalam peru pe rusa saha haan non-keuangan, non-keuangan, k risk-taking g yyang angg ting an nggi gi bberdampak e dampak er ak pada perusahaan tinggi pemb mbag agia ian divi viden yang rendah (berhubungan negatif), namun nam a un dalam dal alam am industri inddustri pembagian dividen pe rban bankann perbankan
((public
guarantee guarantee))
terdapat
kemungkinan
kkeduanya edua uany nyaa
akan an
be berh r ubbungan positif. Hal tersebut bisa saja terjadi jika pemba bagian n ddividen ividen iv berhubungan pembagian digun nakan oleh bank untuk mengalihkan risiko kepada LPS (risk-shifting). (risk-shiifting). g) digunakan A charya (2013) menemukan bahwa banyak bank tetap m eneruuskann Acharya meneruskan memb mbayar dividen ddii te teng ngah ah kkrisis risis keuangan n 22007-2009. 0077 -20 00 2009 0 . Perusahaan-perusahaan Perusahaan n-p -perusahaa aann membayar tengah perbankan yang besar seperti B ank of America, Citigroup, dan JP Morgan an Morg Mo rgaan Bank me m mpertahankan mekanisme perataan dividen (smooth dividendd behavior), mp beha havi vioor), mempertahankan se seda d ngka k n perusahaan-perusahaan perusaha haan an-perusah p haa aann se seku kuri rita tas sepert rtii Le Lehm hman B roth thers da dann M erril sedangkan sekuritas seperti Lehman Brothers Merril Lync nchh bahkan an meningkatkan dividen mereka saat ke keru rugi g an tterakumulasi. erakumulasi. er Lynch kerugian Perilaku ini merupakan jenis risk-shiftingg yang menguntungkan bagi pemilik ekuitas atas pemberi pinjaman (subtitusii aset milik pemberi pinjaman kepada pemilik ekuitas). Onali (2009) juga juga menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara bank default risk dan di dividend payot ratio pada industri perbankan perbankan. Hellstrom et al. (2012) juga menemukan bahwa terdapat hubungan antara risk dengan dividend payot ratio. Namun, penelitian Hellstrom et al. (2012)
8
dilakukan pada industri non-finansial sehingga hubungan tersebut bertanda negatif. Onali (2014) juga melakukan penelitian pada 741 bank di Amerika dan Eropa. Onali (2014) mengambil menggam ambi bil periode sebelum sebe se b lum krisis (2000-2007) dan saat krisis (2008-2009) 9) untuk melihat apakah hubungan tersebut ter ersebut hanya terjadi saat krisis atau u tidak. Hasil penelitian pen enellit i ia ian tersebut ters te rseb ebut u membuktikan n bahwa terdapat meka anisme risk-shi hift ftin ingg (dari manajer dan ppemegang emeg em egaang saham ba bank kepada mekanisme risk-shifting de pem embe beri pinjaman, pin nja jam man, dan LPS) yang ditandai ditan nda d i dengan deng ngan n aadanya d nya hu da hubungan deposan, pemberi posi iti tiff antara anttara ri an risk-taking g dan pembagian dividen bahkan di lluar uar ma asa kkrisis. risis. ri positif masa Belum m ada bukti empiris yang menunjukkan adanya hubu ung n an antara ant ntara risk kBelum hubungan risktaki ta k ng (LnZ) dan dividend payout ratio (DPR) pada industri indusstr t i perbankan perb pe rban ankan taking Indonnesia. Walaupun demikian, terdapat fakta yang memotivasi pe enulis untu tukk Indonesia. penulis untuk mem mbuktikan hubungan keduanya. Penulis mengamati tren profita abilitass dan n membuktikan profitabilitas pemb mbagian dividen n ppada adaa in ad indu dustri perbankan an yyang angg te an terc r atat di BEI ppada ada tahu hunn pembagian industri tercatat tahun Gam amba bar 1.1. 2004-2013 yang disajikan dalam Gambar 445 ,0000 000% 0 45,0000% 40,0 40 ,000 000% 0% 40,0000% 35,0 35 , 000% 0% 35,0000% 30,0 30 ,000 000% 0% 30,0000% 25 5,0 ,000 000% 0% 25,0000% 20,0000% 0% 15,0000% 10,0000% 5,0000% 0,0000% 2002 2004 Rata-Rata DPR Rata-Rata ROA
2006 20006 0
2008
2010
2012
Sumber: Data sekunder dari Laporan Keuangan dan ICMD Gambar 1.1 Perbandingan Rata-Rata Profitabilitas (ROA) dan Pembagian Dividen (DPR)
2014
9
Tren pembagian dividen justru naik pada saat tren profitabilitas industri perbankan di Indonesia mengalami penurunan pada periode krisis 2008-2010. Tren pembagian dividen ddapat apat ap at dilihat ddari arii tr ar ttren en dividend payout ratio (DPR) tre ren profitabilitas bank dapat dilihatt dari d ri tren return on asset da bank sedangkan tren bank nk. (ROA) bank. Khoiriyah (2009) Kh (20009) menyatakan menyatakan bahwa bank-bank bank nk-ba bank nk tidak t idak ragu membagi meemb m agi bonus ba karyawan, bagi karya yawa wan, n, tantiem m bagi bagi direksi dan komisaris, komisaris is, serta dividen divi di vide denn bagi pemegang pem emegang saham saha am walaupun walauppun ancaman krisis finansial global semakin tterasa. wa e asa. Ta er Tant Tantiem ntie iem ad adalah dal a ah sejumlah diperoleh (Savira, seju se jum mlah uang uang yang diberikan komisaris atas laba yang diperole eh (Sav avir iraa, 2014). 2014) 4). Alasan Ala Al asan n pembagian uang ini berdasarkan kinerja bank selama 200 2008 08 yang yaang masih masih h bbagus. aguss. Bank-bank lain diduga juga mengikuti jejak Bank Mandiri. P PT T Danamo Danamon on Indon nesia Tbk telah membagi bonus karyawan pada Maret 2008. PT B ankk Indonesia Bank Central Cent ntrral Asia Tbk (BCA) (BC BCA) A) juga jug ugaa akan membagikan membaagi gika kann bo bonu bonus nus kepada karyawan kary ryaawan yang yaang besarnya rata-rata 3,5 bulan gaji. Se Seme menntara itu, pembagian dividen dan tan antt iem em Sementara tantiem ak an diputuskan lewat RUPS. PT Bank BNI Tbk dan PT B ankk Ra an Raky kyat akan Bank Rakyat Indo In d nesiia Tb Tbkk (BRI) (BRI (B RI)) mengaku mengak ku juga juga telah tel elah ah membagikan memba bagi gika kann bonus bonus untuk karyawan. kary ka ryaawan. Indonesia Penu nuli liss menduga mendug dugaa bbahwa ahwa keyaki inan bankk ddalam alam membagi gika kan bonu us da dan dividen Penulis keyakinan membagikan bonus di masa krisis bukan hanya karena karrena alasan kinerja bank yang masih baik namun juga dipengaruhi oleh adanya po otensi risk k-shifting kepada LPS. potensi risk-shifting Temuan-temuan penulis menu unjukkkan adanya kemungkinan bahwa bank di menunjukkan Indonesia juga melakukan pembagia an dividen sebagai mekanisme riskk shifting pembagian risk-shifting. Mekanisme risk-shifting (dari manajer dan pemegang saham kepada deposan, pemberi pinjaman, dan LPS) dapat ditandai dengan adanya hubungan positif
10
antara risk-taking dan pembagian dividen. Fenomena ini menarik untuk diteliti karena belum ada penelitian yang membuktikan tentang ada atau tidaknya mekanisme riskk shifting yang yang ddilakukan ilakukan ooleh lehh bank umum di Indonesia dalam le risk-shifting bentuk pembayaran pembayara rann dividen. Oleh karena itu, pe pene n liti termotivasi untuk peneliti melakukann penelitian menge enaai pe peng ngar aruh u risk-taking riskk taking terhadap terh rhadap pembagian mengenai pengaruh divide den pada bankk umum umum yang terdaftar dii B ursa ur sa E fek Indonesia ta ttahun hun 2004dividen Bursa Efek 20 2013.
1..2. Rumusan Rumu musan Masalah 1.2. Beerbeda dengan perusahaan non-finansial, penelitian Onali O alli (2014) On (201 (2 0 4) Berbeda memb berikan bukti empiris bahwa risk-taking g dan dividend pa ayout rati ios memberikan payout ratios mem miliki hubungan positif pada industri perbankan. Hubungan positif if in ni memiliki ini didu dukkung dengan adanya adan ad anya ya ttemuan emua em u n bahwa ppembagian emba em bagi gian an ddividen ividen dilakuk ukaan sebag agai ai didukung dilakukan sebagai g pada de depo posa san, pemberi pinjaman, dan LPS. On Onal ali mekanisme risk shifting deposan, Onali (201 (2 014) 4) melakukan penelitian pada industri perbankan di Eropa dan Amerika. Ameri rika ka. Di (2014) sisi lain, telah tellah h ditemukan dit item emuk ukan adanya adany nyaa kemungkinan kemu ke mung ngkkinan bahwa bahw ba hwaa bank bankk di di Indonesia Indone nesi siaa juga sisi mela laku kukan pembagian pemb pe mbagian dividen divideen sebagai sebaga gai mekanisme risk ri shi hift ftin ing. Maka, melakukan shifting. umusan mas salah penelitian ini dapat dirumuskan berdasarkan uraian tersebut ru rumusan masalah sebagai berikut: g berpengaruh ppositif ositif if terhadap pembagian dividen pada bank Apakah risk-taking ndonesia tahun 2004-2013? umum yang terdaftar di Bursa Efek In Indonesia
11
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh risk-taking g terhada ap pembagian pembagian di divi vide d n. terhadap dividen.
aat Penelitian 1.4. Manfaa Manfaat 1.
Ko Kontribusi Teo or i Teori Hasiil pe pene nelitian ini ini diharapkan dapat me mena n mbah h lliteratur iter it eratur m e genai en Hasil penelitian menambah mengenai peng pe ngaaruh ri risk-taking g terhadap pembagian dividen dalam dalaam duniaa penelitian. pene pe nelitian n. pengaruh
2.
K ontri ribusi Praktis Kontribusi Haasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi inffor o ma masi si yyang ang Hasil bermanfaat bagi deposan, pemberi pinjaman, dan Lembaga ga Penjami minn bermanfaat Penjamin Simpanan dalam menganalisis sinyal yang diberikan bank dalam be entukk Simpanan bentuk pembagian divi vide denn. S elai el ain itu, hasil ppenelitian enel en elit itia iann in iinii juga dihar rap apkkan da apa patt pembagian dividen. Selain diharapkan dapat mm engambil keputusan untuk berinvest tas asi ddii membantu para investor dalam mengambil berinvestasi b nk umum sehubungan dengan ekspektasinya terhadap dividen ba n ttunai unnai yyang ang bank diba b yarkan. k dibayarkan.
3.
Ko si Kebijakan Kebijakan Kontribusi diharrapkan dapat dapaat memberikan kontribusi bagi para Hasil penelitian ini diharapkan kan kebija jakan untuk kepentingan publik agar regulator yang mengeluark mengeluarkan kebijakan hazaard rd melalui melalui mekanisme pengalihan risiko (risk(riskdapat mengurangi moral hazard ian dividen yang dilakukan oleh pemegang shifting) dalam bentuk pembagi pembagian saham dan manajer bank kepada deposan, pemberi pinjaman, dan LPS. Kebijakan pertama dapat berupa kebijakan pembatasan pembagian dividen
12
bagi bank yang mempunyai permodalan lemah atau pembatasan pembagian dividen bagi bank pada masa krisis. Kebijakan ini dapat diterapkan mengacu pada penyusunan Basell III III yang juga memasukkan mema me m sukkan pembatasan dividen bagi bank. Basel III III akan diterapkan pada 2019, namun nam amun peraturan mengenai pembat ataasn dividen dapa at di dite era rapk pkan an ses esegera mungki in jika dibutuhkan. pembatasn dapat diterapkan sesegera mungkin Ke duaa bberupa eru rupa desain kontrak pe enj njam amin inaan simpanan de dengan premi Kebijakan kedu kedua penjaminan berb bas asis is rrisiko. isiko. is berbasis
1. .5. S istem matika Penulisan 1.5. Sistematika Ba ab 1 Pendahuluan Bab B ab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelit t ia i n, manfa aat Bab penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. B ab II Landasan Landasa san n Teori Teor Te orii dan d n Pengemba da bang ngan an H ipotesis ip Bab Pengembangan Hipotesis Bab ini berisi teori-teori yangg be berk rkaitan dengan risk-taking g dan pembagian pemba bagi giaa n berkaitan ddi vide vi den seperti teori mengenai bank risk-taking, masalah keagenan,, se sert rta di divi vidden dividen serta dividen dan kebi dan bijjakkan di divi vide den, n, ppenelitian enelitia iann te terd rdah ahul uluu, dan pen enge gemb mbangan hi hipotesi sis. s. kebijakan dividen, terdahulu, pengembangan hipotesis. Ba III Metode Bab Meto Me tode Penelitian n Bab ini berisi jenis peneliti ian, populas si dan sampel penelitian, teknik, jenis, penelitian, populasi dan sumber data yang digunakan digunak akan dalam m penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian, mo odel eempiris, mpiris, serta teknik analisis data. model
13
Bab IV Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi deskripsi umum sampel, analisis statistik deskriptif, hasil uji normalitas, hasil uji asumsi kklasik, lasik, i dan hasil il uuji j hipotesis, serta pembahasan atas ji hasil pengujian hipo potesis. hipotesis. Bab V P enutup Penutup Ba sim impu pula l n, keterbatasan penelitian, penel elit itia ian, n, dan dan saran. Bab ini berisi simpulan,