BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Bagi mahasiswa pada umumnya, salah satu manfaat keikutsertaan dalam berorganisasi adalah dapat mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh dari bangku kuliah, sehingga ilmu yang diperoleh juga dapat bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, dengan berorganisasi mahasiswa akan mendapat berbagai macam manfaat. Manfaat tersebut antara lain: belajar
disiplin,
terutama
dalam
memanajemen
waktu.
Dalam
berorganisasi seseorang juga belajar untuk menghargai orang lain, belajar berkomunikasi dan bersosialisasi terhadap orang lain, melatih rasa percaya diri, memupuk rasa tanggung jawab, meningkatkan rasa solidaritas terhadap teman dan lain sebagainya. Organisasi adalah sarana untuk belajar.
Jika
kita
sudah
terbiasa
melatih
diri
untuk
berusaha
menyeimbangkan berbagai aspek, terutama kuliah dan organisasi, harapannya kita tidak akan kaget dalam menghadapi kehidupan dimasa mendatang. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling dituntut memiliki kamapuan interaksi sosial yang baik dengan semua orang dan dari berbagai latar belakang yang berbeda,
karna kelak apabila sudah menjadi guru
Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat berkomunikasi dengan semua stake holder yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. 1
2
James G. March & Herbert A. Simon (1957) mengatakan organisasi adalah himpunan–himpunan saling pengaruh manusia dan mereka merupakan himpunan–himpunan paling luas di dalam masyarakat kita yang memiliki sesuatu yang sama sistem koordinasi pusat. “ Organization are assemblages of interacting human beings and they largest assemblages in our society that have anything resembling a central coordinative system.” Davis (1951) mengatakan organisasi adalah sesuatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan. “ Organization is any group of individuals that is working toward some common end under leadership” Paul Preston dan Thomas Zimmerer (1976) Mengatakan organisasi adalah sekumpulan orang–orang yang disusun dalam kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. “ Organization is a collection of people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives”. Fremont E. Kast & James E Rosenzweig (1974) mengatakan Organisasi adalah suatu subsistem dari lingkungan yang lebih luas, dan berorientasi tujuan (orang–orang dengan tujuan), termasuk subsistem teknik (orang–orang memakai pengetahuan, teknik, peralatan, dan fasilitas), subsistem struktural
(orang–orang bekerja bersama pada aktivitas yang
tersatu padu), Sub sistem jiwa sosial (orang–orang dalam hubungan sosial), dan
dikoordinasikan
oleh
subsistem
menejemen
(perencanaan
dan
pengontrolan semua usaha). “In the context we defined an organization as a
3
subsystem of its broader environment, and goal-oriented (people with purpose), including a technical subsystem (people using knowledge, techniques equipment, and facilities), a structural subsystem (people working together an integrated activities), a psychosocial subsystem (people in social relationships), and coordinated by a managerial subsystem (planning and controlling the overall endeavor)” Bakke (1958) mengatakan Organisasi adalah suatu sistem yang kontinyu dari aktivitas orang-orang yang berbeda dan terkoordinasikan yang memakai, mengubah, dan memadu bersama-sama suatu perangkat khusus dari orang, barang, modal, pemikiran dan sumber-sumber alam ke dalam suatu ketunggalan, keseluruhan pemecahan masalah yang fungsinya adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan manusia tertentu dalam saling pengaruh dengan berbagai sistem lain dari aktivitas-aktivitas dan sumber-sumber manusia di dalam lingkungan khususnya. “A social organization is a countinuing system of differentiated and coordinated human activities utilizing, transforming, and welding together a specific set of human, material, capital. Ideational and natural resources into a unique, problemsolving whole whose function is to satisfy particular human needs in interaction with other system of human activities and resources in its particular environment.” Atmosudirdjo (1996) mengatakan organisasi adalah Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang– orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama–
4
sama mencapai suatu tujuan tertentu. Massie (1964) mengatakan organisasi adalah struktur dan proses kelompok orang yang bekerja sama yang membagi tugas–tugasnya di antara para anggota, menetapkan hubungan–hubungan, dan menyatukan
aktivitas–aktivitasnya
ke
arah
tujuan–tujuan
bersama.
“Organization will be defined as the structural and process by which a cooperative group of human beings allocates its task among it members, identifies relationships, and integrates its activities toward common objectives.” Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu : Orang-orang (sekumpulan orang), Kerjasama, Tujuan yang ingin dicapai. Dengan mengikuti organisasi dapat memperoleh manfaat terutama dalam menjalin hubungan dengan orang lain karena dalam organisasi setiap anggota dituntut untuk saling berinteraksi dan bekerja sama satu dengan yang lain. Dengan adanya tuntutan tersebut dapat digunakan sebagai wadah untuk belajar dan pengalaman mahasiswa dalam menjalin hubungan atau berinteraksi dengan orang lain, sehingga berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Soekamto (1981) mengatakan Interaksi Sosial adalah sebagai bentuk–bentuk yang tampak, apabila orang-perorangan atau kelompokkelompok manusia itu mengadakan hubungan satu dengan yang lain terutama mengetengahkan kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial, sebagai unsur–unsur pokok dari struktur sosial.
5
Maryati dan Suryawati (2003) mengatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok” Pendekatan interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Goffman (1991). Melalui pendekatan ini Goffman (1991) menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut dengan social establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of performers, dan orang yang tidak melakukan. Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. Interaksi sosial sangat dibutuhkan dalam pergaulan kita sehari–hari, hal itu akan mempengaruhi kita dalam interaksi dengan orang lain. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widayanti (2005), Dikemukakan bahwa mahasiswa yang mengikuti keorganisasian yang ada di kampus memiliki interaksi sosial yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mengikuti keorganisasian. Dari hasil wawancara dengan mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya
6
Wacana Salatiga, pada tanggal (24 Oktober 2011), ada mahasiswa yang mengatakan bahwa mengikuti organisasi memiliki pengaruh yang besar terhadap interaksi sosial, karena dengan mengikuti organisasi menambah banyak relasi dalam pergaulan mahasiswa tersebut dalam keseharian baik di dalam kampus maupun diluar kampus. Ada mahasiswa yang mengatakan bahwa mengikuti organisasi tidak menjamin memiliki kemampuan berinteraksi sosial lebih baik karena interaksi sosial baik tidak harus dengan mengikuti organisasi, tetapi bisa dilakukan kapan saja atas kemauan kita sendiri, mengikuti organisasi justru malah akan membuat mahasiswa kesulitan dalam mengatur waktu mengerjakan tugas kuliah dan kegiatan dalam berorganisasi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai perbedaan mahasiswa yang aktif dalam organisasi dan yang tidak aktif dalam organisasi terhadap interaksi sosial. Dari pengamatan peneliti, masalah interaksi sosial yang terjadi pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga adalah tidak saling mengenal antara kakak angkatan dan adik angkatan. Hanya beberapa mahasiswa saja yang saling mengenal antara kakak angkatan dan adik angkatan mahasiswa yang saling mengenal ini cenderung mahasiswa yang terlibat aktif dalam keikutsertaan keorganisasian yang ada di kampus. Ada juga mahasiswa yang tidak mengenal dosen. Saat
perkuliahan
berlangsung
mahasiswa
yang
berani
mengungkapkan pendapatanya saat dosen menerangkan atau saat presentasi
7
berlangsung cenderung mahasiswa yang aktif dalam mengikuti organisasi. Meskipun juga ada satu dua mahasiswa yang berani mengungkapkan pendapatnya tetapi dia tidak aktif dalam mengikuti organisasi yang ada di kampus. Dalam berinteraksi dengan dosen mahasiswa yang aktif dalam keorganisasian cenderung lebih akrab dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam keorganisasian. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga angkatan 2008, 2009 dan 2010 yang berjumlah 227 mahasiswa. Ternyata hanya 42 (18,50%) mahasiswa yang
mengikuti
organisasi. Hal itu memperlihatkan bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling kurang aktif dalam kegiatan keorganisasian yang ada di kampus. Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh keikutsertaan dalam organisasi terhadap interaksi sosial. Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga angkatan 2008, 2009 dan 2010. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Adakah perbedaan yang signifikan kemampuan interaksi sosial mahasiswa berdasarkan keikutsertaan organisasi yang ada di Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan mahasiswa Program Studi
8
Bimbingan dan Konseling angkatan 2008, 2009 dan 2010 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikan perbedaan interaksi sosial mahasiswa berdasarkan keikutsertaan organisasi yang ada di Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2008, 2009 dan 2010 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis : Memberi sumbangan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan terutama penjelasan tentang teori interaksi sosial dalam bidang pendidikan. 2. Manfaat secara praktis : Memberi gambaran pada mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga mengenai penting dan manfaat mengikuti organisasi yang ada di kampus. 1.5. Sistematika penulisan Gambaran secara singkat mengenai seluruh isi skripsi adalah, bagian pendahuluan berisi: judul skripsi, pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran. Bagian isi skripsi berisi bab-bab yaitu: Bab I: pendahuluan berisi alasan pemilihan judul/latar belakang, perumusan masalah, penegasan
9
istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II:landasan teori yang menjelaskan tentang diskripsi teori yaitu berisi tentang pengertian organisasi, fungsi organisasi, organisasi di LK FKIP, pengertian interaksi sosial faktor-faktor interaksi sosial, aspekaspek yang mendasari interaksi sosial. Bab III: metode penelitian menjelaskan tentang jenis penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel penelitian, metode dan alat pengumpul data, validitas, reliabilitas instrumen dan teknik analisis data. Bab IV: hasil penelitian dan pembahasan. Bab V: penutup berisi kesimpulan dan saran. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.