BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah Di daerah tropis seperti Indonesia, jagung memiliki kontribusi sebagai komponen industri pakan. Lebih dari 50% komponen pakan pabrikan adalah jagung. Hal ini dikarenakan jagung memiliki kandungan energi, protein dan gizi lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. Kebutuhan jagung meningkat setiap tahunnya mengikuti perkembangan industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode 2001-2006 kebutuhan jagung terus meningkat sekitar 10-15 persen per tahunnya (Zubachtirodin, et.al 2007). Dari total kebutuhan jagung di indonesia hampir 30 persen digunakan untuk pakan (FAO, 2010). Peningkatan kebutuhan pakan ini didorong dengan adanya pergeseran pola makanan ke pangan yang berasal dari produk ternak. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan per kapita dan pengetahuan masyarakat akan gizi
(Hutabarat, 2003). Pergeseran pola makanan ini
meningkatkan permintaan terhadap pangan asal ternak sehingga menyebabkan usaha peternakan meningkat pesat khususnya unggas yang banyak menkonsumsi pakan pabrikan (Swastika, 2005). Pada periode 2004-2010 populasi unggas ratarata meningkat 4,07% tiap tahunnya berdasarkan data Dirjen Peternakan 2010.
1
Berdasarkan data BPS (2011) produksi jagung nasional pada periode 2004-2010 mengalami peningkatan rata-rata 7,64 persen per tahunnya. Pertumbuhan produksi ini sebenarnya cukup tinggi tetapi masih belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga masih dilakukan impor yang mencapai puncaknya pada tahun 2006 (FAO, 2010). Penanggulangan masalah persediaan jagung diatas memerlukan adanya kajian terhadap dinamika komoditas jagung. Dinamika komoditas jagung ini dapat dilihat melalui suatu rantai kegiatan yang dimulai dari penanganan pascapanen, penyimpanan, dan distribusi atau pemasaran komoditas sampai ke tangan konsumen. Rantai tersebut adalah rantai pasok (supply chain) yang merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas komoditas yang tinggi memerlukan suatu pengelolaan yang baik pada setiap tahapan mata rantai pasok tersebut. PT. Charoen Pokhpand Indonesia (PT. CPI) Semarang merupakan salah satu produsen pakan ternak di Jawa Tengah. PT. CPI menyerap komoditas jagung Jawa Tengah sebagai bahan baku utama pakan ternak yang akan didistribusikan sebagai pemenuh kebutuhan peternakan. Selain menyerap jagung sebagai bahan baku pakan, PT. CPI juga bertanggung jawab atas ketersediaan pakan ternak bagi usaha peternakan. Pemenuhan pakan ternak ini sangat tergantung dengan jumlah bahan baku yang tersedia dan permintaan pakan ternak dimana keduanya mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1. Grafik produksi dan pasokan PT. CPI Semarang.
2
Produksi dan Pasokan PT. CPI Semarang 40000
35000 30000
ton
25000 20000
Pasokan
15000
Produksi
10000 5000 0 2009
2010
2011
Gambar 1.1 Produksi dan Pasokan PT. CPI Semarang Sumber : Data olahan 2013
Sebagai pelaku usaha, Industri pakan ternak juga mempunyai tujuan untuk meningkatkan profit usahanya sehingga diperlukan penyesuaian antara persediaan bahan baku dengan permintaan. Selain itu penyesuaian ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumennya sehingga dihasilkan tingkat pelayanan tinggi. Tingkat pelayanan yang tinggi mampu dicapai dengan integrasi antara supplier (bahan baku jagung) , produsen (pengolah pakan ternak) , dan konsumen (peternakan) yang ada dalam sistem rantai pasok konsumen industri. Permasalahan ini dapat dianalisis dengan sistem dinamis. Sistem dinamis melihat dunia sebagai suatu sistem menekankan pada pemahaman struktur dan proses dalam sistem. Sistem dinamis mengasumsikan bahwa analisis situasi dapat dilakukan dari sudut pandang eksternal objektif dan bahwa struktur dan prosesproses dinamis dari kenyataan dapat dibuat kembali dalam kedua sistem diagram
3
(casual loop) dan model matematika. Sistem dinamis sangat efektif digunakan pada sistem yang membutuhkan tingkat pengelolaan akan data yang banyak seperti yang ada dalam PT. Charoen Pokhpand. Selain berfungsi sebagai alat peramalan sistem dinamis dengan fleksibilitasnya yang tinggi maka akan membantu dalam melakukan proses formulasi model, penentuan batasan model, validasi model, analisis kebijakan, serta penerapan model(Wirabhuana, 2007 ). Masing-masing komponen atau pelaku dalam rantai pasok jagung selalu berubah dan saling berinteraksi membentuk suatu hubungan timbal balik (causal loop). Causal Loop Diagram mempermudah membangun konseptual bagaimana sistem bekerja. Analisis terhadap perilaku dan karakteristik sistem dapat dilakukan dengan mempresentasikan sistem nyata ke dalam sebuah model dan kemudian mensimulasikan model tersebut. Analisis sistem rantai pasok komoditas jagung tersebut yang terdiri dari beberapa
pelaku
yang
memiliki
rantai
yang
saling
berkaitan
akan
merepresentasikan sistem nyata ke dalam sebuah model. Model yang dihasilkan akan digunakan dalam suatu simulasi untuk mengetahui perilaku dan kebutuhan masing-masing pelaku sistem.
1.2 Perumusan Masalah Ketersediaan komoditas jagung dari petani yang mengalami fluktuasi akan mempengaruhi tingkat persediaan pada perusahaan pengolah produk pakan ternak. PT. CPI Semarang mampu menyerap sekitar 25% jagung Petani Jawa
4
Tengah.
Fluktuasi
persediaan jagung dari
Petani
akan mengakibatkan
meningkatnya kemungkinan tidak terpenuhinya permintaan konsumen PT. CPI. Objek Penelitian adalah sistem rantai pasok tingkat persediaan bahan baku perusahaan industri pakan. Peneliti bermaksud untuk menganalisis sistem persediaan bahan baku industri pakan ternak dalam menghadapi fluktuasi pasokan dan permintaan. Analisis tingkat persediaan digambarkan dalam sebuah model dinamis rantai pasok sebagai representasi sistem nyata. Simulasi dilakukan untuk menguji model dinamis terhadap perubahan yang terjadi. 1.3 Batasan Masalah Agar tujuan pembahasan lebih jelas dan terarah, maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah, sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada produk pakan ternak berbasis jagung yang ada di PT. Charoen Pokhpand Semarang Indonesia 2. Penelitian berfokus pada bahan baku jagung sebagai bahan baku utama pakan ternak di PT. Charoen Pokhpand Semarang Indonesia 3. Kuantitas jagung dihitung secara agregat karena semua jenis dan kualitas mempunyai proporsi yang sama dan saling melengkapi dalam proses produksi 4. Penelitian dilakukan di proses penyimpanan bahan baku dan produksi jagung di industri pakan ternak PT. Charoen Pokhpand serta pengambilan data komoditas dan konsumen di dinas Jawa Tengah terkait.
5
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : 1. Mengidentifikasi karakteristik rantai pasok di PT. Charoen Pokhpand Indonesia. 2. Menganalisis tingkat persediaan bahan baku di PT. Charoen Pokhpand Indonesia 3. Melakukan simulasi tingkat persediaan di PT. Charoen Pokhpand Indonesia
1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan gambaran kondisi rantai pasok jagung sebagai bahan baku utama produk pakan ternak. 2. Memberikan masukan kepada perusahaan dalam hal pengambilan keputusan tingkat persediaan. 3. Memberikan gambaran kemungkinan perubahan sistem rantai pasok yang akan terjadi di masa datang.
6