BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut harus mendapat porsi yang seimbang dalam pelaksaannya. Pembelajaran pada pelajaran Bahasa Indonesia salah satunya adalah pembelajaran menulis. Menurut standar kompetensi menulis di sekolah dasar adalah menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks dalam Depdiknas (2003). Menurut pendapat Tim Dosen UMM (2010: 3) Menulis adalah salah satu keterampilan bahasa yang kompleks yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak bertatap muka dengan orang lain. Pengajaran Bahasa Indonesia khususnya pengajaran menulis di Sekolah Dasar pada hakikatnya merupakan pengajaran yang aktif produktif, yaitu dapat menghasilkan pesan bagi pembacanya, yang hasilnya tersebut berupa tulisan. Pembelajaran menulis dapat meningkatkan kemampuan/ mengembangkan daya inisiatif, imajinatif, kreatif serta mampu mendorong keberanian dan kemauan seorang untuk mengumpulkan informasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran menulis memiliki porsi yang sangat banyak. Hal ini memberikan peluang yang sangat banyak bagi guru untuk merancang dan menyajikan pembelajaran Bahasa Indonesia yang optimal khususnya pada keterampilan menulis. Kenyataan selama ini menunjukkan bahwa
pembelajaran menulis di tingkat Sekolah Dasar dalam pelaksaannya kurang mendapat perhatian dan kurang optimal. Menurut Smith dalam Suparno (2006: 1.4), hal tersebut umumnya dikarenakan tidak dipersiapkannya guru untuk terampil menulis dan mengajarkannya dalam setiap proses pembelajaran. Keterampilan
menulis
membutuhkan
pengetahuan
yang
banyak
dibandingkan ketiga keterampilan bahasa lainnya, dalam melaksanakan kegiatan menulis si penulis harus mengetahui peraturan-peraturan tata tulis yang ada, yaitu sistem ejaan, pemeliharaan kata (diksi), tata bahasa, kelogisan, serta keserasian atau kesesuaian bahasa kita dengan pembaca. Menurut Suparno (2006: 1.4) manfaat yang diperoleh dari pembelajaran menulis untuk siswa diantaranya siswa mampu meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas, memiliki keberanian berpendapat, mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Kegiatan menulis di sekolah dasar selama ini lebih condong hanya sekedar membiarkan siswa menulis kalimat hingga paragraf tanpa memperhatikan penggunaan ejaan ( huruf besar/ kecil, peletakan tanda baca yang kurang tepat). Sedangkan makna menulis itu sendiri tidak hanya menuangkan ide dalam sebuah tulisan yang hanya mampu dimengerti oleh pembacanya, melainkan harus memperhatikan ejaan pula. Ketika siswa mengalami kesulitan dalam menulis karangan, maka tugas kegiatan menulis semakin kompleks. Pertanyaan yang mendasar yakni bagaiman siswa bisa belajar menulis paragraf jika mereka tidak memiliki keterampilan menulis. Berdasarkan observasi awal dengan guru kelas III MI Raden Patah Lebo Madiredo Pujon Malang, diketahui bahwa 12
siswa dari 25 siswa yang
mengalami kesulitan dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya kesulitan menulis karangan hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan Bahasa Indonesia yang dilaksanakan pada ulangan harian. Kesalahan yang banyak terjadi pada siswa yakni, kesalahan pada cara penulisan peletakan huruf kapital, kurangnya huruf dalam penulisan kata, jarak antar kalimat dan peletakan tanda baca yang kurang tepat, kerapihan dalam penulisan kata dan kalimat serta isi antar kalimat dalam paragraf masih belum padu. Tabel 1.1 Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus PraSiklus Ketuntasan Jumlah siswa 12 Tuntas 13 Tidak Tuntas 25 Total
Persentase 48% 51% 100 %
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ketuntasan kelas masih mencapai 48% hal tersebut dikarenakan dalam proses belajar minat belajar siswa sangat rendah karena lingkungan siswa yang kurang mendukung dan motivasi balajar siswa yang sangat rendah. Penyebab siswa mendapatkan nilai rendah adalah karena pembelajaran menulis kurang diperhatikan dengan serius, kurangnya pembiasaan dari guru untuk selalu menggunakan Bahasa Indonesia disekolah, pada saat pembelajaran guru cenderung berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Kegiatan pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran yang cocok, sehingga dalam menulis penempatan huruf besar dan kecil tidak teratur dan penggunaan tanda baca belum maksimal, siswa kurang mampu menggunakan dan memilih kata dalam menuangkan buah pikirannya sesuai gambar yang membuat isi karangan kurang dimengerti maksudnya. Hal ini disebabkan karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang dapat memperbaiki kelemahankelemahan siswa dalam menulis, dan pembelajaran yang dilaksanakan lebih
berpusat pada guru, serta guru cenderung hanya menilai kemampuan siswa terhadap isi tulisan, sedangkan teknik penulisan siswa tidak diperhatikan untuk diperbaiki. Hal tersebut membuat pelajaran tidak efektif yang berakibat pada keterampilan menulis karangan sederhana siswa yang kurang baik. Diantara model-model pembelajaran, model induktif kata bergambar merupakan model pembelajaran yang efektif untuk melatih siswa berfikir secara sistematis, dapat mengambil sebuah kesimpulan dari penarikan
khusus ,
meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk konsep ketika menerima informasi. Proses pembelajaran menjadi lebih berwarna karena terdapat gambar yang menarik. Melalui penerapan model induktif kata bergambar dapat memberikan suatu jalan tentang keterampilan menulis karena model indukif membantu siswa mengembangkan kosakata, belajar untuk meneliti susunan kata dan kalimat, serta memfasilitasi “peralihan” dari lisan menjadi tulisan sesuai dengan pendapat Joyce, Weil, Calhoun (2009 : 165) Berdasar uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul: “Penerapan Model Induktif Kata Bergambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III MI Raden Patah Lebo Madiredo Pujon Malang”
1.2 Identifikasi/ Fokus Masalah Hasil obserasi di kelas III MI Raden Patah Lebo Madiredo Pujon Malang, pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam SK: Menulis 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi. KD : 4.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan .
Kesalahan yang banyak terjadi pada siswa saat pembelajaran menulis yakni, kesalahan pada cara penulisan peletakan huruf kapital, kurangnya huruf dalam penulisan setiap kata, jarak antar kalimat dan peletakan tanda baca yang kurang tepat, kerapihan dalam penulisan kata dan kalimat serta isi dari karangan yang kurang padu sehingga isi karangan kurang jelas maksudnya. Hal ini disebabkan karena guru belum berpikir untuk menggunakan model pembelajaran yang dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan siswa dalam menulis, pembelajaran yang dilaksanakan lebih berpusat pada guru, pada saat pembelajaran guru cenderung berkomunikasi menggunakan bahasa jawa serta guru cenderung hanya menilai kemampuan siswa terhadap isi tulisan karangan kurang jelas maksudnya, sedangkan teknik penulisan siswa tidak diperhatikan untuk diperbaiki. Hal tersebut berakibat pada ketrampilan menulis siswa yang kurang baik.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka permasalahan yang akan dicari penyelesaiannya dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.3.1
Bagaimana
penerapan
model
induktif
kata
bergambar
untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana siswa kelas III MI Raden Patah Lebo Madiredo Pujon Malang ? 1.3.2
Bagaimana peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana dengan penerapan model induktif kata bergambar pada siswa kelas III MI Raden Patah Lebo Madiredo Pujon Malang?
1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan tentang penerapan model induktif kata bergambar , maka penelitian ini bertujuan untuk : 1.4.1
Mendeskripsikan penerapan model induktif kata bergambar untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana siswa kelas III MI Raden Patah Lebo Madiredo Pujon Malang.
1.4.2
Menjelaskan peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana dengan penerapan model induktif kata bergambar pada siswa kelas III MI Raden Patah Lebo Madiredo Pujon Malang.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.5.1
Bagi guru Sebagai masukan pengetahuan dalam memberikan pengalaman langsung pada guru untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif salah satunya dengan menggunakan penerapan model induktif kata bergambar untuk meningkatkan keterampilan menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia.
1.5.2
Bagi siswa Dengan penerapan model induktif kata bergambar pembelajaran dalam penelitian ini diharapakn siswa tidak bosan dalam mempelajari materi menulis pada pelajaran bahasa Indonesia.
1.5.3
Bagi sekolah Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini di harapkan adanya inovasi dalam pembelajaran sehingga memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat sekolah.
1.5.4
Bagi peneliti selanjutnya Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan model induktif kata bergambar pada materi menulis kelas III MI Raden Patah Lebo Madiredo Pujon Malang.
1.6 Batasan Istilah Penelitian Guna memberikan kejelasan makna dan untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka istilah-istilah yang dimaksud dalam penelitian tindakan kelas “Penerapan Model Induktif Kata Bergambar untuk Menigkatkan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas III MI Raden Patah Lebo Madiredo Pujon Malang”. 1.6.1 Penerapan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli
berpendapat
bahwa,
penerapan
adalah
suatu
perbuatan
mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
1.6.2
Model induktif kata bergambar Model induktif kata bergambar merupakan salah satu model pembelajaran berawal dari penemuan konsep yang kemudian di lanjutkan dengan pengembangan konsep kepada pemikiran siswa yang lebih kompleks. Model Indukif juga membantu siswa mengembangkan kosakata, belajar untuk meneliti susunan kata dan kalimat, serta memfasilitasi “peralihan” dari lisan menjadi tulisan (penentuan judul, penulisan kata, kalimat yang pada akhirnya dituangkan kedalam pengembangan sebuah paragraf).
1.6.3
Keterampilan menulis Keterampilan
menulis
merupakan
Suatu
keahlian
dalam
menuangkan gagasan kedalam bahasa tulis melalui kalimat dengan memperhatikan susunan kata, kalimat dan ejaan yang benar dan tepat sehingga mampu menyampaikan pesan kepada pembaca. keterampilan menulis perlu memperhatikan kesatuan dan keterpaduan antar kalimat, isi/ gagasan yang jelas, kerapihan dalam penulisan, dan pengembangan kalimat yang tepat. 1.6.4
Karangan Sederhana Karangan sederhana adalah hasil kegiatan menuangkan ide, gagasan, perasaan atau informasi yang cara pengungkapannya masih sederhana, baik itu dari pemilihan tema, penggunaan kalimat, pilihan kata maupun cara pengembangannya.