BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia merupakan cerminan rendahnya sistem pendidikan nasional. Rendahnya kualitas dan kompetensi guru secara umum, semakin membuat laju perkembangan pendidikan belum maksimal.1 Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. 2 Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting, satu diantaranya adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi secara luas dan mendalam atau penguasaan akademik. Demikian halnya dengan lembaga pendidikan Islam, salah satunya yakni TPQ. Untuk meningakatkan mutu pendidikan agama atau dalam hal ini pendidikan di TPQ, mewujudkan generasi Qur’ani, Berakhlakul Karimah dan pandai dalam ilmu agama di butuhkan sosok guru TPQ yang cerdas dan berkualitas, terutama kemampuan penguasaan materi, yakni kemampuan membaca Al-Qur’an sesuai kaidah Tajwid. Guru TPQ adalah guru yang mengajarkan Al-Qur’an, jadi kemampuan membaca Al-Qur’an ini merupakan kemampuan pokok dan utama, karena bagaimana mungkin mampu mengajar anak didiknya belajar Al-Qur’an dengan baik jika gurunya sendiri tidak mampu. Dengan demikian guru TPQ mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar di TPQ, yakni menjadikan anak didiknya pandai dan gemar membaca Al-Qur’an. Dan yang lebih penting adalah menanamkan nilai-nilai agama kepada anak didik dan menjadi panutan atau contoh bagi anak didiknya (uswatun khasanah).
1
Mahmuddin, Kompetensi Profesional Guru Indonesia, http://Mahmuddin. Wordpress.com/2013/12/24/kompetensi-profesional-guru-Indonesia/ 2 Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 55.
1
2
Dalam masyarakat, figur guru sangat dibutuhkan dan menempati posisi terhormat. Karena kewibawaan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa guru mampu mendidik anak didik agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.3 Lembaga pendidikan Islam non formal tingkat dasar yang berkembang di masyarakat, atau dikenal dengan TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) kehadirannya sangat dibutuhkan, karena melalui TPQ anak diajak belajar agama, terutama belajar membaca Al-Qur’an. Lebih dari itu, melalui TPQ juga anak mengenal Tauhid, Akhlak, Sejarah Islam dan sebagainya. Dengan demikian TPQ adalah lembaga pendidikan Islam yang mempunyai tujuan untuk membentuk karakter anak didik yang berakhlak dan bermoral yang dibekali dengan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan, serta berpedoman pada Al-Qur'an dan Al-Hadits. Pendidikan Al-Qur'an menjadi sangat penting bagi anak, yakni dalam rangka memberi bekal untuk dapat menjadi pembuka jalan dan sebagai pengantar bagi ilmu-ilmu lainnya. Di zaman yang semakin kompleks ini perlu adanya penanaman kecintaan dan ketertarikan terhadap Al-Qur'an pada anak. Karena fakta yang ada, banyak yang mengaku umat Islam, namun tidak mampu membaca Al-Qur'an yang notabenenya sebagai kitab suci dan wahyu bagi umat Islam. Dengan kenyataan seperti itulah kedudukan lembaga pendidikan TPQ sangat dibutuhkan. Berangkat dari kenyataan tersebut perlu adanya peningkatan proses belajar mengajar. Peningkatan proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) agar tujuan pendidikan tercapai, sehingga tercipta generasi muda yang cerdas dalam ilmu agama maupun umum dan tercipta masyarakat yang Qur’ani. Untuk mewujudkan kesemuanya itu tidak lain adalah dengan meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
3
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta , 2000, h. 31.
3
Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, maka dibentuklah Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY). Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY) bertugas untuk memberi pengawasan dan pembinaan terhadap guru-guru TPQ yang menggunakan metode Yanbu’a. Hal ini mencakup penilaian semua kegiatan dalam pencapaian tujuan. Kegiatan yang dilakukan Lajnah Muroqobah Yanbu’a
(LMY)bertujuan untuk
memberikan pembinaan terhadap guru-guru TPQ mengenai metodologi, makhorijul huruf, ilmu tajwid, ghorin dan sebagainya dalam meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY) berperan sebagai supervisor yang mempunyai tanggung jawab untuk peningkatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di TPQ serta mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perkembangan dan kemajuan TPQ-TPQ binaanya. Oleh karena itu ia harus melaksanakan supervisi secara baik dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi serta teknik dan pendekatan yang tepat. Tugas dari supervisoradalah membantu, mendorong dan memberikan keyakinan kepada guru, bahwa proses belajar mengajar dapat dan harus diperbaiki pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap dan keterampilan guru harus dibantu secara profesional sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya yaitu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Supervisi yang dilakukan Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY)antara lain untuk meningkatkan kompetensi guru-guru dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga diharapkan dapat memenuhi misi pengajaran yang diembannya atau misi pendidikan nasional dalam lingkup yang lebih luas. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa masalah profesi guru dalam mengemban kegiatan belajar mengajar akan selalu dan terus berlanjut seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknlogi serta arus informasi yang tentunya berpengaruh dalam dunia pendidikan, maka pembinaan sangatlah penting dalam mengembangkan profesional guru sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal. Dengan adanya pengawasan
4
tersebut dapat memberikan dampak positif dalam menumbuhkan dan mengembangkan profesi guru, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY) terhadap seluruh guru TPQ tidak akan berjalan baik tanpa adanya suatu kerjasama yang kooperatif sehingga dapat mengarahkan kegiatan itu untuk mencapai tujuan bersama. Sebagaimana disarankan oleh Ngalim Purwanto, untuk mewujudkan suatu karya bersama secara keseluruhan diperlukan adanya kesediaan untuk memikul tanggung jawab tanpa memikirkan atau mengutamakan kepentingan-kepentingan pribadi, melainkan untuk tercapainya tujuan bersama. Hal ini dapat dicapai atau ditempuh melalui peningkatan proses belajar mengajar yang nyaman dan kreatif, sehingga kondisi baik buruknya proses pembelajaran bisa diatasi dengan seefesien mungkin.4 Dengan
demikian
untuk melaksanakan dan menyelenggarakan
kerjasama yang dimaksud di atas, maka diperlukan dasar – dasar yang meliputi keinsyafan, kesadaran dan semangat yang tumbuh dari diri pribadi agar bisa berkesinambungan kegiatan tersebut. Karena diakui bahwa seirama dengan kemajuan dalam masyarakat, para guru perlu mengadakan perubahan dalam proses belajar mengajar. Namun dalam prakteknya perubahan yang mereka lakukan sangat lamban sehingga lama untuk mencapaian target keberhasilan dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul : “Peranan Lajnah Muroqobah Yanbu’a Terhadap Pembinaan Guru-Guru TPQ Dalam Upaya Meningkatkan Proses Belajar Mengajar Di Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati”.
B. Alasan Pemilihan Judul Berdasarkan uraian diatas, maka ada beberapa alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul tersebut. 4
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdskarya, 2002, h. 56.
5
1. Masa transisi atau perubahan dari metode lama (Qiro’ati) ke metode baru (Yanbu’a) di wilayah kecamatan Jakenan menjadikan guru-guru TPQ mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar. 2. Banyaknya ustadz-ustadzah TPQ yang masih baru sehingga kurang berkualitas.
C. Telaah Pustaka Dalam telaah
pustaka, penulis lebih menekankan
pada telaah
penelitian sebelumnya yang merupakan ulasan atau yang mengarah pada pembahasan skripsi sebelumnya, sehingga akan diketahui titik perbedaan dan persamaan yang jelas. Sebagai bahan acuan dan perbandingan peneliti telah mengkaji skripsi yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian yang penulis susun, antara lain : Skripsi yang ditulis oleh Dewi Nunuk Irviyanti, dengan judul “Peranan Komite Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di MTs Miftahul Falah Desa Jepat Lor Tayu Pati Tahun Pelajaran 2002/2003”. Fokus Penelitian ini adalah peranan komite sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan Komite sekolah di MTs Miftahul Falah Desa Jepat Lor Tayu Pati, difokuskan pada peningkatan prestasi belajar pendidikan Agama Islam saja bukan keseluruhan mata pelajaran di sekolah. Karena Pendidikan Agama Islam ini sangat menunjang awal pembentukan akhlakulkarimah dan bisa mempengaruhi karakter bagi anak agar menjadi pribadi yang lebih baik. Mengingat kemajuan zaman sekarang yang didukung oleh canggihnya alat tekhnologi, jika anak tidak dibekali ilmu Agama dikhawatirkan kenakalan yang akan diterapkan pada dirinya. Melalui peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, Komite sekolah
6
berharap agar bimbingan dan arahan dari guru Agama Islam bisa menjadikan anak didik senantiasa berbuat kebaikan.5 Skripsi karya Dwi Pujiati dengan judul “Peranan Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY) Dalam Upaya Pembinaan Guru – Guru
TPQ Untuk
Meningkatkan Proses Belajar Mengajar Di Kecamatan Winong Kabupaten Pati”. Fokus penelitian ini adalah peranan Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY) dalam pembinaan guru-guru TPQ. Hasil penelitian penelitian ini menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan guru-guru TPQ metode Yanbu’a meliputi : tartilan atau membaca secara bergantian satu per satu yang dipandu oleh salah satu guru pembimbing, tahlilan bersama, pengarahan dari muroqib atau ketua LMY dan pembinaan cara mengajar dengan
metode
Yanbu’a
dengan
menggunakan
alat
peraga
dan
mempraktekkan secara gamblang lafal dan makhrojnya serta tanya jawab materi yang belum difahami. Adapun peranan Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY) kecamatan Winong dalam memberikan pengawasan dan pembinaan terhadap guru-guru TPQ adalah sebagai motivator, fasilitator dan wadah bertukar fikiran bagi guru-guru TPQ yang menggunakan metode Yanbu’a, serta mencakup penilaian semua kegiatan dalam rangka mencapai tujuan.6 Skripsi yang ditulis oleh Heni Kurniawati dengan judul “Efektivitas Metode Yanbu'aDalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'anDi TPQ Tamrinus Shibyan KarangranduPecangaan Jepara”.Fokus penelitian ini adalah pelaksanaan metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an. Hasil penelitian
menjelaskan
bahwa
pelaksanaan
metode
Yanbu'a
dalam
pembelajaran membaca Al-Qur’an diTPQ Tamrinus shibyan dilaksanakan dengan 2 sistem yaitu pembelajaranklasikal dan individual. Pembelajaran untuk tingkat dasar (jilid 1-5) tujuandan kurikulum pembelajaran disesuaikan masing-masing jilid yang telahditentukan LMY (Lajnah Muroqobah 5
Dewi Nunuk Irviyanti, “Peranan Komite Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di MTs Miftahul Falah Desa Jepat Lor Tayu Pati Tahun Pelajaran 2002/2003, Pati : STAI Pati, 2002. 6 Dwi Pujiati dengan judul “Peranan Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY) Dalam Upaya Pembinaan Guru – Guru TPQ Untuk Meningkatkan Proses Belajar Mengajar Di Kecamatan Winong Kabupaten Pati,Pati : STAI Pati, 2013, h. 67.
7
Yanbu’a), sedangkan kurikulumtingkatan atas adanya materi tambahan berupa : Tauhid, Fiqih, Ahlak,Bahasa Arab dan Khot/Imla’ (dictation). Metode yang digunakan antaralain : metode sorogan, klasikal-individual, klasikal baca simak (tadarrus),hafalan, talqin (metode memahamkan lisan) dan hukuman. Evaluasi yangdigunakan dalam proses pembelajaran berupa tes harian dan tes kenaikanjilid ditetapkan kepala sekolah kerjasama guru.7 Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian di atas adalah penelitian pertama memfokuskan pada peranan komite sekolah, penelitian kedua perbedaannya terletak pada obyek penelitiannya dan penelitian ketiga memfokuskan pada efektivitas metode Yanbu’a. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan memfokuskan pada peranan Lajnah Muroqobah Yanbu’aTerhadap Pembinaan Guru-Guru TPQ Dalam Upaya Meningkatkan Proses Belajar Mengajar.
D. Penegasan Istilah Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang judul skripsi ini yakni, “Peranan Lajnah Muroqobah Yanbu’a Terhadap Pembinaan GuruGuru TPQ Dalam Upaya Meningkatkan Proses Belajar Mengajar Di Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati”. Maka lebih dahulu akan dijelaskan beberapa pengertian atau arti dari istilah-istilahyang terdapat pada judul di atas. 1. Peranan adalah bagian yang dimainkan seorang pemain atau fungsi seseorang atau sesuatu dalam kehidupan.8 2. Lajnah Muroqobah Yanbu’aadalah komite pengawasan dan pemantuan terhadap kegiatan guru-guru TPQ dengan menggunakan metode Yanbu’a yang berada di bawah naungannya.
7
Heni Kurniawati, Efektivitas Metode Yanbu'aDalam Pembelajaran Membaca AlQur'anDi TPQ Tamrinus Shibyan KarangranduPecangaan Jepara, Semarang : IAIN Walisongo Semarang, 2008, h. 61. 8 Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h. 1155.
8
3. Pembinaanadalah
suatu
kegiatan
yang
mempertahankan
menyempurnakan apayang telah ada sesuai dengan yang diharapkan.
dan 9
4. Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.10 5. Proses belajar mengajar adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan individu untuk
mengalami tahapan perubahan
seluruh tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan melibatkan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.11
E. Fokus Penelitian Fokus penelitian merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan. 12 Uraian latar belakang masalah tersebut dapat penulis rumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan kegiatan Lajnah Muroqobah Yanbu’a dalam pembinaan guru TPQ di kecamatan Jakenan Pati. 2. Peranan Lajnah Muroqobah Yanbu’a dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru-guru TPQ di kecamatan Jakenan Pati. 3. Problematika yang dihadapi Lajnah Muroqobah Yanbu’a terhadap pembinaan guru-guru TPQ di wilayah kecamatan Jakenan Pati.
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a.
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan Lajnah Muroqobah Yanbu’a dalam pembinaan guru TPQ di kecamatan Jakenan Pati.
9
Hendyat Soetopo, et.all, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bina Aksara, 1982, h. 43. 10 Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, Op.Cit, h. 509. 11 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Rajawali Press, 1992, h. 47. 12 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),Bandung: ALFABETA, 2008, h. 288
9
b.
Untuk mendeskripsikan peranan Lajnah Muroqobah Yanbu’a dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru-guru TPQ di kecamatan Jakenan Pati.
c.
Untuk
mendeskripsikan
problematika
yang
dihadapi
Lajnah
Muroqobah Yanbu’a terhadap pembinaan guru-guru TPQ di wilayah kecamatan Jakenan Pati.
2. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan sebuah gambaran tentang hasil yang bermanfaat secara : a.
Teoritis Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menambah khasanah keilmuan dalam hal meningkatkan prestasi belajar mengajar al-Qur’an dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga tercipta keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran.
b.
Praktis 1) Guru Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para pendidik dan bisa memotivasi para guru TPQ supaya lebih giat dalam mengikuti kegiatan pembinaan yang diadakan olehLajnah Muroqobah Yanbu’a
Kecamatan
Jakenan,
sehingga
bisa
teratasi
permasalahan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar di TPQ masing-masing. 2) Santri Hasil penelitian ini diharapakan bisa bermanfaat bagi santri TPQ karena guru-gurunya lebih berpotensi dalam menyampaikan bahan pembelajaran sehingga lebih mudah pemahamannya.
10
3) Lembaga-Lembaga TPQ Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi lembaga-lembaga
TPQ
dalam
rangka
usaha
peningkatan
kemampuan baca tulis al-Qur’an bagi generasi-generasi Islam serta peningkatan penghayatan dan pengenalan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penulis melakukan penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya.13 Dalam penelitian deskriptif peneliti tidak melakukan manipulasi data atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. Penelitian deskriptif berkenaan dengan kasus-kasus tertentu atau sesuatu populasi yang cukup luas.
2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. 14Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong, metodologi penelitian kualitatif sebagai proses penelitian yang menghasilkan data desktiprif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.15 Adapun Kirk dan Miller menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
13
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, h. 18. 14 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, h. 6. 15 Ibid, h. 4.
11
pengetahuan sosial yang secara fondamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. 16 Pendekatan penelitian ini diarahkan pada kegiatan pembinaan yang dilakukan Lajnah Muroqobah Yanbu’a terhadap guru-guru TPQ yang berada dalam binaannya untuk meningkatkan proses belajar mengajar.
3. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini adalah Lajnah Muroqobah Yanbu’a kecamatan Jakenan Pati. Sedangkan waktu penelitiannya adalah tanggal 24 Pebruarisampai dengan 24 Maret2014.
4. Sumber Data Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana dikutip Lexy J. Moleong sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan.17 Yang menjadi sumber penelitian ini adalah : a.
Informan Utama terdiri dari : 1) Ketua Lajnah Muroqobah Yanbu’a Jakenan Pati 2) Pengurus Lajnah Muroqobah Yanbu’a Jakenan Pati
b.
Informan Pendukung yaitu : 1) Perwakilan Guru TPQ di Lajnah Muroqobah Yanbu’a Jakenan 2) Staf-staf lainnya
5. Teknik Pengumpulan Data Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, karena metode adalah salah satu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
16 17
Ibid. Ibid,h. 157.
12
Untuk mempermudah pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa metode. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Observasi Observasi
adalah
cara
pengambilan
data
dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan
tersebut.18Metode
ini
bertujuan
untuk
mengamati,
mengenal gejala, atau peristiwa yang datang dari obyek atau kegiatan yang sedang berlangsung. Metode ini digunakan untukmengetahui metode apa saja yang digunakan Pengurus Lajnah Muroqobah Yanbu’a Kecamatan Jakenan dalam menerapkan pembinaan guruguru TPQ se-Kecamatan Jakenan dan hasilnya setelah diadakan pembinaan serta apa hambatan dan kendalanya.
b.
Wawancara Merupakan proses komunikasi dan interaksi, terutama antara peneliti dan orang/kelompok yang diteliti.19 Digunakan metode tersebut dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui keadaan dan situasi Lajnah Muroqobah Yanbu’a Kecamatan Jakenan. Pertanyaanpertanyaan yang telah disusun diajukan kepada guru-guru TPQ yang selalu mengikuti
pembinaan untuk mengetahui perubahan cara
mengajarnya setelah mendapatkan pembinaan, penilaian guru-guru TPQ terhadap Pembinaan yang di adakan di Lajnah Muroqobah Yanbu’a Kecamatan Jakenan. Disamping itu wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai usaha para pengurus Lajnah Muroqobah Yanbu’adalam memberikan atau menerapkan pembinaan bagi para guru TPQ yang mengikuti metode Yanbu’a.
18 19
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009, h. 175. Irwan Abdullah, Pengantar Metode Peneletian Kualitatif, Jakarta : UGM, 2007, h. 58.
13
c.
Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu suatu cara mencari data mengenai hal-halatau variabel atau yang berupa catatan transkrip, majalahmajalah, buku, surat kabar, prasasti, notule rapat, agenda dan lain sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yaitu tentang sejarah berdirinya Lajnah Muroqobah Yanbu’a Kecamatan Jakenan, jumlah TPQ, struktur organisasi, jadwal pembinaan, hasil pembinaan, denah lokasi dan lain-lain.
6. Uji Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif dapat dinyatakan valid tidaknya ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyeknya yang diteliti.20 Salah satu uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif adalah uji kredibilitas dari data yang peneliti kumpulkan antara lain : a.
Perpanjangan pengamatan Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan untuk melakukan pengamatan, wawancara kembali dengan sumber yang pernah ditemui atau dengan sumber yang baru. Dengan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin akrab, semakin terbuka dan saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan.21
b.
Meningkatkan ketekunan. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2007, h. 329. 21 Ibid, h. 302.
14
c.
Triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada.22 Teknik triangulasi tersebut meliputi : 1) Triangulasi Sumber. Triangulasi sumber ini digunakan untuk kredibilitas data yang dilakukan dengan mengecek datayang diperoleh dari berbagai sumber.23 2) Triangulasi Teknik. Triangulasi teknik ini digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan mengecek data kepada narasumber yang sama tapi dengan teknik yang berbeda.24 3) Triangulasi Waktu. Triangulasi ini digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda.25
c.
Bahan Referensi. Bahan referensi ini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.
7. Teknik Analisis Data Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif. Penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feabilitas masalah yang akan dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu.26 Menurut Miles and Huberman bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus 22
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif , Yogyakarta : Rakesararin, 1996, h.
101. 23
Sugiyono,Op.Cit, h. 328. Ibid, h. 329. 25 Ibid, h. 340 26 Ibid, h. 286. 24
15
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.27 Langkah-langkah dalam analisis data sebagai berikut: a.
Data Reduction (Reduksi Data) Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya. 28 Dalam mereduksi data, setiap penulis akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.
b.
Data Display (Penyajian Data) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, floechart, dan sejenisnya. Dengan mendisplykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.29
c.
Conclusion Drawing/Verification Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemumakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
27
Ibid, h.337. Ibid, h. 338. 29 Ibid,h. 341. 28
16
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.30
H. Sistematika Penyusunan Skripsi Untuk mengetahui gambaran keseluruhan isi skripsi ini, maka penulis mengungkapkan sistematika penulisannya sebagai berikut : 1. Bagian Muka Bagian ini memuat halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman abstrak, halaman deklarasi, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman pedoman transliterasi Arab Latin dan halaman daftar isi.
2. Bagian Isi Skripsi ini terdiri lima bab yang selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut : Bab Satu Pendahuluan. Pada bab ini berisi latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, telaah pustaka, fokus penelitian, penegasan istilah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematikan penulisan. Bab Dua Lajnah Muroqobah Yanbu’a, Pembinaan Guru dan Proses Belajar Mengajar. Dalam bab ini terbagi dalam dua sub bab. Pertama, membahas tentang Lajnah Muroqobah Yanbu’a yang terdiri dari : pengertian Lajnah Muroqobah Yanbu’a, dasar-dasar Lajnah Muroqobah Yanbu’a, tujuan Lajnah Muroqobah Yanbu’a dan prinsip Lajnah Muroqobah Yanbu’a. Kedua, membahas tentang pembinaan guru meliputi : pengertian pembinaan, tujuan pembinaan guru – guru TPQ, dan metode pembinaan langkah-langkah pembinaan guru-guru TPQ. Ketiga, membahas tentang proses belajar mengajar yang meliputi :pengertian proses belajar mengajar, materi dan tujuan, metode pengajaran, fungsi 30
Ibid, h.345.
17
pengajaran, implementasi proses belajar mengajar dan bidang kompetensis guru. Bab
Tiga
Peranan
LajnahMuroqobah
Yanbu’a
TerhadapPembinaan Guru-Guru Tpq DalamUpayaMeningkatkanProses Belajar Mengajar Di Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati. Dalam bab ini terdiri empat sub bab. Pertama, membahas tentang gambaran umum yang meliputi tinjauan historis, letak geografis, dan struktur organisasi. Kedua, membahas pelaksanaan kegiatan Lajnah Muroqobah Yanbu’a dalam pembinaan guru-guru TPQ di kecamatan Jakenan Pati. Ketiga, membahas tentang peranan Lajnah Muroqobah Yanbu’a dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru-guru TPQ di kecamatan Jakenan Pati. Keempat, membahas problematika yang dihadapi Lajnah Muroqobah Yanbu’a terhadap pembinaan guru-guru TPQ di wilayah kecamatan Jakenan Pati. Bab
Empat
Analisis
PerananLajnahMuroqobahYanbu’aTerhadapPembinaan Guru-Guru TPQ DalamUpayaMeningkatkanProses
Belajar
Mengajar
Di
Kecamatan
Jakenan Kabupaten Pati. Bab ini terdiri dari analisis pelaksanaan kegiatan Lajnah Muroqobah Yanbu’a dalam pembinaan guru-guru TPQ di kecamatan Jakenan Pati, analisis peranan Lajnah Muroqobah Yanbu’a dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru-guru TPQ di kecamatan Jakenan Pati, dan analisis problematika yang dihadapi Lajnah Muroqobah Yanbu’a terhadap pembinaan guru-guru TPQ di wilayah kecamatan Jakenan Pati. Bab Lima Penutup yang terdiri dari simpulan, saran dan kata penutup
3. Bagian Akhir Pada bagian ini memuat daftar pustaka, riwayat hidup peneliti dan lampiran-lampiran