BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara (speaking skill) dalam bahasa Inggris merupakan
keterampilan seseorang untuk menyampaikan hasrat dan pemikirannya kepada siapa saja secara lisan. Akan tetapi, keterampilan berbicara sulit berkembang jika tidak dilatih secara terus-menerus. Usaha memperlancar kemampuan seseorang dalam keterampilan berbicara bagi seorang mahasiswa dapat dilakukan dengan berinteraksi dengan rekan-rekan di dalam kelas, dosen-dosen bahasa Inggris atau dosen-dosen lainnya yang bisa berbahasa Inggris. Di samping memperlancar keterampilan berbicara, usaha ini juga dapat meningkatkan penguasaan kosakata, memperbaiki dan memperdalam tatanan berbahasa, menyempurnakan ucapanucapan kosakata, memperdalam kemampuan menyusun kalimat-kalimat bahasa Inggris, dan melatih pendengaran sehingga mudah menangkap pesan dari lawan bicara. Bagi mahasiswa pada jenjang studi diploma II, Program Studi Perhotelan, Konsentrasi Food and Beverage Division (Divisi Makanan dan Minuman), memiliki keterampilan berbicara sebagai transaksi yang baik dalam bahasa Inggris merupakan suatu hal yang sangat penting. Kegiatan berbicara sebagai transaksi lebih difokuskan pada pesan yang ingin disampaikan kepada lawan bicara (Richard, 2008). Keterampilan berbicara dalam transaksi ini dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu (1) kegiatan berbicara yang fokus utamanya memberi dan
1
2
menerima informasi dan (2) kegiatan berbicara yang fokus utamanya untuk memperoleh barang dan jasa, misalnya percakapan seorang pramusaji dengan tamu-tamunya pada saat memesan makanan di sebuah restoran. Terkait dengan pernyataan di atas, maka mahasiswa dapat dikatakan memiliki kemampuan berbicara sebagai transaksi apabila memiliki kemampuan berbicara, seperti mampu mengungkapkan ide dan gagasan dalam berinteraksi dengan lawan bicara dengan menggunakan bahasa Inggris, menguasai kosakata-kosakata yang berhubungan dengan divisi makanan dan minuman untuk mendukung pemahaman mereka terhadap mata kuliah keterampilan yang lain. Dalam hal ini mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam memahami, melafalkan, dan berkomunikasi dengan istilah-istilah makanan dan minuman tersebut. Akan tetapi juga harus sekaligus mampu melakukan peran sebagai seorang pramusaji yaitu memiliki kemampuan menyampaikan pesan kepada lawan bicara sebagai transaksi di sebuah restoran. Kemampuan yang baik dalam keterampilan berbicara tersebut akan dapat terwujud jika mahasiswa mampu menguasai dan melafalkan kosakata, menguasai tata bahasa, menyusun tatanan kalimat yang terdapat dalam percakapan, memahami percakapan tersebut, dan sekaligus berperan sebagai seorang pramusaji dengan penguasaan keterampilan berbicara yang baik dan efektif. Kesulitan-kesulitan yang sering dialami oleh mahasiswa perhotelan, Divisi Makanan
dan
Minuman
adalah
menguasai
dan
melafalkan
kosakata,
menggunakan kosakata tersebut dalam tatanan kalimat yang benar, memahami kalimat-kalimat tersebut yang telah tersusun dalam sebuah percakapan
3
(conversation) dan sekaligus berperan sebagai seorang pramusaji dengan penguasaan keterampilan berbicara yang baik dan efektif. Mereka memiliki kesulitan untuk mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan istilah-istilah makanan dan minuman yang telah tersusun dalam pedoman pelaksanaan pekerjaan ( standard operation procedure / SOP ) seorang pramusaji, khususnya pedoman pelaksanaan pekerjaan dalam menerima pesanan tempat/meja di restoran (restaurant reservation). Hal itu diawali dengan menyapa tamu di restoran (welcoming the guests), menanyakan proses pesanan (table reservation), mengarahkan tempat duduk dan meja tamu (escorting the guest ), menjelaskan daftar makanan ( explaining the menu ) dan mengulang pesanan tamu ( repeating reservation), menyampaikan rasa terima kasih atas pesanan tamu (thanking to the guest). Kesulitan tersebut disebabkan oleh banyaknya istilah dalam SOP itu. Bisa dibayangkan apabila mahasiswa belum menguasai bahasa Inggris, mereka akan mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan berbicara, khususnya kemampuan berbicara dalam berperan sebagai pramusaji. Urutan-urutan kerja di restoran pada saat restoran beroperasi yang disusun dalam sebuah pedoman standar pekerjaan seorang pramusaji (SOP) harus dikuasai oleh pramusaji dengan kemampuan berkomunikasi bahasa Inggris yang baik, lancar, dan efektif (Arief,2005:57--70). Pembelajaran kosakata yang telah tersusun dalam sebuah percakapan yang terdapat dalam SOP tersebut sejatinya telah disajikan dalam mata kuliah bahasa Inggris profesi (BIP), yaitu bahasa Inggris khusus yang disajikan dalam perkuliahan di STIPAR Triatma Jaya sesuai dengan bidang yang ditempuh dalam
4
sebuah program studi, dalam hal ini yang digunakan dalam dunia perhotelan dan pariwisata. Pada mahasiswa perhotelan, Divisi FB Division, BIP yang digunakan adalah BIP yang diterapkan pada Departemen Makanan dan Minuman ( Food and Beverege Division ). BIP juga merupakan salah satu mata kuliah yang dimuat dalam kurikulum Program Studi FB Division di STIPAR Triatma Jaya. Penyajian BIP juga dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih giat dan komprehensif terhadap bahasa Inggris, baik secara tulisan maupun lisan, mengingat begitu pentingnya peranan bahasa Inggris bagi mahasiswa FB Division di STIPAR Triatma Jaya. Namun, mahasiswa FB Division masih saja mengalami kesulitan dalam menguasai istilah-istilah dan kosakata dalam SOP tersebut yang akan mengantarkan mereka untuk dapat berperanan sebagai seorang pramusaji yang mampu memiliki keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris yang baik dan efektif. Berdasarkan permasalahan tersebut, berbagai usaha perbaikan telah dilakukan oleh para dosen untuk meningkatkan proses pembelajaran BIP dengan tujuan meningkatkan kemampuan para mahasiswa FB Division untuk dapat berperanan sebagai seorang pramusaji yang memiliki keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris yang baik. Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan cara mencari dan menerapkan sebuah metode pembelajaran bahasa yang relevan terhadap pembelajaran BIP. Tujuannya adalah untuk membangkitkan potensi mahasiswa belajar aktif, menyenangkan, dan benar-benar menaruh minat terhadap mata kuliah yang diberikan khususnya bahasa Inggris Profesi.
5
Berbicara tentang keterampilan berbicara bahasa Inggris, berarti memberdayakan mahasiswa agar dapat melakukan keterampilan berbicara dengan cara yang paling mudah. Mahasiswa merasa senang terhadap mata kuliah bahasa Inggris karena diajarkan melalui strategi yang jauh lebih menyenangkan sehingga mahasiswa termotivasi untuk belajar aktif dan kreatif. Apabila mahasiswa sudah merasa senang, aktif dan kreatif terhadap mata kuliah BIP justru kemampuannya, baik secara tertulis maupun lisan akan meningkat. Kata guided berasal dari bahasa Inggris yang artinya membimbing, mengarahkan, menuntun, memberi tahu, menunjukkan, memandu, dan memberikan semangat (Sadli, 1989;201 dan Oxford, 1986;308). Dari arti kosakata tentang guided tersebut dapat digambarkan bahwa dalam proses pembelajaran salah satu tugas dosen adalah memberikan, menuntun, dan memandu mahasiswa dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Artinya keinginan yang berkaitan dengan penguasaan dan peningkatan hasil belajar dalam bidang keterampilan berbicara bahasa Inggris. Berdasarkan pernyataan di atas, maka makna kata guided sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris yaitu, memandu mahasiswa dalam belajar. Dalam guide conversation mahasiswa diperlakukan sebagai subjek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab dalam percakapan bahasa Inggris) bersama mahasiswa - mahasiswa lainnya pada situasi tertentu.
6
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut 1.
Bagaimanakah kemampuan mahasiswa dalam berbicara bahasa Inggris sebagai transaksi setelah
penerapan
dalam berperanan sebagai pramusaji sebelum dan metode
guided
conversation
pada
mahasiswa
perhotelan, pada jenjang studi diploma II, semester 4, konsentrasi FB Division di STIPAR Triatma Jaya ? 2.
Bagaimanakah mekanisme penerapan metode guided conversation tersebut pada mahasiswa perhotelan, pada jenjang studi diploma II, semester 4, konsentrasi FB Division di STIPAR Triatma Jaya?
1.3.
Tujuan Penelitian Sebuah penelitian memiliki tujuan penelitian, baik tujuan khusus maupun tujuan umum. Adapun tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut 1.3.1
Tujuan Umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas
penerapan
metode
guided
conversation
dalam
proses
pembelajaran BIP dalam meningkatkan kemampuan berbicara sebagai transaksi.
Efektivitas dalam penelitian ini adalah untuk menemukan
faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar mahasiswa pada penerapan metode guided conversation dalam berbicara talk as transaction
7
sebagai seorang pramusaji, disamping itu bagaimana guided conversation dapat meningkatkan kemampuan berbicara, baik dalam aspek verbal maupun aspek nonverbal.
1.3.2
Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan seperti berikut
1. Mengetahui
kemampuan
dan
permasalahan
utama
mahasiswa
perhotelan, pada jenjang studi diploma II, semester 4, konsentrasi FB Division di STIPAR Triatma Jaya, dalam berbicara bahasa Inggris sebagai transaksi dalam berperanan sebagai pramusaji sebelum penerapan metode guided conversation. 2. Mendeskripsikan mekanisme penerapan metode guided conversation dalam pembelajaran keterampilan berbicara talk as transaction dalam berperanan sebagai pramusaji pada mahasiswa FB Division di STIPAR Triatma Jaya, Bali yang mencakup ketepatan berbahasa (accuracy), kefasihan berbahasa (fluency), ketepatan penggunaan kosakata (vocabularly), dan metode penyelesaian tugas. 3. Memperoleh gambaran tentang hasil pembelajaran keterampilan berbicara mahasiswa FB Division, di STIPAR Triatma Jaya, Bali dalam keterampilan berbicara talk as transaction dalam berperanan sebagai pramusaji setelah penerapan metode guided conversation
8
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini ada dua macam, yaitu manfaat
akademis dan manfaat praktis. Manfaat akademis dan praktis dari penelitian ini adalah : 1.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan teori pembelajaran bahasa Inggris profesi (BIP), khususnya perkembangan teori guided conversation sebagai metode pembelajaran bahasa. Dalam hal ini berkenaan dengan peningkatan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris profesi pada mahasiswa FB Division diploma II, semester 4, sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian penelitian lain yang serupa. Perkembangan guided conversation sebagai metode pembelajaran bahasa dapat membantu mahasiswa dalam proses pemerolehan bahasa kedua. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk memperkaya khazanah penelitian, terutama yang berupa penelitian tindakan kelas.
2)
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengajaran bahasa Inggris khususnya pengajar pada mahasiswa FB Division diploma II, semester 4 di STIPAR Triatma Jaya dalam pembelajaran BIP, disamping itu dapat dijadikan metode pembelajaran yang lebih efektif sehingga dapat memberikan metode alternatif dalam pembelajaran BIP
9