BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Penjualan
merupakan
aspek
penting
bagi
perusahaan
dalam
memaksimalkan laba. Penjualan menjadi sangat penting bagi perusahaan karena keuntungan yang diperoleh dari aktivitas penjualan menjadi sumber pendapatan perusahaan. Kualitas produksi dan strategi penjualan yang baik adalah kunci yang dimiliki perusahaan untuk mendorong tingkat penjualan. Strategi yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang kepada konsumen, yang kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk atau cash inflow yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Piutang merupakan sumber penerimaan kas bagi perusahaan. Menurut Mulyadi (2002:87), “piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan”. Pengelolaan piutang sangat penting bagi perusahaan karena penerimaan kas bergantung padanya. Apabila perusahaan membuat kebijakan kredit atas penjualannya, maka secara langsung menimbulkan piutang yang terus-menerus. Perusahaan yang menerapkan penjualan kredit pada perusahaannya akan menemui kendalakendala dalam penerimaan kas atas piutang, misalnya terjadi kredit macet
1
2
dimana customer tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar hutangnya pada perusahaan. Penjualan dan piutang sangat erat halnya dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan pengelolaan yang baik atas penjualan dan piutangnya agar tidak menambah besarnya volumen kredit macet. Mulyadi (2008:177) menyatakan bahwa, keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sangat ditentukan oleh baik atau tidaknya pengendalian intern akuntansi yang berlaku di perusahaan. Jika pengendalian intern akuntansi dirancang dan diterapkan dengan baik oleh manajemen di dalam pengelolaan perusahaannya, maka laporan keuangan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan akan terjamin ketelitian dan keandalannya. Sistem pengendalian intern yang lemah akan mengakibatkan kekayaan perusahaan tidak terjamin keamanannya, informasi akuntansi tidak teliti dan tidak andal, efisiensi tidak terjamin dan kebijakan manajemen tidak dapat dipatuhi. Pengendalian internal sangat dibutuhkan dalam pengendalian penjualan kredit dan piutang perusahaan sebagai pengamanan, dan juga untuk menekan atau meminimalisir resiko yang terjadi pada perusahaan. Pengendalian intern perusahaan merupakan
suatu rencana organisasi dan metode bisnis yang
digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi, menjaga aset, memberikan informasi yang akurat, mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah di tetapkan. Dengan pengendalian internal yang baik
3
dalam perusahaan dapat membantu perusahaan menghindari kerugian dan kecurangan. Perusahaan harus memonitor kegiatan dan hasil yang
dicapai dalam
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan kebijakan-kebijakan pada perusahaan, untuk memperlancar efisiensi dan operasi dalam perusahaan. Laporan keuangan adalah hal yang perlu di perhatikan untuk evaluasi perusahaan, menentukan kebijakan, kondisi keuangan perusahaan, kegiatan dalam perusahaan berjalan baik atau tidak, juga untuk mengambil keputusan. Maka laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan harus andal, akurat, dan terpercaya, karena berpengaruh pada pengembilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, juga untuk melindungi harta kekayaan perusahaan, dan meningkatkan efisiensi usaha. Dari pernyataan diatas agar manajemen dapat meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan tersebut, maka harus dilakukan pemeriksaan serta analisa laporan dan catatan-catatan secara terus menerus-menerus, sehingga terjadi internal control. Sistem Pengendalian Internal menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya untuk meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.
Untuk
mendukung sistem pengendalian internal yang baik diperlukan adanya: (1)
4
Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tepat, (2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik, (3) Adanya praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian dalam organisasi, (4) Tingkat kecakapan pegawai sesuai tanggungjawabnya. Perusahaan Tenun Pelangi Lawang merupakan perusahaan yang berdiri pada tahun 1971 yang dalam aktivitasnya melakukan penjualan berupa kain tenun,perusahaan memproduksi kain sarung dengan menggunakan alat-alat tenun tradisional atau disebut dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Perusahaan ini berbentuk berbentuk perusahaan perseroan, dengan jumlah karyawan 94 orang. Daerah pemasarannya meliputi daerah Lawang, Malang, Surabaya, Gresik, Bangil, Pasuruan, Jember, Banyuwangi, Lumajang, Situbondo, Probolinggo, Sidoarjo, Kediri dan berkembang ke daerah lain. Penjualan banyak dilakukan secara kredit, dengan penjualan secara kredit ini maka akan menimbulkan piutang usaha, juga menimbulkan resiko kredit macet. Perusahaan memerlukan pengendalian yang baik untuk menekan meningkatnya volume kredit macet, karena hal tersebut berpengaruh pada penerimaan kas perusahaan. Berdasarkan penelitian Malikhah (1993) pada Perusahaan Tenun Pelangi Lawang menyimpulkan bahwa dalam melakukan penjualan
kredit
prosedurnya
terlalu
rumit.
Yang
mengakibatkan
pendelegasian wewenang kepada karyawan kurang efektif dan efisien. Juga belum cukupnya petugas khusus yang menangani kredit pelanggan, menyebabkan penanganan kredit kurang efisien sehingga mempengaruhi tingkat perputaran piutang. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam
5
penelitian ini ditetapkan topik sekaligus sebagai judul: “Analisis Sistem Pengendalian Internal Penjualan Kredit dan Pelunasan Piutang pada Perusahaan Tenun Pelangi Lawang”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan sistem pengendalian internal atas penjualan kredit dan pelunasan piutang pada Perusahaan Tenun Pelangi Lawang? 2. Apakah sistem pengendalian internal atas penjualan kredit dan pelunasan piutang yang diterapkan pada Perusahaan Tenun Pelangi Lawang telah efektif? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian: 1. Untuk menganalisis penerapan sistem pengendalian internal pada penjualan kredit dan pelunasan piutang di Perusahaan Tenun Pelangi Lawang 2. Mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit dan pelunasan piutang yang diterapkan di Perusahaan Tenun Pelangi Lawang b. Manfaat Penelitian: 1. Untuk evaluasi bagi perusahaan pada sistem pengendalian internal penjualan kredit dan pelunasan piutang yang diterapkan pada perusahaan.
6
2. Untuk referensi bagi pembaca atau pihak yang melakukan penelitian tentang sistem pengendalian internal penjualan kredit dan pelunasan piutang perusahaan.