BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam aktivitas usahanya selalu berusaha untuk mencapai laba yang optimal dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien. Keuntungan atau laba merupakan sarana yang penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, makin tinggi laba yang diperoleh maka perusahaan akan mampu bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang serta mampu menghadapi persaingan. Perusahaan dituntut untuk efisien, dalam arti bahwa dalam pengorbanan tertentu yang diberikan maka akan dicapai hasil yang optimal, dimana pengorbanan yang dimaksud disini adalah modal usaha dan hasilnya laba usaha. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu disebut rentabilitas atau profitabilitas (Riyanto 2001:331). Masalah profitabilitas ini penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Bagi pimpinan perusahaan, profitablitas dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya perusahaan yang dipimpinnya. Sedangkan bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolak ukur prospek modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki disebut Return on Equity (ROE) (Sutrisno 2000:267). Salah satu cara pemilik untuk dapat mengoptimalkan profitabilitas (ROE) adalah dengan
Universitas Sumatera Utara
memperhatikan tingkat likuiditas perusahaannya. Menurut Riyanto (2001: 25), likuiditas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi. Perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik berarti mampu memenuhi segala pembayaran yang diperlukan untuk kelancaran proses produksinya. Salah satu alat ukur likuiditas adalah Rasio Lancar (Current Ratio) yang merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang jangka pendek (hutang lancar). Perusahaan yang dapat mengelola rasio lancarnya dengan baik menunjukkan bahwa aktiva lancar perusahaan tersebut dapat menutup hutang lancarnya, dengan kata lain perusahaan tersebut memiliki likuiditas yang baik. Akan tetapi pemilik juga harus memperhatikan jangan sampai perusahaan terlalu likuid, karena hal tersebut akan mengurangi risiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo, yang akan mengurangi profitabilitas. Pemilik perusahaan juga hendaknya mampu mengelola modal kerja perusahaannya dengan baik untuk dapat mengoptimalkan profitabilitas (ROE), karena sebagian besar sumber daya yang dimiliki perusahaan tertanam dalam modal kerja, dimana modal kerja tersebut harus mampu membiayai pengeluaranpengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja disini adalah modal kerja bersih yang merupakan kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (hutang lancar). Modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan, karena disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan tidak mengalami
kesulitan keuangan.
Adanya
modal kerja
yang
berlebihan
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena tidak mempergunakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan melalui dana yang ada, sehingga pemilik haruslah benarbenar dapat mengelola modal kerjanya dengan baik. Perputaran modal kerja adalah bentuk pengukuran apakah modal kerja sudah dikelola dengan baik atau tidak. Perputaran modal kerja yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat beroperasi dengan baik dan menutup pengeluaran biaya yang ada di perusahaan. Peningkatan perputaran modal kerja akan dapat meningkatkan penjualan dan modal juga dapat kembali dengan cepat sehingga keuntungan atau ROE perusahaan juga meningkat. Sumber dan penggunaan dana dalam operasi perusahaan biasanya dibiayai dengan modal sendiri dan hutang, yang dalam hal ini untuk mengukur seberapa besar penggunaan hutang dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Sebagian pemilik lebih banyak menggunakan hutang daripada modal sendiri, karena dengan adanya penambahan pinjaman (hutang) dapat menghasilkan risiko yang lebih besar, tetapi potensi hasil (profitabilitas) yang diperoleh juga dapat menjadi lebih besar, sebab pemilik perusahaan akan menuntut tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari biaya hutang. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. Pemilihan kelompok industri manufaktur ini didasarkan pada alasan bahwa industri manufaktur merupakan kelompok emiten yang terbesar dibandingkan kelompok industri yang lain, sehingga dengan asumsi semakin besar objek yang diamati maka akan semakin akurat hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Perusahaan Manufaktur merupakan perusahaan yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi yang terdiri dari 3 sektor, yaitu industri dasar dan kimia, aneka industri, dan industri barang konsumsi. Industri barang konsumsi terdiri dari perusahaan makanan dan minuman. Dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 terlihat bahwa adanya nilai tertinggi dan terendah dari rasio lancar, perputaran modal kerja, DER, dan demikian pula dengan ROE. Hal ini terlihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Rasio Lancar, Perputaran Modal Kerja, DER, dan ROE pada Beberapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008 Rasio WCTO DER ROE Ket Perusahaan Lancar Nilai Rasio Davomas Abadi Tbk 27.50 2.80 4.45 -68.90 (DAVO) Lancar tertinggi & Polysindo Eka 0.11 -0.32 -1.53 25.47 terendah Perkasa Tbk (POLY) Trias Sentosa Tbk 1.01 186.52 1.08 2.41 (TRST) WCTO tertinggi & Tembaga Mulia 0.97 -121.86 14.61 -52.97 terendah Semanan Tbk (TBMS) 0.79 -7.20 322.27 -69.92 Centex Tbk (CNTX) DER tertinggi & terendah
Panasia Filament Tbk (PAFI) Sumber: www.idx.co.id, diolah
0.88
-11.91
-25.25
607.82
Uraian sebelumnya mengatakan bahwa Rasio Lancar berbanding terbalik dengan ROE, dimana apabila rasio lancar meningkat, maka ROE akan mengalami penurunan dan sebaliknya. Akan tetapi tabel memperlihatkan bahwa pada Perusahaan Panasia Filament Tbk memiliki nilai ROE yang tinggi padahal Rasio Lancar yang dimilikinya positif dan lebih kecil daripada perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
memiliki nilai Rasio Lancar tertinggi yaitu Davomas Abadi Tbk. Berbeda dengan rasio lancar terhadap ROE, perputaran modal kerja (WCTO) berbanding lurus dengan ROE. Pada saat perputaran modal kerja mengalami kenaikan atau penurunan, maka ROE juga mengalami kenaikan atau penurunan juga, akan tetapi pada yang memiliki nilai Perputaran Modal Kerja yang tinggi justru nilai ROE yang dimilikinya kecil. Demikian juga dengan DER yang berbanding lurus dengan ROE, pada perusahaan yang memiliki nilai DER tertinggi justru memiliki nilai ROE yang rendah dibandingkan dengan yang lainnya. Maka berdasarkan uraian sebelumnya, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang pengaruh rasio lancar, perputaran modal kerja, dan Debt to Equity ratio (DER) terhadap profitabilitas (ROE).
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, perumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah Rasio lancar, Perputaran Modal Kerja, dan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)?”
1.3 Kerangka Konseptual Salah satu cara untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutang-hutang lancar adalah melalui rasio lancar, yang juga merupakan alat ukur likuiditas. Apabila nilainya semakin tinggi maka likuiditas perusahaan akan semakin baik, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa kelebihan likuiditas akan
Universitas Sumatera Utara
mengurangi risiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo dan akan mengurangi laba. (Sundjaja, 2003: 135) Semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja, semakin cepat modal kerja tersebut kembali lagi menjadi kas, dimana hal ini akan dapat meningkatkan laba perusahaan. (Riyanto, 2001: 63) Perbandingan antara hutang jangka panjang dengan dana yang diberikan oleh pemilik (ekuitas) disebut Debt to Equity Ratio (DER). Adanya penambahan pinjaman (hutang) dapat menghasilkan risiko yang lebih besar, demikian pula potensi hasil (laba) yang diperoleh juga menjadi lebih besar, karena semakin besar pengaruh keuangan maka potensi risiko dan hasil juga lebih besar. (Sundjaja, 2003: 140) Rasio Lancar (X1)
Perputaran Modal Kerja (X2)
ROE (Y)
DER (X3) Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Sumber: Sundjaja (2003) dan Riyanto (2001), diolah
1.4 Hipotesis Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan adalah sebagai berikut: Terdapat Pengaruh antara Rasio Lancar, Perputaran Modal
Universitas Sumatera Utara
Kerja, dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Profitabilitas yang dalam hal ini adalah ROE pada Perusahaan Manaufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel Rasio Lancar, Perputaran Modal Kerja, dan Debt to Equity Ratio terhadap profitabilitas pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan mengambil kebijaksanaan serta keputusan terutama yang berhubungan dengan pencapaian keuntungan atau laba pada perusahaan manufaktur. b. Bagi pihak lain Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis. c. Bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan pola pikir peneliti.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian penulis, yaitu: a. Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). b. Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. c. Penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh profitabilitas terhadap rasio lancar, perputaran modal kerja, dan Debt to Equity Ratio dengan analisis regresi berganda, yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 16.0 for window (Statistic Product and Sosial Sciences). 2. Defenisi Operasional Berdasarkan masalah dan hipotesis yang akan diuji, parameter yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Variabel terikat (dependen variabel) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Equity (ROE) atau disebut juga dengan tingkat pengembalian modal sendiri.
Universitas Sumatera Utara
b. Variabel Bebas (independent variabel) 1) Rasio Lancar Yang dimaksud Rasio Lancar adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang jangka pendek (hutang lancar).
2) Perputaran Modal Kerja (working capital turnover) Perputaran modal kerja adalah peredaran uang yang dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas. Dalam penelitian ini perputaran modal kerja yang akan diteliti adalah keseluruhan penjualan dibagi modal kerja rata-rata.
3) Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) atau Rasio hutang-ekuitas adalah perbandingan antara total hutang dengan ekuitas saham biasa (stock equity).
3. Populasi dan Sampel Target populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 113 Perusahaan Manufaktur pada tahun 2008, karena tahun 2008 merupakan tahun terakhir
Universitas Sumatera Utara
dimana
perusahaan-perusahaan
manufaktur
mempublikasikan
laporan
keuangannya dengan lengkap. Table 1.2 Nama-nama Sampel Perusahaan Kode Perusahaan ADES Akasha Wira International Tbk AKKU Aneka Kemasindo Utama Tbk AKPI Argha Karya Prima Inds. Tbk ALMI Alumindo Light Metal Inds. Tbk AMFG Asahimas Flat Glass Tbk AQUA Aqua Golden Mississi Tbk ARGO Argo Pantes Tbk ARNA Arwana Citra Mulia Tbk ASIA Asia Natural Resources Tbk AUTO Astra Otoparts Tbk BATA Sepatu Bata Tbk BATI BATI Indonesia Tbk BIMA Primarindo Asia Infrastr. Tbk BRAM Indo Kordsa Tbk BRNA Berlina Tbk BTON Betonjaya Manunggal Tbk BUDI Budi Acid Jaya Tbk CEKA Cahaya Kalbar Tbk CNTX Centex Tbk CTBN Citra Tubindo Tbk DAVO Davomas Abadi Tbk DLTA Delta Djakarta Tbk DOID Delta Dunia Petroindo Tbk DPNS Duta Pertiwi Nusantara DSUC Daya Sakti Unggul Corp. Tbk DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk DYNA Dynaplast Tbk EKAD Ekadharma Internasional Tbk ERTX Eratex Djadja Tbk ESTI Ever Shine Textile Inds. Tbk ETWA Eterindo Wahanatama Tbk FASW Fajar Surya Wisesa Tbk FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk GDYR Goodyear Indonesia Tbk HDTX Panasia Indosyntec Tbk HMSP HM Samprna Tbk IGAR Kageo Igar Jaya Tbk IKAI Intikeramik alamasri Inds. Tbk
Universitas Sumatera Utara
IKBI IMAS INAF INAI INCI INDR INDS INRU ITMA JECC JKSW JPFA KARW KBLI KBLM KBLV KBRI KDSI KIAS KICI LION LMPI LMSH LPIN MAIN MASA MERK MLBI MLIA MRAT MYOH MYOR MYRX NIPS PAFI PBRX PICO POLY PRAS PROD PSDN PTSN PYFA RDTX
Sumi Indo Kabel tbk Indomobil Sukses Int I. Tbk Indofarma Tbk Indal Aluminiun Industri Tbk Intanwijaya Internasional Tbk Indorama Syntetics Tbk Indospring Tbk Toba Pulp Lestari Tbk Itamaraya Tbk Jembo Cable Company Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JAPFA Tbk Karwell Indonesia Tbk KAMI Wire and Cable Tbk Kabelindo Murni Tbk First Media Tbk Kertas Basuki Rachmat Ind. Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Keramik Indonesia Assosiasi Kedaung Indah Can Tbk Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Plastic I Tbk Lion Mesh P Tbk Multi Prima Sejahtera Tbk Malindo Feedmill Tbk Multistrada Arah Sarana Tbk Merck Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mulia Industrindo Tbk Mustika Ratu Tbk Myoh Tecnology Tbk Mayora Indah Tbk Hanson International Tbk Nipress Tbk Panasia Filament Tbk Pan Brothers Tex Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Polysindo Eka Perkasa Tbk Prima Alloy Steel Tbk Sara Lee Body Care Indonesia Prasidha Aneka Niaga Tbk Sat Nusapersada Tbk Pyridam Farma Tbk Roda Pipatex Tbk
Universitas Sumatera Utara
RICY Ricky Putra Globalindo Tbk SAIP Surabaya Agung Industri P. Tbk SCCO Supreme Cable Manufacture Co. SCPI Schering Plough Indonesia Tbk SIAP Sekawan Intipratama Tbk SIMA Siwani Makmur Tbk SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk SIPD Sierad Produce Tbk SKBM Sekar Bumi Tbk SKLT Sekar Laut Tbk SMSM Selamat Sempurna Tbk SQBI Bristol-Myers Squibb Indonesia SQMI Allbond makmur Usaha Tbk SRSN Indo Acidatama Tbk SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk STTP Siantar Top Tbk SUGI Sugi Samapersada Tbk TALF Tunas Alfin Tbk TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk TCID Mandom Indonesia Tbk TFCO Teijin Indonesia Fiber Tbk TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk TOTO Surya Toto Indonesia Tbk TPIA Tri Polyta Indonesia Tbk TRST Trias Sentosa Tbk ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk UNTX Unitex Tbk VOKS Voksel Electric Tbk YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk Sumber: www.idx.co.id (diolah)
Universitas Sumatera Utara
4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan situs www.idx.co.id. b. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan sejak Oktober 2009 sampai dengan Maret 2010. 5. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data laporan keuangan perusahaan, antara lain neraca (balance sheet), laporan laba / rugi (income statements), Ratio, diperoleh dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia, media internet, buku-buku, dan jurnal referensi lainnya. 6. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka berupa literatur, jurnal, skripsi, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang diperlukan yaitu laporanlaporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. 7. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistic sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan dan digolongkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara obyektif. b. Metode Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari Rasio Lancar, Perputaran Modal Kerja, dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Profitabilitas (ROE). Persamaan regresi berganda yang dipakai adaah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan: Y = Profitabilitas (ROE) a
= konstanta
X1 = Rasio Lancar X2 = Perputaran Modal Kerja X3 = Debt to Equity Ratio (DER) b1 = Koefisien regresi variabel Rasio Lancar b2 = Koefisien regresi variabel Perputaran Modal Kerja b3 = Koefisien regresi variabel DER e
= error
Universitas Sumatera Utara
Adapun syarat uji normalitas dan uji asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut: 1) Pengujian Normalitas Uji normalitas atau distribusi normal dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui kolmogorov-smirnov. 2) Uji Multikolineritas Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam satu model. Hubungan linear antar variabel independen inilah yang disebut multikolineritas. 3) Uji Autokorelasi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan uji Durbin Watson (DW). 4) Uji Heterokedastisitas Uji ini digunakan untuk menguji apakah suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan e pengamatan
Universitas Sumatera Utara
lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, tetapi jika varians residualnya berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terdapat heterokedastisitas. 5) Koefisien Determinasi Pengujian determinasi (R2) akan menunjukkan besarnya persentase sumbangan Modal Kerja, Perputaran modal kerja, dan DER terhadap ROE, dimana 0
Universitas Sumatera Utara
H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% 2) Uji-t (Uji Parsial) Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapat nilai thitung maka selanjutnya nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Bentuk pengujiannya sebagai berikut: H0 : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel Raso Lancar, terhadap ROE secara parsial. Ha : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel Rasio Lancar secara parsial terhadap variabel ROE H0 : b2 = 0,artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel Perputaran Modal Kerja secara parsial terhadap variabel ROE Ha : b2 ≠ 0,artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel Perputaran Modal Kerja secara parsial terhadap variabel ROE H0 : b3 = 0, artinya tidak terdapat pengartuh signifikan dari variabel DER secara persial terhadap ROE Ha : b3 ≠ 0,artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel DER secara parsial terhadap variabel ROE Pada penelitian ini thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi (α) = 5% Kriteria pengambilan keputusan:
Universitas Sumatera Utara
H0 diterima jika - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel pada α = 5% Ha diterima jika - ttabel > thitung > ttabel pada α = 5%
Universitas Sumatera Utara