BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang Mortalitas atau kematian adalah merupakan keadaan hilangnya semua tanda - tanda kehidupan secara permanen yang dapat terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (World Health Organization). Kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan saja dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengaan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Salah satu yang termasuk dalam komponen demografi adalah mortalitas karena dapat memepengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas (kelahiran) dan migrasi. Pertumbuhan penduduk di Indonesia
masih cukup tinggi. Distribusi
penduduk yang tidak seimbang antara penduduk pulau Jawa dan penduduk diluar pulau Jawa merupakan masalah, pada tahun 2000, 60% atau 122 juta dari jumlah penduduk tinggal di pulau Jawa yang mempunyai areal tanah 6,9% dari seluruh luas tanah di Indonesia. Keadaan tersebut akan menimbulkan masalah sosial ekonomi, dan pengadaan lapangan kerja. Dan mengingat anak – anak merupakan salah satu aset bangsa maka masalah kesehatan anak memerlukan prioritas khusus.
15 Universitas Sumatera Utara
Sekitar 37,3 juta penduduk di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, setengah dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta balita berstatus gizi kurang, lebih dari 100 juta penduduk beresiko terhadap berbagai masalah kurang gizi. Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDG’s) untuk mengurangi jumlah penduduk yang miskin dan kelaparan serta menurunkan angka kematian balita menjadi tinggal setengah dari keadaan pada tahun 2000 (Syarief,Hidayat.2004). Sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu Negara. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat penting adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi. Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja. Pada bayi dan balita, kekurangan gizi dapat mengakibatnya terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual. Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki. Kekurangan gizi pada bayi dan balita, dengan demikian akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia.
16 Universitas Sumatera Utara
Tingginya angka kematian bayi pada saat ini sudah dapat diminimalisasi hal ini karena setiap tahunnya angka kematian bayi sudah semakin berkurang. Pada tahun 2006, terdapat 16 kematian per seribu kelahiran hidup di Kota Medan. Hal ini juga didukung dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kesehatan setiap tahunnya, dan juga penyuluhan yang gencar dilakukan oleh pemerintah.Sebab kematian bayi sangat erat hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi, keadaan gizi dan pelayanan kesehatan. Disamping itu adanya perbedaan sebab kematian pada tahap tumbuh kembang dan juga antara Negara berkembang dan Negara maju seperti yang terlihat pada tabel 1.1 di bawah ini : Tabel 1.1 Penyebab Utama Kematian anak Klasifikasi Bayi
Negara maju
Negara berkembang
Trauma, kelahiran
Enteritis,
cacat,influenza,
diare,
pneumonia,
pneumonia,
enteriris,
dan
penyakit diare.
penyakit influenza,
brokkhitis, kekurangan
protein
dll. 4 tahun
Kecelakaan, cacat
Enteritis,
penyakit
bawaan,
diare,
neoplasma ganas,
pneumonia,
influenza,
brokkhitis, campak.
influenza,
pneumonia. Sumber : WHO Chromide, 33 : 1979 17 Universitas Sumatera Utara
Informasi mengenai kematian sangatlah penting, tidak hanya bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk pemberantasan kemiskinan. Selain itu data kesehatan juga berfungsi untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan. Misalnya perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan , jasa – jasa dan lainnya untuk kepentingan masyarakat . Data kematian juga sangat penting untuk kepentingan evaluasi terhadap program – program kebijaksanaan penduduk. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana pengaruh, jumlah tenaga kesehatan dan juga PDRB percapita dapat mempengaruhi tingkat kematian bayi di Kota Medan. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisi Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kematian Bayi di Kota Medan”.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat ditarik perumusan masalah. Hal ini bertujuan untuk mempermudah penulis dalam penulisan skripsi ini. Selain itu,
18 Universitas Sumatera Utara
perumusan masalah diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan akhir penulisan skripsi.
Adapun rumusan masalah yang penulis ambil adalah sebagai berikut : 1. Apakah jumlah tenaga kesehatan berpengaruh terhadap jumlah kematian bayi di Kota Medan ? 2. Apakah PDRB percapita berpengaruh terhadap jumlah kematian bayi di Kota Medan?
1.3. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah dan uraian teoritis di atas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut : 1. Tenaga kesehatan berpengaruh negatif terhadap jumlah kematian bayi di Kota Medan. 2. PDRB perkapita berpengaruh negatif terhadap jumlah kematian bayi di Kota Medan.
1.4. Tujuan Penelitian 19 Universitas Sumatera Utara
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahuai apakah ada pengaruh tenaga kesehatan terhadap jumlah kematian bayi di Kota Medan. 2. Untuk mengetahui apakah ada hubunhan income perkapita terhadap jumlah kematian bayi di Kota Medan.
1.5. Manfaat penilitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penilitian ini adalah ; 1. Memberikan gambaran yang jelas kepada masyarakat mengenai faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi jumlah peningkatan angka kematian bayi di Kota Medan. 2. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi instansi terkait, untuk dapat terus menekan angka kematian bayi di Kota Medan. 3. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis dan juga pelengkap sekaligus pembanding hasil – hasil penelitian yang sudah ada dan menyangkut topik yang sama. 4. Sebagai bahan pembelajaran dan tambahan ilmu pengetahuan bagi Mahasiswa bangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
20 Universitas Sumatera Utara