BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang lahir dari produk - produk seperti media cetak dan media elektronik. Produkproduk ini menjadi bagian dari media massa dan menjadi aksesoris yang sangat penting bahkan melekat dengan diri hampir setiap orang.
Yang termasuk dalam media cetak adalah surat kabar, majalah, tabloid dan Koran. Surat kabar memiliki beberapa fungsi, yaitu menyiarkan berita atau informasi, memberikan komentar terhadap suatu berita dan memiliki fungsi menghibur pembacanya. Fungsi majalah tidak jauh berbeda dengan surat kabar, majalah juga sebagai penyalur aspirasi setiap orang, sebagai media promosi dan sebagai media peningkatan kreatifitas. Begitupun dengan tabloid dan koran, masing – masing memiliki fungsi yang sama dengan media cetak lainnya.
Beralih dari media cetak ke media elektronik, televisi, radio, handphone dan internet merupakan produk dari media elektronik. Televisi sebagai salah satu media elektronik dan kaitannya dalam media massa setidaknya memiliki empat fungsi, yaitu menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), memberikan opini atau pendapat (to persuade), dan menghibur (to entertaint). Bila dibandingkan dengan radio yang hanya didengar (audibel), televisi juga mempunyai pengaruh yang lebih kuat dalam kapasitasnya tersebut, karena selain
1
2
siaran dapat didengar (audibel) dan dapat dilihat (visibel), siaran televisi juga memiliki sifat-sifat langsung, intim dan nyata. (Mulyana, 1997:169)
Media eletronik lainnya adalah handphone. Handphone merupakan media elektronik yang memiliki fungsi sebagai alat hitung menggantikan kalkulator, sebagai salah satu alat bantu menterjemahkan bahasa secara digital bahkan sekarang handphone bisa disamakan dengan komputer kecil. Fungsinya hampir sama dengan internet, bisa membuka email, melakukan pencarian online, serta mencari informasi melalui internet via handphone. Kesatuan media cetak dan media elektronik merupakan bagian dari produk media masa. Media massa merupakan penyampaian mengenai informasiinformasi, pikiran, gagasan, maupun komunikasi melalui perantara (media) kepada masyarakat umum. Media massa digunakan secara massal untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas. Informasinya bisa berupa hiburan atau pendidikan. Kehadiran media massa memang layak diperhitungkan.
Bisa kita lihat hampir setiap individu memiliki bahkan sangat ketergantungan dengan media massa, tidak peduli kaya ataupun miskin. Tidak kita sadari media massa membawa dampak positif dan negatif bagi setiap penikmatnya. Bahkan bagi sekelompok orang, mengkonsumsi media massa merupakan rutinitas tersendiri sehari-hari. Tidak dapat dihindari bahwa pengaruhnya tidak bisa lagi dipisahkan dengan kehidupan kita sehari-hari. Integerasi media ke dalam
kehidupan sehari-hari disadari atau tidak
menyebabkan ketergantungan, sehingga stakeholder media harus lebih berhati-
3
hati dalam menggunakannya. Kenyataanya fungsi media massa lebih dominan dalm hal menghibur dan mengabaikan fungsi – fungsi lainnya terlebih lagi fungsi pendidikan.
Faktanya tidak semua isi media massa bermanfaat bagi masyarakat. Banyak diantaranya yang tidak mendidik dan hanya mengedepankan kepentingan pemilik media untuk mendapakan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat ini sangat terkait dari kehadiran media massa dalam kehidupan. Perkembangan teknologi informasi yang cepat dan pesat membawa dampak yang luar bisa. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi yang disampaikan, bahkan dari belahan dunia yang berbeda. Tingkat penggunaan media yang sangat tinggi inilah membawa dampak yang serius bagi pengguna media itu. Dampak itu bisa positif ataupun negatif tergantung dari si penerima informasi. Apabila masyarakat yang mengggunakan dan menerima informasi itu bisa memilah dan memilih informasi dengan cerdas dampak negatifnya akan dengan baik diminimalkan. Tetapi pada kenyataanya sekarang masyarakat masih kurang peduli dan kurang bijaksana dalam mengkonsumsi media.
Di era informasi sekarang ini, pemahaman generasi muda tentang realitas dicapai melalui media massa, termasuk informasi atau pemahaman tentang konflik dalam masyarakat. Media massa memiliki kemampuan untuk membangun pencitraan dalam benak generasi muda serta membentuk pendapat mereka.
4
Namun sering kali media hanya menyoroti aspek-aspek tertentu dan mengabaikan aspek lain dalam memandang kenyataan. Isi pesan media sangat tergantung pada kepentingan ekonomi dan ideologis mereka. Strategi media diimplementasikan secara halus agar tidak disadari oleh publik, terutama generasi muda. Kenyataan bahwa isi media massa sering begitu halus sehingga tidak disadari khususnya oleh generasi muda, mendorong muncunya kebutuhan akan literasi media sebagai metode atau langkah – langkah untuk memecahkan masalah ini. Literasi media adalah kemampuan untuk mengkritik isi media dan memiliki pemahaman penuh tentang realitas. Melalui kegiatan lokalnya literasi media bermaksud membekali pengguna media dengan kemampuan memilah dan menilai isi media massa secara kritis, sehingga stakeholder media diharapkan hanya memanfaatkan isi media sesuai dengan kepentingannya.
Tidak banyak yang mengerti apa itu literasi media. Secara umum literasi media sering diartikan sebagai melek media. Namun ternyata tidak sesederhana itu, literasi media secara populer dimaknai sebagai pengetahuan dan kemampuan yang perlu dimiliki seseorang agar dapat menggunakan media dengan benar. Literasi media merupakan bidang baru yang mendapat perhatian dari beberapa kalangan. Seperti, pendidikan, pemerhati media, orang tua, intelektual, lembaga non pemerintah, dan sebagainya.
Sudah sering penulis mendengar banyak kampanye tentang melek media oleh KPI atau pun masyarakat yang sadar bahwa pentingnya sosialisasi terhadap
5
literasi media. Cukup banyak pula perguruan tinggi yang berperan dalam mengembangkan isu ini.
Aneka seminar, workshop, talkshow, banyak
diselenggarakan dalam upaya memperkenalkan dan menerapkan literasi media diperguruan tinggi.
Penulis tergugah dengan kutipan di dalam kompas.com pada hari kamis 30/8/2012 dimana, Komisioner KPI Pusat Ninna Mutmainah yang mengisi workshop Literasi Media di gedung Pascasarjana UI Salemba Jakarta, menekankan pentingnya literasi media masuk dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Dan memang sudah seharusnya literasi media merupakan sebuah kegiatan dan pemikiran yang harus disebarluaskan kepada masyarakat. Oleh sebab itu, kegiatan ini perlu dikembangkan secara lebih luas. Sosialisasi terhadap literasi media perlu mendapatkan dukungan, dilakukan dan dikembangkan oleh pemerintah dan pihak terkait.
Universitas Mercu Buana khususnya Fakultas Ilmu Komunikasi sendiri memiliki bidang studi Broadcasting yang mana kita ketahui erat kaitannya dengan media massa. Dalam bidang kajiannya, akan banyak berhubungan dengan media dan masyarakat luas. Tujuan dari pada bidang peminatan ini kita akan di tujukan lebih banyak mengenai media.
Dalam mempelajari media diharapkan tidak hanya kita dapat menciptakan produk-produk media dan isi media tetapi juga sangat penting mempelajari literasi media. Mahasiswa juga seharunya lebih aktif dan kritis terhadap gerakan Literasi Media di Perguruan Tinggi. Sebagai mahasiswa komunikasi yang sangat terkait
6
dengan media, seharusnya kita harus “Melek Media” dalam mengakses dan menerima informasi sehingga dampaknya akan dirasakan baik dan positif.
Korelasinya, perguruan tinggi dan pihak – pihak yang terkait dalam kesatuan perguruan tinggi seperti mahasiswa merupakan pihak yang dapat bekerja sama dalam mengembangkan literasi media. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan literasi media khususnya untuk mahasiswa broadcasting di Universitas Mercu Buana.
Strategi ini merupakan salah satu cara agar literasi media menjadi sebuah gerakan passif ditengah masyarakat. Pemahaman dan sikap mahasiswa serta kepedulian dan keikutsertaan mahasiswa dalam gerakan literasi media merupakan hal yang harus diapresiasi. Sikap diartikan sebagai kesediaan berinteraksi individu terhadap sesuatu. Sikap berkaitan dengan motif dan mendasari tingkah laku seseorang. Tingkah laku yang dapat terjadi dan akan diperbuat seseorang dapat diramalkan jika telah diketahui sikapnya.
Stirickland
menjelaskan
bahwa
sikap
adalah
predisposisi
atau
kecenderungan untuk memberi respon secara kognitif, emosi, dan perilaku yang diarahkan pada suatu objek, pribadi, dan situasi khusus dalam cara-cara tertentu. Dalam ciri-ciri sikap terdapat komponen kognisi dan afeksi yang berisi informasi yang faktual, misalnya objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sedangkan afeksi menyangkut perasaan tertentu misalnya ketakutan, kedengkian, simpati, antisipasi dan sebagainya.
7
Dalam konteks ini Penulis ingin melihat sejauh mana sikap mahasiwa dan kecenderungan berprilaku terhadap gerakan literasi media di Universitas Mercu Buana.
Atas petimbangan diatas yang mendukung penelitian dilakukan, maka peneliti ingin mengajukan penelitian dengan judul “Sikap Mahasiswa terhadap Gerakan Literasi Media di Perguruan Tinggi (Survey terhadap Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Broadcasting Universitas Mercu Buana Jakarta Angkatan 2010)”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, literasi media erat kaitannya dengan media massa. Dan produk-produk media massa sendiri itu seperti media cetak dan media elektronik. Produk-produk media massa seperti televisi, radio, internet, surat kabar, majalah, koran dan sebagainya memiliki banyak dampak positif maupun negatif bagi setiap khalayak penikmatnya. Maka dari itu pentingnya pemahaman tentang literasi media. Dengan itu perumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Sejauh mana Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi Bidang Studi Broadcasting Universitas Mercu Buana Jakarta terhadap Gerakan Literasi Media di Perguruan Tinggi?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui “Sikap Mahasiswa terhadap Gerakan Literasi Media di Perguruan Tinggi (Survey terhadap Mahasiswa
8
Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Broadcasting Universitas Mercu Buana Jakarta Angkatan 2010)”.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini beguna bagi peneliti dalam rangka mengembangkan studi dan memperluas wawasan mengenai literasi media di perguruan tinggi, khususnya di Universitas Mercu Buana. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan informasi tambahan untuk mahasiswa itu sendiri, masyarakat umum, maupun para akademis yang tertarik memahami tentang literasi media di perguruan tinggi yang banyak di konsumsi khalayak pada saat ini, dan sebagai bahan acuan literatur penelitianpenelitian selanjutnya.
1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang komunikasi massa mengenai literasi media di perguruan tinggi.
1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi stakeholder media mengenai pentingnya pembelajaran literasi media.