1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Listrik merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia, segala
aspek kehidupan menggunakan listrik sebagai sarana penunjangnya, baik untuk keperluan bisnis, pelayanan sosial maupun rumah tangga. Di Indonesia, kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), sebagai satu-satunya perusahaan milik negara yang bergerak dibidang usaha ketenagalistrikan. Di era globalisasi sekarang ini, PLN dituntut untuk bisa memberikan suatu layanan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat yakni mudah, cepat dan praktis serta berorientasikan pada kepuasan stakeholder utama yakni pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. Untuk menjawab tantangan tersebut, maka sejak tahun 2005, PLN telah mengembangkan dan mengimplementasikan suatu produk layanan berbasis teknologi informasi yang dikenal dengan sebutan Layanan Listrik Prabayar. Munculnya sistem prabayar dilatarbelakangi kurang efisiennya layanan listrik paska bayar bulanan yang telah berlaku sebelumnya, dimana pelanggan harus membayar tagihan bulanan pada batas waktu tertentu. Setiap bulannya PLN harus mencatat meter, menghitung dan menagih serta memutus jika konsumen terlambat dalam melakukan pembayaran. Konsumen tidak memiliki pilihan lain selain memakai satu-satunya layanan listrik paska bayar, sementara di sisi yang
1
2
lain konsumen kesulitan dalam hal mengetahui jumlah listrik yang telah digunakan begitu pula besar tagihan yang harus dibayarkan diakhir bulan. Dengan adanya layanan listrik prabayar pelanggan dapat mengendalikan penggunaan listrik sesuai kebutuhan tanpa takut tagihan listrik akan membengkak dan bisa mengetahui berapa banyak jumlah energi listrik yang tersisa masih dapat digunakan tanpa terjadi kekeliruan dalam besarnya tagihan listrik konsumen akibat salah baca meter atau salah perhitungan. Setiap pelanggan prabayar, akan dilengkapi dengan kwh meter prabayar (MPB) beserta 1 (satu) kartu prabayar yang berfungsi sebagai nomor identitas pelanggan prabayar sekaligus sebagai alat transaksi pembelian energi listrik ketika membeli pulsa isi ulang dalam bentuk nomor token. Pelanggan harus menunjukkan dan menyerahkan kartu prabayar kepada petugas PLN untuk dilakukan pengisian energi listrik. Tanpa kartu prabayar, maka pengisian ulang tidak dapat dilakukan.
Gambar 1.1 Kartu Prabayar Seiring dengan meningkatnya jumlah konsumen yang menggunakan layanan prabayar, semakin meningkat pula jumlah keluhan pelanggan pengguna
3
kwh meter prabayar. Di Rayon Kota Yogyakarta tercatat jumlah pelanggan pada Bulan Maret 2013 sebanyak 190.419 pelanggan yang terdiri atas 164.617 pelanggan paska bayar dan 25.802 pelanggan prabayar terlihat dalam Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 berikut ini :
Grafik Jumlah Pelanggan di Rayon Kota Yogyakarta KWH METER PRABAYAR
KWH METER PASKABAYAR 0 RAYON YOGYA SELATAN
20
40
60
80
100
KWH METER PASKABAYAR 94,696
KWH METER PRABAYAR 15,003
69,921
10,799
RAYON YOGYA UTARA Sumber : Rayon Kota Yogyakarta
Gambar 1.2 Grafik Jumlah Pelanggan di Rayon Kota Yogyakarta
Prosentase Total Jumlah Pelanggan di Rayon Kota Yogyakarta 25.802 (14%)
KWH METER PASKABAYAR KWH METER PRABAYAR 164.617 (86%)
Sumber : Rayon Kota Yogyakarta
4
Gambar 1.3 Prosentase Total Jumlah Pelanggan di Rayon Kota Yogyakarta Terdapat sejumlah data pengaduan pelanggan mengenai penggunaan kwh meter prabayar yang masuk ke Rayon Kota Yogyakarta pada bulan Januari 2013 sampai dengan Mei 2013, diketahui sebanyak 133 buah pengaduan terhadap penggunaan kwh meter prabayar meliputi beberapa jenis pengaduan seperti pada Gambar 1.4 dibawah ini :
Prosentase Jumlah Pengaduan Meter Boros Meter Periksa 1% 3%
1%
1%
12%
Meter Terbakar 4% Meter Pecah
5%
35%
Meter Error
7% Keypad Rusak 12% 18%
Kontaktor Rusak Baut Lepas/Pecah
1%
Buzzer Tidak Bunyi Drop Tegangan Display Rusak/Blank/Mati Meter Mati
Gambar 1.4 Prosentase Jumlah Pengaduan
Berdasarkan uraian data diatas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus mengenai penyebab munculnya teks ‘periksa’ beserta penanganannya pada kwh
5
meter prabayar (MPB) di PT PLN (Persero) Rayon Kota Yogyakarta dikarenakan dari total jumlah pengaduan yang masuk , dari 25.802 pelanggan terdapat 133 pengaduan, dengan jumlah pengaduan terbanyak adalah masalah munculnya teks ‘periksa’ yakni sebesar 35 % dari jumlah pengaduan yang masuk. .
1.2
Tujuan Penulisan Laporan proyek akhir ini bertujuan untuk :
1.
Memaparkan jenis-jenis persoalan yang timbul pada kwh meter prabayar berdasarkan data yang masuk dalam sistem pengaduan pelanggan di Rayon Kota Yogyakarta.
2.
Menjelaskan penyebab munculnya teks periksa pada meter prabayar.
3.
Menjelaskan proses penanganan munculnya teks periksa.
4.
Mengetahui sistem pengkawatan kwh meter prabayar berdasarkan SPLN D3.009-1:2010
5.
Menganalisis efisiensi penanganan terhadap munculnya teks ‘periksa’ pada kwh meter prabayar.
1.3
Pokok Permasalahan Dalam studi kasus ini, maka pokok permasalahan yang diajukan adalah :
1.
Apakah yang dimaksud dengan kwh meter prabayar ?
2.
Bagaimana sistem kerja kwh meter prabayar ?
3.
Apa indikasi yang menyebabkan munculnya teks ‘periksa’ pada kwh meter prabayar ?
6
4.
Bagaimana penanganan teks ‘periksa’ pada kwh meter prabayar ?
1.4
Batasan Masalah Dalam studi kasus ini, maka masalah yang akan dikaji sebagai berikut :
1.
Aspek pengawatan yang menentukan / menyebabkan munculnya teks ‘periksa’ pada MPB.
2.
Pengawatan dibatasi hanya pada merk Actaris/Itron 5 terminal, dikarenakan merk tersebut memiliki kouta terbanyak yang terpasang pada pelanggan disamping itu teks ‘periksa’ hanya akan terjadi pada kwh meter prabayar dengan 5 terminal (5T).
3.
Tinjauan aspek pengawatan berdasarkan SPLN D3.009-1 : 2010 dan buku petunjuk Meter ACTARIS ACE 9000.
4.
Sistem pengisian pulsa maupun token pada meter prabayar tidak dijabarkan secara mendetail dalam penulisan ini.
1.5
Sistematika Penulisan
Pada Bab I
: PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan penulisan, pokok permasalahan, batasan masalah dan sistematika penulisan.
Pada Bab II
: DASAR TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang memuat penjelasan tentang konsep dasar yang diperlukan.
Pada Bab III : KWH METER PRABAYAR MERK ACTARIS / ITRON
7
Pada bab ini akan diuraikan mengenai sistem pengawatan kwh meter prabayar merk Actaris/Itron, cara pemasangan kwh meter prabayar, perangkat yang menyusun meter prabayar, serta sistem kerjanya. Pada Bab IV :
ANALISIS MUNCULNYA TEKS ‘PERIKSA’ PADA KWH METER PRABAYAR Pada bab ini akan diuraikan mengenai berbagai jenis kasus pengaduan pelanggan terhadap penggunaan kwh meter prabayar yang masuk ke Rayon Kota Yogyakarta dan sebab – sebab munculnya teks ‘periksa’ pada kwh meter prabayar merek Itron/Actaris berdasarkan SPLN D3.009-1:2010 serta solusi penanganan yang diberikan pihak PLN pada pelanggan.
Pada Bab V
: PENUTUP Berisikan kesimpulan dan saran penulis berdasarkan Laporan Magang yang penulis lakukan di tempat magang.