BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang (Sartono, 2001: 281). Bagi para pemegang saham, dividen merupakan tingkat pengembalian investasi. Bagi pihak manajemen, dividen tunai merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan, sehingga kesempatan untuk melakukan investasi berkurang. Bagi kreditor, dividen tunai dapat menjadi indikasi mengenai kecukupan kas perusahaan untuk membayar bunga atau bahkan melunasi pinjaman. Perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen diasumsikan sebagai perusahaan yang menguntungkan dan mapan. Kebijakan dividen suatu perusahaan melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda yaitu kepentingan manajemen dengan laba ditahannya untuk melunasi hutang, aktivitas investasi dan kepentingan pemegang saham dengan mengharapkan menerima dividen. Kondisi inilah yang dipandang teori agensi sebagai konflik antara prinsipal dan agen (Jensen & Meckling, 1976). Kebijakan dividen menjadi hal yang penting karena akan memenuhi harapan investor, di sisi lain kebijakan tersebut jangan sampai menghambat pertumbuhan perusahaan apalagi mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
1
2
Kebijakan dividen dapat berupa dividen tunai maupun dividen saham. Perusahaan harus memutuskan apakah membayar dividen dengan uang tunai atau dengan saham. Dividen tunai umumnya lebih menarik bagi pemegang saham dibandingkan dengan dividen saham. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan perusahaan. Faktor yang diduga dapat mempengaruhi kebijakan dividen tunai perusahaan adalah investment opportunity set (IOS). Banyak faktor yang menjadi pertimbangan kebijakan dividen sebuah perusahaan. Penelitian ini membatasi pada faktor yang dianggap mempengaruhi kebijakan
dividen tunai, yaitu
kesempatan investasi di masa yang akan datang. Pada perusahaan yang menginvestasikan dana lebih banyak akan menyebabkan jumlah dividen tunai yang dibayarkan berkurang. Pihak manajemen akan cenderung lebih memilih investasi baru daripada membayar dividen yang tinggi jika kondisi perusahaan sangat baik. Dana yang seharusnya dapat dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham akan digunakan untuk pembelian investasi yang menguntungkan, terutama perusahaan yang menghadapi masalah underinvestment. Sebaliknya, bagi perusahaan yang menghadapi masalah overinvestment, cenderung membagikan dividen lebih tinggi. Peluang investasi perusahaan dapat mempengaruhi dividen yang diterima pemegang saham. Pernyataan ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Sunarto (2004) dan Sadalia dan Syafitri (2008) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara IOS dengan kebijakan dividen.
3
IOS menunjukkan investasi perusahaan atau opsi pertumbuhan yang tergantung pada pengeluaran-pengeluaran modal (discretionary expenditure) yang diputuskan oleh manajer (Myers, 1977). Menurut Myers, IOS memberikan petunjuk yang lebih lengkap tentang tujuan perusahaan yang ditunjukkan dengan nilai perusahaan, tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Kole dan Lehn (1991), nilai investment opportunity set bergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang (future discretionary expenditure) yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal (cost of equity) dan dapat menghasilkan keuntungan. Perusahaan dengan pertumbuhan yang baik akan dipertimbangkan oleh investor dalam berinvestasi karena return saham yang diharapkan dapat diperoleh di masa depan. Kebijakan dividen tunai perusahaan dapat dikaitkan dengan siklus kehidupannya, artinya dengan memperhatikan siklus hidupnya, perusahaan dapat dinilai apakah kebijakan dividen berbeda pada setiap siklus hidup yang dialami. Gup dan Agrrawal (1996) menyatakan bahwa setiap perusahaan pasti mengalami tahapan siklus kehidupan yang identik dengan siklus kehidupan perusahaan. Tahap siklus kehidupan perusahaan secara berurutan adalah meliputi tahap pendirian (start-up), tahap ekspansi (expansion), tahap kedewasaan (maturity), dan tahap penurunan (declining). Tahapan atau fase yang dihadapi oleh perusahaan tidak harus sama, yaitu kapan dialami dan berapa lama masing-masing fase dapat dilewati dapat berbeda. Adanya ketidaksamaan ini dapat digunakan
4
sebagai prediksi pengaruh IOS terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan dikaitkan dengan siklus kehidupan perusahaan. Di Indonesia penelitian tentang IOS sudah pernah dilakukan diantaranya oleh Sadalia dan Syafitri (2008) yang menguji pengaruh profitability dan IOS terhadap dividen tunai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa profitability berpengaruh positif terhadap dividen tunai, sedangkan IOS tidak mempunyai pengaruh terhadap dividen tunai. Saxena (1995) menguji bagaimana pengaruh growth, beta coefficient, number of common stockholders, insider, IOS terhadap dividen payout ratio. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel Growth, Beta coefficient, Insider dan IOS berpengaruh negatif pada dividend payout ratio sedangkan variabel number of common stockholder berpengaruh positif pada dividend payout ratio. Mahadwartha dan Hartono (2002) meneliti tentang pengaruh IOS, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan kebijakan
hutang
terhadap
dividend
payout
ratio.
Hasil
penelitiannya
menunjukkan bahwa kebijakan hutang, IOS memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio, sedangkan kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Dengan perbedaan hasil penelitian tentang pengaruh IOS pada kebijakan dividen tunai, maka secara spesifik penting untuk diteliti kembali mengenai pengaruh IOS terhadap kebijakan dividen tunai dengan rata-rata pertumbuhan penjualan sebagai variabel pemoderasi pada siklus hidup perusahaan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa hal yaitu: 1) Penelitian ini meneliti dalam setiap siklus hidup perusahaan. 2) Penelitian ini menambahkan
5
rata-rata pertumbuhan penjualan sebagai variabel pemoderasi. 3) Penelitian ini mengambil data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. 4) Proksi IOS yang digunakan adalah proksi gabungan dari 7 proksi individu dari IOS.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah IOS berpengaruh pada kebijakan dividen tunai di tahap ekspansi awal perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 2) Apakah IOS berpengaruh pada kebijakan dividen tunai di tahap ekspansi akhir perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 3) Apakah IOS berpengaruh pada kebijakan dividen tunai di tahap maturiti perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 4) Apakah rata-rata pertumbuhan penjualan pada tahap ekspansi awal memoderasi pengaruh IOS pada kebijakan dividen tunai perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 5) Apakah rata-rata pertumbuhan penjualan pada tahap ekspansi akhir memoderasi pengaruh IOS pada kebijakan dividen tunai perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 6) Apakah rata-rata pertumbuhan penjualan pada tahap maturiti memoderasi pengaruh IOS pada kebijakan dividen tunai perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
6
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh IOS pada kebijakan dividen tunai di tahap ekspansi awal perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 2) Untuk mengetahui pengaruh IOS pada kebijakan dividen tunai di tahap ekspansi akhir perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 3) Untuk mengetahui pengaruh IOS pada kebijakan dividen tunai di tahap maturiti perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 4) Untuk mengetahui pengaruh rata-rata pertumbuhan penjualan tahap ekspansi awal pada hubungan IOS dengan kebijakan dividen tunai perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 5) Untuk mengetahui pengaruh rata-rata pertumbuhan penjualan tahap ekspansi akhir pada hubungan IOS dengan kebijakan dividen tunai perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 6) Untuk mengetahui pengaruh rata-rata pertumbuhan penjualan tahap maturiti pada hubungan IOS dengan kebijakan dividen tunai perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi, informasi, dan bukti empiris bagi para akademis mengenai pengaruh IOS terhadap kebijakan
7
dividen tunai dengan rata-rata pertumbuhan penjualan pada tahap ekspansi awal, ekspansi akhir, dan maturiti perusahaan sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 2) Manfaat Praktis Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengetahuan yang dipakai sebagai pertimbangan didalam memutuskan untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan, sehingga dapat memaksimalkan manfaat dari investasinya.