BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Kata pariwisata berasal dari kata bahasa sangskerta yang terdiri atas dua kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau berpergian. Pariwisata bisa diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari satu tempat ketempat lain(obyek wisata) (Yoeti, 1996:112). Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikemukakan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Istilah pariwisata pertama kali digunakan pada tahun 1959 dalam Musyawarah Nasional Turisme II di Tretes, Jawa Timur. Istilah ini dipakai sebagai pengganti kata turisme. Obyek wisata adalah semua hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang disediakan oleh manusia atau bersumber dari alam. Peraturan pemerintah No. 24/1979 menjelaskan bahwa obyek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. Air terjun Srigetuk yang ada di di dusun Menggoran II memiliki potensi sebagai alat untuk meningkatkan pendapatan penduduk. Sehingga perlu dimanfaatkan secara optimal. Seiring berkembangnya minat masyarakat untuk mencari tempat melepas kejenuhan untuk berwisata,saat ini pemerintah dan pihak swasta sangat serius mengembangkan potensi pariwisata yang ada. Daerah Istimewa Yogyakarta
1
memiliki topografi yang beraneka ragam mulai dari pegunungan,dataran rendah dan pantai yang sangat indah dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Pengembangan potensi obyek wisata sangat diperlukan dengan membuat fasilitas yang lengkap,sarana jalan menuju lokasi,sarana transportasi agar kenyamanan dapat terjaga sehingga minat pengunjung meningkat. Pemanfaatan areal wisata banyak memberikan peluang bagi masyarakat untuk
meningkatkan taraf
perekonomiannya. Dewasa ini pariwisata dapat dikatakan sebagai lahan industri, sering juga di sebut “industri pariwisata”.Kalau ada industri pasti juga ada produk yang ditawarkan, dalam hal ini adalah produk kepariwisataan. Dalam industri pariwisata ada yang disebut sebagai perusahaan pariwisata utama langsung, yaitu perusahaan yang tujuan utamanya adalah pelayanannya diperuntukkan bagi perkembangan kepariwisataan dan kehidupan usahanya atau dapat dikatakan objek sentra(I Ketut Suwena.dan Widyatmaja,2010) .Obyek sentra terdiri dari: 1.
Perusahaan akomodasi, seperti hotel, losmen, homestay.
2.
Tempat peristirahatan khusus bagi pengunjung yang sakit beserta kliniknya ,serta sarana spa, steambath.
3.
Perusahaan angkutan publik.
4.
Perusahaan pengrajin atau manufaktur, toko souvenir, restoran dan warung. Perusahaan ini biasanya dikelola oleh masyarakat sekitar obyek wisata, sebagai sarana usaha peningkatan pendapatan. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan
melibatkan
masyarakat,
sehingga
membawa
2
berbagai
dampak
terhadap
masyarakat setempat. Dampak yang ditimbulkan dapat bersifat positif dan negatif. Hal ini sangat bergantung pada kebijakan pengembangan pariwisata yang diterapkan oleh pemerintah setempat. Pariwisata memberikan peluang kepada masyarakat setempat untuk memperoleh berbagai manfaat dengan cara menawarkan barang atau jasa atau sering disebut produk wisata. Produk wisata tersebut terdiri dari (Yoeti Okta.2008) :
Daya tarik daerah tujuan wisata
Fasilitas di daerah tujuan wisata mencakup akomodasi, usaha pengolahan makanan, hiburan, dan rekreasi
Kemudahan mencapai daerah tujuan wisat, sarana jalan dan tranportasi. Disamping keuntungan diatas masyarakat juga memperoleh manfaat
seperti terbukanya lapangan kerja, dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik, mendorong seseorang untuk berwirausaha. Yoeti (2008) mengemukakan bahwa pariwisata merupakan alternatif sektor ekonomi yang dianggap pas untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan. Salah satu jenis wisata yang akhir-akhir ini semakin mendapat perhatian dan banyak dilakukan adalah ekowisata. Lascurain (1987) sebagaimana dikutip oleh Pendit (2006) mendefinisikan ekowisata adalah mengunjungi kawasan alam yang relatif tidak terganggu, dalam rangka untuk melihat, mempelajari, mengagumi keindahan alam, flora, fauna terutama aspek-aspek budaya. Ekowisata berarti pula melibatkan masyarakat setempat, sehingga masyarakat dapat memperoleh keuntungan sosial ekonomi dari adanya ekowisata.
3
Potensi kawasan ekowisata di Kabupaten Gunungkidul sangatlah besar. Objek tersebut tersebar di darat maupun di laut. Damanik dan Weber (2006) mengemukakan bahwa di tingkat global pertumbuhan pasar ekowisata tercatat jauh
lebih
tinggi
dari
pasar
wisata
secara
keseluruhan.
Yoeti(2008)
mengemukakan bahwa kegiatan ekowisata memberikan dampak pada berbagai aspek seperti sosil budaya, ekonomi, dan lingkungan. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa dampak positif dan negatif. Dampak positif dilihat dari ekonomi yaitu dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan pendapatan masyarakat. Dmpak lingkungan yang terjadi yaitu pembuangan sampah sembarangan, sumber-sumber hayati menjadi rusak. Dampak sosial budaya, terjadi demonstration effect yaitu kepribadian anak muda yang menyimpang. Dampak negatif lainnya yaitu gaya hidup penduduk seperti kepadatan, kecetan lalu lintas, kebisingan, pencemaran (Kendall dan Var 1993) sebagaimana dikutip oleh Rose (1998) Adanya ekowisata juga memberikan manfaat baik untuk alam maupun masyarakat di kawasan ekowisata. Alam yang biasanya diambil hasil hutannya dengan perambahan hutan untuk konsumsi maupun di jual kini berkurang. Hal ini karena masyarakat mengetahui bahwa adanya kegiatan ekowisata masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan sehingga wisatawan akan tetap datang untuk menikmati keindahan alam. Masyarakat lebih memilih pekerjaan lain dibidang ekowisata seperti berdagang, guide, dan lain-lain. Maka ada pengalihan mata pencaharian dari sektor sumberdaya ke sektor ekowisata.
4
Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki potensi ekowisata. Dampak dibidang ekonomi berupa peningkatan pendapatan yang berasal dari pendapatan bidang jasa ekowisata. Dalam bidang sosial, adanya interaksi pengunjung dengan masyarakat lokal mengakibatkan sikap masyarakat menjadi lebih terbuka. Selain itu, masyarakat juga memiliki kesadaran akan menjaga lingkungan disekitar.
1.2 Rumusan Masalah BerlakunyaUndang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang RPJN 20052025 (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) yang berisi visi Indonesia
mandiri, maju, adil dan makmur. Visi ini menuntut kemampuan
ekonomi untuk tumbuh cukup tinggi, berkelanjutan, maupun meningkatkan pemerataan dan kesejahteraan masyarakat secara luas, serta berdaya saing tinggi didukung oleh penguasa dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi didalam pengembangan sumber-sumber daya pembangunan. Kebijakan ini memberikan kesempatan bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui pemanfaatan atas segala potensi sumberdaya alam yang ada salahsatunya dengan kegiatan ekowisata. Ekowisata merupakan perpaduan antara wisata alam, budaya dan pendidikan dengan karakteristik yang spesifik, yaitu kepedulian pada kegiatan konservasi alam dan kepentingan ekonomi serta keberlangsungan budaya masyarakat setempat.
5
Rumusan pertanyaan penelitian yang hendak di jawab dalam penulisan ini yaitu, bagaimana dampak ekowisata terhadap dampak sosial ekonomi masyarakat.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dampak sosial ekonomi yang diterima masyarakat lokal sebagai akibat hadirnya ekowisata. 1.4 Manfaat kegiatan penelitian Dengan adanya kegiatan penelitian bagi perencanaan dan pengembangan sektor pariwisata khususnya ekowisata dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat.
6