BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Kata “stres” bisa diartikan berbeda bagi tiap-tiap individu. Sebagian individu mendefinisikan stres sebagai tekanan, desakan atau respon emosional. Parapsikolog juga mendefinisikan stres dalam berbagai bentuk. Sebagianbesar orang sadarbahwa stress
karyawansemakinmenjadimasalahdalamorganisasi.
temanmengatakanbahwamereka
stress
Teman-
karenabebankerja
yang
besardanharusbekerjalebih lama karenaadanyaperampinganpadaperusahaanmereka. Surveimenunjukkanbahwapemberikerjamengeluhtentang
stress
yang
terciptadalamusahamenyeimbangkankehidupankerjadantanggungjawabkeluarga. Makadariituperludiketahuialasan-alasandankonsekuensi danselanjutnyadiperlukanpertimbanganapa
yang
stress dapatdilakukan
individudanorganisasiuntukmenguranginya.
1.2 RumusanMasalah Adapunrumusanmasalahdarimakalah yang kitasusunadalahsebagaiberikut: 1. Apa yang dimaksudkandengan stress? 2. Apasaja penyebab stress? 3. Apaakibat dari stress? 4. Bagaimanamanajemen stressitu?
para
1.3 TujuanPenyusunan Penyusunanmakalahinibertujuanuntuk: 1. MemenuhitugasPerilakudalamOrganisasi. 2. Memahami stress dan penyebabnya. 3. Menjelaskan akibatdan strategi manajemen stress.
1.4 ManfaatPenyusunan Manfaatdaripenyusunanmakalahiniadalahpembaca/ mahasiswadapatmemahami stress danpenyebabnya, menjelaskansumberdanstrategimanajemen stress.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stress Menurut Sopiah (2008:85) Stress merupakan suatu respon adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang. Orang merasa stress karena terlalu banyak pekerjaan, ketidakpahaman terhadap pekerjaan, beban informasi yang terlalu berat atau karena mengikuti perkembangan zaman. Kejadian tersebut menimbulkan distress, yakni derajat penyimpangan fisik, psikis dan perilaku dari fungsi yang sehat.Namun sebenarnya, distress juga memiliki sisi positif, yang disebut dengan stress, yakni yang mengarah keada hal-hal yang sehat, positif, dari respon stress.Eustress adalah pengalaman stress yang tidak berlebihan. Menurut
Robbins
(2006:793)
stress
adalahkondisidinamik
yang
didalamnyaindividumenghadapipeluang, kendala, atautuntutan yang terkaitdenganapa yang
sangatdiinginkannyadan
yang
hasilnyadipersepsikansebagaihal
yang
tidakpastitetapipenting.
2.2 Penyebab Stress dari lingkungan pekerjaan Penyebab stress disebut juga stresor yakni, apa saja kondisi lingkungan tempat tuntutan fisik dan emosional pada seseorang. Stresor yang berhubungan dengan pekerjaan terbagi menjadi 4 tipe utama, yaitu: 1. Lingkungan Fisik Beberapa stresor ditemukan dalam lingkungan fisik pekerjaan, seperti terlalu bising, kurang baiknya penerangan ataupun resiko keamanan. Stresor yang bersifat fisik juga
kelihatan pada setting kantor, termasuk rancangan ruang kantor yang buruk, ketiadaan privasi dan kualitas udara yang buruk. 2. Stress karena peran atau tugas Stress karena peran atau tugas termasuk kondisi dimana para pegawai mengalami kesulitan dalam memahami apa yang menjadi tugasnya, peran yang dimainkan dirasa berat atau memainkan berbagai peran dalam bekerja. Stresor ini memiliki 4 penyebab utama: a. Konflik peran Konflik ini terjadi ketika orang-orang bersaing menghadapi berbagai tuntutan. b. Peran mendua/ambiguitas Peran mendua muncul dan dirasakan ketika para pegawai merasa bimbang tentang tugas-tugas mereka, harapan kinerja, tingkat kewenangan dan kondisi kerja yang lain. hal ini cenderung terjadi ketika orang masuk pada situasi yang baru, seperti menjadi anggota organisasi baru atau mengambil suatu tugas pekerjaan yang asing karena bimbang dengan harapan sosial dan tugas-tugasnya. c. Beban kerja Beban kerja merupakan stresor hubungan peran atau tugas lain yang terjadi karena para pegawai merasa beban kerjanya terlalu banyak. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan mengurangi tenaga kerjanya dan meninggalkan sisa
pegawai
dengan
lebih
banyak
tugas
dan
sedikit
waktu
untuk
menyelesaikannya. d. Karakteristik tugas Sebagaian besar tugas penuh stress ketika pegawai membuat keputusan pemecahan masalah, monitoring perlengkapan atau saling bertukar informasi.
Kurangnya pengendalian terlalu banyak aktivitas pekerjaan dan lingkungan kerja juga masuk dalam kategori ini. 3. Penyebab stress antar pribadi (inter-personal-stresor) Stresor ini akan semakin bertambah ketika karyawan dibagi dalam divisi-divisi suatu departemen yang dikompetisikan untuk memenangkan target sebagai divisi terbaik dengan reward yang menggiurkan. 4. Organisasi Banyak sekali ragam penyebab stress yang bersumber dari organisasi. Pengurangan jumlah pegawai meruakan salah satu penyebab stress. Para pekerja harus menghadapi peningkatan ketidak-amanan dalam bekerja, bimbang dengan tuntutan pekerjaan yang semakin banyak dan bentuk-bentuk baru dari konflik antar pribadi. 2.3 Penyebab Stress yang bukan bersumber dari pekerjaan 1. Time based conflict Merupakan tantangan untuk menyeimbangkan tuntutan waktu untuk pekerjaan dengan aktivitas keluarga dan aktivitas bukan pekerjaan lainnya. 2. Strain based conflict Strain based conflict terjadi ketika stress dari satu sumber meluap melebihi kemampuan yang dimiliki orang tersebut. 3. Role behaviour conflict Tiap karyawan memiliki peran dalam pekerjaannya. Disamping itu karyawan juga dituntut lingkungan yang ada kalanya bertentangan dengan tuntutan pekerjaannya. 4. Stress karena adanya perbedaan individu Terdapat 3 alasan mengapa dengan penyebab stress yang sama orang memperlihatkan gejala stress yang berbeda. Pertama, persepsi tiap orang berbeda. Kedua, setiap orang
memiliki ambang batas kemampuan yang berbeda dalam mengatasi stress. Ketika orang mungkin mengalami tingkat stress yang sama dan akibat yang ditimbulkan dari stress berbeda. 2.4 Akibat Stress Dampak dari stress bisa dilihat dari 3 aspek yaitu: 1. Fisik Ada sejumlah penyakit yang disinyalir karena orang tersebut mengalami strees cukup tinggi dan berkepanjangan diantaranya adalah: penyakit jantung, bisul, tekanan darah tinggi, sakit kepala, gangguan tidur dan akan bertambah sakit jika mengalami sakit sebelumnya. 2. Psikis Dampak stress pada aspek psikis bisa dikenali, diantaranya adalah: ketidakpuasan kerja, depresi, keletihan, kemurungan, dan kurang bersemangat.
3. Perilaku Akibat stres bisa dikenali dari perilaku yaitu : kinerja rendah, naiknya tingkat kecelakaan kerja, salah dalam mengambil keputusan, tingkat absensi kerja tinggi dan agresi ditempat kerja. 2.5 Cara menghilangkan sumber stress ditempat kerja Ada beberapacarauntukmenghilangkansumber stress, diantaranyaadalah:
1. Remove the Stressors Salah satu solusi terbaik adalah dengan memberdayakan para pegawai sehingga mereka memiliki kontrol yang lebih atas pekerjaan dan lingkungan pekerjaan mereka. 2. Family friendly and work / life initiatives Solusiinimenghilangkan atau mengurangi stressor yang menyebabkan time based conflict. Lima hal yang paling lazim dalam Family friendly and work / life initiatives antara lain: a.
Penggunaan/ pemanfaatan waktu yang fleksibel Beberapa perusahaan mengajak pegawainya untuk menentukan kapan mulai dan berakhirnya waktu kerja sehingga mereka dapat lebih mudah menyesuaikan antara aktivitas pribadi dan pekerjaan.
b. Job Sharing Yaitu memisahkan posisi karir antara dua orang sehingga mereka yang mengalami stress time –based lebih sedikit diantara pekerjaan dan keluaraga. c. Telecommuting Adalah bekerja dari rumah, biasanya dilakukan dengan menghubungkan komputer ke kantor sehingga mudah untuk menukar kegiatan pekerjaan dan bukan pekerjaan dan sebagainya. 3. With Drawing from the Stressors Para pegawai biasanya mengalami stress ketika tinggal dan bekerja dalam kultur yang berbeda. Perlu waktu dan keinginan yang kuat agar mampu beradaptasi cepat dengan lingkungan baru. 4. Changing Stress Perceptions
Sebenarnya stress dapat diminimumkan melalui perubahan persepsi atas situasi yang ada. Kita dapat memperkuat sell-efficacy dan self-esteem sehingga dapat menerima pekerjaan sebagai tantangan dan bukan ancaman. 5. Controlling the Consequences of Stress Program gaya hidup sehat akan membantu pegawai belajar bagaimana gaya hidup yang sehat. Mengendalikan stress dnegan baik tentu sangat bermanfaat, walau tidak semua orang mampu melakukannya. 6. Receiving Social Support Dalam suatu organisasi, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk memberikan dukungan kepada pegawai yang mengalami stress, yaitu: pertama, memperbaiki persepsi mereka bahwa mereka bernilai dan berguna. Kedua, menyediakan informasi
untuk
membantunya
memahami
masalah
yang
sesungguhnya
memungkinkan untuk menghilangkan sumber stress. Ketiga, dukungan emosional dari yang lain dapat secara langsung mengurangi stress.
2.6 Strategi manajemen stress Dari
titikpandangorganisasi,
manajemenmungkintidakpedulibilakaryawanmengalamitingkat rendahsampaisedang.
Tingkat
stress
stress
yang yang
tinggiataubahkantingkatrendahtetapiberkepanjangandapatmendorongkepenurunankine rjakaryawandankarenanyamenuntuttindakandarimanajemen. Walaupunsedikit
stress
mungkinbermanfaatbagikinerjakaryawan,
janganlahmmengharapkankaryawantersebutmelihatnyasepertiitu.
Dari
tiitkpandangindividu,
tingkat
stress
rendahcenderungakandipersiapkansebagitidakdiinginkan. tidakadakecenderungan
para
yang Olehkarenaitu,
karyawandanmanajemenmempunyaigagasan
yang
berbedamengenaiapa yang membentuktingkat stress pekerjaan yang dapatditerima. Apa yang mungkindianggapmanajemensebagai “ perangsang yang positif yang mampumempertahankan
adrenalin
sangatcenderungdianggapsebagai
agar
“tekananberlebihan”
mengalirterus” olehkaryawanitu.
Strategimanajemendapatdilakukandenganduapendekatan: 1. Pendekatan individual Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi individual yang cukup efektif yaitu pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi dan dukungan sosial. Strategi terakhir untuk mengurangi stress adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang dapat memberikan dukungan dan saransaran bagi dirinya 2. Pendekatan organisasional Beberapa penyebab stress adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor itudapat diubah. Oleh karena itu, strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemenuntuk mengurangi stress karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan,penetapantujuan,
redesain
pekerjaan,
pengambilan
keputusan
partisipatif,komunikasi organisasional dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut, karyawanmemperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuktujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat dan perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.
BAB III PENUTUP Kita jumpaibahwaadanya stress kerjatidakdengansendirinyamenyiratkankinerja yang
lebihrendah.
Buktimenunjukkanbahwa
stress
dapatberpengaruhsecarapositifataunegatifterhadapkinerjakaryawan.
Bagibanyak
kuantitas
rendahsampaisedang,
stress
yang
orang
memungkinkanmerekamelakukanpekerjaannyadenganlebihbaik, karenamembuatmerekamampumeningkatkanintensitaskerja,
kewaspadaan,
dankemampuanbereaksi. Tetapitingkat stress yang tinggiataubahkantingkatsedang yang berkepanjanganakhirnyaakanmemintakorbandankinerjaakanmerosot. Dampak
stress
padakepuasanjauhlebihlangsung.
Ketegangan
yang
Meskipun
stress
terkaitdenganpekerjaancenderungmengurangikepuasankerjaumum.
tingkatrendahsampaisedangmungkinmemperbaikikinerja, para karyawanmerasakanbahwa stress itutidakmenyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P.2003.Perilaku Organisasi (Organizational Behavior), Alih Bahasa. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Garamedia (Buku I Edisi 9). Sopiah. 2008. Perilaku organisasional. Yogyakarta: Andi Offset.