BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Setiap manusia pasti membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan dalam kehidupannya, baik informasi umum maupun infomasi agama. Segala informasi tersebut dapat diperoleh dengan mudah dan cepat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Media massa, baik cetak maupun elektronik, dan berbagai bentuk penyimpanan serta penyebar informasi sudah semakin merebak, sehingga tidak sulit bagi seseorang untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Untuk menyikapi zaman dan inovasi manusia modern yang semakin mutakhir dalam hal teknologi informasi, maka dakwah harus diekspresikan lebih baik dan lebih menarik agar tidak ditinggalkan oleh para jamaahnya. Oleh karena itu, reposisi dan reformulasi metode dakwah di era kontemporer merupakan sebuah tuntutan yang harus dilakukan. Dakwah tidak hanya diidentikkan dengan mimbar semata, namun dakwah juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media informasi yang sekarang ini semakin berkembang. Di era globalisasi informasi saat ini, media massa dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam penyampaian pesan-pesan dakwah, baik dalam bentuk media cetak maupun media elektronik. Islam menempatkan media sebagai kepentingan dakwah untuk menyampaikan nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri,
1
2
sehingga terbentuklah media dakwah Islam. Dalam hal ini, media berfungsi semata-mata untuk kepentingan dakwah Islam. Sementara itu, umumnya kita juga mulai menyaksikan adanya semacam pergeseran penggunaan media dakwah, di mana dakwah bil qalam (media cetak) mendapat posisi besar di samping dakwah bil lisan. Bahkan menurut Ziauddin Sardar, seorang futurolog (ahli ilmu tentang masa depan), sarana komunikasi yang menghasilkan individu dan masyarakat yang sehat dan mendukung pengembangan intelektual mereka bukanlah melalui media komunikasi massa ataupun komputerkomputer mikro, akan tetapi melalui buku, jurnal ilmiah dan majalah-majalah. 1 Hal ini tentunya mengarah pada komunikasi tertulis. Dalam dakwah, hal tersebut berkaitan dengan dakwah bil qalam.2 Dakwah bil qalam memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode dakwah lainnya. Hal ini terjadi karena efektivitas tulisan bisa menjangkau secara massal, bertahan lama dari masa ke masa, sangat fleksibel terhadap perubahan, serta dapat dibaca dalam setiap kondisi. 3 Oleh karena itu, menurut Abdullah Gymnastiar, penyampaian dakwah melalui qalam (tulisan) merupakan salah satu bentuk dakwah yang cukup efektif. 4
1
Ahmad Y Samantho, Jurnalistik Islami: Panduan Praktis Bagi Para Aktivis Muslim, Cet. I, Jakarta: Harakah, 2002, h. 45-46. 2
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Managemen Dakwah, Cet. I, Jakarta: Kencana, 2006, h. 32. 3
Bambang Trim, Menjadi Powerful Da’i dengan Menulis, cet. I, Bandung: Kolbu, 2006,
4
Ibid., h. xii
h. 1.
3
Dengan
berdakwah
melalui
tulisan,
seorang
da’i
berarti telah
menyediakan sumber bacaan bagi umat dan bangsa untuk mempelajari diin alIslam. Menurut Achmad Satori Ismail, ketua umum Ikatan Da’i Indonesia, bila pahlawan suatu hari membanggakan pedangnya di depan musuh demi menggapai keagungan yang mulia, cukuplah para ulama berbangga karena Allah bersumpah dengan pena. 5 Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
“Nun, demi kalam (pena) dan apa yang mereka tulis. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.” (QS. Al-Qalam [68]: 1-2)6 Dengan demikian, para da’i perlu menyiapkan diri untuk memiliki keahlian berdakwah melalui tulisan. Hal ini sangat penting dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang semakin meningkat, khususnya informasi keagamaan. Dakwah bil qalam ini salah satunya dapat dilakukan melalui majalah, khususnya majalah Islam. Majalah Islam dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi dakwah yang dapat mengembangkan intelektual masyarakat dalam masalah keagamaan.
5
6
Bambang Trim, Menjadi Powerful Da’i, h. vii
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Gema Risalah Press, 1993, h. 1156.
4
Majalah Islam merupakan media dakwah yang dimiliki oleh lembaga dakwah yang khusus menggunakan jurnalistik sebagai metodenya. Struktur organisasinya sama dengan bentuk struktur yang dianut oleh pers pada umumnya. Hanya saja semua produk jurnalistiknya khusus bernuansa Islam. 7 Oleh karena itu, majalah Islam memuat dan menyajikan berbagai macam informasi keagamaan yang dibutuhkan oleh masyarakat selaku konsumen. Banyak artikel keagamaan yang dimuat dalam majalah Islam. 8 Sebagai media informasi dan media dakwah, majalah Islam sangat besar pengaruhnya dalam penyiaran Islam kepada masyarakat. Namun, sama halnya dengan media pada umumnya, masing-masing majalah Islam memiliki perbedaan dari segi pola pesan yang disampaikan. Jenisnya cukup bervariasi, mulai dari yang bergaris keras-fundamentalis sampai yang lunak-kompromistis. 9 Hal ini karena masing-masing media memiliki kebijakan sendiri yang berbeda-beda dari segi pengelolaan isinya. 10 Perbedaan tersebut berdasarkan pada ideologi yang dianut oleh majalah tersebut. Meskipun masing-masing majalah tersebut disampaikan dengan aneka cara yang berbeda,
7
Kustadi Suhandang, Manajemen Pers Dakwah: Pengawasan, Bandung: MARJA, 2007, h. 29.
Dari
Perencanaan Hingga
8
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, h. 95. 9
Ibid., h. 95.
10
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, cet. II, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, h. 101.
5
namun pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk kebangkitan dan tersebarnya nilai-nilai Islam. Salah satu majalah Islam di Indonesia yang menyampaikan nilai-nilai dakwah adalah majalah Suara Hidayatullah. Majalah yang terbit satu bulan sekali ini merupakan salah satu media cetak yang membawa simbol-simbol Islam. Pemilihan majalah Islam Suara Hidayatullah berdasarkan pada pertimbangan adanya anggapan bahwa majalah Suara Hidayatullah memiliki ciri khas, yaitu keberpihakkan yang kuat kepada umat Islam. Hal ini sesuai dengan moto majalah ini sendiri, yaitu “jaringan masyarakat bertauhid”. Dengan moto “jaringan masyarakat bertauhid” tersebut menunjukkan bahwa majalah Hidayatullah mempunyai karakter visi dan misi tersendiri, yaitu membentuk masyarakat bertauhid. 11 Visi dan misi inilah yang membedakan majalah Suara Hidayatullah dengan majalah Islam lainnya. Bahkan dengan visi dan misi tersebut, majalah Suara Hidayatullah memiliki karakteristik dan kepribadian tersendiri dalam penyampaian pesannya. Hal ini sesuai dengan perspektif Mc Luhan yang melihat media (medium) sebagai pesan (message) itu sendiri. Karakteristik media massa, khususnya majalah Suara Hidayatullah, adalah gambaran seperti apa dan bagaimana institusi itu bergerak dan memberikan nilai-nilai melalui pesan yang disampaikannya. Institusi media massa adalah pesan bagi khalayak untuk melihatnya sebagai lembaga yang
11
Dadang Kusmayadi, “Tonggak-Tonggak Sejarah Majalah Hidayatullah” Suara Hidayatullah, No. 1, Mei 2008, h. 90.
6
membangun nilai-nilai kepada khalayak. Isu-isu yang ditonjolkan dalam pesan yang disampaikan memiliki makna dan maksud tertentu.12 Oleh karena itu, penulis ingin melihat bagaimana majalah Suara Hidayatulllah menyampaikan nilai-nilai Islam di tengah-tengah isu yang sedang berkembang dalam masyarakat. Selain itu, majalah Suara Hidayatullah merupakan majalah yang lahir sejak tahun 1988, artinya majalah ini sudah berdakwah selama kurang lebih 25 tahun. 13 Inilah yang mendasari pemilihan majalah Islam Suara Hidayatullah untuk dijadikan sebagai bahan penelitian bagi penulis. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti nilai-nilai dakwah dalam majalah Suara Hidayatullah dengan memfokuskan penelitian pada majalah edisi Mei 2011-April 2012. Setelah mengetahui bahwa setiap media cetak, khususnya majalah, mempunyai aneka cara yang berbeda dalam penyampaian pesan dan nilai-nilai dakwahnya, serta mengingat majalah Suara Hidayatullah merupakan majalah Islam yang cukup lama eksis dalam dunia dakwah, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai kecenderungan atau pola penyampaian pesan dakwah dalam majalah Suara Hidayatullah ke dalam sebuah penelitian dengan judul “REPRESENTASI NILAI-NILAI DAKWAH DALAM MAJALAH ISLAM
12
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, cet. I, Jakarta: Rajawali Pers, 2012,
h. 93-94. 13
Tahun 1988, majalah Suara Hidayatullah telah menerbitkan edisi perdana dan sudah mendapatkan Surat Tanda Terbit dari Departemen Penerangan (Deppen) pada tahun 1986. Pada tahun 1999 barulah majalah Suara Hidayatullah mendapatkan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) dari Deppen. Lihat Dadang Kusmayadi, “Tonggak-Tonggak Sejarah Majalah Hidayatullah..., h. 92.
7
(ANALISIS ISI MAJALAH SUARA HIDAYATULLAH EDISI MEI 2011APRIL 2012)”.
B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang penelitian, maka dalam penelitian ini penulis berusaha menjawab permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran nilai-nilai dakwah dalam majalah Suara Hidayatullah edisi Mei 2011-April 2012? 2. Bagaimana karakteristik pesan dalam majalah Suara Hidayatullah edisi Mei 2011-April 2012?
C. Tujuan Penelitian Dengan melihat rumusan masalah yang diangkat oleh penulis, maka tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran mengenai nilai-nilai dakwah dalam majalah Suara Hidayatullah edisi Mei 2011-April 2012. 2. Untuk mengetahui karakteristik pesan dalam majalah Suara Hidayatullah edisi Mei 2011-April 2012.
8
D. Signifikasi Penelitian 1. Signifikasi Teoritis Melalui teori studi kuantitatif, terutama analisis isi (content analysis) penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi pengembangan ilmu Komunikasi, serta dapat menjadi acuan bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan analisis isi (content analysis). 2. Signifikasi Praktis a. Memberikan gambaran mengenai karakteristik pesan dan nilai dakwah yang ada dalam majalah Suara Hidayatullah sehingga dapat menjadi masukkan dan acuan bagi majalah atau lembaga terkait untuk lebih memperhatikan materi dakwah yang disampaikan di dalam majalah. b. Memberikan bahan masukan bagi masyarakat bahwa dakwah melalui media cetak khususnya majalah dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pemanfaatan media dakwah. c. Menambah intelektual, wawasan dan gambaran kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, khususnya mahasiswa Dakwah tentang majalah beserta pesan dakwah yang disampaikannya, serta memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk mengembangkan bakat dakwahnya dengan memamfaatkan media dakwah melalui media cetak, khususnya majalah.
9
E. Sitematika Penulisan BAB I, pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikasi penelitian dan sistematika penulisan BAB II, kajian pustaka berisi tentang penelitian terdahulu dan deskripsi teoritik. Dalam deskripsi teoritik akan dijelaskan tentang pengertian representasi, pengertian dakwah, pengertian nilai, nilai-nilai dakwah, majalah (yang meliputi pengertian majalah, jenis majalah, fungsi majalah dan karakteristik majalah) dan dakwah melalui majalah Islam. BAB III, metode penelitian berisi tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data (yang meliputi pembahasan tentang data primer dan data sekunder), teknik pengumpulan data (yang meliputi pembahasan tentang dokumentasi dan wawancara), teknik pengolahan data dan analisis data. BAB IV, potret majalah Suara Hidayatullah di Indonesia dan hasil penelitian, berisi tentang potret majalah Suara Hidayatullah dalam industri pers di Indonesia dan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Potret majalah Suara Hidayatullah dalam industri pers di Indonesia membahas tentang dinamika industri pers/surat kabar di Indonesia, pertumbuhan dan perkembangan pers dakwah/Islam di Indonesia, pertumbuhan dan perkembangan pers dakwah/Islam di Indonesia, dan gambaran majalah Suara Hidayatullah sebagai pers Islam di Indonesia (yang meliputi pembahasan Hidayatullah sebagai ormas Islam, sejarah singkat terbentuknya majalah Suara Hidayatullah, majalah Suara Hidayatullah sebagai media dakwah Islam, dan distribusi majalah Suara Hidayatullah di
10
Indonesia). Adapun hasil penelitian membahas tentang reliabilitas koding, nilainilai dakwah dalam majalah Suara Hidayatullah dan karakteristik pesan dakwah dalam majalah Suara Hidayatullah BAB V, penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.