1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan dan dapat mempertahankan kelancaran usaha dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu investasi tersebut adalah aset yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan yaitu aset yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Untuk mencapainya diperlukan pengelolaan yang efektif
dalam penggunaan,
pemeliharaan maupun pencatatan akuntansinya. Bersama dengan berlalunya waktu nilai ekonomis suatu aset tetap berwujud tersebut harus dapat dibebankan secara tetap dan salah satu caranya adalah dengan menentukan metode depresiasi. Untuk itu perlu diketahui apakah metode depresiasi yang telah diterapkan oleh perusahaan telah memperhatikan perubahan nilai aset tetap berwujud yang menurun yang disebabkan karena berlalunya waktu atau menurunnya manfaat yang diberikan aset tersebut. Aset tetap berwujud biasanya merupakan bagian investasi yang cukup besar dalam jumlah keseluruhan aset perusahaan. Besarnya investasi yang ditanamkan dalam aset tetap menjadikan aset tetap itu perlu mendapatkan perhatian yang serius. Tidak hanya pada penggunaan dan operasinya saja tetapi juga dalam akuntansinya yang biasanya mencakup perolehan aset tetap, penghentian atau
2
pelepasan aset tetap, serta penyajian dan pengungkapannya dalam laporan keuangan. Aset tetap berwujud mempunyai bermacam bentuk antara lain: bangunan, tanah, mesin, alat-alat kendaraan, mebel dan lain-lain yang bisa diperoleh dengan berbagi cara, dimana masing-masing cara perolehan tersebut mempengaruhi besar kecilnya harga perolehan. Agar sejalan dengan prinsip akuntansi yang lazim, aset tetap berwujud dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aset tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain sampai aset tetap tersebut siap untuk digunakan. Dengan demikian harga perolehan suatu aset tetap tidak hanya sebatas pada harga belinya saja tapi dengan seluruh biaya yang digunakan pada saat pengurusan aset tersebut. Tetapi dalam mencatat harga perolehan aset yang diperoleh dari donasi hadiah dapat dilakukan penyimpangan dari prinsip harga perolehan tersebut. Aset tetap berwujud mempunyai sifat khusus yaitu dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun (lebih dari satu periode akuntansi). Semua aset tetap berwujud kecuali tanah yanag dipergunakan dalam jangka panjang, lambat laun akan aus atau nilai manfaatnya semakin berkurang, sampai pada akhirnya aset tetap tersebut tidak dapat dipergunakan lagi atau habis masa ekonomisnya. Aset tetap merupakan salah satu dari beberapa syarat yang
dapat
mendukung keberhasilan usaha dari perusahaan. Dengan aset tetap yang memadai maka kelancaran usaha dan aktivitas operasional dari suatu perusahaan dapat
3
berjalan dengan baik. Sebaliknya, tanpa aset tetap yang memadai maka aktivitas perusahaan akan terganggu sehingga akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tersebut. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa aset tetap merupakan harta milik perusahaan yang material dan diperoleh bukan dengan tujuan diperjualbelikan melainkan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau satu periode. Mempertahankan dan mengembangkan perusahaan tidaklah mudah. Banyak faktor penting yang harus diperhatikan untuk menjalankan perusahaan dengan baik, antara lain faktor organisasi, personalia, dan lain-lain. Kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan akan ditentukan oleh kecepatan reaksi dan ketepatan strategi yang diambil oleh para pimpinan perusahaan serta dukungan dari segenap anggota organisasi. Pertumbuhan
atau
perkembangan
suatu
perusahaan
sering
kali
berhubungan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan, diantaranya pemberi kredit. Dengan demikian dengan semakin berkembangnya perusahaan peranan akuntansi menjadi semakin penting. Akuntansi adalah suatu sarana yang menjembatani antar pihak pimpinan dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan, melalui proses akuntansi akan dihasilkan laporan keuangan yang akan dipakai untuk mengkomunikasikan dana keuangan atau aktivitas perusahaan tersebut. Selain itu akuntansi juga berfungsi sebagai suatu alat untuk mengawasi dan mengamankan harta kekayaan perusahaan.
4
Dalam suatu perusahaan, selalu terdapat aset tetap untuk menjalankan operasinya. Aset tetap berwujud mempunyai kedudukan yang penting dalam perusahaan karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu yang lama. Karena hal tersebut diatas maka aset tetap harus mendapat perhatian yang memadai dari pimpinan serta segala perlakuan akuntansi terhadap aset tetap harus sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang merupakan dasar/konsep yang menjadi pedoman dalam menilai, mencatat dan menyajikan harta kewajiban serta modal perusahaan dari neraca serta menentukan biaya dan pendapatan pada laba rugi perusahaan. Laporan keuangan merupakan tujuan utama dari akuntansi yang berisikan informasi keuangan kuantitatif dengan keterangan-keterangan lain baik mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu saat, hasil usaha selama satu periode tertentu maupun perubahan-perubahan dalam posisi keuangan perusahaan dimana penyajiannya harus sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang lazim dan diterima umum. Perusahaan pada umumnya telah menginvestasikan sebagian kekayaannya pada aset tetap sebagai penggerak kegiatan operasional perusahaan. Semua ini sesuai dengan tujuan perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil produksinya yang ditunjang oleh aset tetap yang dimilikinya. Perlakuan akuntansi terhadap aset tetap berwujud yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan akan membawa pengaruh dalam penyajian laporan keuangan. Maksudnya aset tetap berwujud yang dinilai atau dicatat terlalu besar akan berpengaruh terhadap nilai
5
depresiasinya, yang mana nilai depresiasi akan terlalu besar, sehingga laba menjadi terlalu kecil. Begitu pula sebaliknya jika aset tetap tersebut dinilai atau dicatat terlalu kecil, maka depresiasi yang dilakukan akan terlalu kecil pula, sehingga laba akan menjadi terlalu besar. Hal seperti inilah yang akan membawa pengaruh dalam penyajian laporan keuangan. Perusahaan pada umumnya tidak mengakui keharusan dalam menurunkan nilai aset tetap yang dipakai dalam perusahaan, dengan cara mengadakan depresiasi terhadap aset tetap itu sendiri. Pengeluaran aset tetap dalam jumlah yang tidak material dibebankan sebagai biaya, tetapi apabila nilai pengeluarannya material harus dikapitalisasi ke aset tetap atau menambah nilai aset tetap. Namun seringkali di Perusahaan pengeluaran yang berhubungan dengan aset tetap ini dicatat sebagai biaya pemeliharaan dan dibebankan sebagai biaya operasional pada perhitungan laba rugi pada saat terjadinya pengeluaran tanpa memandang nilai material yang dikeluarkan. Sehingga laporan yang disajikan oleh perusahaan tidak wajar karena tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Pengeluaran mengenai penggunaan aset tetap perusahaan yang ditampung dalam rekening ” Biaya Pemeliharaan” tanpa memandang sifat dan pengaruhnya pada aset tetap yang bersangkutan. Aset tetap berwujud adalah salah satu bagian utama dari kekayaan perusahaan yang berjumlah besar dan mengalami depresiasi dalam satu periode akuntansi (accounting period). Aset tetap dapat diperoleh dengan beberapa cara seperti membeli secara tunai, membeli secara kredit atau angsuran, pertukaran, penerbitan surat berharga, dibangun sendiri, sewa guna usaha atau leasing dan
6
donasi. Cara perolehan aset tetap yang digunakan di dalam perusahaan, baik yang masih baru dipakai maupun yang lama memerlukan biaya perawatan dan pemeliharaan agar manfaat aset tetap tersebut sesuai dengan perencanaan. Oleh sebab itu harus diadakan depresiasi aset tetap sesuai dengan umur dan masa manfaatnya. Beban depresiasi adalah pembebanan yang dilakukan perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Perusahaan dapat menggunakan metode-metode depresiasi berdasarkan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku secara umum dan digunakan secara konsisten sehingga laporan keuangan yang disajikan adalah wajar. Perusahaan tersebut memiliki berbagai jenis aset tetap. Berdasarkan latar belakang di atas, akhimya peneliti mengambil judul dan penelitian ini yaitu yang berjudul “Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berwujud terhadap Penyajian Laporan Keuangan pada PT. Inna Simpang Surabaya”.
1.2 Rumusan Masalah Apakah perlakuan akuntansi aset tetap berwujud terhadap penyajian laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)?
1.3 Tujuan Penelitian Untuk menguji dan menganalisis perlakuan akuntansi aset tetap berwujud terhadap penyajian laporan keuangan yang dilakukan pada PT. Inna Simpang
7
Surabaya apakah telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan, diantaranya: 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan di dalam kegiatan operasional selanjutnya. 2. Bagi Universitas Wijaya Putra Dapat dijadikan sebagai bahan referensi ilmiah dan bahan pembanding bagi mahasiswa yang ingin melakukan pengembangan penelitian dengan tema yang sama dan di masa yang akan datang. 3. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menambah atau memperoleh pengetahuan dan wawasan dalam bidang yang sesuai serta mengembangkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah. 4. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, pengetahuan dan masukan-masukan sehingga lebih dapat memahami tentang perlakuan akuntansi aset tetap.
8
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010 : 5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal.
9
2.1.1.1 Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Paragraf 49 (Revisi 2009), “laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini: a. neraca, b. laporan laba rugi, c. laporan perubahan ekuitas, d. laporan arus kas, e. catatan atas laporan keuangan.”
a. Neraca Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 49, Revisi 2009): 1) aktiva berwujud, 2) aktiva tidak berwujud, 3) aktiva keuangan, 4) investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, 5) persediaan, 6) piutang usaha dan piutang lainnya, 7) kas dan setara kas, 8) hutang usaha dan hutang lainnya, 9) kewajiban yang diestimasi,
10
10) kewajiban berbunga jangka panjang, 11) hak minoritas, 12) modal saham dan pos ekuitas lainnya.
b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2000: 26). Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 56, Revisi 2009) : 1) Pendapatan, penambahan jumlah aset sebagai hasil operasi perusahaan secara bruto, pendapatan diperoleh karena adanya penyerahan/penjualan barang/jasa atau aset lainnya dalam satu periode 2) Laba rugi usaha, bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba atau rugi bersih. 3) Beban pinjaman, uang perusahaan yang digunakan untuk membayar atas pinjaman. 4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas,
11
5) Beban pajak, 6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, 7) Pos luar biasa, 8) Hak minoritas, 9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukan (PSAK No.1 Paragraf 66, Revisi 2009) : 1) Laba rugi bersih periode yang bersangkutan, 2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas, 3) pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait, 4) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik, 5) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahan, 6) rekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen,
12
menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.
d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (PSAK No.1 Paragraf 68, Revisi 2009) : 1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting,
13
2) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, 3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secar wajar
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Tujuan utama laporan keuangan menurut Fahmi (2011 : 28), adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
2.1.1.3 Pengguna Laporan Keuangan Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009),
14
dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi : 1. Investor Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. 2. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja, 3. Pemberi Pinjaman Pemberi
pinjaman
tertarik
dengan
informasi
keuangan
yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
15
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. 5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan 6. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7. Masyarakat Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.1.2 Pengertian Akuntansi Suwardjono (2013 : 4), mengatakan kata akuntansi berasal dari kata bahasa
Inggris
to
account
yang
berarti
memperhitungkan
atau
mempertanggungjawabkan. Kata akuntansi sebenarnya diserap dari kata accountancy yang berart hal-hal yang bersangkutan dengan accountant (akuntan)
16
atau bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam menjalankan profesinya. Akuntansi adalah seni pencatatan, pengolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uangdan penginterpretasian hasil proses tersebut. Pengertian seni dalam definisi tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa akuntansi bukan merupakan ilmu pengetahuan eksata atau sains karena dalam proses penalaran dan perancangan akuntansi banyak terlibat unsure pertimbangan (judgment). Seni dalam definisi diatas lebih mempunyai konotasi sebagai kerajinan dan keterampilan atau pengetahuan terapan yang isi dan strukturnya disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan. Ismail (2010 : 2), mengatakan akuntansi adalah seni dalam mencatat, menggolongkan dan mengikhtisarkan semua transaksi-transaksi yang terkait dengan keuangan yang telah terjadi dengan suatu cara yang bermakna dan dalam satuan uang. Trisnawati (2010 : 3), mengatakan akuntansi adalah sistem yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Anastasia
(2010
:
14),
mengatakan
akuntansi
adalah
proses
mengidentifikasi, mengukur, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwaperistiwa ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun nonbisnis) kepada pihakpihak yang berkepentingan dengan informasi bisnis tersebut. Pada dasarnya fokus utama dari akuntansi adalah transaksi bisnis.
17
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa akuntansi menghasilkan informasi keuangan secara kuantitatif dan relevan kepada pihak-pihak
yang
berkepentingan
(pemakai
informasi
tersebut)
dalam
pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, baik dalam mengukur keberhasilan operasi perusahaan, maupun membuat rencana di masa yang akan datang.
2.1.3 Pengertian Aset Tetap Berwujud Jusup (2011 : 133), mengatakan aset tetap adalah sumber daya yang memiliki empat karakteristik yaitu: (1) berujud atau memiliki ujud (bentuk atau ukuran tertentu), (2) digunakan dalam operasi perusahaan, (3) mempunyai masa manfaat jangka panjang, dan (4) tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan. Firdaus (2010 : 177), mengatakan aset tetap adalah aset yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material. Kasmir (2012 : 39), mengatakan aset tetap adalah harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka panjang lebih dari satu tahun. Hery (2011 : 2), mengatakan aset tetap adalah aktiva yang secara fisik dapat dilihat keberadaannya dan sifatnya relatif permanen serta memiliki masa kegunaan yang panjang. Ferdinan (2012 : 217), mengatakan aset tetap adalah aset yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) memiliki wujud fisik, (2) diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual,
18
(3) memberikan manfaat ekonomi untuk periode jangka panjang, dan merupakan subjek depresiasi. Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa aset tetap merupakan aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Aset semacam ini biasanya memiliki masa pemakaian yang lama atau relatif permanen, dan diharapkan dapat memberi manfaat pada perusahaan selama bertahun-tahun seperti tanah, bangunan, mesin dan peralatan. Manfaat yang diberikan aset tetap umumnya semakin lama semakin menurun keculi tanah.
2.1.3.1 Jenis Aset Tetap Berwujud Aset tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan bisa berupa: tanah, bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, mebel dan alat-alat kantor, kendaraan dan alat-alat kantor dan sebagainya. Ditinjau dari umurnya aset tetap dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: 1. Aset tetap yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas. Termasuk dalam kelompok aset ini ialah; tanah yang dipakai sebagai tempat kedudukan bangunan pabrik dan bangunan kantor, tanah untuk pertanian dan lain-lain yang semacamnya. Terhadap aset tetap yang mempunyai masa kegunaan yang tidak terbatas tidak dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, karena manfaatnya tidak akan berkurang di dalam menjalankan fungsinya selama jangka waktu yang tidak terbatas.
19
2. Aset tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan dapat diganti dengan aset sejenis apabila masa kegunaanya telah berakhir. Termasuk dalam kelompok aset ini antara lain : bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, mebel dan alat-alat kantor, kendaraan dan alat-alat transport dan lain sebagainya. Karena manfaat yang diberikan di dalam menjalankan fungsinya semakin berkurang atau terbatas jangka waktunya, maka harga perolehan aset ini harus disusut selama masa kegunaannya, 3. Aset tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aset sejenis apabila masa kegunaanya telah habis. Termasuk dalam kelompok ini: misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan lain sebagainya atau biasa disebut aset sumber alam. Sumber alam akan semakin habis melalui kegiatan eksploitasi sumber tersebut, oleh sebab itu harga perolehan aset sumber alam harus dialokasikan kepada periode-periode di mana sumber-sumber itu memberikan hasilnya. Ditinjau dari mobilitasnya, aset tetap dibedakan menjadi dua golongan , yaitu: 1. Aset tetap berwujud bergerak, yaitu aset tetap berwujud yang dapat dengan mudah berpindah atau dipindahkan. Misalnya kendaraan, perlengkapan dan sebagainya, 2. Aset tetap berwujud tidak bergerak, misalnya tanah, gedung dan sebagainya.
20
Ditinjau dari undang-undang perpajakan, aset tetap dibedakan menjadi empat golongan, yaitu: 1. Golongan I, yaitu aset tetap selain bangunan yang mempunyai umur ekonomis sampai 4 tahun, misalnya: peralatan, mebel, kendaraan, dan truk ringan. 2. Golongan II, yaitu aset tetap selain bangunan yang mempunyai umur ekonomis diatas 4 tahun, misalnya: mebel dan peralatan yang terbuat dari logam, truk berat, mobil tangki, dll. 3. Golongan III, yaitu aset tetap selain bangunan yang mempunyai umur ekonomis antara 8 sampai 20 tahun, misalnya: mesin-mesin yang menghasilkan peralatan, mesin produksi, dll. 4. Golongan IV, yaitu aset tetap berwujud yang berupa tanah dan bangunan
2.1.4 Depresiasi Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan, bukan proses penilaian aset tetap. Pengalokasian harga perolehan diperlukan agar dapat dilakukan perbandingan yang tepat antara pendapatan dengan biaya. Perubahan harga aset tetap yang terjadi di pasar, tidak perlu dicatat dalam pembukuan perusahaan karena aset tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan, bukan untuk di jual kembali. Oleh karena itu nilai buku aset (harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi), biasanya sangat berbeda dengan harga pasar aset yang bersangkutan.
21
Selama masa pemakaian, kemampuan suatu aset untuk menghasilkan pendapatan dan jasa biasanya semakin menurun baik secara fisik maupun fungsinya. Penurunan karena faktor fisik terjadi karena pemakaian dan keausan, sehingga secara fisik aset tetap terlihat menurun. Penurunan dari segi fungsi adalah karena aset menjadi tidak memadai dan ketinggalan jaman. Suatu aset dikatakan tidak lagi memadai, jika aset tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan di masa datang. Pengakuan atas depresiasi aset tetap tidak berakibat adanya pengumpulan kas untuk mengganti aset lama dengan aset yang baru. Saldo rekening akumulasi depresiasi menggambarkan jumlah depresiasi yang dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang telah dihimpun. Hery (2011 : 170), mengatakan pembebanan depresiasi merupakan pengakuan terjadinya penurunan nilai atas potensi manfaat (jasa) suatu aset. Pengalokasian beban depresiasi mencakup beberapa periode pendapatan sehingga banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh manajemen untuk menghitung besarnya beban depresiasi periodik secara tepat. Beban depresiasi periodik secara tepat dari pemakaian suatu aset, dapat dipertimbangkan dari 3 (tiga) faktor yaitu: 1. Biaya perolehan aset (asset cost), dalam uraian di atas telah kita bahas berbagai hal yang mempengaruhi penentuan biaya perolehan aset yang harus didepresiasi. Juga telah dijelaskan bahwa sesuai dengan prinsip akuntansi, asset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya. Suatu aset mencakup seluruh pengeluaran yang terkait dengan perolehannya dan persiapannya sampai aset dapat digunakan. Biaya perolehan ini
22
yang sifatnya objektif, dikurangi dengan estimasi nilai residu adalah merupakan dasar harga perolehan aset yang dapat disusutkan. Biaya perolehan dikatakan obyektif karena sifatnya dapat dijual oleh siapapun dan menghasilkan nilai yang sama. 2. Nilai residu (residual or salvage value), biasa disebut nilai sisa adalah taksiran nilai tunai aset pada akhir masa manfaat aset tersebut. Nilai ini bias didasarkan pada taksiran nilai aset sebagai barang bekas, atau bias juga atas dasar taksiran bila aset ditukar dengan aset lain di akhir masa manfaat. Seperti halnya masa manfaat, nilai residu juga merupakan suatu taksiran. Dalam membuat taksiran,
manajemen
mempertimbangkan
rencana
penggunaan
aset
dan
pengalaman masa lalu dengan aset serupa. Merupakan estimasi nilai realisasi pada saat aset tidak dipakai lagi. Dengan kata lain nilai residu ini mencerminkan nilai estimasi dimana aset dapat dijual kembali ketika aset tetap tersebut dihentikan dari pemakaiannya. Besarnya estimasi nilai residu sangat tergantung kebijakan manajemen mengenai penghentian aset dan juga tergantung pada kondisi sektor pasar lainnya. 3. Masa manfaat atau kadang-kadang disebut juga umur aset, adalah jangka waktu pemakaian aset yang diharapkan oleh perusahaan. Masa manfaat dapat juga dinyatakan dalam satuan waktu, unit aktivitas (misalnya jam kerja mesin), atau satuan hasil yang diharapkan dari suatu aset. Masa manfaat adalah suatu taksiran. Dalam membuat taksiran, manajemen mempertimbangkan beberapa faktor, seperti rencana penggunaan aset, perkiraan reparasi dan pemeliharaan, dan kerentanan terhadap ketinggalan jaman. Pengalaman masa lalu
23
sangat berguna dalam memutuskan taksiran masa manfaat. Untuk suatu aset yang sejenis, perusahaan yang satu bias membuat taksiran yang berbeda dibandingkan perusahaan lainnya. Dalam menghitung beban depresiasi masa manfaat dapat diartikan sebagai suatu periode/umur fisik dimana perusahaan dapat memanfaatkan aset tetapnya dan juga berarti sebagai jumlah unit produksi atau jumlah operasional yang diharapkan diperoleh dari aset.
2.1.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Depresiasi Pembebanan depresiasi merupakan pengakuan terjadinya penurunan nilai atas potensi manfaat (jasa) suatu aset. Pengalokasian beban depresiasi mencakup beberapa periode pendapatan sehingga banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh manajemen untuk menghitung besarnya beban depresiasi periodik secara tepat.
2.1.4.2 Metode Perhitungan Depresiasi Depresiasi dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokan sebagai berikut: 1. Metode aktivitas (Activity Method) Metode aktivitas (activity method), juga disebut pendekatan beban variabel, mengasumsikan bahwa depresiasi adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas bukan dari berlalunya waktu. Rumus metode aktivitas adalah: 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =
(𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑎) × 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑖𝑛𝑖 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑗𝑎𝑚
24
2. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) Metode garis lurus mempertimbangkan depresiasi sebagai fungsi dari waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Metode ini telah diguanakan secara luas dalam prakteknya karena kemudahannya. Prosedur garis lurus secara konseptual sering kali juga merupakan prosedur yang paling sesuai. rumus metode garis lurus adalah: 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡
3. Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method) Metode beban menurun (Decreasing Charge Method), yang seringkali disebut metode depresiasi dipercepat menyediakan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun awal dan beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Secara umum satu dari dua metode beban menurun digunakan yaitu: metode jumlah angka tahun atau metode saldo menurun. a. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of The Year Digits) Metode jumlah angka tahun menghasilkan beban depresiasi yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan. Setiap pecahan menggunakan jumlah angka tahun sebagai penyebut (5+4+3+2+1= 15) dan jumlah tahun estimasi umur yang tersisa pada awal tahun sebagai pembilang. Dengan metode ini, pembilang menurun tahun demi tahun dan penyebut tetap konstan (5/15, 4/15, 3/15, 2/15, dan 1/15). Pada akhir masa manfaat aset, saldo yang tersisa harus sama dengan nilai sisa. 𝑆𝑢𝑚 𝑜𝑓 𝑡ℎ𝑒 𝑦𝑒𝑎𝑟 𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑠 =
𝑁 (𝑁 + 1) 2
25
N= masa manfaat b. Metode Saldo Menurun (Declining balance method) Depresiasi suatu aset tetap dilihat dari anggapan bahwa aset tetap baru sangat besar peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aset tetap tersebut semakin lama semakin mengecil seiring dengan semakin tuanya aset tetap tersebut. Nilai sisa atau nilai residu tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Satu-satunya metode depresiasi yang menggunakan nilai buku. Pembelian melewati tanggal 15 bulan berjalan, depresiasi dihitung pada bulan berikutnya. 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = {(
100% 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 ) 𝑥 2} 𝑥 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢
4. Metode Depresiasi Khusus Perusahaan tidak memilih salah satu dari metode depresiasi yang lebih populer karena aset yang terlibat memiliki karakteristik yang unik, atau sifat industrinya mengharuskan penerapan metode depresiasi khusus. a. Metode Kelompok Dan Gabungan Akun aset seringkali disusutkan dengan satu tarif. Terdapat dua metode depresiasi untuk beberapa akun aset yang digunakan, yaitu metode kelompok dan metode gabungan. Metode kelompok sering digunakan apabila aset bersangkutan cukup homogen dan memiliki masa manfaat yang hampir sama. Pendekatan gabungan digunakan apabila aset bersifat heterogen dan memiliki umur manfaat yang berbeda. b. Metode Campuran atau Kombinasi
26
Metode depresiasi yang sudah diterangkan diatas, perusahaan bebas mengembangkan metode depresiasi sendiri yang khusus atau dibuat khusus. Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum hanya mensyaratkan bahwa metode itu menghasilkan pengalokasian biaya aset selama umur aset dengan cara yang sistematis dan rasional.
2.1.5 Pengeluaran Selama Masa Pemakaian Aset Tetap Selama penggunaan aset tetap kita tidak dapat menghindarkan diri dari pengeluaran-pengeluaran untuk aset tetap itu, seperti pengeluaran untuk reparasi rutin, penambahan atau perbaikan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut perlu diketahui dan dianalisis kerena kemungkinan pengaruhnya terhadap harga pokok akhirnya akan mempengaruhi depresiasi. Reparasi rutin adalah pengeluaran untuk mempertahankan agar aset tetap beroperasi dengan efisien dan dapat mencapai masa pemakaian yang diharapkan. Biaya reparasi rutin umumnya tidak besar jumlahnya, tetapi terjadi berulang-ulang selama masa pemakaian aset. Penambahan dan perbaikan adalah pengeluaran yang meningkatkan efisiensi operasi, kapasitas produksi, atau masa pemakaian aset. Pengeluaran semacam ini biasanya cukup besar jumlahnya dan relatif jarang terjadi selama masa pemakaian aset. Suatu penambahan biasanya mengakibatkan bertambah besarnya fasilitas fisik dan kapasitas produksi. Penambahan dicatat dengan mendebet rekening aset yang mengalami penambahan akibat pengeluaran tersebut. Sedangkan perbaikan bisa dilakukan dalam berbagai macam bentuk . Kadang-kadang suatu perbaikan
27
merupakan penggantian suatu subbagian dari suatu aset produktif dengan unit yang baru.
2.1.6 Penghentian Pemakaian Aset Tetap Aset tetap yang tidak lagi memiliki umur ekonomis yang lebih lama dapat dibuang, dijual atau dapat ditukar dengan aset tetap lainnya. Dalam kasus pelepasan aset tetap, nilai buku aset harus dihapus. Penghapusan nilai buku dapat dilakukan dengan cara mendebet akun akumulasi depresiasi sebesar saldonya pada tanggal pelepasan aset dan mengkreditkan akun aset bersangkutan sebesar harga perolehannya (Hery, 2013 : 291) Ketika aset tetap tidak lagi memiliki umur ekonomis yang lebih lama bagi perusahaan yang tidak memiliki nilai residu atau harga pasar, maka aset bersangkutan biasanya akan dibuang (Hery, 2013: 291) Ferdinan (2012 : 234), mengatakan ada beberapa transaksi yang menghentikan pemakaian aset tetap, yaitu: a. Penjualan Aset Tetap Jika penggunaan aset tetap tertentu dihentikan, rekening-rekening yang bersangkutan dengan aset tetap tersebut harus dihapuskan. Jika penghentian disebabkan transaksi penjualan, selisih antara harga jual dengan nilai buku aset tetap yang tersisa harus diakui sebagai laba atau rugi. Jika nilai buku aset lebih kecil dibandingkan dengan kas/aset lain yang diterima, timbul keuntungan. Sebaliknya jika nilai buku aset lebih besar dibandingkan dengan kas/aset lain yang diterima, timbul kerugian.
28
b. Berakhirnya Masa Manfaat Aset Tetap apabila aset tetap dihentikan karena berakhirnya masa manfaatnya, semua akun yang berkaitan dengan aset tetap tersebut harus dihapus. Dalam transaksi ini, saat aset tetap dihentikan masa pemakaiannya masih memiliki nilai residu, harus diakui sebagai rugi penghentian aset tetap. c. Pertukaran Dengan Aset Lain Harga pertukaran aset tetap yang didapat melalui pertukaran dengan surat berharga diukur dengan jumlah uang yang dapat direalisasikan apabila surat berharga tersebut dijual. Jika harga pasar surat-surat berharga tidak dapat ditentukan , harga pasar aset tetap yang diperoleh menjadi dasar pencatatan aset yang bersangkutan. Jika harga pasar kedua aset tersebut tidak ada maka aset tetap tersebut harus ditaksir oleh pihak yang independen, misalnya oleh penilai (appraiser).
29
2.2 Penelitian Terdahulu No 1.
Nama Donald
Tahun 2009
Judul Analisis Akuntansi Aset Tetap pada PT. Agro Makmur Raya Medan.
Tujuan Untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi aset tetap sesuai dengan PSAK No. 16 & 17 (2009).
Metode Metode deskriptif
Hasil Perlakuan akuntansi terhadap asset tetap telah memadai sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum, walaupun masih ada hal-hal yang belum dilaksanakan tetapi perusahaan berusaha menyempurnakannya.
2.
Nur
2010
Untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi aset tetap memiliki pengaruh terhadap laporan keuangan.
Metode deskriptif
Pencatatan asset tetap dan pencatatan biaya pemeliharaan yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3.
Budiman.
2012
Perlakuan Akuntansi Aset Tetap dan Hubungannya Terhadap Kewajaran Penyusutan Laporan Keuangan pada CV. Bayu Cahaya Abadi Surabaya. Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. Hasjrat Multifinance Manado.
Untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi aktiva tetap sudah memadai pada PT. Hasjrat Multifinance Manado.
Metode deskriptif
Perlakuan akuntansi aktiva tetap pada PT. Hasjrat
Multifinance Manado, perusahaan menetapkan harga perolehan untuk aktiva tetap terkadang tidak terjadi penyeragaman untuk harga perolehan aktiva tetap, begitu juga dengan pengukuran penurunan nilai dan penghentian aktiva tetap.
30
2.3 Kerangka Konseptual Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengakuan Harga Perolehan Aset Tetap
Pengukuran Jumlah atas Aset Tetap
Metode Penyusutan yang digunakan: 1. Metode Garis Lurus 2. Metode Saldo Menurun
Pengeluaran yang berhubungan dengan Aset Tetap
Penghentian Aset Tetap
Pelaporan dan Pengungkapan Aset Tetap
31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis, sehingga langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.
3.2 Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian ini adalah PT. Inna Simpang Surabaya.
3.3 Definisi Operasional Definisi operasional menunjukkan gejala-gejala atau hal-hal khusus atau indikator dan variabel dan bagaimana kita mengukur variabel. a. Aset tetap berwujud Aset tetap berwujud adalah sumber daya yang memiliki empat karakteristik yaitu: (1) berujud atau memiliki ujud (bentuk atau ukuran tertentu), (2) digunakan dalam operasi perusahaan, (3) mempunyai masa manfaat jangka panjang, dan (4) tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan. b. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan terdiri dari:
32
a. neraca, b. laporan laba rugi, c. laporan arus kas,
3.4 Jenis dan Sumber Data Data merupakan keterangan atau sumber informasi mengenai objek yang akan diteliti dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Jenis dan sumber data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Jenis Data Jenis data dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu data kualitatif yang terdiri dari data nominal dan data ordinal, dan data kuantitatif terdiri dari data interval dan data ratio. Maka jenis data yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah jenis data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau yang berwujud pernyataan-pernyataan verbal, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus,atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip) dengan PT. Inna Simpang Surabaya sebagai objek penelitian. 2. Sumber Data Untuk sumber data menunjukkan data diperoleh sesuai dengan jenis datanya, maka data penelitian ini adalah
33
a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi dan wawancara. b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti data-data dokumen perusahaan berupa laporan keuangan dan data-data lain dari milik perusahaan. Data laporan keuangan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, yaitu: 1. Laporan laba rugi tahun 2009 – 2013 2. Laporan arus kas tahun 2009 – 2013 3. Laporan neraca tahun 2009 – 2013 4. Laporan aset tetap tahun 2009 - 2013
3.5 Teknik Pengumpulan Data 1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal yang peneliti lakukan untuk meneliti permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Dalam hal ini peneliti memilih PT. Inna Simpang Surabaya sebagai objek penelitian. Permasalahan yang dihadapi oleh
34
perusahaan kemudian diangkat sebagai judul penelitian dengan menentukan batasan atau rumusan masalah agar penelitian menjadi lebih fokus. 2. Survei Lapangan Suatu metode pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung ke tempat objek yang diteliti dengan cara : a. Teknik Dokumentasi Yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui buku-buku, jurnal, internet dan dengan melakukan penelitian terhadap dokumen-dokumen dan laporan-laporan perusahaan yang berkaitan dengan penelitian. b. Teknik Wawancara Peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dengan staf bagian keuangan untuk mendapatkan penjelasan mengenai cara perolehan aset tetap, metode penyusutan aset tetap dan cara pencatatannya pada laporan keuangan seperti laporan laba rugi dan neraca.
3.6 Teknik Analisis Data Penerapan sistem dengan menggunakan tahap penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, adalah sebagai berikut : 1
Pengakuan aset tetap dengan cara membandingkan pengakuan aset tetap yang diterapkan oleh PT. Inna Simpang Surabaya dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
2
Pengukuran jumlah yang harus dicatat atas aset tetap, apakah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
35
3
Aset tetap selama pemilikan yang terdiri dari 2 (dua) yaitu sebagai berikut. a. Ada 2 metode yang digunakan yaitu, 1. Straight Line Method atau Metode garis lurus 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 – 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡
2. Declining Balance Method atau Metode saldo menurun 100% 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = {( ) 𝑥 2} 𝑥 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢
b. Pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan aset tetap yang terdiri dari pengeluaran modal (capital expenditure) dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). 4
Penghentian aset tetap yang diterapkan oleh perusahaan, apakah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
5
Pelaporan dan Pengungkapan Aset Tetap pada PT. Inna Simpang Surabaya.
36
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Hotel Hotel Inna Simpang Surabaya terletak di jalan Gubernur Suryo No. 1 – 3 Surabaya 60271 yang semula berbentuk bangunan berupa cottage atau bungalow dan tidak bertingkat. Hotel ini di bangun sekitar tahun 1920 oleh Koninklijka Vacketvart (Maskapai Pelayaran Belanda) yang merupakan bangunan hotel cukup tua saat ini. Sekitar tahun 1956, Hotel Inna Simpang masih dikelola oleh Belanda. Akan tetapi pada tanggal 15 Mei 1956 Pemerintah Indonesia telah membeli Hotel Inna Simpang dari Nederlanche Hendels Bank (HNB) dan pengelolanya diserahkan pada PT. Natour (Persero). PT. Natour itu sendiri (National Hotel and Tourism Cooperation Limited) didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 19 September 1953 dan berkantor pusat di Menteng Raya No. 7B, Jakarta. PT. Natour ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perhotelan atau pariwisata di jajaran Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Guna memenuhi tuntutan dan perkembangan dalam dunia usaha perhotelan, maka pada tahun 1978 Hotel Inna Simpang dibongkar
37
secara total untuk dibangun kembali gedung bertingkat (High Rising Building)
dengan
tujuan
lantai
yang
disesuaikan
dengan
perkembangan zaman, dengan arsitektur modern yang bergaya tradisional Jawa Timur dengan kapasitas 128 buah. Pada tanggal 2 Agustus 1978, diletakkan batu pertama bahwa sebagai tanda dimulainya pembangunan Hotel Inna Simpang yang baru. Melalui beberapa hambatan dan rintangan yang dapat diatasi dengan penuh ketabahan dan keuletan khususnya dalam penyediaan dan pengusahaan dana, maka 2 tahun kemudian yakni tahun 1980 selesailah sudah seluruh bangunan yang direncanakan. Bersama dengan pembangunan gedung hotel tersebut, maka penerimaan karyawan dan karyawati mulai dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh DEPNAKER. Para calon karyawan dan karyawati diberikan pendidikan crash programmer yang dilatih oleh instruktur/pelatih
pakar
perhotelan.
Untuk
melengkapi
dan
memberikan ketrampilan para calon karyawan diberikan kesempatan On The Job Training di hotel yang bertaraf Internasional yang ada di Surabaya seperti Hotel Elmi, Hotel Garden, Hotel Mirama, dan Hotel Majapahit dengan tujuan untuk membekali calon karyawan agar memiliki ketrampilan yang dapat menunjang jalannya operasional hotel. Pada tanggal 2 Agustus 1980, Hotel Inna Simpang melakukan uji coba
operation
atau
soft
opening
dengan
tujuan
untuk
38
memperkenalkan keberadaan hotel ini serta untuk melatih karyawan demi kelancaran operasi hotel secara menyeluruh. Sedangkan grand opening Hotel Inna Simpang dilakukan pada tanggal 24 Desember 1980, yang diresmikan oleh Direktur Jendral Pariwisata yaitu Bapak Achmad Tirtosudiro. Ciri khas dari Hotel Inna Simpang dilihat dari segi arsitekturnya, dimana nampak banyak menggunakan gaya khas Jawa Timuran yang nampak dari bangunan “Joglo” yang terletak di depan pintu utama (Main Entrence) dan juga interior dalam ruangan Airlangga Room, Majapahit Room serta dekorasi Madura Bar berupa karapan sapi dan perahu layar rakyat Madura. Kapasitas kamar yang dimiliki adalah 128 buah, yang terdiri dari 2 room house use dan 120 room Available untuk tamu jenis 4 suite dan 116 standart room. Dalam operasional Hotel Inna Simpang mendapatkan klasifikasi hotel berbintang 4 dengan penghunian tamu businessman, government official, wisnu dan wisman. Tamu wisatawan Nusantara (wisnu) sekitar 80% dan wisatawan mancanegara (wisman) 20% (Amerika, Eropa, Asia, Australia, Malaysia, dll). Tahun 1998 – 1999 Hotel Inna Simpang mengalami renovasi kamar guna meningkatkan produk serta memberikan kepuasan kepada tamu. Kamar yang ditingkatkan adalah 4 suite room, 22 duluxe room, 22 moderat room, 22 superior room, 50 standart room. Untuk peningkatan fasilitas kamar terus dilakukan juga mutu produk
39
makanan, minuman, dan fasilitas lain beserta pelayanannya. Setiap kamar dilengkapi dengan AC, kamar mandi air panas dan air dingin, channeled music, radio, IDD telex, refrigerator, foreign TV program, video disk system, supaya tamu merasa puas. Hotel simpang merupakan chain hotel yang dikelola oleh PT. Natour (Persero) dengan jumlah kamar sekitar 1.067 yang terdiri dari: 1. Inna Grand Bali
Sanur dua, Bali
2. Inna Kuta Bali
Nusa dua, Bali
3. Inna Kuta Beach
Kuta, Bali
4. Inna Sidhu Beach
Sanur, Denpasar
5. Inna Bali
Denpasar, Bali
6. Inna Simpang
Surabaya, East Java
7. Inna Tretes
Pasuruan, East Java
8. Inna Garuda
Yogyakarta, D.I.Y
9. Inna Samudra Beach
Pelabuhan Ratu, West Java
10. Inna Darma Bali
Medan, North Sumatra
11. Inna Prapat
Lake Toba Prapat North Sumatra
12. Inna Muara
Padang, West Sumatra
PT. Natour juga pernah diberi kepercayaan untuk mengelola hotelhotel Merdeka group yang berada di Lumajang, Kediri, Madiun, Solo, Yogyakarta, Wonosobo dan Bandung pada tahun 1978 dengan koordinator yang di tunjuk Bapak Soepadi Wisnukartiko. Di samping itu, juga pernah mengelola Restaurant Borobudur di TNWC
40
Borobudur yang dikelola lewat Natour Ganda sampai tanggal 1 Januari 1992. Berdasarkan SK Menkeu no. 975/KMK/IV/1/1993, tanggal 23 Desember 1993 Dewan Komisaris dan Direksi PT HII diangkat sebagai Dewan Komisaris dan Direksi PT. Natour. Nama hotel-hotel yang bergabung antara PT. Natour dan PT. HII yang telah berubah namanya menjadi Inna sebagai berikut: 1. Inna Grand Bali Beach
Sanur dua, Bali
2. Inna Putri Bali
Nusa dua, Bali
3. Inna Kuta Beach
Kuta, Bali
4. Inna Sidhu Beach
Sanur, Denpasar
5. Inna Bali
Denpasar, Bali
6. Inna Simpang
Surabaya, East Java
7. Inna Tretes
Pasuruan, East Java
8. Inna Garuda
Yogyakarta, D.I.Y
9. Inna Samudra Beach
Pelabuhan Ratu, West Java
10. Inna Darma Bali
Medan, North Sumatra
11. Inna Prapat
Lake Toba Prapat North Sumatra
12. Inna Muara
Padang, West Sumatra
41
b. Struktur Organisasi Struktur organisasi di dalam suatu perusahaan sangat diperlukan karena akan memperlancar dan mempermudah proses atau jalannya pelaksanaan dan kegiatan masing-masing personel atau bagian-bagian yang ada. Struktur organisasi ini merupakan kerangka yang di dalamnya terterap yang berhubungan dengan tugas, wewenang dan juga tugas dan masingmasing personel tersebut, sehingga dapat menunjukkan suatu hubungan yang baik antara personel yang satu dengan personel lainnya dalam hal untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Adapun bentuk struktur organisasi pada PT. Inna Simpang Surabaya yaitu berupa struktur organisasi garis lurus (line), di mana satuan wewenang berasal dan puncak pimpinan. Maka struktur organisasi PT. Inna Simpang Surabaya adalah sebagai berikut:
42
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Inna Simpang Surabaya
Sumber : Data Intern Perusahaan PT. Inna Simpang Surabaya
Berikut adalah tugas, wewenang dan tanggung jawab dan masing-masing bagian pada struktur organisasi PT. Inna Simpang Surabaya. 1. GENERAL MANAGER : a. Bertanggung jawab terhadap operasional b. Membuat Perencanaan. c. Menciptakan budaya. d. Menjalin komunikasi dengan perusahaan lain.
43
e. Membuat keputusan. 2. Executive Secretary : a. Membuat agenda kegiatan GM. b. Menyimpulkan hasil rapat. c. Membuat laporan hasil kegiatan. d. Menjalankan perintah yang di sampaikan oleh General Manager dan selanjutnya meneruskan kepada Manager. e. Executive secretary, bertanggungjawab kepada General Manager. f. Menyampaikan laporan yang dibuat oleh para Manager. g. Mengambil alih tugas General Manager apabila sewaktu-waktu General Manager berhalangan. 3. Resident Manager : a. Mengepalai semua manager lini pertama. b. Mengawasi dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan manager lini pertama. c. Menentukan target yang harus dicapai oleh setiap departemen. 4. Marketing Manager : a. Membuat strategi pemasaran dan penjualan. b. Bertanggung jawab atas publikasi atau periklanan hotel. c. Memperkenalkan hotel dan fasilitasnya sekaligus melakukan kotrak kerjasama kepada calon pengguna jasa hotel. d. Memastikan penjualan kamar memenuhi target.
44
e. Juga bertanggungjawab dalam mempertahankan hubungan dengan para pelanggan. 5. Chief Enginering : a. Bertanggung jawab untuk memperbaiki dan menjaga peralatan dan fasilitas hotel. b. Membuat laporan mengenai perbaikan atau pembaharuan fasilitas dan peralatan hotel. 6. Manpower Manager : a. Bertanggung jawab terhadap semua administrasi karyawan. b. Melakukan perekrutan karyawan. c. Membuat program pengembangan ketrampilan karyawan. 7. Duty Manager a. Membantu tugas Front Office Manager dalam melakukan tugas operasional di front office. b. Mendukung kelancaran proses check-in dan check-out di front office. c. Menangani kesulitan tamu dan staff di front desk. d. Mengontrol operasional di seputar front office antara lain lobby, restoran, bar, lounge koridor dan kamar tamu. e. Membuat laporan setiap shift tentang temuan dan kejadian selama jam kerjanya. f. Menyambut tamu VIP bersama dengan Front Office Manager. 8. Front Office Manager (FO Manager) :
45
a. Bertanggung jawab terhadap semua aktifitas di Front Office. b. Mengoptimalkan dan memaksimalkan occupancy rate hotel. c. Membuat laporan kamar check in dan check out, dan reservasi. d. Menjual kamar, tugas ini antara lain menerima pemesanan kamar, menangani tamu yang tanpa pemesan kamar, melaksanakan pendaftaran, dan penentuan kamar. e. Memberikan informasi tentang pelayanan hotel. f. Mengkoordinir pelayanan tamu, antara lain sebagai penghubung antara bagian-bagian di hotel menangani berbagai masalah dan keluhan tamu. g. Menyusun laporan status kamar dan mengkoordinasikan penjualan kamar dengan bagian house keeping. h. Menyelenggarakan pembayaran tamu. i. Menyusun
riwayat
kunjungan tamu antara
lain melakukan
pencatatan data-data individu untuk kunjungan akan datang, dan menyelenggarakan arsip kartu riwayat kunjungan tamu. j. Menangani telephone switch board, telex, dan telegram. k. Menangani barang-barang bawaan tamu. 9. Food and Beverage Manager (F&B Manager) : a. Bertanggung jawab atas pengelolaan makanan dan minuman. b. Membuat laporan pemakaian bahan baku / F&B cost. c. Menciptakan menu baru yang inovative. 10. Accounting Manager :
46
a. Bertanggung jawab atas semua pendataan atau pengadministrasian transaksi dan keuangan. b. Membuat laporan transaksi dan keuangan hotel. c. Mengawasi dan menjaga semua kegiatan transaksi. 11. Chief Security : a. Bertanggung jawab atas keamanan hotel. b. Menghalau gangguan keamana dari dalam atau dari luar hotel. 12. Executive House Keeper (Executive HK): a. Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan fasilitas hotel. b. Membersihkan dan merapikan kamar yang telah digunakan oleh tamu sesegera mungkin setelah tamu check-out. c. Melaporkan kepada FO apabila kamar telah siap dijual. 13. Cost Controller a. Akuntan internal hotel. b. Bertanggung jawab atas efektivitas pengelolaan administrasi dan penyajian data keuangan yang disusun setiap hari. c. Memberi pendapat dan pandangannya dalam hal keuangan hotel.
47
c. Fasilitas yang dimiliki Fasilitas PT. Inna Simpang Surabaya No.
Fasilitas
Quota
1.
Area Parkirdepan
-/+ 60 mobil
2.
Lobby
-/+ 20 seats
3.
Taxi Counter
4.
Coffe Shop Palapa
-/+ 90 seats
5.
Banyu Biru Bar
-/+ 30 seats
6.
Meeting room:
7.
a. Majapahit Room
-/+ 200 pack
b. Airlangga Room
-/+ 100 pack
c. Kahuripan Room
-/+ 30 pack
d. Jenggala Room
-/+ 20 pack
Room: a. Suite Room
4 rooms
b. Superior Room
22 rooms
c. Deluxe Room
22 rooms
d. Moderate Room
22 rooms
e. Standart Room
64 rooms
48
d. Data Kepegawaian Tabel 4.1 Data Pegawai berdasarkan usia UNIT INNA SIMPANG Uraian Jumlah A. Usia (Tahun) 1. 18 – 39 18 2. 40 – 50 44 3. 51 - 55 37 Total 99
% 18,2 44,4 37,4 100
Tabel 4.2 Data Pegawai berdasarkan Pendidikan UNIT INNA SIMPANG Uraian Jumlah B. Pendidikan 1. SLTP 3 2. SLTA 68 3. D1, D2, D3 14 4. S1 13 5. S2, S3 1 Total 99 Tabel 4.3 Data Pegawai berdasarkan Keahlian UNIT INNA SIMPANG Uraian Jumlah C. Pendidikan Keahlian 1. Perhotelan 15 2. Tehnik 17 3. Non Tehnik 67 Total 99 Tabel 4.4 Data Pegawai berdasarkan Status Pegawai UNIT INNA SIMPANG Uraian Jumlah D. Status Pegawai 1. Pegawai Tetap 79 2. Pegawai Kontrak 20 Total 99
% 3 68,7 14,2 13,1 1 100
% 15,1 17,2 67,7 100
% 79,8 20,2 100
49
Tabel 4.5 Data Pegawai berdasarkan Jabatan UNIT INNA SIMPANG Uraian Jumlah E. Tingkat Jabatan 1. Senior Manager 1 2. Manager 5 3. Jr. Manager 12 4. Officer 29 5. Supervisor 32 6. Basic 20 Total 99 Tabel 4.6 Data Pegawai berdasarkan Status UNIT INNA SIMPANG Uraian Jumlah F. Status 1. BelumKawin 19 2. Kawin 80 Total 99
% 1 5 12,1 29,4 32,3 20,2 100
% 19,2 80,8 100
Tabel 4.7 Data Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin UNIT INNA SIMPANG Uraian Jumlah % G. Jenis Kelamin 1. Laki-laki 77 77,8 2. Wanita 22 22,2 Total 99 100
50
4.2 Analisis Data 4.2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan laporan hasil dari pertanggung jawaban keuangan selama perusahan itu melakukan kegiatan segala aktivitas-aktivitasnya. Laporan keuangan ini dipersiapkan atau dibuat maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodic yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Berikut data-data laporan keuangan tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 pada PT. Inna Simpang Surabaya:
51
Tabel 4.8 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) UNIT : INNA SIMPANG
NERACA PER 31 DESEMBER 2009
ASET ASET LANCAR - Kas dan Setara Kas - Piutang Usaha (Bersih setelah dikurangi penyisihan piutang) - Persediaan - Biaya Dibayar Dimuka Uang Muka TOTAL ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR - Aset Tetap (Bersih setelah dikurangi akumulasi penyusutan ) - Peralatan dan Perlengkapan Operasi Aset Tidak Berwujud (Bersih setelah dikurangi akumulasi amortisasi ) - Aset Lain-lain TOTAL ASET TIDAK LANCAR
JUMLAH A S E T
455.175.423 1.865.337.850 207.740.012 38.146.060 10.000.000 2.576.399.345 13.663.951.754 1.074.023.999 496.367.436 874..258.889 16.108.602.078
18.685.001.423
KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR - Hutang Usaha - Hutang Pajak - Beban Yang Masih Harus Dibayar Hutang Kontraktor - Hutang Lain-lain TOTAL KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR - Hutang Kontraktor - Jangka Panjang - Pendapatan Ditangguhkan - Kewajiban Imbalan Pasca Kerja TOTAL KEWAJIBAN TIDAK LANCAR - Hutang Piutang Afiliasi EKUITAS - Saldo Laba (Rugi) TOTAL EKUITAS : JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Sumber Data: Diolah
900.764.484 307.049.021 464.226.795 200.000.000 1.782.092.662 3.654.132.962
3.617.082 3.617.082 14.617.494.743 409.756.636 409.756.636 18.685.001.423
52
Tabel 4.9 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) UNIT : INNA SIMPANG
NERACA PER 31 DESEMBER 2010
ASET ASET LANCAR - Kas dan Setara Kas - Piutang Usaha (Bersih setelah dikurangi penyisihan piutang) Piutang lain-lain - Persediaan - Biaya Dibayar Dimuka - Uang Muka TOTAL ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR - Aset Tetap (Bersih setelah dikurangi akumulasi penyusutan ) - Peralatan dan Perlengkapan Operasi TOTAL ASET TIDAK LANCAR
JUMLAH A S E T
2.137.484.272 1.134.336.787 11.839.154 268.598.388 315.437.900 163.898.97 4.031.595.498 3.652.283.043 714.624.412 4.366.907.455
8.398.502.953
KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR - Hutang Usaha - Hutang Pajak - Beban Yang Masih Harus Dibayar Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yang Akan Jatuh Tempo Dalam Waktu Satu Tahun : - Hutang Lain-lain TOTAL KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR - Hutang Kontraktor - Jangka Panjang - Pendapatan Ditangguhkan - Kewajiban Imbalan Pasca Kerja TOTAL KEWAJIBAN TIDAK LANCAR - Hutang Piutang Afiliasi EKUITAS - Saldo Laba (Rugi) TOTAL EKUITAS : JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Sumber Data: Diolah
303.907.568 619.729.229 493.798.218
699.623.961 2.117.058.976 751.689.506 737.132.000 11.439.275 1.500.260.781 4.868.786.680 (87.603.484) (87.603.484) 8.398.502.953
53
Tabel 4.10 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) UNIT : INNA SIMPANG
NERACA PER 31 DESEMBER 2011
ASET ASET LANCAR - Kas dan Setara Kas - Piutang Usaha (Bersih setelah dikurangi penyisihan piutang) Piutang Lain-lain - Persediaan - Biaya Dibayar Dimuka - Uang Muka TOTAL ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR - Aset Tetap (Bersih setelah dikurangi akumulasi penyusutan ) - Peralatan dan Perlengkapan Operasi Aset Lain-lain TOTAL ASET TIDAK LANCAR
JUMLAH A S E T
1.501.082.590 197.112.406 25.581.316 318.729.381 206.689.421 200.026.316 2.449.221.430 3.063.733.378 918.320.602 215.790.913 4.197.644.693
6.647.066.323
KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR - Hutang Usaha - Hutang Pajak - Beban Yang Masih Harus Dibayar Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yang Akan Jatuh Tempo Dalam Waktu Satu Tahun : - Hutang Lain-lain TOTAL KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR - Hutang Kontraktor - Jangka Panjang - Pendapatan Ditangguhkan - Kewajiban Imbalan Pasca Kerja TOTAL KEWAJIBAN TIDAK LANCAR - Hutang Piutang Afiliasi EKUITAS - Saldo Laba (Rugi) TOTAL EKUITAS : JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Sumber Data: Diolah
207.998.202 1.013.347.338 385.603.606
93.160.555 1.700.109.701 643.457.018 633.915.200 7.045.286 1.284.417.504 3.136.638.796 525.900.322 525.900.322 6.647.066.323
54
Tabel 4.11 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) UNIT : INNA SIMPANG NERACA PER 31 DESEMBER 2012 ASET ASET LANCAR - Kas dan Setara Kas - Piutang Usaha (Bersih setelah dikurangi penyisihan piutang) - Piutang Lain-lain - Persediaan - Biaya Dibayar Dimuka Uang Muka TOTAL ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR - Aset Tetap (Bersih setelah dikurangi akumulasi penyusutan ) - Peralatan dan Perlengkapan Operasi - Aset Lain-lain TOTAL ASET TIDAK LANCAR
JUMLAH A S E T
2.179.018.772 175.736.066 22.800.000 244.501.908 117.850.575 205.939.829 2.945.847.150 2.434.466.327 1.142.452.005 14.510.000 3.591.428.332
6.537.275.482
KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR - Hutang Usaha - Hutang Pajak - Beban Yang Masih Harus Dibayar Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yang Akan Jatuh Tempo Dalam Waktu Satu Tahun : - Hutang Lain-lain TOTAL KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR - Hutang Kontraktor - Jangka Panjang - Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Kewajiban Imbalan Pasca Kerja TOTAL KEWAJIBAN TIDAK LANCAR - Hutang Piutang Afiliasi EKUITAS - Saldo Laba (Rugi) TOTAL EKUITAS : JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Sumber Data: Diolah
127.783.385 1.021.334.633 199.103.367
209.788.003 1.558.009.388 606.251.582 787.383.450 6.050.469 1.399.685.501 3.226.043.591 353.537.002 353.537.002 6.537.275.482
55
Tabel 4.12 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) UNIT : INNA SIMPANG
NERACA PER 31 DESEMBER 2013
ASET ASET LANCAR - Kas dan Setara Kas - Piutang Usaha (Bersih setelah dikurangi penyisihan piutang) - Persediaan - Biaya Dibayar Dimuka - Uang Muka TOTAL ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR - Aset Tetap (Bersih setelah dikurangi akumulasi penyusutan ) - Peralatan dan Perlengkapan Operasi - Aset Tidak Berwujud (Bersih setelah dikurangi akumulasi amortisasi ) - Aset Lain-lain TOTAL ASET TIDAK LANCAR
JUMLAH A S E T
3.681.214.246 125.781.552 204.575.106 13.889.294 236.067.438 4.261.527.636 2.031.302.021 1.209.243.655 584.095.514 407.197.083 4.231.838.273
8.493.365.909
KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR - Hutang Usaha - Hutang Pajak - Beban Yang Masih Harus Dibayar
188.234.199 1.235.126.036 256.170.218
Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yang Akan Jatuh Tempo Dalam Waktu Satu Tahun : - Hutang Lain-lain TOTAL KEWAJIBAN LANCAR
1.326.312.631 3.005.843.084
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang Kontraktor Jangka Panjang
437.065.094
Pendapatan Ditangguhkan
438.858.354
- Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
60.216.664
TOTAL KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
936.140.112
- Hutang Piutang Afiliasi
2.859.397.971
EKUITAS - Saldo Laba (Rugi)
1.691.984.742
TOTAL EKUITAS :
1.691.984.742
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
8.493.365.909
Sumber Data: Diolah
56
Tabel 4.13 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR UNIT : INNA SIMPANG LAPORAN LABA RUGI PERIODE : DESEMBER 2009 (DALAM RP) PENDAPATAN Kamar Makanan & Minuman Departemen Dioperasikan Lainnya TOTAL Pendapatan BEBAN POKOK PENJUALAN Kamar Makanan & Minuman Departemen Dioperasikan Lainnya TOTAL Beban Penjualan TOTAL Laba Kotor Beban OVERHEAD Administrasi & Umum Pemasaran P.O.M.E.C Beban Modal TOTAL Beban OVERHEAD TOTAL Laba Operasional NON Laba Operasional (Beban) LABA SEBELUM PAJAK
Sumber Data: Diolah
5.882.141.537 4.936.611.252 809.384.261 11.628.137.050 1.494.419.767 3.081.234.302 423.676.114 4.999.330.183 6.628.806.867 1.450.588.095 714.878.836 2.942.849.136 1.151.733.180 6.260.049.247 368.757.620 5.532.862 374.290.482
57
Tabel 4.14 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR UNIT : INNA SIMPANG LAPORAN LABA RUGI PERIODE : DESEMBER 2010 (DALAM RP.) PENDAPATAN Kamar Makanan & Minuman Departemen Dioperasikan Lainnya TOTAL Pendapatan BEBAN POKOK PENJUALAN Kamar Makanan & Minuman Departemen Dioperasikan Lainnya TOTAL Beban Penjualan TOTAL Laba Kotor Beban OVERHEAD Administrasi & Umum Pemasaran P.O.M.E.C Beban Modal TOTAL Beban OVERHEAD TOTAL Laba Operasional NON Laba Operasional (Beban) LABA SEBELUM PAJAK
Sumber Data: Diolah
5.209.991.219 4.648.868.078 804.395.696 10.663.254.993 1.853.075.825 3.016.830.612 393.665.852 5.263.572.289 5.399.682.704 1.592.514.985 767.603.358 2.898.080.256 192.284.806 5.450.483.405 (50.800.701) (36.802.783) (87.603.484)
58
Tabel 4.15 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR UNIT : INNA SIMPANG LAPORAN LABA RUGI PERIODE : DESEMBER 2011 ( DALAM RP) PENDAPATAN Kamar Makanan & Minuman Departemen Dioperasikan Lainnya TOTAL Pendapatan BEBAN POKOK PENJUALAN Kamar Makanan & Minuman Departemen Dioperasikan Lainnya TOTAL Beban Penjualan TOTAL Laba Kotor Beban OVERHEAD Administrasi & Umum Pemasaran P.O.M.E.C Beban Modal TOTAL Beban OVERHEAD TOTAL Laba Operasional NON Laba Operasional (Beban) LABA SEBELUM PAJAK
Sumber Data: Diolah
6.883.205.756 5.254.030.039 452.031.106 12.589.766.901 1.900.116.669 3.223.127.746 452.986.886 5.576.231.301 7.013.035.600 1.689.694.727 778.012.724 2.837.849.788 1.068.762.695 6.374.319.934 638.715.666 (112.815.344) 525.900.322
59
Tabel 4.16 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR UNIT : INNA SIMPANG LAPORAN LABA RUGI PERIODE : DESEMBER 2012 (DALAM RP) PENDAPATAN Kamar Makanan & Minuman Departemen Dioperasikan Lainnya TOTAL Pendapatan BEBAN POKOK PENJUALAN Kamar Makanan & Minuman Departemen Dioperasikan Lainnya TOTAL Beban Penjualan TOTAL Laba Kotor Beban OVERHEAD Administrasi & Umum Pemasaran P.O.M.E.C Beban Modal TOTAL Beban OVERHEAD TOTAL Laba Operasional NON Laba Operasional (Beban) LABA SEBELUM PAJAK
Sumber Data: Diolah
7.168.270.538 5.559.228.766 423.569.055 13.151.068.359 2.156.427.687 3.567.434.015 420.468.918 6.144.330.620 7.006.737.739 1.869.777.529 918.427.868 2.812.699.488 766.706.976 6.367.611.861 639.125.878 (285.485.876) 353.640.002
60
Tabel 4.17 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR UNIT : INNA SIMPANG LAPORAN LABA RUGI PERIODE : DESEMBER 2013 ( DALAM RP.) PENDAPATAN Kamar Makanan & Minuman Departemen Dioperasikan Lainnya TOTAL Pendapatan BEBAN POKOK PENJUALAN Kamar Makanan & Minuman Departemen Dioperasikan Lainnya TOTAL Beban Penjualan TOTAL Laba Kotor Beban OVERHEAD Administrasi & Umum Pemasaran P.O.M.E.C Beban Modal TOTAL Beban OVERHEAD TOTAL Laba Operasional NON Laba Operasional (Beban) LABA SEBELUM PAJAK
Sumber Data: Diolah
7.811.488.315 6.177.706.460 421.705.460 14.410.900.253 2.301.958.509 3.722.141.966 195.921.005 6.220.021.480 8.190.878.773 1.985.579.368 861.243.159 3.009.025.084 659.265.647 6.515.113.258 1.675.765.515 16.322.227 1.692.087.742
61
s
PERKIRAAN
TANAH - Tanah - Prasarana BANGUNAN - Bangunan Perusahaan - Kolam Renang SUB Total PERALATAN (GROP 1) - Peralatan Mebelair - Perlt Interior & Dekorasi - Peralatan Masak F & B - Perlengkapan Lainnya SUB Total PERALATAN (GROP 2) - Peralatan & Instalasi Listrik - Peralatan Pendingin Udara - Peralatan Instalasi Air - Peralatan Instalasi PABX - Peralatan Sound System - Peralatan Tangga Jalan - Peralatan Instalasi Kebakaran - Peralatan Instalasi Petir - Peralatan Instalsi Laundry - Peralatan & Instalasi Dapur - Peralatan Kantor & Komputer - Peralatan Tata Graha - Peralatan & Instalasi Parabola - TV / Kulkas - Peralatan Tehnik - Peralatan Bermotor SUB Total TOTAL Fixed Aset - Aset Swakelola TOTAL ALL Aset Sumber Data: Diolah
Tabel 4.18 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) ( INNA SIMPANG SURABAYA ) ASET TETAP PER 31 DESEMBER 2009 AKUM AKUM PEROLEHAN PEROLEHAN PENY PENY PER PER RATIO PER PER 31 ∕ DES ∕ 2008 31 ∕ DES ∕ 2009 31 ∕ DES ∕ 31 ∕ DES ∕ 2008 2009 712,750,000 174,715,190
712,750,000 174,715,190
3,299,135,133 27,049,200 3,326,184,333
3,299,135,133 27,049,200 3,326,184,333
968,019,185
NILAI BUKU PER 31 ∕ DES ∕ 2009
0 87,100,190
0 88,316,990
712,750,000 86,398,200
5% 5%
2,587,479,762 27,049,200 2,614,528,962
2,615,850,762 27,049,200 2,642,899,962
683,284,371 0 683,284,371
969,619,185
50 %
762,469,811
795,694,511
173,924,674
87,945,725
87,945,725
50 %
85,649,100
85,935,900
2,009,825
3,538,919 84,592,000 1,144,095,829
4,026,419 84,807,376 1,146,398,705
50 % 50 %
3,538,919 67,370,000 919,027,830
3,538,919 69,522,500 954,691,830
487,500 15,284,876 191,706,875
248,833,950
249,294,450
25 %
17,845,936
54,061,936
195,232,514
1,380,982,616
1,381,522,616
25 %
968,393,775
976,336,275
405,186,341
339,592,250
339,592,250
25 %
298,424,003
301,341,203
38,251,047
24,630,000
24,630,000
25 %
23,957,796
24,088,596
541,404
180,407,500 936,810,000
180,407,500 936,810,000
25 % 25 %
150,267,906 911,666,250
153,658,206 913,237,650
26,749,294 23,572,350
44,224,000
44,224,000
25 %
38,362,830
38,812,830
5,411,170
7,937,875
7,937,875
25 %
7,937,875
7,937,875
0
194,520,125
194,520,125
25 %
149,560,255
153,416,755
41,103,370
54,407,000
54,447,000
25 %
53,283,994
53,386,894
1,060,106
685,102,490
685,102,490
25 %
646,649,555
652,787,555
32,314,935
80,181,300
80,181,300
25 %
56,202,566
58,155,266
22,026,034
149,782,743
149,782,743
25 %
147,560,793
148,116,093
1,666,650
420,797,000 0 332,775,200 5,080,984,049 10,438,729,401 9,331,563,567 19,770,292,968
420,797,000 0 332,775,200 5,082,024,549 10,442,072,777 10,936,432,507 21,378,505,284
25 % 25 % 25 %
164,699,451 0 309,742,571 3,944,555,556 7,565,212,538 0 7,565,212,538
180,203,151 0 313,032,671 4,028,572,956 7,714,481,738 0 7,714,481,738
240,593,849 0 19,742,529 1,053,451,593 2,727,591,039 10,936,432,507 13,664,023,546
62
PERKIRAAN
TANAH - Tanah - Prasarana BANGUNAN - Bangunan Perusahaan - Rumah Dinas - Kolam Renang SUB Total PERALATAN (GROP 1) - Peralatan Mebelair - Perlt Interior & Dekorasi - Peralatan Masak F & B - Perlengkapan Lainnya SUB Total PERALATAN (GROP 2) - Peralatan & Instalasi Listrik - Peralatan Pendingin Udara - Peralatan Instalasi Air - Peralatan Instalasi PABX - Peralatan Sound System - Peralatan Tangga Jalan - Peralatan Instalasi Kebakaran - Peralatan Instalasi Petir - Peralatan Instalsi Laundry - Peralatan & Instalasi Dapur - Peralatan Kantor & Komputer - Peralatan Tata Graha - Peralatan & Instalasi Parabola - TV / Kulkas - Peralatan Tehnik - Peralatan Bermotor SUB Total TOTAL Fixed Aset TOTAL ALL Aset Sumber Data: Diolah
Tabel 4.19 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) ( INNA SIMPANG SURABAYA ) ASET TETAP PER 31 DESEMBER 2010 AKUM AKUM PEROLEHAN PEROLEHAN PENY PENY PER PER RATIO PER PER 31 ∕ DES ∕ 2009 31 ∕ DES ∕ 2010 31 ∕ DES ∕ 31 ∕ DES ∕ 2009 2010 700,750,000 80,549,340
700,750,000 80,549,340
2,677,550,200 0 27,049,200 2,704,599,400
2,683,371,200 0 27,049,200 2,710,420,400
1,702,316,982 481,956,300 127,015,501 182,712,588 2,494,001,371
NILAI BUKU PER 31 ∕ DES ∕ 2010
0 80,549,340
0 80,549,340
700,750,000 0
5% 5% 5%
2,007,920,096 9,637,037 23,412,637 2,040,969,770
2,158,368,351 9,637,037 24,765,097 2,192,770,485
525,002,849 (9,637,037) 2,284,103 517,649,915
2,130,353,336 481,956,300 129,515,501 182,712,588 2,924,537,725
50 % 50 % 50 % 50 %
1,229,426,262 481,956,300 123,790,099 127,070,183 1,962,242,844
1,230,987,621 481,956,300 126,652,771 152,630,243 1,992,226,935
899,365,715 0 2,862,730 30,082,345 932,310,790
(108,505,296) 1,485,964,764 519,859,844 264,500,475 286,489,441 963,901,316
97,000,000 958,934,364 522,459,844 24,130,000 286,889,441 963,901,316
25 % 25 % 25 % 25 % 25 % 25 %
383,179,489 368,643,892 415,114,314 245,828,912 259,190,512 781,849,358
(145,420,135) 656,752,994 440,391,844 10,132,725 265,639,904 826,716,374
242,420,135 302,181,370 82,068,000 13,997,275 21,249,537 137,184,942
64,452,000
73,182,000
25 %
51,983,963
55,390,538
17,791,462
7,937,875 71,789,836 52,062,000
7,937,875 71,789,836 54,162,000
25 % 25 % 25 %
5,530,928 71,789,836 39,734,833
6,132,656 71,789,836 44,602,717
1,805,219 0 9,559,283
671,054,732
673,804,732
25 %
206,525,393
331,923,037
341,881,695
0
37,210,000
25 %
0
7,753,329
29,456,671
232,069,318
232,069,318
25 %
211,399,540
215,802,004
16,267,314
84,575,000 0 332,775,200 4,928,926,505 10,908,826,616 10,908,826,616
85,325,000 0 332,775,200 4,421,570,926 10,837,828,391 10,837,828,391
25 % 25 % 25 %
36,404,293 83,193,800 0 3,160,369,063 7,244,131,017 7,244,131,017
49,196,965 83,193,800 0 2,919,998,588 7,185,545,348 7,185,545,348
36,128,035 (83,193,800) 332,775,200 1,501,572,338 3,652,283,043 3,652,283,043
63
PERKIRAAN
TANAH - Tanah - Prasarana BANGUNAN - Bangunan Perusahaan - Rumah Dinas - Kolam Renang SUB Total PERALATAN (GROP 1) - Peralatan Mebelair - Perlt Interior & Dekorasi - Peralatan Masak F & B - Perlengkapan Lainnya SUB Total PERALATAN (GROP 2) - Peralatan & Instalasi Listrik - Peralatan Pendingin Udara - Peralatan Instalasi Air - Peralatan Instalasi PABX - Peralatan Sound System - Peralatan Tangga Jalan - Peralatan Instalasi Kebakaran - Peralatan Instalasi Petir - Peralatan Instalsi Laundry - Peralatan & Instalasi Dapur - Peralatan Kantor & Komputer - Peralatan Tata Graha - Peralatan & Instalasi Parabola - TV / Kulkas - Peralatan Tehnik - Peralatan Bermotor SUB Total TOTAL Fixed Aset TOTAL ALL Aset Sumber Data: Diolah
Tabel 4.20 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) ( INNA SIMPANG SURABAYA ) ASET TETAP PER 31 DESEMBER 2011 AKUM AKUM PEROLEHAN PEROLEHAN PENY PENY PER PER RATIO PER PER 31 ∕ DES ∕ 2007 31 ∕ DES ∕ 2008 31 ∕ DES ∕ 31 ∕ DES ∕ 2007 2008 700,750,000 80,549,340
700,750,000 80,549,340
2,683,371,200 0 27,049,200 2,710,420,400
2,764,295,200 0 27,049,200 2,791,344,400
2,130,353,336 481,956,300 129,515,501 182,712,588 2,924,537,725
NILAI BUKU PER 31 ∕ DES ∕ 2008
0 80,549,340
0 80,549,340
700,750,000 0
5% 5% 5%
2,158,368,351 9,637,037 24,765,097 2,192,770,485
2,303,087,967 0 26,117,557 2,329,205,524
461,207,233 0 931,643 462,138,876
2,330,055,916 481,956,300 129,515,501 182,712,588 3,124,240,305
50 % 50 % 50 % 50 %
1,230,987,621 481,956,300 126,652,771 152,630,243 1,992,226,935
1,738,917,060 481,956,300 128,084,131 167,671,415 2,516,628,906
591,138,856 0 1,431,370 15,041,173 607,611,399
97,000,000
97,000,000
25 %
(145,420,135)
(84,815,107)
181,815,107
958,934,364 522,459,844 24,130,000 286,889,441 963,901,316
958,934,364 554,551,094 24,130,000 286,889,441 963,901,316
25 % 25 % 25 % 25 % 25 %
656,752,994 440,391,844 10,132,725 265,639,904 826,716,374
732,401,334 461,577,412 13,632,045 270,952,292 861,012,614
226,533,030 92,973,682 10,497,955 15,937,149 102,888,702
73,182,000
73,182,000
25 %
55,390,538
59,838,398
13,343,602
7,937,875 71,789,836 54,162,000
7,937,875 202,717,336 54,162,000
25 % 25 % 25 %
6,132,656 71,789,836 44,602,717
6,583,964 79,972,804 46,992,541
1,353,911 122,744,532 7,169,459
673,804,732
701,230,432
25 %
331,923,037
417,964,826
283,265,606
37,210,000
46,455,000
25 %
7,753,329
17,428,749
29,026,251
232,069,318
232,069,318
25 %
215,802,004
219,868,828
12,200,490
85,325,000 0 332,775,200 4,421,570,926 10,837,828,391 10,837,828,391
85,325,000 0 332,775,200 4,621,260,376 11,318,144,421 11,318,144,421
25 % 25 % 25 %
49,196,965 83,193,800 0 2,919,998,588 7,185,545,348 7,185,545,348
58,228,969 0 166,387,604 3,328,027,273 8,254,411,043 8,254,411,043
27,096,031 0 166,387,596 1,293,233,103 3,063,733,378 3,063,733,378
64
Tabel 4.21
PERKIRAAN
TANAH - Tanah - Prasarana BANGUNAN - Bangunan Perusahaan - Kolam Renang SUB Total PERALATAN (GROP 1) - Peralatan Mebelair - Perlt Interior & Dekorasi - Peralatan Masak F & B - Perlengkapan Lainnya SUB Total PERALATAN (GROP 2) - Peralatan & Instalasi Listrik - Peralatan Pendingin Udara - Peralatan Instalasi Air - Peralatan Instalasi PABX - Peralatan Sound System - Peralatan Tangga Jalan - Peralatan Instalasi Kebakaran - Peralatan Instalasi Petir - Peralatan Instalsi Laundry - Peralatan & Instalasi Dapur - Peralatan Kantor & Komputer - Peralatan Tata Graha - Peralatan & Instalasi Parabola - TV / Kulkas - Peralatan Bermotor SUB Total TOTAL Fixed Aset TOTAL ALL Aset Sumber Data: Diolah
PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) ( INNA SIMPANG SURABAYA ) ASET TETAP PER 31 DESEMBER 2012 AKUM AKUM PEROLEHAN PEROLEHAN PENY PENY PER PER RATIO PER PER 31 ∕ DES ∕ 2011 31 ∕ DES ∕ 2012 31 ∕ DES ∕ 31 ∕ DES ∕ 2011 2012 700,750,000 80,549,340
700,750,000 80,549,340
2,764,295,200 27,049,200 2,791,344,400
2,770,457,200 27,049,200 2,797,506,400
2,330,055,916 481,956,300 129,515,501 182,712,588 3,124,240,305
NILAI BUKU PER 31 ∕ DES ∕ 2012
0 80,549,340
0 80,549,340
700,750,000 0
5% 5%
2,303,087,967 26,117,557 2,329,205,524
2,441,302,731 27,470,017 2,468,772,748
329,154,469 (420,817) 328,733,652
2,363,712,216 481,956,300 129,515,501 182,712,588 3,157,896,605
50 % 50 % 50 % 50 %
1,738,917,060 481,956,300 128,084,131 167,671,415 2,516,628,906
2,034,486,492 481,956,300 128,799,811 175,192,007 2,820,434,610
329,225,724 0 715,690 7,520,581 337,461,995
97,000,000
104,500,000
25 %
(84,815,107)
(39,361,327)
143,861,327
958,934,364
964,484,364
25 %
732,401,334
789,060,342
175,424,022
554,551,094
554,551,094
25 %
461,577,412
484,820,836
69,730,258
24,130,000
24,130,000
25 %
13,632,045
16,256,529
7,873,471
286,889,441 963,901,316
299,179,441 963,901,316
25 % 25 %
270,952,292 861,012,614
274,936,580 886,734,794
24,242,861 77,166,522
73,182,000
73,182,000
25 %
59,838,398
63,174,302
10,007,698
7,937,875
7,937,875
25 %
6,583,964
6,922,436
1,015,439
202,717,336
256,013,961
25 %
79,972,804
110,658,940
145,355,021
54,162,000
54,162,000
25 %
46,992,541
48,784,909
5,377,091
701,230,432
714,965,432
25 %
417,964,826
488,781,230
226,184,202
46,455,000
51,705,000
25 %
17,428,749
24,685,317
27,019,683
232,069,318
232,069,318
25 %
219,868,828
222,918,952
9,150,366
85,325,000 332,775,200 4,621,260,376 11,318,144,421 11,318,144,421
85,325,000 332,775,200 4,718,882,001 11,455,584,346 11,455,584,346
25 % 25 %
58,228,969 166,387,604 3,328,027,273 8,254,411,043 8,254,411,043
65,002,981 207,984,500 3,651,361,321 9,021,118,019 9,021,118,019
20,322,019 124,790,700 1,067,520,680 2,434,466,327 2,434,466,327
65
Tabel 4.22
PERKIRAAN
TANAH - Tanah - Prasarana BANGUNAN - Bangunan Perusahaan - Kolam Renang SUB Total PERALATAN (GROP 1) - Peralatan Mebelair - Perlt Interior & Dekorasi - Peralatan Masak F & B - Perlengkapan Lainnya SUB Total PERALATAN (GROP 2) - Peralatan & Instalasi Listrik - Peralatan Pendingin Udara - Peralatan Instalasi Air - Peralatan Instalasi PABX - Peralatan Sound System - Peralatan Tangga Jalan - Peralatan Instalasi Kebakaran - Peralatan Instalasi Petir - Peralatan Instalsi Laundry - Peralatan & Instalasi Dapur - Peralatan Kantor & Komputer - Peralatan Tata Graha - Peralatan & Instalasi Parabola - TV / Kulkas - Peralatan Bermotor SUB Total TOTAL Fixed Aset TOTAL ALL Aset Sumber Data: Diolah
PEROLEHAN PER 31 ∕ DES ∕ 2012
PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) ( INNA SIMPANG SURABAYA ) ASET TETAP PER 31 DESEMBER 2013 AKUM AKUM PEROLEHAN PENY PENY PER RATIO PER PER 31 ∕ DES ∕ 2013 31 ∕ DES ∕ 31 ∕ DES ∕ 2012 2013
700,750,000 80,549,340
712,750,000 80,549,340
2,770,457,200 27,049,200 2,797,506,400
3,088,207,200 27,049,200 3,115,256,400
2,363,712,216 481,956,300 129,515,501 182,712,588 3,157,896,605
NILAI BUKU PER 31 ∕ DES ∕ 2013
0 80,549,340
0 80,549,340
712,750,000 0
5% 5%
2,441,302,731 27,470,017 2,468,772,748
2,492,065,168 27,049,200 2,519,114,368
596,142,032 0 596,142,032
2,342,724,916 481,956,300 129,515,501 182,712,588 3,136,909,305
50 % 50 % 50 % 50 %
2,034,486,492 481,956,300 128,799,811 175,192,007 2,820,434,610
2,202,964,624 481,956,300 129,359,251 182,712,588 2,996,992,763
139,760,292 0 156,250 0 139,916,542
104,500,000
(1,914,941)
25 %
(39,361,327)
52,605,628
(54,520,569)
964,484,364
1,024,484,364
25 %
789,060,342
838,284,644
186,199,720
554,551,094 24,130,000 299,179,441 963,901,316
554,551,094 24,630,000 299,179,441 963,901,316
25 % 25 % 25 % 25 %
484,820,836 16,256,529 274,936,580 886,734,794
526,777,270 18,224,897 288,516,403 963,270,920
27,773,824 6,405,103 10,663,038 630,396
73,182,000
74,682,000
25 %
63,174,302
68,114,343
6,567,657
7,937,875
7,937,875
25 %
6,922,436
7,937,875
0
256,013,961
256,013,961
25 %
110,658,940
146,997,695
109,016,266
54,162,000
54,162,000
25 %
48,784,909
52,114,467
2,047,533
714,965,432
714,965,432
25 %
488,781,230
562,911,995
152,053,437
51,705,000
51,705,000
25 %
24,685,317
31,440,238
20,264,762
232,069,318
232,069,318
25 %
222,918,952
225,511,577
6,557,741
85,325,000 332,775,200 4,718,882,001 11,455,584,346 11,455,584,346
85,325,000 332,775,200 4,674,467,060 11,719,932,105 11,719,932,105
25 % 25 %
65,002,981 207,984,500 3,651,361,321 9,021,118,019 9,021,118,019
70,083,486 239,182,175 4,091,973,613 9,688,630,084 9,688,630,084
15,241,514 93,593,025 582,493,447 2,031,302,021 2,031,302,021
66
Tabel 4.23 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) UNIT : INNA SIMPANG LAPORAN ARUS KAS PER 31 DESEMBER 2008 dan PER DESEMBER 31 2009 DESKRIPSI
REALISASI PER 31 DES 2008
ANGGARAN PER 31 DES 2009
REALISASI PER 31 DES 2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan : - Penerimaan Kas dari Pelanggan
9.905.709.529
24.767.492.000
10.603.910.944
- Penerimaan Bunga & Jasa Giro
10.097.893
28.580.000
1.969.112
9.915.807.422
24.796.072.000
10.605.880.056
- Gaji dan beban pegawai lainnya
(3.380.887.683)
(2.845.545.000)
(3.589.449.475)
- Pembayaran Kepada Rekanan
(5.585.561.060)
(3.814.477.000)
(6.146.764.169)
0
(38.107.000)
0
TOTAL Penerimaan Pengeluaran :
- Biaya pendidikan dan pelatihan - Pembayaran pajak
(69.223.254)
(2.014.809.000)
32.285.107
- Pengeluaran lain-lain
(865.061.716)
(14.952.079.000)
(1.957.865.298)
TOTAL Pengeluaran
(9.900.733.713)
(23.665.017.000)
(11.661.793.835)
15.073.709
1.131.055.000
(1.055.913.779)
- Penjualan Aset Tetap
8.974.000
0
3.563.750
TOTAL Penerimaan
8.974.000
0
3.563.750
(164.798.832)
0
399.550.905
ARUS Kas bersih Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Penerimaan :
Pengeluaran : - Pengadaan aktiva tetap - Peralatan operasi TOTAL Pengeluaran ARUS Kas bersih Untuk Aktivitas Investasi
44.400.308
(284.328.000)
256.883.285
(120.398.524)
(284.328.000)
656.434.190
(111.424.524)
(284.328.000)
659.997.940
164.178.790
0
989.727.380
ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN Pengeluaran : - Hutang Sewa Pembiayaan & Lainnya Bersih TOTAL Pengeluaran
164.178.790
0
989.727.380
164.178.790
0
989.727.380
67.827.975
846.727.000
593.811.541
SALDO AWAL Kas Dan Setara Kas
718.897.275
886.205.000
786.725.250
SALDO AKHIR Kas Dan Setara Kas
786.725.250
1.732.932.000
1.380.536.791
ARUS Kas bersih Untuk Pendanaan PENURUNAN Bersih Kas Dan Setara Kas
Sumber Data: Diolah
67
Tabel 4.24 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) UNIT : INNA SIMPANG LAPORAN ARUS KAS PER 31 DESEMBER 2009 dan PER DESEMBER 31 2010 DESKRIPSI
REALISASI PER 31 DES 2009
ANGGARAN PER 31 DES 2010
REALISASI PER 31 DES 2010
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan : - Penerimaan Kas dari Pelanggan
10.603.910.944
17.156.309.000
10.736.614.581
- Penerimaan Bunga & Jasa Giro
1.969.112
11.801.000
5.415.400
10.605.880.056
17.168.110.000
10.742.029.981
- Gaji dan beban pegawai lainnya
(3.589.449.475)
(2.229.276.000)
(3.915.902.789)
- Pembayaran Kepada Rekanan
(6.146.764.169)
(3.074.070.000)
(6.690.151.735)
0
(19,672.000)
0
32.285.107
(676.651.000)
161.257.685
- Pengeluaran lain-lain
(1.957.665.298)
(11.334.338.000)
1.083.423.267
TOTAL Pengeluaran
(11.661.793.835)
(17.334.007.000)
(9.361.373.572)
(1.055.913.779)
(165.897.000)
1.380.656.409
- Penjualan Aset Tetap
3.563.750
0
3.076.250
TOTAL Penerimaan
3.563.750
0
3.076.250
- Pengadaan aktiva tetap
399.550.905
(168.000.000)
(204.697.362)
- Peralatan operasi
256.883.285
(51.134.000)
(17.846.152)
TOTAL Pengeluaran
656.434.190
(219.134.000)
(222.543.514)
659.997.940
(219.134.000)
(219.467.264)
- Hutang Sewa Pembiayaan & Lainnya Bersih
989.727.380
0
(404.241.664)
TOTAL Pengeluaran
989.727.380
0
(404.241.664)
ARUS Kas bersih Untuk Pendanaan
989.727.380
0
(404.241.664)
PENURUNAN Bersih Kas Dan Setara Kas
593.811.541
(385.031.000)
756.947.481
SALDO AWAL Kas Dan Setara Kas
786.725.250
886,205,000
1.380.536.791
SALDO AKHIR Kas Dan Setara Kas
1.380.536.791
501.174.000
2.137.484.272
TOTAL Penerimaan Pengeluaran :
- Biaya pendidikan dan pelatihan - Pembayaran pajak
ARUS Kas bersih Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Penerimaan :
Pengeluaran :
ARUS Kas bersih Untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN Pengeluaran :
Sumber Data: Diolah
68
Tabel 4.25 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) UNIT : INNA SIMPANG LAPORAN ARUS KAS PER 31 DESEMBER 2010 dan PER DESEMBER 31 2011
DESKRIPSI
REALISASI PER 31 DES 2010
ANGGARAN PER 31 DES 2011
REALISASI PER 31 DES 2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan : - Penerimaan Kas dari Pelanggan
10.736.614.581
17.062.375.000
13.488.933.752
- Penerimaan Bunga & Jasa Giro
5.415.400
8.658.000
13.737.170
10.742.029.981
17.071.033.000
13.502.670.922
- Gaji dan beban pegawai lainnya
(3.915.902.789)
(2.184.000.000)
(4.362.115.503)
- Pembayaran Kepada Rekanan
(6.690.151.735)
(3.180.000.000)
(6.352.204.019)
0
(19.000.000)
0
161.257.685
(1.220.178.000)
180.370.718
- Pengeluaran lain-lain
1.083.423.267
(10.528.177.000)
(2.043.754.796)
TOTAL Pengeluaran
(9.361.373.572)
(17.131.355.000)
(12.577.703.600)
1.380.656.409
(60.322.000)
924.967.322
- Penjualan Aset Tetap
3.076.250
0
479.654
TOTAL Penerimaan
3.076.250
0
479.654
(204.697.362)
0
(1.657.312.360)
(17.846.152)
(102.000.000)
203.696.190
(222.543.514)
(117.000.000)
(1.453.616.170)
(219.467.264)
(117.000.000)
(1.453.136.516)
- Hutang Sewa Pembiayaan & Lainnya Bersih
(404.241.664)
0
(108.22.488)
TOTAL Pengeluaran
(404.241.664)
0
(108.232.488)
(404.241.664)
0
(108.232.488)
756.947.481
(357.322.000)
(636.401.682)
SALDO AWAL Kas Dan Setara Kas
1.380.536.791
886,205,000
2.137.484.272
SALDO AKHIR Kas Dan Setara Kas
2.137.484.272
528.883.000
1.501.082.590
TOTAL Penerimaan Pengeluaran :
- Biaya pendidikan dan pelatihan - Pembayaran pajak
ARUS Kas bersih Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Penerimaan :
Pengeluaran : - Pengadaan aktiva tetap - Peralatan operasi TOTAL Pengeluaran ARUS Kas bersih Untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN Pengeluaran :
ARUS Kas bersih Untuk Pendanaan PENURUNAN Bersih Kas Dan Setara Kas
Sumber Data: Diolah
69
Tabel 4.26 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) UNIT : INNA SIMPANG LAPORAN ARUS KAS PER 31 DESEMBER 2011 dan PER DESEMBER 31 2012 DESKRIPSI ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan : - Penerimaan Kas dari Pelanggan - Penerimaan Bunga & Jasa Giro
REALISASI PER 31 DES 2011
ANGGARAN PER 31 DES 2012
13.488.933.752
REALISASI PER 31 DES 2012
21.776.064.000
12.731.123.784
13.737.170
17.000.000
4.612.152
13.502.670.922
21.793.064.000
12.735.735.936
- Gaji dan beban pegawai lainnya
(4.362.115.503)
(2.315.991.000)
(4.918.785.061)
- Pembayaran Kepada Rekanan
(6.352.204.019)
(3.375.000.000)
(6.753.055.498)
0
(21.000.000)
0
(180.370.718)
(1.290.000.000)
(219.849.941)
- Pengeluaran lain-lain
(2.043.754.796)
(14.569.665.000)
1.042.402.853
TOTAL Pengeluaran
(12.577.703.600)
(21.571.656.000)
(10.849.287.647)
924.967.322
221.408.000
1.886.448.289
- Penjualan Aset Tetap
479.654
0
535.953
TOTAL Penerimaan
479.654
0
535.953
(1.657.312.360)
(250.000.000)
(1.395.974.027)
0
0
0
TOTAL Penerimaan Pengeluaran :
- Biaya pendidikan dan pelatihan - Pembayaran pajak
ARUS Kas bersih Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Penerimaan :
Pengeluaran : - Pengadaan aktiva tetap - Penambahan Hak Atas Tanah - Peralatan operasi
203.696.190
(180.000.000)
224.131.403
(1.453.616.170)
(430.000.000)
(1.171.842.624)
(1.453.136.516)
(430.000.000)
(1.171.306.671)
- Hutang Sewa Pembiayaan & Lainnya Bersih
(108.232.488)
0
(37.205.436)
TOTAL Pengeluaran
(108.232.488)
0
(37.205.436)
(108.232.488)
0
(37.205.436)
PENURUNAN Bersih Kas Dan Setara Kas
(636.401.682)
(208.592.000)
677.936.182
SALDO AWAL Kas Dan Setara Kas
2.137.484.272
886,205,000
1.501.082.590
SALDO AKHIR Kas Dan Setara Kas
1.501.082.590
677.613.000
2.179.018.772
TOTAL Pengeluaran ARUS Kas bersih Untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN Pengeluaran :
ARUS Kas bersih Untuk Pendanaan
Sumber Data: Diolah
70
Tabel 4.27 PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (PERSERO) UNIT : INNA SIMPANG LAPORAN ARUS KAS PER 31 DESEMBER 2012 dan PER DESEMBER 31 2013 DESKRIPSI
REALISASI PER 31 DES 2012
ANGGARAN PER 31 DES 2013
REALISASI PER 31 DES 2013
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan : - Penerimaan Kas dari Pelanggan
12.731.123.784
21.615.239.000
14.832.179.863
- Penerimaan Bunga & Jasa Giro
4.612.152
18.648.000
17.573.798
12.735.735.936
21.633.887.000
14.849.753.661
- Gaji dan beban pegawai lainnya
(4.918.785.061)
(2.614.320.000)
(5,541,425,641)
- Pembayaran Kepada Rekanan
(6.753.055.498)
(3.097.944.000)
(7,530,786,253)
- Pembayaran pajak
(219.849.941)
(1.444.860.000)
(410,892,114)
- Pengeluaran lain-lain
1.042.402.853
()
(7,464,506,312)
TOTAL Pengeluaran
(10.849.287.647)
(19,078,683,000)
(20,947,610,321)
1.886.448.289
2,587,409,000
(6,933,598,791)
- Penjualan Aset Tetap
535.953
0
(1.251.571)
TOTAL Penerimaan
535.953
0
(1.251.571)
(1.395.974.027)
0
(1.062.429.953)
224.131.403
(140.146.000)
66.791.650
(1.171.842.624)
(140.146.000)
(995.638.303)
(1.171.306.671)
(140.146.000)
(996.889.874)
TOTAL Penerimaan Pengeluaran :
ARUS Kas bersih Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Penerimaan :
Pengeluaran : - Pengadaan aktiva tetap - Peralatan operasi TOTAL Pengeluaran ARUS Kas bersih Untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN Pengeluaran : - Hutang Sewa Pembiayaan & Lainnya Bersih
(37.205.436)
(169.186.488)
TOTAL Pengeluaran
(37.205.436)
(169.186.488)
ARUS Kas bersih Untuk Pendanaan
(37.205.436)
(169.186.488)
PENURUNAN Bersih Kas Dan Setara Kas
677.936.182
1.502.195.474
SALDO AWAL Kas Dan Setara Kas
1.501.082.590
886.205.000
2.179.018.772
SALDO AKHIR Kas Dan Setara Kas
2.179.018.772
886.205.000
3.681.214.246
Sumber Data: Diolah
71
Dari tabel neraca dapat dijelaskan bahwa dari tahun 2009 – 2013 mengalami penurunan yang terdapat di akun aset tetap, dikarenakan telah ditemukan aset tetap yang dijual atau dihapus karena masa ekonomisnya sudah habis. Hal ini berdasarkan laporan neraca pada akun aset tetap tahun 2009 sebesar Rp 13.663.951.754 dan di tahun 2013 turun sebesar Rp 2.031.302.021.
Kemudian pada akun hutang usaha juga semakin
berkurang dari tahun 2009 sebesar Rp 3.654.132.962 turun di tahun 2013 sebesar Rp 3.005.843.084 menandakan bahwa perusahaan mampu membayar hutang usaha. Dari tabel laporan laba rugi dari tahun 2009 – 2013, terjadi kerugian di tahun 2010 sebesar (Rp 87.603.484) karena beban OVERHEAD yang terlalu tinggi dari beban pokok penjualan sedangkan pendapatan tidak dapat menutupi semua beban. Tapi di tahun 2013 mendapatkan laba Rp1.692.087.742,-, dikarenakan pendapatan meningkat dan dapat menutupi semua beban. Dari tabel laporan arus kas dari tahun 2009-2013, saldo kas menjadi bertambah yang semula di tahun 2009 sebesar Rp 1.380.536.791, kemudian pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 3.681.214.246 karena adanya pembayaran piutang dari pelanggan. Menurut teori yang ada akun peralatan termasuk dalam aset lancar pada perusahaan manufaktur. Aset tetap pada PT. Inna Simpang Surabaya, untuk perkiraan peralatan yang seharusnya masuk akun aset lancar tetapi tidak. Karena klasifikasi perusahaan yang bergerak dibidang jasa, jadi PT. Inna Simpang Surabaya mencatat peralatan pada aset tetap berwujud. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Syaiful Bakri selaku Cost Controller di PT. Inna Simpang Surabaya bahwa perusahaan selalu menggunakan kata “beban”
72
dalam pencatatan akuntansi karena dibebankan pada laporan keuangan. Sedangkan selama peneliti di lingkup perkuliahan semua menggunakan kata “biaya” dalam pencatatan akuntansinya. Sebenarnya memang betul menggunakan kata beban karena semua akan di bebankan dalam laporan keuangan yang digunakan.
4.3 Interpretasi 4.3.1 Pengakuan harga perolehan Aset tetap Perhitungan penentuan besarnya harga perolehan aset tetap sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yaitu perusahaan mencatat harga perolehan sebesar Rp 104,500,000 yang terdiri dari harga beli serta biaya-biaya yang ikut timbul hingga aset tersebut dapat digunakan.
4.3.2 Pengukuran jumlah yang harus dicatat atas aset Pengukuran jumlah yang harus dicatat atas aset tetap, pihak manajemen perusahaan menggunakan metode garis lurus dan saldo menurun. Aset tetap dicatat sesuai biaya perolehan dikurangi nilai sisa di bagi dengan masa manfaat. Pihak manajemen selalu melakukan pengukuran / pengujian terhadap seluruh aset tetap setiap tanggal neraca (minimal setahun sekali dilakukan pemeriksaan).
73
4.3.3 Pengeluaran yang berhubungan dengan Aset Tetap Pengeluaran yang berhubungan dengan aset tetap pada PT. Inna Simpang Surabaya terdiri dari pengeluaran modal (capital expenditure) dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Syaiful Bakri bahwa pengeluaran modal (capital expenditure) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membeli aset tetap, tambahan komponen aset tetap, dan atau untuk mengganti komponen aset tetap yang ada, dengan tujuan untuk memperoleh manfaat dari aset tetap terkait. Dengan kata lain, pengeluaran-pengeluaran yang tidak dibebankan langsung sebagai beban dalam laporan laba rugi, melainkan dikapitalisasi terlebih dahulu sebagai aset tetap di neraca, karena pengeluaran-pengeluaran ini akan memberikan manfaat bagi perusahaan di masa mendatang. pengeluaran-pengeluaran tersebut akan dicatat dengan cara mendebet akun aset tetap. Nantinya, secara periodik, harga perolehan aset tetap ini akan dialokasikan menjadi beban depresiasi untuk masing-masing periode yang menerima manfaat atas pengeluaran modal tersebut. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah biaya-biaya yang hanya akan memberi manfaat dalam periode berjalan, sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan tidak akan dikapitalisasi sebagai aset tetap di neraca, melainkan aka langsung dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan dimana biaya tersebut terjadi (dikeluarkan). Contoh dari pengeluaran ini adalah beban untuk pemeliharaan dan perbaikan aset tetap. Pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan untuk mempertahankan asset tetap agar selalu berada dalam kondisi operasional yang baik, dikenal sebagai beban
74
pemeliharaan, contohnya adalah pengeluaran untuk pengecatan dinding bangunan, penggantian pelumas mesin, dan sebagainya.
4.3.4 Penghentian Aset tetap Penelitian yang peneliti lakukan pada PT. Inna Simpang Surabaya dari tahun 2009 sampai dengan 2013 di dapati bahwa pihak manajemen perusahaan melakukan penghentian aset tetap saat benda tidak berfungsi, hilang, rusak, dan dijual. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Laba tidak boleh diklasifikasi sebagai pendapatan. Berikut data aset yang dihentikan pemakaian karena masa ekonomis habis: a) Peralatan Grop 1 1. Peralatan kantor 2. Sepeda motor/ sepeda/ becak 3. Peralatan instalasi gas 4. Peralatan tehnik
4.3.5 Menilai kembali aset tetap Menilai kembali aset tetap saat masa manfaat sudah habis tetapi aset tetap masih bisa digunakan. Berikut data aset tetap yang dinilai kembali:
75
a. Peralatan interior dan dekorasi b. Peralatan instalasi laundry c. Instalasi petir d. Perlengkapan lainnya
4.3.6 Pelaporan dan Pengungkapan Aset Tetap Penelitian yang peneliti lakukan pada PT. Inna Simpang Surabaya, yang berhubungan dengan aset tetap disajikan di dalam laporan neraca perusahaan serta laporan laba rugi. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa transaksi-transaksi yang berhubungan dengan aset tetap yang diungkapkan di dalam laporan keuangan yaitu sebagai berikut: a. Pengakuan harga perolehan aset tetap, dicatat sebesar harga perolehan. b. Metode depresiasi yang digunakan Metode depresiasi yang digunakan adalah metode garis lurus dan saldo menurun dengan tarif depresiasi. i.
Bangunan dengan tarif depresiasi 5%
ii.
Peralatan Grop 1 dengan tarif depresiasi 50%
iii.
Peralatan Grop 2 dengan tarif depresiasi 25%
c. Pengakuan beban depresiasi dibebankan langsung ke laporan laba rugi dengan mendebet akun beban depresiasi.
76
d. Pengakuan akumulasi depresiasi yang dicatat pada akhir periode dengan mengurangi harga perolehan aset tetap pada neraca perusahaan. e. Pengakuan penurunan nilai aset diungkapkan di dalam laporan keuangan. f. Penghentian aset tetap
Jadi dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan perlakuan akuntansi aset tetap berwujud terhadap penyajian laporan keuangan pada PT. Inna Simpang Surabaya sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian, pengamatan dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. Inna Simpang Surabaya dalam Perlakuan Akuntansi Aset Tetap terhadap Pengakuan harga perolehan Aset tetap, Pengukuran jumlah yang harus dicatat atas aset tetap, Penghentian Aset tetap, Menilai kembali aset tetap, Pelaporan dan Pengungkapan Aset Tetap sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Perlakuan akuntansi aset tetap sangat berpengaruh dalam laporan keuangan, yang berhubungan dengan harga perolehan aset tetap. Hal ini mempengaruhi biaya operasional dan jumlah laba yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan.
5.2 Saran Dan hasil penelitian dan beberapa kesimpulan yang ada dalam data penelitian ini, maka ada beberapa saran yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melangsungkan hidup perusahaan dan dalarn upaya rneningkatkan efisiensi serta dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan yaitu bagi perusahaan diharapkan untuk lebih menyesuaikan penggunaan akun dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berterima umum. Kemudian pengelompokan aset harus lebih terperinci. Perusahaan harus konsisten dengan penggunaan bahasa dalam laporan keuangan supaya sepadan.