1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah International Financial Reporting Standards (IFRS) yang sebelumnya bernama International Accounting Standards (IAS) diterbitkan untuk mencapai tujuan International Accounting Standards Committee (IASC) yang berubah nama menjadi International Accounting Standards Board (IASB) yaitu menyusun standar pelaporan keuangan internasional yang berkualitas tinggi. Tujuan tersebut sesuai dengan keinginan negara G20 yang melaksanakan pertemuan di London untuk mempunyai a single set of high-quality global accounting standards dalam rangka menyediakan informasi keuangan yang berkualitas di pasar modal internasional. Indonesia sebagai anggota G20 mempunyai komitmen untuk menggunakan standar akuntansi global yang telah disepakati. Untuk menindaklanjuti pertemuan di London tersebut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada Desember 2008 telah mengumumkan rencana konvergensi standar akuntansi lokal yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Rencana pengkonvergensian ini direncanakan akan terealisasi pada tahun 2012. Konvergensi IFRS diharapkan dapat memfasilitasi pertumbuhan di pasar ekuitas Indonesia dengan menyediakan laporan keuangan berkualitas tinggi dan dengan demikian dapat melayani kebutuhan investor dan perusahaan. Tetapi masih terdapat perbedaan pendapat tentang manfaat adopsi IFRS secara konseptual dikalangan akademisi dan praktisi termasuk di Indonesia. commit to user
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pendukung adopsi IFRS berpendapat bahwa konvergensi
IFRS akan
meningkatkan kualitas informasi seperti meningkatkan daya banding dan transparansi pelaporan keuangan di seluruh dunia yang diharapkan dapat mengurangi biaya modal bagi perusahaan (Armstrong et al. 2010). Selain itu ada juga argumentasi bahwa IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi karena penggunaan fair value lebih dapat merefleksikan kondisi ekonomik perusahaan (Barth et al. 2008). Penelitian tentang efek adopsi IFRS mandatory yang dilakukan oleh Zeghal et al. (2012) dan Chua et al. (2012) juga menemukan bahwa penerapan IFRS dapat meningkatkan kualitas akuntansi dan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Capkun et al. (2007), Liu dan Liu (2007), dan Kargin (2013) juga memberikan dukungan atas adopsi IFRS dengan menyatakan bahwa penggunaan IFRS lebih memiliki value relevance dibandingkan sebelum penggunaan IFRS. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Callao et al. (2007), Christensen et al. (2008), Paananen dan Lin (2009), Outa (2011), serta Karampinis dan Hevas (2011) menunjukkan bukti empiris yang bertentangan. Mereka menunjukkan tidak ada peningkatan signifikan dalam kualitas informasi akuntansi setelah adopsi IFRS. Penelitian tentang pengaruh adopsi IFRS pada peningkatan kualitas informasi akuntansi di Indonesia masih sangat terbatas. Seperti halnya dengan negara-negara lain, hasil penelitian yang dilakukan
di Indonesia juga masih menunjukan
perbedaan mengenai peningkatan kualitas informasi akuntansi setelah adopsi IFRS. Penelitian yang dilakukan oleh Rohmah dan Yuni (2013) menyimpulkan bahwa kualitas informasi akuntansi yang diproksikan dengan relevansi
nilai akan
meningkat setelah adopsi IFRS. Demikian juga hasil penelitian Suprihatin dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
Tresnaningsih (2013) menyatakan bahwa pada awal adopsi IFRS laba perlembar saham mengalami peningkatan dalam relevansi nilai sedangkan nilai buku ekuitas tidak meningkat. Tetapi setelah adopsi IFRS berjalan beberapa waktu, relevansi nilai untuk laba perlembar saham dan nilai buku ekuitas sama-sama meningkat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Cahyonowati dan Ratmono (2012) menyatakan bahwa aplikasi standar berbasis IFRS di Indonesia belum dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi yang diproksikan dengan relevansi nilai. Adopsi IFRS harus memperhatikan faktor tambahan seperti pengaturan kelembagaan negara dan insentif perusahaan yang memainkan peran penting dalam menentukan kualitas akuntansi (Ball et al. 2000; Christensen
et al. 2008;
Paananen dan Lin 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Shima dan Yang (2012) juga menjelaskan dampak adopsi IFRS terhadap kualitas laba dipengaruhi oleh hubungan politik dan ekonomi, tingkat ketergantungan pada utang luar negeri dan sistem hukum common law. Penelitian Ball dan Robin (2003) menemukan tidak ada perbedaan dampak adopsi IFRS antara negara yang masuk kluster negara common law dan code law. Sedangkan Amstrong et al. (2010) menemukan terjadi reaksi negatif bagi perusahaan yang berdomisili di negara-negara code law. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya hampir seluruhnya menggunakan sampel dari semua jenis industri. Penelitian ini ingin melihat dampak adopsi IFRS pada satu jenis industri saja yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga penelitian ini bertujuan menguji apakah adopsi IFRS yang telah dimulai secara bertahap pada tahun 2008 dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
meningkatkan kualitas informasi akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menganalisis perubahan kualitas informasi akuntansi pada periode sebelum dan sesudah adopsi IFRS (pre-IFRS period (2007) vs. post-IFRS period (2012). Alasan penggunaan tahun 2007 sebagai data observasi sebelum adopsi karena Indonesia mulai melaksanakan adopsi IFRS bertahap pada tahun 2008. Tahun 2012 digunakan sebagai data observasi sesudah adopsi IFRS karena full adoption mulai dilaksanakan pada tahun 2012. Selain itu, penelitian ini menggunakan proksi yang sama dengan yang dilakukan oleh Liu dan Liu (2007), Barth et al. (2008), Paananen dan Lin (2009), Kousenidis (2010), Kwong (2010), Outa (2011) Agostino (2011), dan Kargin (2013) yaitu kualitas informasi akuntansi diukur dengan proksi relevansi nilai (value relevance). Proksi ini digunakan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barth et al. (2008) yang menyatakan informasi akuntansi yang berkualitas tinggi adalah informasi dengan tingkat relevansi nilai yang tinggi. Konsisten dengan penelitian-penelitian tersebut, penelitian ini menganalisis pengaruh adopsi IFRS secara keseluruhan dan bukan pengaruh dari setiap standar yang diadopsi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi pembaca dan tambahan literatur bagi penelitian selanjutnya mengenai dampak adopsi IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi, terutama bagi negara yang sedang berkembang yang melakukan adopsi secara bertahap. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi regulator dalam hal ini Dewan Standar Akuntasi Keuangan (DSAK) tentang manfaat adopsi IFRS bagi peningkatan kualitas informasi akuntansi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan sebelumnya penelitian ini menganalisis perbedaan kualitas informasi akuntansi pada periode sebelum adopsi IFRS (tahun 2007) dan sesudah adopsi IFRS (tahun 2012) (pre-IFRS period vs. post-IFRS period). Kualitas informasi akuntansi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan proksi relevansi nilai (value relevance) seperti penelitian yang dilakukan oleh Liu dan Liu (2007), Barth et al. (2008), Paananen dan Lin (2009), Kousenidis (2010), Kwong (2010), Outa (2011), Agostino (2011), dan Kargin (2013). Shima dan Yang (2012) dalam penelitiannya menjelaskan dampak adopsi IFRS terhadap kualitas laba dipengaruhi oleh hubungan politik dan ekonomi, tingkat ketergantungan pada utang luar negeri dan sistem hukum common law. Dari hasil penelitian terdahulu terdapat perbedaan hasil penelitian, seperti penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Robin (2003) menemukan tidak ada perbedaan dampak adopsi IFRS antara negara yang masuk kluster negara common law dan code law. Sedangkan Amstrong et al. (2010) menemukan terjadi reaksi negatif bagi perusahaan yang berdomisili di negara-negara code law. Penelitian ini ingin melihat apakah untuk negara yang berkembang seperti Indonesia yang masuk ke dalam kategori negara code law juga mempunyai dampak yang sama atas adopsi IFRS seperti penelitian yang pernah dilakukan oleh negara-negara yang masuk kategori common law seperti Inggris, Amerika dan Australia. Selain itu hampir seluruh penelitian menggunakan sampel perusahaan dari semua jenis industri. Karena masih banyak perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan terdahulu dan penelitian ini ingin fokus pada satu jenis industri saja yaitu perusahaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6 digilib.uns.ac.id
manufaktur, maka penelitian ini ingin memberikan bukti empiris bagaimana dampak adopsi IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi dengan melihat relevansi nilai dari informasi akuntansi tersebut pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Untuk itu pertanyaan penelitian pada penelitian ini adalah seperti di bawah ini: “Apakah adopsi IFRS yang telah dimulai secara bertahap pada tahun 2008 dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?”
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan memberikan bukti empiris apakah adopsi IFRS yang telah dimulai secara bertahap pada tahun 2008 dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a. Sebagai salah satu sumber informasi bagi pembaca dan tambahan literatur bagi penelitian selanjutnya mengenai dampak adopsi IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi, terutama bagi negara yang sedang berkembang yang melakukan adopsi secara bertahap. b. Memberikan kontribusi bagi regulator dalam hal ini Dewan Standar Akuntasi Keuangan (DSAK) tentang manfaat adopsi IFRS bagi peningkatan kualitas informasi akuntansi untuk perusahaan manufaktur. commit to user