1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ditengah merosotnya prestasi olahraga secara Nasional maupun Internasional, dipenghujung tahun 2005 lahir Undang-Undang No. 3 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Besar harapan kita dengan diundangkannya Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional tersebut dapat menjadi dasar yang kuat untuk membangun pilar-pilar Keolahragaan Nasional yang dapat dibanggakan dalam mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa dan Negara. Kelahiran Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional merupakan momentum strategis yang harus dimanfaatkan oleh seluruh elemen keolahragaan dalam mengkonsolidasikan pembinaan prestasi olahraga secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Untuk itu, perlu melakukan reposisi dan repitalisasi kelembagaan serta peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pelaku olahraga, sehingga proses pembinaan berjalan dengan baik dan dapat berdaya dan berhasil guna secara optimal. Didalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional pada pasal 34 ayat 2 disebutkan, “Pemerintah Kabupaten/Kota wajib mengelola sekurangkurangnya satu cabang olahraga unggulan yang bertaraf Nasional dan/atau 1
2
Internasional”. Dari isi pasal 34 ini suatu daerah harus bisa memprioritaskan minimal satu cabang olahraga yang diunggulkan memungkinkan untuk memperoleh prestasi. Melihat wilayah Indonesia yang luas, merupakan kumpulan berbagai daerah dan pulau yang berpenduduk beranekaragam kultur, sifat dan postur tubuh serta hidup berbagai daerah yang beraneka ragam karakteristik geografisnya, maka prioritas pembinaan cabang olahraga perlu dibedakan antara daerah yang satu dengan yang lain. Hal ini dilandasi pula oleh keterbatasan sumber dana secara nasional maupun masing-masing daerah sehingga organisasi sebagai wadah pembinaan melalui dari usia dini sampai ketingkat usia prestasi diarahkan untuk meletakkan prioritas sesuai dengan potensi yang ada didaerah masing-masing. Kabupaten Mandailing Natal yang berdiri baru berapa tahun setelah pemekaran Kabupaten Tapanuli Selatan yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Syarwan Hamid pada tanggal 9 Maret 1999 di kantor Gubernur Sumatera Utara di Medan. Setelah berapa tahun kemudian baru pada tanggal 12 September 2006 Kabupaten Mandailing Natal membentuk Dinas Pemuda dan Olahraga di Kabupaten Mandailing Natal akan dapat memberi kebijakan, pembinaan dan pengembangan keolahragaan didaerah tersebut. Informasi dari Dispora Mandailing Natal, bahwa pembinaan berjenjang dan berkelanjutan cabang-cabang yang dibina oleh Disporabudpar Mandailing Natal ada 12 cabang olahraga antara lain: cabang Atletik, Pabbsi, Catur, Gulat, Pencak Silat, Bola Volly, Sepak Bola, Tinju, Bulu Tangkis, Sepak Takraw, Tennis
3
Meja, Ju-Jitsu. Sedangkan prasarana olahraga yang sudah ada di Mandailing Natal gedung serba guna, gedung bulu tangkis, pedopokan silat, pertina, lapangan tennis lapangan dan stadion masih dalam tahap pembangunan. Apakah dengan kondisi, keadaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Mandailing Natal mempunyai prioritas cabang olahraga yang diunggulkan yang memungkinkan memperoleh prestasi. Untuk melahirkan atlet yang berprestasi baik ditingkat Nasional maupun Internasional tentu terus dibina secara sistematis, tersistem dan terstruktur dengan memperhatiakan berbagai kondisi, situasi dan kendala yang ada. Prinsip-prinsip yang universal untuk mewujudkan olahraga unggulan tentu harus memperhatikan hal seperti faktor sejarah, faktor geografis, faktor kebijakan pemerintah daerah, faktor sumber daya manusia, faktor dukungan sarana dan prasarana, faktor peran serta masyarakat. Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, kemudian mengangkatnya menjadi sebuah skripsi dengan judul “ Analisis Olahraga Prestasi Yang Dapat Diunggulkan di Kabupaten Mandailing Natal Menurut Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Tahun 2005” .
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapatlah dibuat suatu gambaran tentang permasalahan yang dihadapi. Dalam penelitian ini masalah yang diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut: Bagaimana perkembangan olahraga di Kabupaten Mandailing Natal? Bagaimana faktor sejarah olahraga di Kabupaten Mandailing Natal? Bagaimana faktor geografis di Kabupaten Mandailing Natal? Bagaimana faktor kebijakan pemerintah daerah terhadap olahraga di Kabupaten Mandailing Natal? Bagaimana faktor sumber daya manusia di Kabupaten Mandailing Natal? Bagaimana faktor dukungan sarana dan prasarana di Kabupaten Mandailing Natal? Bagaimana faktor peran serta masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal? Olahraga apa yang menjadi unggulan di Kabupaten Mandailing Natal? C. Pembatasan Masalah Dari sekian banyak masalah yang dikemukakan dalam identifikasi masalah diatas maka untuk memfokuskan sasarannya peneliti melakukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pada analisis olahraga prestasi yang dapat diunggulan di Kabupaten Mandailing Natal menurut undang-undang sistem keolahragaan nasional tahun 2005. Dengan melihat faktor sejarah, faktor geografis, faktor kebijakan pemerintah daerah, faktor sumber daya manusia, faktor dukungan sarana dan prasarana, faktor peran serta masyarakat.
5
D. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah,
identifikasi
masalah
dan
pembatasan masalah maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut olahraga apakah yang dapat diunggulkan di Kabupaten Mandailing Natal ? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka setiap penelitian memiliki tujuan yang hendak dicapai. Dalam penelitian ini tujuannya adalah untuk mengetahui olahraga prestasi yang dapat diunggulkan di Kabupaten Mandailing Natal. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1.
Memberi informasi tentang faktor kendala yang dihadapi dalam pembinaan olahraga di Kabupaten Mandailing Natal.
2.
Sebagai salah satu masukan dalam usaha membina olahraga khususnya di Kabupaten Mandailing Natal.
3.
Dapat menjadi bahan pertimbangan, kebijakan dan mengambil keputusan dalam rangka memajukan pembangunan olahraga di Kabupaten Mandailing Natal.
4.
Dapat menjadi motivasi bagi pemerintah dan masyarakat khususnya di kabupaten Mandailing Natal dalam meningkatkan pembangunan dan
6
pembinaan olahraga prestasi sehingga dapat berdaya saing dalam era globalisasi. 5.
Bagi penulis untuk menambah ilmu pengetahuan olahraga khususnya perkembangan olahraga di Kabupaten Mandailing Natal.