1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam sebagai salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar, merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai Tuhan Yang Maha Esa. Sejalan dengan itu maka Ilmu Pengetahuan Alam menurut Trianto (2007:102) Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang diperoleh melalui pengumpulan data, eksperimen, pengamatan, dan deduksi yang nantinya akan menghasilkan suatu penjelasan mengenai sesuatu hasil yang dapat dipercaya dan dapat dibuktikan kebenaranya. Pendidikan diwujudkan melalui proses belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Proses ini berlangsung melalui interaksi antara guru dengan siswa dalam situasi yang bersifat mendidik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru harus memiliki pemahaman dan kreatifitas dalam mengaplikasikan metode belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran, pemilihan metode belajar juga harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Sebagai guru Sekolah Dasar (SD) yang mengajar mata pelajaran IPA, sebaiknya guru bisa mengaplikasikan metode belajar dengan tepat, sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses yang
1
2
dimiliki oleh siswa. Secara umum, dalam pelajaran IPA siswa dituntut untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajarannya. Apabila kegiatan belajar mengajar berfokus pada keaktifan siswa, maka proses belajarnya akan lebih bermakna. Berdasarkan wawancara proses pembelajaran di SDN Sukomulyo 03 Pujon Kabupaten Malang, khususnya mata pelajaran IPA materi Fotosintesis dikarenakan bahwa dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab. Guru mengajar mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan media yang menunjang proses pembelajaran. Diharapkan dengan proses pembelajaran tersebut, siswa dapat berperan aktif dan indikator yang diharapkan dalam KTSP dapat tercapai. Berbagai permasalahan yang mengganggu proses pembelajaran yaitu, (1) Motivasi yang ditunjukkan siswa pada pembelajaran masih rendah, (2) Pelaksanaan pembelajaran di lapangan melalui belajar kelompok masih jarang, (3) Umumnya siswa cenderung pasif, hanya menerima apa yang disampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat, bertanya, serta menjawab pertanyaan, (4) Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa tidak berani menjawab, (5) Nilai yang diperoleh siswa masih di bawah standar ketuntasan belajar, dimana KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang digunakan adalah 75. Penyebab rendahnya hasil belajar tersebut antara lain Faktor dari guru, kurang bervariasi dalam penggunaan metode karena minimnya peralatan, dan terlalu sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
3
saja. Sedangkan faktor dari siswa, kurang melakukan eksperimen yang memadai untuk pembelajaran IPA yang membutuhkan penalaran dan pembuktian konsep/teori karena kurang tersedianya peralatan eksperimen di sekolah. Sedangkan siswa hanya diberi pembelajaran dengan konsep-konsep saja tanpa praktikum. Siswa tidak memiliki motivasi belajar dan siswa hanya bersifat pasif yang hanya duduk dan mendengarkan ceramah dari guru, media dan sumber belajar yang digunakan hanya LKS dan buku paket. Sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar. Umumnya materi pembelajaran IPA membutuhkan pembuktian dan pengalaman nyata bagi siswa dalam mempelajarinya. Untuk itu dibutuhkan metode yang tepat dalam memperoleh pengalaman nyata tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pemerolehan pengalaman belajar yang nyata bagi siswa adalah metode eksperimen. Dagun (dalam Supriadie, 2012:147) mendefinisikan Eksperimen dalam bahasa inggris disebut experiment, dan dalam bahasa latin disebut experimentum, expiri yang berarti mencoba. Eksperimen disebut sebagai metode pokok untuk mengungkapkan dan menguji sesuatu kebenaran dengan jalan percobaan. Metode eksperimen sebagai metode pembelajaran merupakan cara membelajarkan siswa untuk melakukan uji coba, untuk memperoleh pembuktian dari hasil uji coba sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa metode eksperimen merupakan metode yang mengungkap dan menguji suatu kebenaran dengan melakukan percobaan sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.
4
Metode eksperimen sebagai suatu metode pengembangan ilmu akan mampu merangsang sikap ilmiah siswa melalui percobaan sendiri secara sederhana, dan membuktikan kebenaran kata-kata yang selama ini diketahuinya tapi kurang difahami maknanya. Karena itu metode eksperimen merupakan salah satu metode yang cocok dilakukan di SD dalam bentuk eksperimen. Hasil-hasil penelitian terdahulu dengan menggunakan metode eksperimen yaitu Clara (2012) Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada Pelajaran Sains Materi Pokok Perpindahan Energi di Kelas VI SD Negeri No. 104234 Medan Senembah Kab. Deli Serdang Tahun Ajaran 2010/2011. Melalui metode eksperimen siswa akan lebih aktif dalam melakukan percobaan di kelas serta meyakini kebenarannya setelah melakukan percobaan suatu objek tersebut secara langsung. Dengan menggunakan metode eksperimen, tanggung jawab siswa pun akan semakin terlatih yang akhirnya akan meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Sains. Adapun penelitian lainnya yaitu Muna (2009) Pengajaran Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dengan Metode Eksperimen pada Siswa Sekolah Dasar. Penerapan pengajaran pokok bahasan pesawat sederhana dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan pengajaran pokok bahasan pesawat sederhana dengan metode eksperimen juga meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam pelaksanaan pengajaran.
5
Latar belakang dari penelitian ini berawal dari temuan pelaksanaan pembelajaran IPA serta hasil belajar yang dirasa belum optimal, guru kurang mengembangkan potensi siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar, khususnya pelajaran IPA. Yang diberikan pada siswa hanya berupa catatan dan hafalan-hafalan materinya saja. Penggunaan media dan model pembelajaran jarang dilakukan sehingga pelajaran jadi membosankan. Siswa tidak termotivasi, tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran berdampak hasil kurang memuaskan. Oleh karena itu agar peserta didik memperoleh hasil yang optimal maka penulis akan mencoba menerapkan metode eksperimen agar tercapai hasil belajar peserta didik kelas V yang diharapkan yaitu mencapai nilai di atas KKM 75. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memfokuskan untuk meneliti bagaimana pengaruh metode eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar siswa, terutama siswa sekolah dasar. Karena itu penelitian ini diberi judul: “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Fotosintesis Melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas V SDN Sukomulyo 03 Pujon Kabupaten Malang”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut: 1. Penggunaan metode ceramah yang dominan 2. Siswa tidak tertarik pada penjelasan guru
di
atas,
maka
dapat
6
3. Siswa tidak merespon pertanyaan yang diberikan guru 4. Siswa tidak berani bertanya.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang fotosintesis pada siswa kelas V SDN Sukomulyo 03 Pujon Kabupaten Malang? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan fotosintesis dengan menggunakan metode eksperimen dalam pelajaran IPA di SDN Sukomulyo 03 Pujon Kabupaten Malang?
D. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran IPA pada Pokok Bahasan Fotosintesis dengan menggunakan metode eksperimen. Lebih rinci tujuan dimaksud sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang fotosintesis pada siswa kelas V SDN Sukomulyo 03 Pujon Kabupaten Malang. 2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan fotosintesis dengan menggunakan metode eksperimen dalam pelajaran IPA di SDN Sukomulyo 03 Pujon Kabupaten Malang.
7
E. Manfaat Penelitian Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat
dalam
kematangan dan profesionalisme guru di Sekolah Dasar sehingga dapat dijadikan sebagai wahana alat pembaharuan yang lebih praktis dan dapat dipertanggungjawabkan khususnya dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran IPA. 1. Bagi Siswa a. Dapat meningkatkan motivasi belajar. b. Dapat meningkatkan prestasi belajar. c. Dapat memberikan pengalaman yang bermakna bahwa belajar IPA tidak membosankan tetapi menyenangkan sehingga menimbulkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA. 2. Bagi Guru a. Meningkatkan rasa percaya diri pada guru. b. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. c. Dapat
menumbuhkan
motivasi
untuk
meningkatkan
mutu
pembelajaran IPA melalui perbaikan pembelajaran di kelas. 3. Bagi Peneliti a. Menambah wawasan dan disiplin ilmu pada umumnya dan penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA khususnya. b. Dapat memperbaiki proses pembelajaran yang dikelolanya. c. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
8
d. Memberikan dorongan dan semangat bagi peneliti lain untuk menemukan sesuatu yang berguna bagi dunia pendidikan. 4. Bagi Sekolah a. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan atau kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut b. Memberikan sumbangan yang positif bagi kemajuan sekolah yang tercermin dari peningkatan kemampuan professional pada guru, perbaikan proses dan hasil belajar siswa serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah tersebut. c. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada sekolah.
F. Batasan Istilah Berdasarkan penjelasan yang ada pada rumusan masalah, maka batasan istilah yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut: 1. Metode Eksperimen Eksperimen merupakan serangkaian percobaan yang dilakukan oleh eksmerimenter (peneliti yang bereksperimen) dalam sebuah laboratorium atau ruangan yang sudah ditentukan (Romlah, 2010:31). 2. IPA Menurut H.W Fowler (dalam Trianto, 2012:136) bahwa IPA adalah
pengetahuan
yang
sistematis
dan
dirumuskan,
yang
berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.
9
3. Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau. Proses fotosintesis ini memerlukan bantuan sinar matahari. Fotosintesis berlangsung di bagian daun. Namun proses ini terkadang juga terjadi di bagian lain yang mengandung klorofil. Klorofil merupakan zat warna warna hijau pada tumbuhan. Klorofil berfungsi untuk menyerap energi cahaya matahari. 4. Hasil Belajar Menurut
Reigeluth
(dalam
Suprihatiningrum,
2013:37)
berpendapat bahwa hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda. Ia juga mengatakan secara spesifik bahwa hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan (khusus) perilaku (unjuk kerja).